Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan adalah sebuah keniscayaan dan merupakan sesuatu
yang terus terjadi karena tidak ada yang abadi melainkan perubahan itu
sendiri. Demikian halnya dengan pendidikan yang terus berubah dan
berkembang dari masa ke masa. Sekarang ini kita sudah memasuki abad ke
21 yaitu abad pada milenium ke-3 dalam kalender Gregorian dimana ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat terutama teknologi
informasi yang berdampak pada segala bidang. Tatanan kehidupan yang
mendunia terbentuk karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
atau sering juga disebut era Globalisasi dimana batas antar wilayah dan
negara sudah tidak berarti lagi. Setiap orang mempunyai akses informasi
untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di negara lain. Era globalisasi
menuntut kita untuk dapat bersaing di berbagai bidang. Kemampuan
bersaing inilah yang akan menentukan apakah seseorang bisa survive atau
tidak. Untuk menghadapi era globalisasi yang sudah berlangsung mulai abad
21 ini tentunya kita harus melakukan serangkaian upaya persiapan sejak dini
sehingga kita bisa menghadapi era globalisasi di abad 21 ini dan mampu
menyikapinya, apakah sebuah hambatan, tantangan ataupun peluang.
Sebagai sebuah negara yang memiliki potensi SDA dan SDM yang cukup
banyak Indonesia memiliki peluang untuk mencapai kemajuan pada

berbagai bidang kehidupan. Akan tetapi kita mengalami banyak


hambatan sehingga tidak mampu mengelola potensi yang dimiliki dengan
baik. Hambatan yang paling utama adalah kualitas SDM yang masih

rendah. Terlebih lagi dalam rangka menyongsong Indonesia emas Tahun 2045
dimana Indonesia telah 100 tahun merdeka. Generasi yang

diperkirakan

memegang peranan penting di tahun 2045 terutama adalah peserta didik


yang saat ini sedang duduk di SD, SMP dan SLTA, termasuk juga mereka
yang sedang duduk di perguruan tinggi. Generasi
merupakan

Emas

2045

kekuatan utama untuk membangun NKRI secara efektif

menjadi bangsa yang besar, maju, jaya dan bermartabat.

Itulah

sebabnya,

bangsa

Indonesia

ditantang

dapat

meningkatkan daya saing dihadapan bangsa-bangsa lain dengan cara


meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human resources) yang
dimilikinya. Cara yang paling efektif dan tepat untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia ialah melalui pendidikan. Sepanjang
sejarah pelaksanaan pendidikan Indonesia, belum ada kemajuan yang
luar biasa yang dapat disumbangkan bagi negeri kita ini. Padahal
pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk memajukan suatu
bangsa. Pendidikan juga merupakan tolok ukur perkembangan suatu
negara. Apakah negara tersebut tergolong negara maju atau berkembang
bisa dilihat dari kualitas pendidikannya.
Maju dan tidaknya pendidikan suatu negara bergantung pada peran
pemerintah selaku pembuat kebijakan, serta masyarakat dan komponen
pendidikan lainnya. Pada abad 21 tantangan guru tidak ringan, akan tetapi
semakin berat, tugas

guru

semakin kompleks. Oleh karena itu untuk

menghadapi tantangan yang semakin berat dan tugas yang semakin


kompleks, peningkatan profesionalisme guru harus dapat ditingkatkan
secara kontinyu sesuai dengan perkembangan jaman. Dalam hal ini guru
menjadi tumpuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Hanya
dengan guru yang profesional maka pelaksanaan pendidikan nasional dapat
ditingkatkan mutunya, dan hanya dengan pelaksanaan pendidikan nasional
yang bermutu maka kualitas manusia dapat ditingkatkan. Dengan manusia
yang berkualitas inilah bangsa Indonesia akan mempunyai daya saing yang
memadai di abad 21. Sekarang ini guru telah mendapatkan perhatian yang
besar dari pemerintah melalui pemberian tunjangan profesi, oleh karena itu
guru harus terus berupaya untuk meningkatkan profesionalitas melalui
berbagai

cara,

misalnya

peningkatan

kualifikasi

pendidikan,

bintek,

workshop, dan kegiatan penguatan lainnya. Dilain kata tepatlah kiranya ada
pepatah yang mengatakan jika guru berhenti belajar maka berhentilah
mengajar
Jadi, yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini adalah harapan
adanya pemahaman yang benar mengenai peranan pendidkan (guru) di
abad ke 21

1.2 Pembatasan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dikemukakan
diatas maka dapat di batasi permasalahan makalah ini yaitu seperti apakah
pendidikan di abad 21, apa peranan Guru di abad 21, dan bagaimana guru
menghadapi tantangan perkembangan pendidikan di abad 21.

