PENDAHULUAN
tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistim yang komplek dan dinamis.
kualitas berarti pendidikan dalam hal ini kualitas suatu sekolah harus selalu
sangat bergantung pada Tenaga Pendidik (Guru), Kepala Sekolah dan Penagwas,
1
Sekolah sebagai suatu organisasi yang bersifat kompleks akan berhasil
apabila ditopang oleh kinerja individu yang memimpin sekolah tersebut, yaitu
kepala sekolah. Menurut Karwati dan Priansa (2013:83) kinerja kepala sekolah
adalah: “Unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah”.
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan, dimana hasil
sekolah harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk sekolah yang dipimpinnya,
ekspektasi tinggi dimana seluruh guru dan siswa mampu mencapai ekspektasi
faktor yang mempengaruhi kinerja guru, karena kualitas sekolah tergantung dari
kepemimpinannya yang optimal dalam mengelola semua sumber daya yang ada di
sekolah. Mengelola sekolah agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal
2
Maju mundurnya kinerja dalam organisasi ditentukan oleh seorang
pentingnya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam lembaga pendidikan yang
sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan. Selain itu, kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik dan konseptual dan harus
masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya,
maka dia harus mampu membawa lembaga tersebut ke arah tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu
melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik. Dalam satuan
pendidikan kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal yang memiliki
tanggung jawab kepada atasan, sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan
3
terkait, dan kepada bawahan. Sedangkan dari sisi lain kepala sekolah dapat
keseluruhan, bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada
agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu sebagai
satuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala
memahami tiga hal, yaitu (1) Mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di
sekolah; (2) Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan
dapat dijadikan tolak ukur sebagai standar kelayakan apakah seseorang dapat
Indikator kepala sekolah yang efektif secara umum dapat diamati dari tiga
hal pokok yaitu Komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan
fungsinya;
4
Menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan
dan kinerja guru dikelas. Hal tersebut dapat dipahami karena proses
secara keseluruhan.
guru. Hal ini disinyalir juga oleh laporan Bank Dunia bahwa “salah satu penyebab
tersebut bertindak. Orang bertindak karena satu alasan yaitu untuk mencapai
tujuan. Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang
Supardi dan Anwar (2004) mengatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi
5
Menurut Mc Clelland dalam Mangkunegara, (2011) seorang pegawai
dikatakan memiliki motivasi kerja yang tinggi apabila, didalam dirinya memiliki:
saling bersahabat dan mengenal lebih jauh teman kerja dalam sebuah
Kompetensi dan kinerja kepala sekolah jenjang TK, SD, SMP, dan
Gultom(2020). Hal ini didukung oleh Siswandari (2012), bahwa banyak kepala
sekolah yang sudah dilatih hingga memenuhi standar nasional tidak dipilih.
April 2020).
kualitas pendidikan ditingkat sekolah. Dalam hal ini bertanggung jawab terhadap
2007 tentang standar kepala sekolah maka sebagai kepala sekolah mempunyai
6
kewajiban melaksanakan peraturan yang salah satunya adalah kompetensi
hlm.51 ).
dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000). Kinerja adalah hasil kerja baik
2002).
Kecamatan Tanah Jawa. Terdiri dari 43 sekolah Dasar Negeri dan 1 Sekolah
Dasar Swasta.
Tabel 1.1
Rekapan Data Kepala Sekolah SD Negeri/Swasta di Kecamatan Tanah Jawa
Yang sudah mengikuti Diklat Cakep 2021.
44 - 42 2 43 1 28 13
7
Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata kepala Sekolah di
berdasarkan data yang didapat dari kantor UPT Koorwil Kecamatan Tanah Jawa
masih banyak kepala sekolah yang memimpin sekolah Dasar baik Negeri maupun
Swasta belum mempunyai sertifikat diklat cakep dimana diklat cakep adalah
yang mana seorng kepala sekolah harusnya enantiasa berprinsip belajar tanpa
guru guru di tanah jawa tidak menjalankan tupoksinya dengan baik akibat dri
tidak adanya motivasi dan managerial yang baik dari seorang kepala sekolah serta
pemikiran sendiri tanpa adanya arahan ,bimbingan dan dorongan dari seorng
bawahannya yang mana guru diharuskan melaksanakan aturan aturan yang sudah
dengan baik itu tidak akan berperilaku arogan kepada bawahannya karena seorang
8
mentri pendidikan kita Bapak Nadim Makarim bahwa kepala sekolah itu adalah
visi dan misi sekolah yang sudah disusun bersama adalah keberhasilan tim yang
dipimpin oleh seorang kepala sekolah,sinergi antara sesame warga sekolah yang
Tanah Jawa?
