Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sekolah adalah salah satu lembaga di mana masa depan sebuah negara
berbentuk. Sekolah bukan hanya tempat mentransfer informasi dari para guru
kepada peserta didik, tetapi juga membuat mereka memperoleh keterampilan
yang diperlukan untuk bekal kehidupan yang nyata di lingkungan masyarakat..
Sebagai ujung tombak pendidikan para guru harus bekerja keras untuk
menghasilkan dan membawa peserta didik menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Para guru tentunya tidak akan bisa bekerja maksimal dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan pada sebuah sekolah jika komponen pendidikan lainnya tidak
mendukung. Sistem pendidikan yang baik, kurikulum yang tepat, gaji yang
memadai, tenaga kependidikan serta kepala sekolah yang memimpin dengan bijak
dan visioner sangat diharapkan oleh para pendidik. Ahmet

dan Izzet

dalam

penelitiannya menyampaikan bahwa sekolah tidak hanya mentransfer informasi


dari masyarakat kepada siswa tetapi juga membuat mereka memperoleh
keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan masyarakat. Apakah sekolah
dapat mencapai visi dan misi

dengan benar tergantung pada efektifitas dan

efisiensi mereka.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah sekolah

dalam

mencapai visi yang ingin diraih adalah kepala sekolahnya, apakah kepala sekolah
tersebut mampu menggerakan semua sumber daya manusia, sarana, dana dan
waktu secara efektif dan efisien serta terpadu dalam proses manajemen. Karena
itu kepemimpinan kepala sekolah merupakan inti dari organisasi, manajemen dan
administrasi di sekolah.
Dalam dunia pendidikan yang dinamis ini, kita membutuhkan sosok pemimpin
(kepala sekolah) yang berani membuat terobosan-terobosan baru, menciptakan
visi tentang masa depan, dan memberikan inspirasi kepada para pendidik dan
tenaga kependidikan yang dipimpinnya agar bersedia mencapai visi tersebut. Di
era desentralisasi seperti saat ini sektor pendidikan juga dikelola secara otonom
oleh pemerintah daerah, praksis pendidikan harus ditingkatkan kualitasnya agar
memberikan

sumbangan

yang

kepentingan nasional. Agar

positif

bagi

kepentingan

daerah

maupun

desentralisasi dan otonomi pendidikan berhasil

dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan

berarti peningkatan kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah


mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Kepala sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.
Sebagai manajer ia harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat
berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu
melakukan fungsi-fungsi manajemen yang dicetuskan G.R Terry dengan baik,
meliputi (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pengarahan; dan (4)
pengawasan.

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan mampu

memberikan visi, menciptakan gagasan yang besar, menetapkan tujuan yang jelas
dan disetujui bersama, serta memonitor dan menganalisis prestasi, memberikan
pengarahan, panduan dan memberi umpan balik kepada semua komponen yang
ada disekolah. Oleh karena itu dalam makalah ini mencoba mengemukakan kajian
teoritik

mengenai

bagaimana

cara,

kita

dan

usaha

untuk

membangun

kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.


1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan masalah
yaitu bagaimanakah membangun kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.

1.3

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menemukan jawaban
secara teoritik tentang bagaimana membangun kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

Kepemimpinan Pendidikan
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di targetkan pada setiap sekolah
diperlukan sumberdaya manusai yang professional, baik pendidik, tenaga
kependidikan dan kepala sekolah sebagai top manajer. Selaku pimpinan dalam
sekolah, kepala sekolah diharapkan mampu menjalankan tugas dengan baik dan
mampu mengembangkan diri bersama mitra kerja yaitu pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di sekolah untuk mencapai kemajuan sekolah.
Seorang kepala sekolah akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide,
gagasan, pemikiran-pemikiran yang dimiliki kepada para pendidik dan tenaga
kependidikan yang dipimpinnya jika kepala sekolah tidak memiliki kemampuan
utama dalam memimpin. Kepala sekolah harus menjadi teladan dan melindungi
bawahannya serta harus bisa mengendalikan kewenangannya dalam memimpin
agar tidak melewati batas.
Banyak