1.3 Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seperti pendidikan di abad
21, peranan guru di abad 21 dan tantangan pendidikan di abad 21.

1.4 Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa
penambahan pengetahuan serta wawasan penulis dan pembaca tentang
pendidikan di abad 21, peranan guru di abad 21 dan tantangan pendidikan di
abad 21.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Guru dalam Pendidikan
2.1.1 Hakikat Pendidikan
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Berdasarkan

definisi

tersebut

maka

pendidikan

harus

dipersiapkan secara matang mulai dari kualitas guru, kelas, media,


metode, evaluasi dan sarana prasarana pendukung keberhasilan
pendidikan lainnya. Pendidikan harus memperhatikan potensi siswa
baik sikap, pengetahuan dan keterampilannya. Pendidikan juga harus
memuat kurikulum yang bermanfaat bagi peserta didik agar nantinya
tujuan hidup agar bisa bahagia dan membahagiakan orang lain dapat
tercapai.
2.1.2 Definisi Guru
Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Guru
didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih,

menilai,

dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur


pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di jelaskan
bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

2.1.3

Kedudukan Guru
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan

nasionalKedudukan

guru

dan

dosen

sebagai

tenaga

profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional


dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab

2.2 Pembelajaran Abad 21


2.2.1 Karakteristik Abad 21
Mengutip apa yang disampaikan dalam paradigm pendidikan
nasional abad 21 yang dari BNSP dijelaskan bahwa walaupun Abad 21
baru berjalan satu dekade, namun dalam dunia pendidikan sudah
dirasakan adanya pergeseran, dan

bahkan

perubahan yang bersifat

mendasar pada tataran filsafat, arah serta tujuannya. Tidaklah berlebihan


bila dikatakan kemajuan ilmu tersebut dipicu oleh lahirnya sains dan
teknologi komputer. Dengan piranti mana kemajuan sains dan teknologi
terutama dalam bidang cognitive science, bio-molecular, information
technology

dan

nano-science

kemudian

menjadi

kelompok

ilmu

pengetahuan yang mencirikan abad 21. Salah satu ciri yang paling
menonjol

pada

abad

21

adalah

semakin

bertautnya

dunia

ilmu

pengetahuan, sehingga sinergi di antaranya menjadi semakin cepat. Dalam


konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia
pendidikan, telah terbukti semakin menyempitnya dan meleburnya faktor
ruang dan waktu yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan dan

keberhasilan

penguasaan

ilmu

pengetahuan

oleh

umat

manusia.

Karakteristik abad 21 dapat di simpulkan sebagai berikut :


1) Perhatian yang semakin besar terhadap masalah lingkungan hidup,
berikut implikasinya, terutama terhadap: pemanasan global. energy,
pangan, kesehatan, lingkungan binaan, mitigasi.
2) Dunia kehidupan akan semakin dihubungkan oleh teknologi informasi,
berikut implikasinya, terutama terhadap: ketahanan dan sistim
pertahanan, pendidikan, industry, komunikasi.
3) Ilmu pengetahuan akan semakin converging, berikut implikasinya,
terutama terhadap: penelitian, filsafat ilmu, paradigm pendidikan,
kurikulum.
4) Kebangkitan pusat ekonomi dibelahan Asia Timur dan Tenggara,
berikut implikasinya terhadap: politik dan strategi ekonomi, industry,
pertahanan,
5) Perubahan dari ekonomi berbasis sumber daya alam serta manusia
kearah ekonomi berbasis pengetahuan, berikut dengan implikasinya
terhadap: kualitas sumber daya insani, pendidikan, lapangan kerja,
6) Perhatian yang semakin besar pada industri kreatif dan industri
budaya,

berikut implikasinya, terutama terhadap: kekayaan dan

keanekaan ragam budaya, pendidikan kreatif, entrepreneurship,


technopreneurship, rumah produksi.
7) Budaya akan saling imbas mengimbas dengan Teknosains berikut
implikasinya, terutama terhadap: karakter, kepribadian, etiket, etika,
hukum, kriminologi, dan media.
8) Perubahan paradigma Universitas, dari Menara Gading ke Mesin

Penggerak

Ekonomi.