Jawa?
9
3. Apakah Kompetensi Manajerial (X1) dan Motivasi Kepala Sekolah
beberapa masalah terkait faktor yang mempengaruhi kinerja guru, namun agar
Jawa.
10
1.4.2. Manfaat Penelitian
kwalitas pendidikan .
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, guru adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan anak
usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah. Guru harus
memiliki kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, guru dapat diartikan
Dosen, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa
pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi
setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Guru adalah pendidik profesional
menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru adalah orang
menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 pada
poin 6 disebutkan bahwa kata guru sama dengan pendidik. Pendidik adalah tenaga
12
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, dan sebutan lain
tentang guru dapat dilihat dalam UndangUndang RI. No. 14 Tahun 2005 Bab 1
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1) tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
pendidikan.
olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga. Dalam pengertian yang spesifik
dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk
kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam kaitannya ini guru tidak
juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai
belajar.
13
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis
dan jenjang pendidikan tertentu yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan, baik secara individual maupun secara klasikal, baik disekolah maupun
di luar sekolah. Selain itu, guru juga merupakan semua orang yang berwenang dan
hasil atau keluaran dari suatu proses. Kinerja erat kaitannya dengan prestasi yang
dicapai seseorang atau lembaga dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
organisasi tercapai dengan baik, dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi tersebut
baik, sebaliknya jika tujuan organisasi tidak tercapai dengan baik, kinerja
organisasi tersebut kurang baik. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Kinerja adalah sesuatu yang penting
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, karena setiap individu atau organisasi
tentu saja memiliki tujuan yang akan dicapai dengan menetapkan target atau
sasaran. Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau sasaran
14
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian kinerja di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi kerja seseorang
atau organisasi dengan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan
nonfisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh
kelas, sesuai dengan kriteria tertentu. Guru menduduki peran yang amat sangat
demikian, kinerja guru berarti hasil kerja atau prestasi kerja guru dalam
pencapaian tujuan organisasi sekolah. Kinerja seorang guru akan terlihat pada
aspek dan kondisi kerja sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan
itu, kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan
aadanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan
aktivitas pembelajaran.
Kinerja guru tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerja, akan tetapi juga
15
menyebut kinerja sebagai “gambaran tentang tingkat pencapaian pelaksanaan
diterbitkan oleh Depdikbud, kriteria kinerja guru PNS terdiri atas kesetiaan,
2005 tentang Guru dan Dosen dipenuhi. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan
kepribadian adalah kepribadian yang mantap, skill dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
16
Kaitannya dengan kinerja guru dalam melakukan kegiatan belajar
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
keprofesionalan guru dalam kegiatan belajar mengajar saling terkait mulai dari
pembelajaran tidak hanya pada hasil belajar siswa saja namun pada proses
dapat dilakukan di luar kelas. Guru yang baik tentunya tergambar pada
mengajar di dalam kelas dan guru juga dapat mendidik siswa di luar kelas degan
17
B. Aspek Kinerja Guru
telah tercapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti pekerjaan
seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Banyak cara untuk
posisi tertentu,
mengetahui dan mengukur seberapa besar skor yang dimiliki guru dalam
guru perlu mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan. Kualitas kinerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang amat sangat kompleks dan menunjukkan
atau gagal. Ada tiga komponen yang dapat menjadi indikator kinerja, yaitu:
18
1. Kinerja dalam tugas, baik rutin maupun nonrutin yang disebut tugas
adaptif;
kewenangan.
Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa faktor yang dapat
sekolah dan motivasi kerja guru. Faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai
berikut:
a. Kompetensi guru.
19
seberapa besar kompetensi yang guru miliki. Guru melaksanakan tugas sebagai
yang profesional.
suatu sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah peran kepala
sekolah. Ada beberapa peran yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu
kinerja guru, sebagai pemimpin kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Kepala sekolah juga harus
memiliki hubungan yang baik dengan para guru, dan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik, sehingga koordinasi yang baik dapat terjalin antara kepala
Motivasi adalah konsep yang menguraikan kekuatankekuatan yang ada dalam diri
psikologis bagi seorang guru dalam rangka untuk keberhasilan dalam mengajar.
