Anda di halaman 1dari 15

“ASPEK-ASPEK PSIKOLOGI”

Makalah Ini Dipersentasikan Pada Mata Kuliah Psikologi


Manajemen

Dosen Pengampu : Fitri Nasution, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok

Farisa Nabila Putri


NIM : 2020. 153. 1302

Darmawan
NIM : 2020. 153. 1353

Muhammad Iskandar
NIM : 2020. 153. 1323

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2023
1
2

KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Aspek-Aspek
Psikologi”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok tahun akademik 2023

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Mei 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kecerdasan............................................................................................2
B. Kedewasaan Emosi...............................................................................6
C. Proses Persepsi.....................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran...................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam diri manusia mempunyai kelebihan maupun kekurangan.
Kelebihan tersebut dapat berupa dalam bidang pengetahuan
keterampilan berbicara dan lain sebagainya. Kelebihan maupun
kelemahan tersebut dapat dipengaruhi dengan yang dinamakan
kecerdasan. Kecerdasan ini dapat meliputi Kecerdasan Intelektual (IQ)
Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Kecerdasan Emosi (EQ). Dari berbagai
hasil penelitian telah banyak terbukti bahwa kecerdasan emosi memiliki
peran yang lebih signifikan disbanding Kecerdasan Intelektual (IQ).
Kecerdasan Otak (IQ) berperan sebatas syarat minimal meraih
keberhasilan namun kecerdasan emosilah yang sesungguhnya
mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi. Terbukti banyak
orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi terpuruk di tengah
persaingan. Sebaliknya nenyak yang mempunyai kecerdasan
intelektual biasa-biasa saja justru sukses menjadi bintang-bintang
kinerja pengusaha-pengusaha sukses dan pemimpin-pemimpin di
berbagai kelompok. Di sinilah Kecerdasan Emosi (EQ) membuktikkan
eksistensinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kecerdasan?
2. Apa saja Kedewasaan Emosi?
3. Apa proses persepsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kecerdasan
2. Untuk mengetahui Kedewasaan Emosi
3. Untuk mengetahui Proses Persepsi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aspek Kecerdasan


Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik
cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika
mendengar keterangan. Kecerdasan adalah kesempurnaan
perkembangan akal budi. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam hal ini adalah
masalah yang menunt XFNut kemampuan fikiran.1
Kecerdasan atau yang biasa disebut dengan inteligensi berasal
dari bahasa Latin “intelligence” yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind
together).2Bagi para ahli yang meneliti istilah inteligensi memberikan
bermacam-macam arti. Menurut mereka kecerdasan merupakan
sebuah konsep yang bisa diamati tetapi menjadi hal yang paling sulit
untuk didefinisikan. Hal ini terjadi karena inteligensi tergantung pada
konteks atau lingkungannya.
Menurut Dusek kecerdasan dapat didefinisikan melalui dua jalan
yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif kecerdasan
adalah proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur
dengan tes inteligensi sedangkan secara kualitatif kecerdasan
merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk bagaimana
menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan
dengan dirinya. Howard Gardner berpendapat kecerdasan adalah
kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang
bernilai bagi budaya tertentu.3
Alfred Binet merupakan seorang tokoh perintis pengukuran
inteligensi ia menjelaskan bahwa inteligensi merupakan kemampuan
1
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya : Apollo, 2006), Hlm. 141
2
Uswah Wardiana, Psikologi Umum, (Jakarta: Pt. Bina Ilmu, 2004), Hlm.159
3
Akyas A. Hari, Psikologi Umum Dan Perkembangan, ( Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2004), Hlm.
141

2
3

individu mencangkup tiga hal. Pertama, kemampuan mengarahkan


pikiran atau mengarahkan tindakan artinya individu mampu
menetapkan tujuan untuk dicapainya Kedua, kemampuan untuk
mengubah arah tindakan bila dituntut demikian artinya individu mampu
melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan tertentu. Ketiga,
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto kritik
artinya individu mampu melakukan perubahan atas kesalahan.4
Lebih lanjut, Raymond Bernard Cattel mengklasifikasikan
kemampuan mental menjadi dua macam, yaitu inteligensi fluid (gf) dan
inteligensi crystallized. Inteligensi fluid merupakan kemampuan yang
berasal dari faktor bawaan biologis yang diperoleh sejak kelahirannya
dan lepas dari pengaruh pendidikan dan pengalaman. Sedangkan
inteligensi crystallized merupakan kemampuan yang merefleksikan
adanya pengaruh pengalaman pendidikan dan kebudayaan dalam diri
seseorang inteligensi ini akan meningkat kadarnya dalam diri
seseorang seiring dengan bertambahnya pengetahuan pengalaman
dan keterampilan yang dimiliki oleh individu. Karakteristik dari
inteligensi fluid cenderung tidak berubah setelah usia 14 atau 15
tahun sedangkan inteligensi crystallized masih dapat terus berkembang
sampai usia 30 - 40 tahun bahkan lebih. 5
Berdasarkan pengertian kecerdasan di atas dapat disimpulkan
bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam hal ini adalah masalah yang menuntut
kemampuan fikiran serta dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
Macam-macam kecerdasan menurut para ahli psikologi di dunia
menyimpulkan terkait dengan pemetaan kecerdasan seseorang dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu kecerdasan intelektual kecerdasan