Terdapat

kecenderungan

semakin

meningkatnya investasi yang ditanamkan dari sektor publik ke


perguruan tinggi untuk riset ilmu dasar dan terapan serta inovasi
teknologi/desain yang memberikan dampak pada pengembangan
industri dan pembangungan ekonomi dalam arti luas

2.2.2 Pembelajaran Abad 21

Pada abad 21 ini kreatifitas seseorang sangat menentukan mampu dan


tidaknya seseorang untuk bersaing mendapatkan kehidupan yang layak.
Negara yang memiliki SDM unggul akan lebih maju dibandingkan Negara
yang hanya memiliki SDA yang banyak tetapi rendah kualitas SDMnya.
Oleh karena itu sudah seharusnya pembelajaran di abad 21 ini juga harus
dirubah agar sesuai dengan perkembangan jaman. Dalam menyongsong
pembelajaran di abad 21 ada empat prinsip pokok pembelajaran abad ke
21 yang digagas Jennifer Nichols yaitui:
1. Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa ditempatkan sebagai
subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan
potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan
menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya
mengkonstruksi
kapasitas

dan

pengetahuan
tingkat

dan

keterampilannya,

perkembangan

berfikirnya,

sesuai
sambil

dengan
diajak

berkontribusi untuk memecahkan masalahmasalah nyata yang terjadi di


masyarakat. Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru
menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya. Intervensi guru
masih tetap diperlukan. Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya
membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah
dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi
kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya
masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas
proses belajar yang dilakukannya. Selain itu, guru juga berperan sebagai
pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan
dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilanny
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain.
Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan
nilai-nilai yang dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun
makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan temanteman di kelasnya. Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu
dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang

serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat


dengan mereka. Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru)
seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru)
lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan
penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah
dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan
metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak
terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran
perlu

dikaitkan

dengan

kehidupan

sehari-hari

siswa.

Guru

mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa


terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar
dapat

menemukan

nilai,

makna

dan

keyakinan

atas

apa

yang

sedangdipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehariharinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan
dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society
Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk
terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, mengadakan kegiatan
pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan
melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat
dilibatkan

dalam

berbagai

pengembangan

program

yang

ada

di

masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup,


dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti
asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya. Dengan
kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak
lagi. Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau
tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di
berbagai belahan dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga
digital yang nyata
Sedangkan menurut Lutfianto (2011), beberapa karakter belajar yang
diperlukan di abad ke-21, yaitu:

1. Communication
Pada karakter ini, siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara
lisan, tulisan, dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat
berdiskusi

dengan

teman-temannya

maupun

ketika

menyelesaikan

masalah dari gurunya.


2. Collaboration
Pada karakter ini, siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan
empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Siswa juga
menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada
tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai
standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi
kerancuan.
3. Critical Thinking and Problem Solving
Pada karakter ini, siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang
masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami
interkoneksi antara sistem. Siswa juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
4. Creativity and Innovation
Pada karakter ini, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang
lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

2.3 Tantangan Guru Abad 21


Dari uraian mengenai pembelajaran di abad 21 diatas tanpa kita
sadari selama ini dunia pendidikan di Indonesia mengalami ketertinggalan
jika di bandingkan dengan Negara lain, bahkan untuk ukuran Negara yang
sudah 70 tahun merdeka, kita sudah tertinggal dari Negara-negara lain
yang baru merdeka. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21
gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan teknologi

dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia


tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang
baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan
dengan Negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya
ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun
informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan
Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan
bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber
daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di Negara-negara lain.
Setelah kita amati, Nampak jelas bahwa masalah yang serius
dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai
keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di
berbagai bidang
Di abad 21 ini peran guru menjadi semakin berat dimana guru harus
mampu mengantarkan peserta didik agar menjadi pribadi yang unggul,
yang mampu bertahan dan bersaing di abad 21 ini. Hanya dengan guru
yang profesional pendidikan dapat ditingkatkan mutunya, dan dengan
pelaksanaan pendidikan yang bermutu akan menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Yahya (2010) mengemukakan bahwa tantangan
guru di abad 21 yaitu :
1) Pendidikan yang berfokus pada character building.
2) Pendidikan yang peduli perubahan iklim.
3) Enterprenual mindset.
4) Membangun learning community.
5) Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan
kecerdasan bertindak(hard skills- soft skills).
Dengan

semakin

kompleksnya

tugas

guru

di

masa

ini,

profesionalisme guru harus ditingkatkan. Guru dalam menghadapi era


globalisasi ini perlu menciptakan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif,

10

efektif dan efisien. Pembelajaran yang tepat diterapkan saat ini yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) bukan
lagi guru yang menjadi pusat pembelajaran. Peserta didik dalam
pembelajaran di abad 21 sebagai sentral dan bersifat interaktif. Dengan
demikian guru dalam pembelajaran berperan sebagai fasilitator. Guru perlu
mengembangkan

keterampilan-keterampilan

yang

bermanfaat

untuk

kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Keterampilan tersebut


diantaranya keterampilan memecahkan masalah, keterampilan berpikir
kritis, keterampilan sosial, dan keterampilan belajar. Guru perlu merancang
kegiatan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk dapat berpikir
kritis,

memecahkan

masalah,

dan

sebagainya.