definisi mengenai pemimpin dan terus berkembang sesuai dengan

peran yang dijalankan. Menurut Wahyudi (2009:120) kepemimpinan dapat


diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan,
sekaligus mempengaruhi pola piker cara kerja setiap anggota agar bersikap
mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan
percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Denim dan Suparno (2009)
dalam Andang (2014) memberikan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan
mempengaruhi dan member arah yang terkandung di dalam diri pribadi pemimpin.
Sementara Bafadal (2003) dalam Andang (2014) mengemukakan bahwa
kepemimpinan sebagai keseluruhan proses memengaruhi, mendorong, mengajak
dan menggerakkan serta menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir,
bersikap, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Di ranah pendidikan keberadaan pemimpin sangat diperlukan. Kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan menggerakkan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien (Jery H, 2012:29). Dalam satuan unit organisasi pendidikan (sekolah)
yang disebut sebagai pemimpin adalah kepala sekolah. Kepala

sekolah

diharapkan mampu berperan sebagai pengayom, menciptakan suasana yang

kondusif, dan mampu membuat hubungan yang harmonis dalam lingkungan


sekolah yang dipimpinnya.
2.2

Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif

2.2.1

Konsep Dasar Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif


Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggungjawab dan

wewenang untuk mengatur, mengelola dan menyelenggarakan kegiatan disekolah


agar apa yang menjadi tujuan sekolah dapat tecapai dengan cara yang efektif.
Wahjosumidjo (2011) mengatakan kepala sekolah adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah tempat
diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi
antara guru yang member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Sementara Rahman (2006) menyebutkan kepala sekolah adalah seorang guru
(jabatan fungsional) yang diangkat menduduki jabatan struktural (kepala sekolah)
di sekolah. Dengan demikian kepala sekolah adalah seorang guru yang memiliki
kedudukan yang diangkat berdasarkan prosedur dan persyaratan tertentu, untuk
memimpin sekolah sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diembankan
padanya.
Kepala sekolah yang memiliki inteligensi yang rendah, penakut, egois,
indiviadualis, infantile (kekanak-kanakan), tidak bertanggung jawab itu merupakan
ciri negative yang tidak boleh dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam
lingkungan sekolah yang sehat. Gaya kepemimpinan yang tidak efektif dan efisien
cenderung akan memberukan tekanan dan kesewenang-wenangan kepada
bawahannya. Kepribadian yang kaku, tertutup, tidak peka, tidak perhatian dan
tidak mau meneima pesan serta informasi dari bawahan.
Sebaliknya seorang kepala sekolah yang efektif dalam memimpin memiliki
sifat yang peka; kekuatan kepribadiannya justru dikontrol oleh pesan-pesan yang
masuk ke dalam. Dia menyadari kelemahan dan kekurangannya sendiri dan tidak
mencoba menyembunyikan kelemahannya tersebut. Kepala sekolah yang efektif
memiliki kecerdasan dan ketangkasan untuk menangkap aspek-aspek teknis dari
tugasnya dan mau menempatkan pembantu-pembantunya yang kompeten
(pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang dipimpinnya) untuk mengisi
kelemahannya. Ringkasnya kepala sekolah yang efektif itu menguasai seni
memimpin untuk menggunakan keahlian pendidik dan tenaga kependidikan yang

dipimpinnya demi suksesnya sekolah dalam usaha pencapaian visi yang telah
ditetapkan bersama.
Mengadaptasi dari pidato mantan presiden Filipina Corazon Aquino yang
dikutip oleh Subarto Zaini (2011:103) menyebutkan empat hal pokok untuk
menjadi pemimpin yang efektif yaitu : Yang pertama, kepercayaan diri bagaimana
seorang kepala sekolah akan didukung oleh guru dan staf pada sebuah sekolah
jika ia tidak percaya diri. Yang kedua ia harus memilikipandangan jangka panjang.
Ia harus memilikim visi ke depan untuk membawa sekolah yang dipimpinnya
kearah kemajuan, lebih demokratis, bebas dari segala tekanan penguasa yang
represif. Yang ketiga, pemimpin yang efektif

tidak pernah berhenti belajar.