4
T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal
Anak, (Yogyakarta: Amara Books, 2005), Hlm. 19
5
Ibid,…,Hlm.21
4

emosional dan kecerdasan spiritual. Ketiga kecerdasan ini merupakan


kecerdasan personal yang melekat pada pribadi seseorang. 6
1. Definisi Kecerdasan
Awal abad ke 20 satu-satunya kecerdasan yang dikenal adalah
kecerdasan intelektual adalah suatu kecerdasan yang digunakan
untuk berpikir rasional yaitu cara berpikir linier yang meliputi
kemampuan berhitung menganalisa sampai mengevaluasi dan
seterusnya. Manusia yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi
kecerdasan otaknya seringkali diperumpamakan dengan
kecanggihan kecerdasan komputer. sampai pola berpikir kecerdasan
intelektual ini merasuk kuat ke dalam ingatan kolektif masyarakat
bahwa memiliki kecerdasan intelektual tinggi menjamin kesuksesan
Hidup dan sebaliknya memiliki kecerdasan intelektual sedang saja
apalagi rendah begitu suram masa depannya.
Alhasil dalam kurun waktu hampir 100 tahun lamanya
kecerdasan intelektual merupakan satunya parameter kecerdasan
manusia sehingga seorang anak yang memiliki IQ yang tinggi
menjadi kebanggan orang tua padahal kecerdasan itu tidak
menjamin seseorang berkembang dan sukses dalam hidupnya.
dikarenakan kecerdasan intelektual tidak mengukur kreativitas
kapasitas emosi nuansa spiritual dan hubungan sosial. kecerdasan
intelektual hanya menyumbangkan sekitar 4 persen bagi
keberhasilan hidup. Paling penting keberhasilan 90 persen
ditentukan oleh kecerdasan lain.7
Kecerdasan intelektual juga lazim disebut sebagai intelegensi
yang merupakan kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang untuk
menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks
dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik. inteligensi

6
Rustam Hanafi, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional Dan Performa Auditor
( Semarang : Universitas Islam Sultan Agung Semarang), Hlm. 22
7
Rus’an, Spiritual Quotient (Sq): The Ultimate Intelligence, (Palu : Jurnal Lentera
Pendidikan, Vol. 16 2013),Hlm.93
5

adalah kemampuan bertindak dengan menetapkan suatu tujuan


untuk berfikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya secara memuaskan.
Kecerdasan Intelektual (IQ) merupakan kemampuan untuk
memecahkan masalah secara logis dan akademis. 9 Secara garis
besar integensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berfikir secara rasional. Oleh karena itu inteligensi tidak dapat
diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir
rasional itu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses kognitif secara rasional dan menggunakan daya pikir tersebut
dalam memahami situasi yang baru.
2. Aspek kecerdasan
Istilah inteligensi digunakan dengan pengertian yang luas dan
bervariasi tidak hanya oleh masyarakat umum tetapi juga oleh
anggota-anggota berbagai disiplin ilmu Sternberg berpendapat
bahwa inteligensi bukanlah kemampuan tunggal dan seragam tetapi
merupakan komposit dari berbagai fungsi. Istilah ini umumnya
digunakan untuk mencakup gabungan kemampuan yang diperlukan
untuk bertahan dan maju dalam budaya tertentu. Menurut Stenberg
kecerdasan intelektual memiliki 3 aspek yaitu: 8
a. Kemampuan memecahkan masalah
b. Intelegensi verbal
c. Intelegensi praktis

8
Febri Sulistiya, Pengaruh Tingkat Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Pada Siswa Di
Smpn 15 Yogyakarta, (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), Hlm.15
6

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa aspek-


aspek kecerdasan intelektual yaitu kemampuan memecahkan masalah,
intelegensi verbal dan intelegensi praktis