Dalam

proses

pembelajaran, guru menciptakan pembelajaran yang mendorong siswa


agar dapat bekerja sama dalam tim untuk mencari tahu, memecahkan
masalah,

membuat

dan

mengkomunikasikan

hasil

pekerjaannya.

Kemudian pembelajaran bersifat kontekstual sehingga menjadi lebih


bermakna. Para peneliti di dunia mengkategorikan keterampilan yang
diperlukan pada abad 21 menjadi empat kategori diantaranya sebagai
berikut :
1) Ways

of

thinking (Cara

berpikir);

Kreativitas,

berpikir

kritis,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan belajar.


2) Ways of working (Cara kerja dan Komunikasi); Kolaborasi.
3) Tools for working (Alat untuk bekerja); Teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) dan informasi literasi.
4) Skills for living in the world (Keterampilan untuk hidup di dunia);
Kewarganegaraan, kehidupan dan karir, serta tanggung jawab pribadi
dan sosial.
Pada intinya guru perlu menerapkan pilar-pilar pendidikan yang
dicanangkan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to
be, dan learning to live together. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik
tidak hanya mengajarkan pengetahuan saja pada siswanya melainkan
mendidik peserta didik agar menjadi individu yang mandiri, disiplin, kreatif,
dan berakhlak mulia. Seorang guru harus memiliki kepribadian yang patut
diteladani.
Selain inovasi dalam pendekatan pembelajaran, untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan inovatif guru harus memanfaatkan kemajuan

11

teknologi sebagai alat belajar. Guru harus memiliki wawasan yang luas.
Guru perlu melakukan perubahan sistem pembelajaran yang awalnya
bersifat konvensional menjadi sistem pembelajaran yang berbasis ICT
(Information and Communication Technology). Dua hal yang sangat penting
demi ketercapaian guru yang berkualitas yaitu penguasaan teknologi
komputer dan internet. Dengan menguasai dua teknologi tersebut, guru
dapat

memanfaatkannya

untuk

proses

pembelajaran

dan

untuk

mengembangkan kemampuannya.

2.4 Ketrampilan Guru Abad 21


Memasuki abad 21 ini guru dituntut untuk memiliki serangkaian
ketrampilan yang mencerminkan profesionalitasnya. Sebagai ujung
tombak pendidikan. Ketrampilan yang harus dimiliki guru di abad 21 agar
lebih kreatif menurut J.P Downing adalah : (1) terampil mengatur; (2)
terampil melakukan presentasi; (3) terampil dalam bertanya; (4) terampil
membuat rancangan; (5) terampil melaksanakan aktivitas; dan (6)
terampil mencari hubungan.
Guru yang kreatif harus trampil mengatur lingkungan belajar. Guru harus
menciptakan lingkungan yang saling menghargai satu sama lain
sehingga siswa terdorong untuk berkreatifitas tanpa di hina atau di ejek
teman-temannya tetapi justru sebaliknya tercipta suasana saling
menghargai.
Guru yang kreatif harus terampil menyajikan materi secara langsung dan
mengatur cara agar siswa tertarik dan mau merespon apa yang
disampaikannya, bagaimana agar siswa tidak bosan dan tetap menarik
perhatian selama proses pembelajaran
Guru yang kreatif harus terampil mengajukan pertanyaan untuk
merangsang cara berpikir siswa megenai materi yang disampaikan.
Sebaliknya guru yang terampil bertanya kepada siswa juga pasti terampil
menjawab pertanyaan dari siswa sehingga terjadi interaksi dua arah yang
lebih baik.
Guru yang terampil harus mampu merancang proses pembelajaran yang
heterogen, tidak monoton dan memungkinkan siswa selalu terlibat dalam