Pemimpin ynag tidak mau belajar idak akan mamapu menghadapi perkembangan
global yang penuh dengan perubhan dan guncangan. Yang keempat kepala
sekolah harus melayani para guru dan staf yang dipimpinnya termasuk juga para
siswa dan mengesampingkan kepentingan pribadi keluarga ataupun kelompoknya.
Dalam penelitiannya Joni Bungai menyampaikan bahwa faktor-faktor ke efektifan
sekolah yang paling penting dalam perbaikan prestasi akademik adalah
kepemimpinan kepala sekolah, dedikasi guru yang tinggi, pemamtauan yang
kontinyu terhadap siswa, iklim sekolah yang positif serta kesempatan yang cukup
untuk belajar tentang program sekolah.
Pendidikan di Indonesia membutuhkan sosok pemimpin (kepala sekolah)
yang kuat, kuat dalam arti efektif, bukan reperesif. Pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang percaya diri, memiliki visi jauh kedepan, mampu mengutamakan
kepentingan umum, tidak berhenti belajar, tanggap terhadap perkembangan global
dan memiliki fokus dalam menjalankan tugasnya. Kepemimpinan efektif di sekolah
dapat

diartikan

sebagai

bentuk

kepemimpinan

yang

menekankan

pada

pencapaian prestasi akademis dan non akademis sekolah. Pemimpin sekolah


yang efektif selalu berkonsentrasi untuk menggerakkan faktor-faktor potensial bagi
ketercapaian tujuan sekolah. Seorang kepala sekolah yang efektif akan mampu
meningkatkan prestasi sekolah dengan mengelola sekolah, guru, staf dan siswa
sebagai komponen untuk mencapai tujuan sekolah. Pengelolaan yang terkait
dengan komponen sekolah dapat meliputi : 1) kurikulum yang praktis dan mantap;
2) tujuan yang menantang dan balikan yang efektif; 3) partisipasi orang tua dan
masyarakat; 4) lingkungan yang tertib dan nyaman; 5) kolegialitas dan
profesionalisme. Sementara pengelolaan yang terkait dengan guru dapat
mencakup : 1) strategi instruksional; 2) manajemen kelas; 3) desain kurikulum.

Adapun pengelolaan yang terkait dengan siswa mencakup : 1) lingkungan rumah;


2) kecerdasan belajar; 3) motivasi (Daryanto, 2011:100).
Berdasarkan

beberapa

pandangan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan kepala sekolah yang focus pada


pengembangan instruksional, organisasional, staf, layanan murid, serta hubungan
komunikasi dengan masyarakat.
2.2.2

Ciri-Ciri Kepala Sekolah Efektif


Kepala sekolah yang efektif harus mengetahui mengapa pendidikan yang baik

diperlukan di sekolah, apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutu sekolah, dan
bagaimana mengelola sekolah untuk mencapai prestasi terbaik.
Secara umum ciri dan prilaku kepala sekolah yang efektif dap[at dilihat dari
tiga hal pokok yaitu : 1) kemampuannya berpegang pada citra atau visi lembaga
dalam menjalankan tugas; 2) menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam
mengelola dan memimpin sekolah; 3) memfokuskan aktifitasnya kepada
pembelajaran dan kinerja guru di kelas.
MachBeath dalam Raihani (2010:40) mengkonfirmasikan karakteristik utama
pemimpin efektif yaitu : 1) memiliki visi yang jelas tentang apa yang akan dicapai;
2) selalu terlibat dalam segalahal, bekerja berdampingan dengan kolegakoleganya; 3) menghormati otonomi guru dan melindungi mereka dari tuntutan
yang tidak relevan; 4) berpandangan jauh ke depan, mengantisipasi perubahan
dan menyiapkan orang-orang yang dibawahinya untuk menghadapi perubahan; 5)
bersikap pragmatis, mampu memahami relaitas-realitas dalam konteks ekonomi
ataupun politik dan mampu melakukan negosiasi dan kompromi.
2.3