20
Guru mempunyai motivasi karena kebutuhan-kebutuhannya yang timbul akibat
dari hubungannya dengan sekolah. Motivasi berasal dari kata latin Movere yang
potensi bawahan, agar mau bekerja secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang tekah ditentukan. Motif adalah apa yang menggerakkan
Kompetensi guru dan motivasi kerja guru berkaitan langsung dengan guru atau
berada pada diri guru, sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
kepala sekolah yang dipilih untuk diteliti. Kepala sekolah memiliki beberapa
peran yang harus dilaksanakan. Peran kepala sekolah diantaranya yaitu kepala
sekolah sebagai manajer. Kepala sekolah sebagai manajer menjadi salah satu
kemampuan manajerial kepala sekolah sehingga kinerja yang diberikan oleh guru
21
D. Indikator Kinerja Guru
penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga aspek yang ada dalam tiga
Indikator dalam aspek inilah yang akan menjadi patokan atau tolak ukur
1. Perencanaan Pembelajaran
dan bagaimana melakukannya, serta apa yang dapat diperoleh dan diserap
berjalan sesuai tujuan yang di harapkan dan dapat bemakna bagi guru
maupun siswanya.
bahan ajar. Kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar dapat dilihat
22
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mendesain pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran
kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta
23
demi tercapainya tujuan pendidikan. Beberapa hal tersebut akan dibahas sebagai
berikut:
1. Pengelolaan kelas
Kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat terwujud jika guru
pelajaran.
2. Penggunaan media dan sumber belajar Media merupakan segala sesuatu yang
samping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus
24
guna meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan
menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio,
dan media audio visual, namun sesuatu yang ada di lingkungan sekolah dapat
dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan
Penggunaan multi metode ini diharapkan mengurangi rasa jenuh dan bosan
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
25
Guru harus bisa melakukan evaluasi setiap pembelajaran. Setiap pembelajaran
siswa mampu menguasai materi dengan baik yang dibuktikan dengan hasil
evaluasi yang baik. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam
dalam penelitian ini bahwa kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru
Guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki beberapa kompetensi yang dapat
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1
26
pada siswa. Dengan kata lain, seorang guru dituntut mampu menyelaraskan aspek
Indikator kinerja guru dalam penelitian ini mengacu pada pendapat ahli yaitu,
mulyasa dalam bukunya yang berjudul uji kompetensi dan penilaian kinerja guru
penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga aspek yang ada dalam tiga
pola seleksi calon kepala sekolah melaui proses rekrutmen serta pendidikan dan
teoretik dan praktik kepada calon kepala sekolah/madrasah yang telah lulus tahap
rekrutmen, Pasal 7 ayat (2) Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 telah mengatur
porsi waktu untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan, yakni tatap muka
selama minimal 100 jam, dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu
27
Pasal 7 ayat (2) dan (5) di atas telah mengatur jenis kegiatan yang harus
sehingga bisa dilaksanakan dengan prosedur yang sama belum diatur dalam
(juklak) yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap penyelenggara diklat. Dengan
sekolah/madrasah adalah:
Nasional;
28
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
Penyelenggaraan Pendidikan;
Penyelenggaraan Pendidikan;
Angka Kreditnya;
sebagai berikut:
29
3. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
4. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
perbuatan.
professional dapat dilihat dari dua segi, yaitu profil kompetensi mengacu kepada
sosial.
30
jawab secara efektif sehingga mencapai standar kualitas professional dalam
kompetensi yaitu sifat dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang
mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi
pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan sebagai dorongan untuk mempunyai
prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif. Dengan
oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting.
efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi. Dengan kata lain, kompetensi adalah
bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
maupun secara khusus yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan
yang berhasil.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah menurut Peraturan Menteri
31
Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
secara optimal.
5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran siswa.
secara optimal.
32
11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
sekolah.
lanjutnya.
yang efektif dan efisien. Ukuran seberapa efisien dan efektifnya seorang manajer
adalah seberapa baik kepala sekolah sebagai manajer dalam menetapkan rencana
33
2.1.3. Motivasi
bagaimana caranya mendorong semangat kerja bawahan agar mereka mau bekerja
lebih giat dan bekerja keras dengan menggunakan semua kemampuan dan
kebutuhan seseorang untuk mencapai tujuannya hal ini juga berkaitan dengan
34
interpersonal, pemilihan gaya hidup, dan unjuk kerja. Hal-hal tersebut
berperilaku sebaliknya.
termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak.
dan terampil, tetapi yang terpenting mau bekerja giat dan berkeinginan untuk
mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak
ada artinya bagi perusahaan jika tidak mau bekerja dengan giat.
