KECERDASAN JAMAK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun
pembuatan makalah pada tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Makalah ini kami buat
untuk menyelesaikan tentang pembahasan materi Kecerdasan Jamak.
Materi ini kami yakin masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna,
dan untuk itulah kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan dalam penyelesaian
makalah yang akan datang. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah mendampingi kami dalam menyelesaikan makalah dalam materi ini, semoga makalah
ini dapat bermanfaat.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................... 3
BAB II .............................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 4
PENUTUP ........................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
B. Saran ...................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah agar pembaca tahu tentang:
3
1. Untuk mengetahui pengertian jamak
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dari segi terminologi jamak berarti banyak atau lebih dari satu. Berarti
kecerdasan jamak itu kecerdasan yang lebih dari satu. Dalam bahasa aslinya kecerdasan
jamak dikenal dengan istilah Multiple Intellegence (MI). Ada juga yang
menerjemahkannya sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan jamak merupakan
berbagai kemampuan yang dimiliki setiap individu dengan tingkatan yang berbeda-beda.
5
Teori kecerdasan jamak yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi sembilan
kemampuan intelektual. Teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan
intelektual yang diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan
pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa.
Selain itu, juga dilakukan agar kecerdasan majemuk anak bisa berkembang secara
maksimal, sehingga anak yang dalam beberapa kecerdasan kurang menonjol dapat
dibantu dan dibimbing untuk mengembangkan kecerdasan – kecerdasan tersebut.
Kecerdasan jamak adalah teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner untuk
menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki banyak kecerdasan.
Menurut Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi
dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu.
6
untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses
berpikirnya.
Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam
hal:
Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
1. menghitung, menganalisis hitungan
2. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan;
7
3. memperkirakan
4. memprediksi
5. bereksperimen
6. mencari jalan keluar yang logis
7. menemukan adanya pola
8. induksi dan deduksi
9. mengorganisasikan/membuat garis besar
10. membuat langkah-langkah
11. bermain permainan yang perlu strategi
12. berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak
13. menggunakan algoritme
14. Kecerdasan Spasial Visual (Spatial-Visual Intelligence)
Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
1. arsitektur, bangunan
2. dekorasi
3. apresiasi seni, desain, denah
4. membuat dan membaca chart, peta
5. koordinasi warna
6. membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
7. menciptakan dan interpretasi grafik
8. desain interior
9. dapat membayangkan secara detil benda-benda
10. pandai navigasi, arah
8
11. melukis, membuat sketsa
12. bermain game ruang
13. berpikir dalam image atau bentuk
14. memindahkan bentuk dalam angan-angan
15. Kecerdasan Kinestetik Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
1. mengekspresikan dalam mimik atau gaya
2. atletik
3. menari dan menata tari
4. kuat dan terampil dalam motorik halus
5. koordinasi tangan dan mata
6. motorik kasar dan daya tahan
7. mudah belajar dengan melakukan
8. mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
9. membuat gerak-gerik yang anggun
10. pandai menggunakan bahasa tubuh
11. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Kecerdesan musikal atau musical intelligence atau menurut Gardner disebut musical–
rhythmic and harmonic adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan
cara mempersepsi, membedakan, menggubah dan mengekspresikan, misalnya penyanyi,
komposer, penikmat musik, dan lain-lain. Siswa dengan kecerdasan musikal yang
menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentransformasikan
kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar
melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan kosa kata
9
musikal dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah
komposisi musik.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
1. menyusun/mengarang melodi dan lirik
2. bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
3. mudah mengenal ritme
4. belajar dan mengingat dengan irama, lirik
5. menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik
6. memainkan instrumen musik
7. mengenali bunyi instrumen
8. mampu membaca musik (not balok, dll)
9. mengetukkan tangan, kaki
10. memahami struktur musik
11. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
1. mengasuh dan mendidik orang lain
2. berkomunikasi
3. berinteraksi
4. beremphati dan bersimpati
5. memimpin dan mengorganisasikan kelompok
10
6. berteman
7. menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
8. menghormati pendapat dan hak orang lain
9. melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
10. sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
11. kerjasama dalam tim
12. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
1. berfantasi, “bermimpi”
2. menjelaskan tata nilai dan kepercayaan
3. mengontrol perasaan
4. mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
5. menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung
6. introspeksi
7. mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
8. mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
9. memotivai diri
10. mematok tujuan diri yang realistis
11. memahami konflik dan motivasi diri
12. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
11
kecakapan dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya
serta memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
1. menganalisis persamaan dan perbedaan
2. menyukai tumbuhan dan hewan
3. mengklasifikasi flora dan fauna
4. mengoleksi flora dan fauna
5. menemukan pola dalam alam
6. mengidentifikasi pola dalam alam
7. melihat sesuatu dalam alam secara detil
8. meramal cuaca
9. menjaga lingkungan
10. mengenali berbagai spesies
11. memahami ketergantungan lingkungan
12. melatih dan menjinakkan hewan
Menurut Gardner, setiap orang memiliki semua tipe kecerdasan tersebut, tetapi
dalam tingkatan yang bervariasi. Akibatnya, kita cenderung mempelajari dan memproses
informasi dengan cara yang berbeda-beda. Orang mampu belajar dengan baik ketika
mereka dapat mengaplikasikan keunggulan kecerdasan mereka dalam tugas ini.