B. Aspek Kedewasaan Emosi


1. Pengertian Emosi
Sebelum mendefinisikan tentang kematangan emosi terlebih
dahulu penulis membahas pengertian emosi. Secara harafiah
menurut Oxford English Dictionary (dalam Goleman, 1999). Emosi
didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pengolahan pikiran
perasaan nafsu setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-
luap. emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran khasnya suatu
keadaan biologis psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.9
Para ahli psikologi mendefinisikan emosi dengan berbagai
tinjauan keberadaan emosi sendiri merupakan peranan penting
dalam setiap individu dalam kehidupan ini. Dari segi etimologi emosi
berasal dari kata bahasa latin movere yang berarti menggerakkan
move yang berarti bergerak dan yang memberi arti bergerak
menjauh.
Sejalan dengan usia seseorang emosi dalam diri individu akan
terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase
perkembangan yang didukung oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal misalnya usia dan lingkungan keluarga sedangkan
faktor eksternal seperti pasangan teman sebaya lingkungan dan
masyarakat. Dibawah ini dijelaskan beberapa definisi emosi menurut
beberapa tokoh :

9
Daniel Goleman, Working With Emotional Inteligence, Terj. Alex Tri Kantjono Widodo,
Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi ( Jakarta : Pt Gramedia Pustaka
Utama, 2005), Hlm. 153
7

Emosi adalah perasaan yang kita alami dimana sebagai suatu


yang terangsang dari organism mencakup perubahan-perubahan
yang disadari yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.
emosi adalah perasaan yang dialami individu. Berbagai emosi
yang muncul disebut dengan berbagai nama seperti sedih gembira,
kecewa, semangat, marah, benci dan cinta.10 Sebutan yang
diberikan kepada perasaan tertentu mempengaruhi bagaimana
individu itu berpikir mengenai perasaan itu dan bagaimana
individu bertindak
emosi sebagai suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan
efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku serta mengejawantah
dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara psikofisik
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika emosi bahagia
meledak-ledak ia secara psikis memberi kepuasan tapi secara
fisiologis membuat jantung berdebar-debar atau langkah kaki
menjadi terasa ringan. Juga tak terasa berteriak puas kegirangan
namun hal-hal yang disebutkan tidak sespesifik terjadi pada semua
orang dalam seluruh kesempatan.
emosi adalah suatu yang mendorong terhadap sesuatu dalam
diri manusia emosi merupakan penyusunan organis yang timbul
secara otomatis pada diri manusia dalam menghadapi situasi
tertentu.11
Masyarakat pada umumnya mengatakan bahwa wanita lebih
dewasa dan lebih matang secara emosional daripada laki-laki.
Berbicara tentang emosi kita mungkin tahu tentang steriotipe utama
tentang gender dan emosi. Wanita lebih emosional dan penuh
perasaan sedangkan laki-laki lebih rasional dan sering

10
Agus Nggermanto, Quantum Quotient Kecerdasan Quantum (Bandung : Nuansa,
2005), Hlm.106
11
Ary Ginanjar Agustian, Esq Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan, (Jakarta:
Arga, 2004), Hlm. 61
8

menggunakan logika. ini sangat kuat dan meresap kesannya pada


budaya masyarakat .12
Dari rangkaian penjelasan diatas dapat disimpulkan emosi
adalah suatua gejala fisiologis yang menimbulkan efek pada
persepsi sikap dan tingkah laku yang mendorong sesuatu dalam diri
manusia yang mencakup perubahan yang disadari yang mendalam
sifatnya dan perkembangannya melewati berbagai fase.
2. Pengertian Kematangan/Kedewasaan
mengartikan kematangan (maturation) sebagai perkembangan
proses mencapai kemasakan atau usia masak proses
perkembangan yang dianggap berasal dari keturunan atau
merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).13
Menurut Desmita kematangan itu sebenarnya merupakan suatu
potensi yang dibawa individu sejak lahir timbul dan bersatu dengan
pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah
lakuindividu. Kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor
keturunan atau bawaan karena kematangan merupakan sifat
tersendiri yang umum dimiliki oleh individu dalam bentuk dan masa
tertentu
Dari pendapat tokoh dapat dikesimpulan bahwa kematangan
adalah sebagai perkembangan proses mencapai kemasakan atau
usia masak yang dibawa individu sejak lahir timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan
tingkah lakuindividu.
3. Aspek Proses Persepsi
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;
dari  preceptio, yang artinya menerima atau mengambil. Adapun
proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan stimulus
yang telah ada didalam otak.