35
2. Motivasi negative, maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan
karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat
Tingkat motivasi antara individu yang satu dengan yang lain beraneka
ragam maupun dalam diri seorang individu pada waktu yang berlainan. Mungkin
dapat dikatakan teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki kebutuhan yang
1. Kebutuhan fisiologis
3. Kebutuhan sosial
lingkungannya.
4. Kebutuhan penghargaan
36
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan
5. Aktualisasi diri
1. Faktor Instrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri
2. Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri
kondisi kerja.
2. Pengakuan
3. Tanggung jawab
4. Gaji
6. Kondisi kerja
37
Robbins (2012) Teori kebutuhan Mc. Clelland menyebutkan bahwa teori
sebaliknya.
Manajerial dan Motivasi terhadap kinerja kepala sekolah dapat dilihat pada tabel
berikut:Tabel 2.1.
38
kinerja
karyawan
pada PT
Kospermindo
di Makassar
2. Putri Sonia Pengaruh gaya - Gaya Regresi Terbukti
Indah (2014) kepemimpinan Kempemimp Linear bahwa
dan loyalitas inan (X1) Berganda variabel
karyawan - Loyalitas kepemimpinan
terhadap (X2) dan loyalitas
kinerja - Kinerja memiliki
karyawan Karyawan pengaruh
pada PT (Y) positif dan
Kurnia Alam signifikan
Perista Kudus terhadap
kinerja
karyawan.
39
Karyawan 0,05 (0,785),
Dengan (Studi maka Ho tidak
Pada Bank ditolak,
sehingga
Syariah
bonus
Mandiri dimoderasi
Kantor motivasi
Cabang berpengaruh
Yogyakarta). positif dan
tidak
signifikan
terhadap
kinerja
karyawan.
5. Paputungan, Motivasi, - Motivasi Regresi Berdasarkan
Faradistia R. Jenjang Karir (X1) Linear hasil
(2013) Dan Disiplin - Jenjang Karir Berganda penelitian
(X2) bahwa uji
Kerja
- Disiplin hipotesis dan
Pengaruhnya Kerja (X3) analisis
Terhadap - Kinerja regresi
Kinerja Karyawan menunjukkan
Karyawan (Y) bahwa
Pada Pt.Bank variabel
Sulut Cabang Motivasi,
signifikan dan
Calaca.
pengaruhnya
adalah positif.
Hal ini dapat
dilihat dari
nilai
probabilitas
dari uji F
terhadap Y
adalah < 0,05
(Sig. F =
0,044).
40
suatu himpunan dari beberapa konse p serta hubungan diantara konsep-konsep
Adapun penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Kompetensi Manajerial
rxIy
Rx2y
Motivasi
Gambar. 2.1.
Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Motivasi Kepala Sekolah Dasar Negeri
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanah Jawa
sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering disebut dengan hipotesis, tidak ada
41
perbedaan makna di dalamnya. Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa
di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan
melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis
ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti dan terarah. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sebuah hipotesis merupakan satu tipe porposisi yang langsung dapat diuji.
berikut.
Jawa.
42
3. H0 : b1: b2 = 0 Tidak ada pengaruh antara Kompetensi Manajerial dan
43
BAB 3
METODE PENELITIAN
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
angka statistik dan sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan. Jadi
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif, yakni dari khusus
44
3.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini memiliki tiga jenis variabel yang akan diukur, yaitu :
adalah:
1) Perencanaan (planning);
2) Pengorganisasian (organizing);
4) Pengawasan (controling).
b) Motivasi (X2)
agar mereka mau bekerja lebih giat dan bekerja keras dengan
untuk dapat memajukan dan mencapai tujuan perusahaan. Dalam hal ini
motivasi yaitu:
45
1. Pekerjaan itu sendiri
2. Pengakuan
3. Tanggung jawab
4. Gaji
6. Kondisi kerja
c) Kinerja Guru
3.3.1 Populasi
sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita.