12

proses pembelajaran. Metode, strategi dan teknik pembelajaran yang


bervariasi akan meningkatkan ketertarikan dan motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran
2.6 Peranan Guru Abad 21
Pendidikan pada saat ini harus bisa membentuk generasi yang dapat
menghadapi era globalisasi, peka terhadap masalah lingkungan hidup,
melek teknologi dan informasi. Siswa harus dibekali dengan kemampuan
untuk

belajar

terus

menerus,

bekerja

sama,

beradaptasi,

dan

menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu paradigma pendidikan yang


berfokus pada penguasaan materi harus diubah sebagaimana yang
sudah di terapkan di beberapa negara maju yang bisa di lihat
perbandingannya pada tabel berkut
Komponen

Pembelajaran

Peran guru
Peran siswa

tradisional
Sebagai sumber belajar
Menerima pengetahuan

Proses belajar

Belajar
pengetahuan

Pembelajaran
modern
Sebagai fasilitator
Menyelesaikan

permasalahan
menguasai Belajar menyelesaikan
masalah

Menurut Sukmadinanta (2006:195) Tujuan seorang guru dalam mengajar


adalah bagaimana dia bisa mempengaruhi perubahan pola tingkah laku
para siswanya. Dalam proses pembelajaran guru harus berperan sebagai
suritauladan yang baik. Tidak menghukum siswa baik secara fisik
maupun psikis, tetapi mengarahkan, mendorong dan memberikan
penghargaan bagi siswa yang berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
Guru harus memahami bahwa semua peserta didik berbeda baik
karakter, sifat ataupun kemampuan kecerdasannya. Oleh karena itu guru
harus memposisikan dirinya sebagai agen off change, contoh dan
inspirasi bagi peserta didik dalam semua aspek. Keberhasilan pendidikan
di abad 21 adalah bagaimana membuat peserta didik tidak cerdas secara

13

intelektual dan emosional, tetapi juga cerdas religious, bahkan menurut


Whitehead (19957:26) : the essence of education is that it be religious.
Sehingga harapannya dalam menjalani kehidupan pada abad 21 yang
semakin kompleks dan menuntut persaingan yang tinggi, diharapkan
generasi penerus bangsa Indonesia tetap memiliki nilai karakter budaya
yang khas, dan tetap dihargai oleh bangsa lain.

BAB 3
PENUTUP

14

3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, tak lepas dari peran serta
pemerintah dan masyarakat. Guru sebagai ujung tombak suksesnya
pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus. Salah satu peran
pemerintah dalam memajukan pendidikan diantaranya adalah memberikan
tunjangan sertifikasi yang diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme
guru dalam pembelajaran juga dalam kesejahteraan. Dengan adanya
sertifikasi seharusnya guru mengalokasikan

tunjangan profesi yang

diperolehnya untuk pemenuhan alat pembelajaran, melengkapi literatur /


referensi, mengikuti seminar, workshop, pelatihan, serta melengkapi sarana
yang relevan di abad 21, bukan malah mengalokasikan tunjangan profesi
untuk keperluan yang lain. Upaya peningkatan kemampuan profesional tidak
seharusnya

berhenti

ketika

guru

memperoleh

ijazah

pendidikan

keguruannya. Akan tetapi harus terus dikembangkan melalui pembinaanpembinaan. Guru memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai agen off
change dan inspirasi dalam menghadapi perubahan IPTEK yang semakin
pesat tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa agar
bangsa Indonesia mampu bersaing secara Global.

3.2 Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar peningkatan dan perbaikan
sosial profesi guru dengan adanya tunjangan profesi, di ikuti upaya upaya
peningkatan profesionalitas dan pembinaan guru. Seluruh pihak yang terkait
dalam pendidikan diharapkan terlibat secara aktif memajukan dunia
pendidikan, peningkatan kualitas guru sejak proses pencetakan dan
rekruitmen agar guru nantinya kedepan menjadi pribadi-pribadi guru yang
profesional, berkarakter, otonom dan kreatif serta cerdas, menginspirasi
menuju abad 21.

Daftar pustaka
Downing.J.1997. Creative Teaching : Ideas To Boost Student
Interest.Colorado :Libraries Unlimited

15

Kosasih.E.2014.strategi Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Yrama Widya


Musafah.J.2015.Manajemen Pendidikan.Jakarta. Prenadamedia Group.
Nicholas.J.2013. 4 Essential Of 21st Century Learning
Sani, R.A.2014.Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum
2013.Jakarta:Bumi Aksara
UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
Moelok F.A, et al..2010.Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI.Badan
Standar Nasional. Jakarta.Pendidikan.
Http://Kbbi.Web.Id/Guru
Http://Yoeyhanfebryani.Blogspot.Co.Id/2012/11/Guru-Abad-21.Html

16

Anda mungkin juga menyukai