12
Akhmeda Farkhaeni, Pengaruh Kecerdasan Emosional…, Hlm.31
13
Daniel Goleman, Working With Emotional….Hlm.47
9

Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti:


presepsi diri, presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono,
1997; Gerungan, 1987), dan presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994).
Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah yang banyak
digunakan ialah “social perception”. Pada dasarnya , objek berupa
pribadi memberi stimulus yang sama pula.
Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah inti presepsi , yang identic dengan
penyandian-balik dalam proses komunikasi.
John R. Wenburg dan William W. Wilmot, menyebutkan
“presepsi dapat didefinisikan  sebagai cara organisme  memberi
makna” Rudolph F. Verderber, “presepsi adalah proses menafsirkan
informasi indrawi”  (dalam mulyana, 2000: 167).
Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah
pengalaman tentang objek, wisata atau hubungan –hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan. Pengertian ini
memberi pemahaman bahwa dalam persepsi terdapat pengalaman
tertentu yang telah diperoleh individu. Disini, peratau peristiwa yang
dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-
hubungkan pesan yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang
dimaksudkan, kemudian ditafsirkan menurut kemampuan daya
pikirnya sendiri.
Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan
yang tersurat maupun tersirat. Menurut Ruch (1967:300), persepsi
adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan
pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan bermakna
pada suatu situasi tertentu. Persepsi merupakan proses dimana
individu memilih, mengorganisasi,dan menginterpretasi apa yang
dibayangkan tentang dunia disekelilingnya. Persepsi setiap orang
berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada
10

“sesuatu” kepada seseorang/kepada peristiwa. Disini penting untuk


dicatat bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang
mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim membagi info
dengan maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak
suka penerima akan menerima info yang dimaksudkan pengirim.
Persepsiadalah proses internal yang kitalakukanuntukmemilih,
mengevaluasi, dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan
eksternal. Dengan kata lain, persepsi adalah cara kita mengubah
energi-energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang
bermakna.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk secara
sah alasan dengan emosi dan menggunakan emosi untuk
meningkatkan pemikiran. EI (Emotional Intelegent) sebagai kapasitas
untuk alasan tentang emosi, dan emosi untuk meningkatkan pemikiran.
Ini termasuk kemampuan untuk secara akurat memahami emosi, untuk
mengakses dan menghasilkan emosi sehingga dapat membantu
pikiran, memahami emosi dan pengetahuan emosional, dan reflektif
mengatur emosi sehingga untuk mempromosikan pertumbuhan
emosional dan intelektual.
Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk
mengenali makna emosi dan hubungan mereka, dan untuk alasan dan
memecahkan masalah atas dasar mereka. Kecerdasan emosional
terlibat dalam kapasitas untuk merasakan emosi, mengasimilasi
perasaan emosi yang terkait, memahami informasi dari emosi, dan
mengelolanya.
B. Saran
Melalui makalah ini saya berharap semoga pembahasan
mengenai Masyarakat Madani sedikit banyaknya dapat dipahami oleh
pembaca selain itu Saya sebagai penulis mohon ma’af apabila masih
terdapat kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah  ini untuk itu
saya mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan dari makalah saya ini.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Agus Efendi. 2005. Revolusi Kecerdasan abad 21: Kritik MI, EI, SQ,
AQ, dan Successful Intelligence Atas IQ. Alfabeta. Bandung.
Cipta. Ahmad Rivai. 2007. Psykologi Perkembangan Peserta Didik..
Bandung: Kalam Mulia
Anas Sudijono. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Rajagrafindo
Persada.
Depok. Andi ihsan & Hasmiyti. 2012. Menajemen
PenjasorkesOlahraga dan Kesehatan. Badan Penerbit UNM.
Makassar.
Anthony Dio martin. 2011. Emosional Quality Manajement (Edisi 7). HR
Excellency. Jakarta.
Ary Ginanjar Agustian. 2010. Emosional Spiritual Quotient. ARGA
Publishing. Jakarta.
Daniel Goleman. 1998. Kecerdasan emosional : Mengapa EI Lebih
Penting daripada IQ. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Maryana Kuswandi jaya, dkk. 2012. Pengaruh Kecerdasan emosional
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Karawang. JurnalManajemen
Meta Nurita, D.S. 2012. Hubungan antara Kecerdasan emosional
(EQ) dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati Jakarta- Selatan. Jurnal Psikologi. (online)
Metsi daud. 2010. Pengaruh Kecerdasan emosional Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Fakultas Tekinik

Anda mungkin juga menyukai