Bagaimana Membangun Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif

2.3.1

Memilih Calon Kepala Sekolah Yang Efektif


Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan suatu organisasi dalam hal ini

sekolah, tentu saja tidak boleh asal comot tanpa ada criteria dan persyaratan.
Bagaimana akan terbentuk kepemimpinan kepala sekolah yang efektif jika proses
rekruitmen kepala sekolah saja sudah terjadi ke tidak efektifan. Kegagalan dalam
proses memilih pemimpin acap kali terjadi. Mengadopsi apa yang diutarakan oleh
Kartono (2002 :195) bahwa ada beberapa penyebab kegagalan dalam proses
pemilihan kepala sekolah antara lain disebabkan karena :

1) Kurang tepatnya cara pemilihan kepala sekolah; misalnya lewat system


katebelletje, sistem kruweigen, nepotisme dan lain-lain.
2) Tanpa melalui test secara obyektif, seleksi dan pengujian fisik dan mental
terlebih dahulu, kurang matangnya persiapan dan pelatihan.
3) Tugas-tugas yang harus dipikul oleh kepala sekolah melebihi kapabilitasnya
4) Tidak diterima oleh bawahan, karena kepala sekolah yang baru diangkat
tidak mampu beradaptasi didalam lingkungan sekolah yang baru
5) Adanya perubahan tugas atau mutasi yang mendadak dan kurang adaptasi
Bila kesalahan dalam memilih kepala sekolah hanya terletak pada factor
manusia dan bukan pada factor teknis organisatoris dan procedural, maka hal ini
masih bisa diatasi melalui program pengembangan dan pelatihan kepemimpinan.
Persyaratan utama bagi seorang calon pemimpin adalah memiliki kemampuan
memimpin orang lain ke arah pencapaian tujuan organisasi, dan dapat menjalin
komunikasi antar manusia. Untuk memilih kepala sekolah agar dapat memimpin
secara efektif sekolah yang dipimpinnya diperlukan kualifikasi tertentu. Menurut O
Jeff Harrus sebagaimana dikutip Kartono (2002:190) orang-orang yang perlu
dipilih sebagai kandidat calon pemimpin adalah mereka yang mempunyai
kualifikasi : 1) memiliki kemauan untuk memikul tanggungjawab; 2) memiliki
kemampuan untuk menjadi perseptif; 3) memiliki kemampuan untuk menanggapi
masalah secara obyektif; 4) memiliki kemampuan untuk menetapkan prioritas
secara tepat; 5) memiliki kemampuan untuk berkomunikasi.
2.3.2

Kiat Membangun Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif


Dimasa yang lalu kebanyakan orang beranggapan bahwa kepemimpinan tidak

bisa dipelajari. Sebab kepemimpinan adalah suatu bakat yang diperoleh


seseorang sebagai sebuah kemampuan yang istimewa yang dibawa sejak lahir.
Umumnya masyarakat menganggap bahwa memang tidak ada dan tidak
diperlukan teori atau ilmu tentang kepemimpinan. Keberhasilan seseorang dalam
memimpin disebabkan karena keberuntungan atau bakat alam yang luar biasa,
sehingga dia memiliki kharisma dan kewibawaan untuk memimpin massa yang
ada disekitarnya. Pemimpin menjalankan kepemimpinannya tanpa teori, tanpa
pelatihan dan tanpa pendidikan sebelumnya.
Dalam perkembangannya, kepemimpinan secara ilmiah kemudian semakain
berkembang sejalan dengan perkembangan manajeman. Kepemimpinan tidak lagi
didasari pada bakat, warisan atau keturunan saja tetapi bisa dipersiapkan secara
terencana melalui pendidikan dan pelatihan calon-calon pemimpin. Menyiapkan
pemimpin bisa dilakukan melalui perencanaan, penyelidikan, percobaan, analisis,
7

supervise, seleksi, dan penggemblengan secara sistematis untuk membangkitkan


sifat-sifat pemimpin yang unggul agar kelak setelah menjadi pemimpin bisa
berhasil dalam menjalankan tugasnya.
Menjadi kepala sekolah yang professional hendaknya bisa memahami secara
menyeluruh bagaimana memimpin sebuah sekolah agar efektif dan efisien.
Mengadaptasi gagasan Daryanto (2011:8) ada beberapa kiat untuk membangun
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif yaitu :
1) Bangunlah komunikasi yang baik. Komunikasi yang interaktif, dialogis, tidak
underpressure, tapi komunikasi yang dibangun atas dasar komitmen dan
pengertian yang

bisa

dipahami semua

pihak.