Penerapan teori Gardner tentang kecerdasan ganda dalam pendidikan anak adalah
memungkinkan mereka menemukan dan mengeksplorasi bidang-bidang dimana mereka
memiliki keingintahuan dan bakat alami. Menurut Garner, seandainya para guru
memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan tubuh, imajinasi, dan indra mereka,
hampir setiap siswa akan menemukan bahwa dirinya sangatlah ahli dalam suatu hal
tertentu.
Bahkan seorang siswa yang tidak memahami satu bidang ilmupun akan
menemukan bahwa dirinya memiliki kekuatan-kekuatan yang setara dengan orang lain.
Seperti di Key School di Indianapolis, setiap siswa dipaparkan pada materi-materi yang
didesain untuk menstimulasi keahlian bahasa, matematika dan permainan fisik. Terlebih
lagi, mereka didorong untuk memahami diri sendiri dan orang lain.[4]
12
McKenzie menggunakan roda domain kecerdasan jamak untuk
memvisualisasikan hubungan tidak tetap antara berbagau kecerdasan. Pertama,
kecerdasan dikelompokkan kedalam 3 wilayah, atau domain, yakni interaktif, analitik,
dan introspektif. Ketiga domain ini dimaksudkan untuk menyelaraskan kecerdasan
dengan siswa yang ada.
Domain Interaktif, yang terdiri atas kecerdasan verbal, interpersonal, dan kinestetik.
Seseorang biasanya menggunakan kecerdasan ini untuk mengekspresikan diri dan
mengeksplorasi lingkungan mereka.
Domain Analitik, terdiri atas kecerdasan musik, logis, dan naturalistik, yang
digunakan oleh seseorang dalam menganalisis data dan pengetahuan. Kecerdasan ini
banyak digunakan untuk menganalisis dan menggabungkan data ke dalam skema
yang sudah ada.
Domain Introspektif, terdiri atas kecerdasan intrapersonal dan visual. Kecerdasan ini
memerlukan keteribatan seseorang untuk melihat sesuatu lebuh dalam dari sekedar
memandang melainkan harus mamou membuat hubungan emosional antara yang
mereka pelajari dengan pengalaman masa lalu.
Orientasi Kurikulum
13
3. Kecerdasan jamak merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelasakan
hal-hal yang dilakukan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran.
4. Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefenisikan secara
jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat
diukur.
5. Penyusun standart kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya didasarkan
pada kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proposional, tidak melulu hanya aspek
kognitif atau spiritual belaka tetapi seimbang dan tepat sasaran.
14
7. Picnic , siswa merancang kegiatan santai diluar sekolah, tidak harus ketempat jauh
dan biaya mahal untuk menggali nilai-nilai sosial, spiritual, keindahan, dan
sebagainya. Ini adalah cara yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan spatial, dan
kecerdasan
8. Camping study, siswa diajak melakukan kegiatan camping dalam rangka belajar.
Kegiatan ini juga tidak harus jauh, bisa dihalaman sekolah. Seperti hal diatas, ini
dapat diterapkan guru untuk membangun kecerdasan spatial, juga intrapersonal.
9. Kerja individu dan kelompok, proses pembelajaran pada intinya adalah pemberian
layanan kepada setiap individu siswa agar mereka berkembang segera maksimal
sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pelayanan secara individual bukan berarti
mengajari anak satu persatu secraa bergantian, melainkan dengan memberikan
peluang sebesar-besarnya kepada setiap individu untuk memperoleh pengalaman
belajra sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan siswa baik
secara individu maupun berkelompok. Cara yang paling biasa untuk mendorong
kerja-regu adalah meminta siswa untuk bekerja dalam suatu regu untuk mencari
jawaban pada pertanyaan, untuk memecahkan suatu masalah. Namun guru harus
berhati-hati agar harapan, toleransi, semangat regu dan pengertian tentang hakikat
pekerjaan hendaklah realistis mengingat keterampilan dan pengalaman siswa-siswa.
Cara berikut dapat dikembangkan untuk membangun
kecerdasan interpersonal dan body kinesthetic.
10. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental, banyak guru yang sudah merasa puas
bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut siswa, baik yang datang dari guru itu sendiri
maupun dari temannya. Cara seperti ini dapat mengembangkan berbagai kecerdasan
seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan bodily kinethetic,dan bahkan kecerdasan
11. Pertanyaan efektif, jika siswa diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat
informasi yang ditemukannya didalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan
sebagainya, maka mereka haruslah aktif mengumpulkan informasi. Pengajuan suatu
pertanyaan menggunakan kata-kata dan ungkapan yang tidak mudah ditemukan di
dalam teks atau naskah. Sehingga mendorong siswa berpikir dan berpendapat tidak
hanya untuk menyalin jawaban, keterampilan ini digunakan untuk mengasah
kecerdasan
12. Membandingkan dan mensintasiskan informasi, pemahaman informasi yang
dikumpulkan dari suber daya dapat ditingkatkan jika siswa-siswa bekerja dalam
15
kelompok dan setiap anggota kelompok diberi sumber data yang berbeda umtuk
digunakan dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang sama. Dengan demikian,
siswa harus membandingkan dan mendiskusikan jawaban yang sudah mereka tuliskan
sehingga hasilnya mereka akan mampu memberi satu jawaban yang memuaskan. Cara
ini digunakan untuk melatih anak dalam kecerdasan linguistic dan logical
mathematical.
13. Mengamati (mengawasi) aktif, sering siswa-siswa tidak berpikir dan belajar aktif pada
waktu menonton vidio. Beberapa orang guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa-siswa untuk dijawab pada waktu mereka menonton video. Biasanya
pertanyaan-pertanyaan itu disajikan dengan susunan dimana jawaban-jawaban akan
muncul didalam video dan ungkapan-ungkapan kunci didalam pertanyaan-pertanyaan
juga terjadi didalam video, sehingga menunjuk pada jawaban. Cara ini digunakan
untuk melatih kecerdasan linguistic dan kecerdasan
14. Peta akibat, metode ini dapat digunakan sebelum atau sesudah siswa-siswa
mempelajari sesuatu topik. Hal itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa
tuntas siswa-siswa dalam memikirkan susatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan
untuk menemukan apakah mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah
dipelajari dalam menganalisis situasi baru. Siswa-siswa diminta untuk
mempertimbangkan semua hasil yang mungkin dari suatu tindakan atau perubahan
dan kemudian hasil-hasil dan akibat sesudah itu. Mereka juga didorong untuk berpikir
tenang. Cara ini digunakan untuk melatih mengembangkan kecerdasan
15. Keuntungan dan kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat melibatkan
siswa-siswa untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan.
Sikap, atau tindakan yang kontroversial (menjadi sengketa). Siswa-siswa bekerja
sebagai satu kelas keseluruhan atau dalam kelompok-kelompok untuk
menggolongkan informasi yang mereka kumpulkan apakah untung atau rugi bagi
mereka sendiri, keluarganya, desa atau masyarakat umumnya. Sesudah itu, siswa –
siswa dapat diminta untuk memutuskan. Ini adalah cara guru untuk mengembangkan
kecerdasan logical mathematical.
16. Permainan peranan konverensi meja bundar, strategi- strategi ini meliputi permainan
peranan atau advokasi untuk kepentingan kelompok komunitas tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu siswa-siswa mengenali bahwa biasanya terdapat suatu
rentang sudut pandang mengenai sesuatu isu dan suatu rentang menafsirkan informasi
tentang isu itu. Pada akhir konverensi meja bundar, siswa-siswa hendaklah didorong
16
untuk memperhatikan semua sudut pandang dan tiba pada suatu keputusan pribadi
tentang isu itu. Metode ini dapat dikembangkan untuk merangsang anak agar terlahir
kecerdasan interpersonalnya dengan baik.
Proses penilaian benar-benar berbasis kelas dan berangkat dari potensi apa yang
dimiliki anak, kemudian kecerdasan apa yang tepat untuk dikembangkan pada dirinya.
Artinya kompetensi yang ditetapkan oleh guru dalam tujuan pembelajaran juga harus
diiringi dengan pertimbangan lain dimana masing-masing anak memiliki keunikan yang
khas, sehingga pengukuran kecerdasannya pun membutuhkan ciri khas
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kecerdasan jamak yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi sembilan
kemampuan intelektual. Teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan
intelektual yang diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas karena tes IQ hanya menekan
pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa.
Kecerdasan jamak adalah teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner untuk
menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki banyak kecerdasan.
Menurut Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi
dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu
B. Saran
Dalam pembahasan makalah ini kami yakin masih memiliki banyak kekurangan.
Kami berharap kritik dan saran kepada seluruh pembaca agar dalam pembuatan
makalah yang akan datang dapat terselesaikan dengan baik. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaiakan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah lAIN Walisongo 2004),
hal. 104.
Anak Meta/ui Pengajaran Islam, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2007), Hal.v
[3] Asep Kurniawan, Pembelajaran dengan Kecerdasan Jamak di Sekolah, Jurnal Psikologi
Pendidikan (Volume 1. No.2, April 2014) Hal. 6-9
19