System

kerja

yang

mengutamakan kekeluargaan, silaturahmi dan rasa saling memiliki yang


tinggi dari semua pihak terkait ( stake holder dan share holder)
2) Membangun kondisi sekolah yang menciptakan kepuasan dari semua pihak.
Jadilah pemimpin yang bijak, berlaku adil, familiar, terbuka, mau dikritik, jujur,
demokratis dan bertanggung jawab. Sebaliknya jadilah bawahan yang
sebaik-baiknya bawahan.
3) Memulai perubahan dari diri kita masing-masing, jangan mengharapkan
orang lain untuk berubah sebelum kita inisiatif merubah diri kita sendiri.
4) Banyak berkarya dan berbuat. Produktifitas dan kinerja kita akan diukur dai
kuantitas dan kualitas dari apa yang telah kita lakukan.
5) Belajar dan terus belajar memahami dan mengerti orang lain. Jangan egois,
jangan menganggap bahwa diri kita penting dimata orang lain, belum tentu
orang lian membutuhkan kita
6) Menjaga hati dan mulut kita. Menjaga hati dan fikiran-fikiran negative
erhadap orang lain dan menjaga mulut agar senantiasa mencerminkan
betapa bersihnya diri kita. Jagalah mulutmu, karena mulutmu adalah
pedangmu, mulutmu adalah harimaumu.
7) Memahami diri sendiri. Memahami dan mengerti siapa diri kita sendiri
melalui analisis diri, analisis posisi, karena musuh yang paling besar didunia
ini adalah diri sendiri
8) Mau dikritik orang lain. Demi kemajuan kita harus senantiasa mau dikritik
oleh orang lain, terbuka terhadap saran dan pendapat orang lain dan bahkan
mampu mengelola kritik itu menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita
dimasa yang akan datang.
2.3.3

Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah Kaki Lima


Setiap gaya kepemimpinan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Menurut subarto zaini (2011:48) gaya kepemimpinan apapun yang dimiliki

seseorang mungkin akan lebih efektif jika menjalankan Konsep Kepemimpinan


Kaki Lima. Konsep kepemimpinan kaki lima merupakan sebuag gagasan untuk
menerapkan lima hal yang diawali huruf K yang apabila di adaptasikan dalam
dunia sekolah oleh kepala sekolah dimungkinkan bisa membuat kepemimpinan
yang lebih efektif. Lima K tersebut adalah :
1) Karakter.
Karakter utama yang harus dimiliki kepala sekolah adalah integritas dan
kejujuran yang tidak diragukan. Ia harus memiliki track record tanpa cela
dalam hal integritas dan kejujuran. Karakter berikutnya aalah kepala sekolah
harus amanah, memiliki sense of mission. Memahami misi utamanya dan
siap mempertanggungjawabkannya kepada siapa saja termasuk kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Karakter ke tiga adalah autentik bukan munafik. Ia
memegang teguh nilai-nilai moral sesuai aamanah yang diembannya dan
mampu memenuhi janji yang ia sampaikan.
2) Komitmen
Kepala sekolah harus memiliki komitmen, tekad yang kuat untuk mencapai
tujuan sekolah betapapun besar tantangan yang dihadapi
3) Kerja sama
Seorang kepala sekolah tidak akan mungkin bisa melaksanakan dan
mewujudkan visi dan misinya tanpa kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak. Kerjasama dan dukungan sangat diperlukan dari para guru, staf,
komite sekolah, masyarakat, wali murid, dan dinas pendidikan yang
menaunginya.
4) Kompetensi
Seseorang dinyatakan

kompeten

dibidang

tertentu

jika

menguasai

kecakapan bekerja yang selaras dengan bidangnya. Lalu kompetensi


apakah yang harus dimiliki oleh kepala sekolah? Kepala sekolah dalam
mengelola satuan pendidikan disyaratkan menguasai ketrampilan dan
kecakapan tertentu

yang dapat

mendukung

pelaksanaan tugasnya.

Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai


dasar yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau
berkemampuan

dalam

mengambil

keputusan

tentang

penyediaan,

pemanfaatan, dan peningkatan potensi sumberdaya untuk meningkatkan


kuallitas pendidikan di sekolah (Wahyudi, 2009:28). Ada 5 kompetensi yang
harus dimiliki oleh kepala sekolah sesuai Permendiknas RI No.13 Tahun
2007 meliputi : 1) kompetensi kepribadian; 2) kompetensi manajerial; 3)
kompetensi kewira usahaan; 4) kompetensi supervise; 5) kompetensi sosial
9

5) Konsistensi
Didalam menyusun dan melaksanakan program kerjanya untuk mewujudkan
visi, misi dan komitmennya, kepala sekolah harus melakukannya dengan
konsisten dan berkesinambungan. Hanya dengan usaha yang konsisten dan
berkesinambungan, cita-cita untuk mengembangkan sekolah yang lebih baik
bisa terwujud.
Pada akhirnya keefektifan kepemimpinan kepala sekolah tergantung pada
bagaimana menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan situasi disekolah yang
dipimpin. Apabila gaya kepemimpinan kepala sekolah sesuai dengan kondisi
sekolah yang dipimpinna maka kepemimpinannya pun akan berjalan efektif.
Sebaliknya jika gaya kepemimpinan kepala sekolah tidak sesuai dengan situasi
dan kondisi disekolah maka kepemimpinannyapun akan menjadi tidak efektif.

BAB 3
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah sekolah

dalam

mencapai visi yang ingin diraih adalah kepala sekolahnya, apakah kepala sekolah
tersebut mampu menggerakan semua sumber daya manusia, sarana, dana dan
waktu secara efektif dan efisien serta terpadu dalam proses manajemen.
Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan kepala sekolah yang focus pada
pengembangan instruksional, organisasional, staf, layanan murid, serta hubungan

10

komunikasi dengan masyarakat. Untuk membangun kepemimpinan kepala


sekolah yang efektif harus dimulai sejak proses rekruitmen, perisapan dan
pelatihan kepemimpinan, menggunakan kiat-kiat tertentu, berusaha menerapkan
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif, upaya pencapaian tujuan sekolah
akan lebih mudah terlaksana.
3.2

Saran
Bagi para calon kepala sekolah hendaknya terus belajar dan belajar mengenai
kepemimpinan dan manajemen pendidikan agar nantinya dapat melaksanakan
tugas sebagai kepala sekolah yang mampu memimpin sekolah dengan efektif.
Bagi pemerintah yang yang terkait dengan kebijakan pendidikan, proses
rekruitmen kepala sekolah hendaknya menggunakan asas profesionalisme, tidak
berdasarkan pada kator politik, kekerabatan dan bebas dari KKN.

Daftar Pustaka
Andang. 2014. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekola, Konsep, Strategi &
Inovasi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Bungai, Joni. 2006. Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah, Ikliom sekolah dan
Keefektifan Mengajar Terhadap Prestsi Lulusan SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan,
Vol. 13, No. 2 (http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/view/51/292)
Cezmi Savas, Ahmet dan Izzet. 2013. Teacher Views On Supervisors Roles In
School Development. Ozean Journal of Social Sciences. Vol. 6, No. 1

11

Daryanto. 2011. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta : Gava


Media
Kartono, Kartini.

2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada
Munir, Abdullah. 2014. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogyakarta : LKis
Wahyudi.

2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar

(learning Organization). Bandung : Alfabeta


Zaini, Subarto. 2011. Leadership in Action. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

12

Anda mungkin juga menyukai