46
Menurut Margono (2010:118), “Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”.
merupakan keseluruhan elemen, unti elementer, unit penelitian, unit analisis yang
penelitian kali ini penulis menjadikan Kepala Sekolah dan Guru SD Kec. Tanah
Jawa, Kab. Simalungun sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
“sebagai bagian dari populasi, sebagai dicontoh (monster) yang diambil dengan
penelitian ini adalah Kepala Sekolah Dasar sebanyak 44 orang dan Guru Sekolah
Dasar Negeri di kecamatan Tanah Jawa sebanyak 40 orang jadi total smpel yang
47
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.
adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Insturmen juga merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda misalnya
sebagainya.
peryataan pilihan jawaban yang telah tersedia, yang dipersempit atau diberi pola
atau kerangka susunan yang terlebih dahulu. Sifat jawaban yang dikehendaki oleh
48
peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Menurut Arkunto (2013:195)
yakni sangat Setuju bobotnya lima (5), Setuju bobotnya (4), Kurang Setuju
bobotnya (3), tidak setuju bobotnya (2), sangat tidak setuju bobotnya (1). Apabila
apa yang dilihat, rasakan dan dialami sesuai dengan harapan peserta didik, sangat
Tabel 3.1
Kompetensi
Kepala Sekolah di
Manajerial
Varibel Bebas Kecamatan Tanah 44
Jawa
Motivasi
Guru Sekolah
Dasar di
Variabel Terikat Kinerja Guru 88
Kecamatan Tanah
Jawa
penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji coba. Maksud dari uji coba kuesioner
adalah untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Selanjutnya hasil uji
49
3.5.1 Uji validitas Instrumen
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sisi lain dari pengertian validitas
adlah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid dapat
Teknik pengujian sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
Kriterianya :
1. Jika r hitung > rtabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel tidak
valid.
2. Jika nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari α sebesar 0,05 maka
waktu.
50
Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang
dapat diandalkan akan mengukur secara konsiten, tapi belum tentu mengukur
apa yang seharusnya siukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana
terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang beruang itu memberikan
Kriteria :
Apabila nilai manual chronbach’s alpha > atau lebih besar dari 0,6
berarti instrumen dikatakan reliabel dan sebaliknya jika nilai chronbach’s alpha
simultan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
51
3.6.1.1 Uji Normalitas
normal. Kalau asumsi ini dilanggar mak statistik menjadi tidak vaild
nilai VIF < 10 maka, dapat disimpulkan data bebas dari gejala
multikolinearitas.
pengamatan yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melakukan uji heterokedastisitas , yaitu uji grafik plot, uji park, uji
52
3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda
analisis regresi yang mengakibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel
b= koefisien regresi
Y = a+ b1X1+ b2X2+ e
a= Konstanta
e= Standart Eror
53
Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
dapat diukur dari nilai statistik T, nilai statistik F dan nilai koefisien
diterminasi.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
Tujuan dari uji parsial adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
Ho : bi = 0
HA : bi ≠ 0
Guru (Y).
54
Ho1: b1≤ 0, tidak terdapat pengaruh positif X1 terhadap Y
dependen.
55
BAB 4
dengan tujuan penelitian lazimnya selalu pada zona wilayah eksis secara
terhadap wilayah itu. Pada bagian awal Bab hasil dan pembahasan ini, terlebih
dahulu akan dibahas tentang gambaran umum kondisi daerah Kecamatan Tanah
Jawa meliputi : Sejarah Singkat, Letak Geografis, Luas Wilayah, Penduduk dan
Pendidikan.
Hindia Belanda, Tanah Jawa menjadi salah satu kawasan residen dari Sumatra
Timur. Para pekerja perkebunan teh, karet dan kebanyakan dari pekerja kebun
adalah transmigran dari Jawa (kalau tidak bisa disebut pekerja paksa). Tanah Jawa
Utara pada 02º 55′ LU dan 99 º 05′ dengan luas wilayahnya mencapai 647.74
(tahun 1960) dan 491.75 (1992) yang berada pada 260 m di atas permukaan laut
56
sebelah barat dengan Kecamatan Dolok Panribuan, sebelah timur dengan
Kecamatan Hutabayu Raja. Memiliki sumber aliran sungai yang mencukupi untuk
masyarakatnya bercocok tanam padi. Pada tahun 1983 kecamatan tanah jawa
terdiri dari 30 nagori sedangkan pada tahun 1992 hanya terdiri dari 17 nagori.
Simalungun, Provinsi Sumatera yaitu : Nagori ‘Bah Jambi II, ‘Nagori Tangga
Batu, ‘Nagori Buntu Turunan, ‘Nagori Baja ‘Dolok, ‘Nagori Saribu Asih, ‘Nagori
Tongah, Nagori Marubun Jaya, Nagori Panombean Marjanji, Nagori Pagar Jambi,
Nagori Totap Majaya, Kelurahan Pematang Tanah Jawa, Nagori Tanjung Pasir,
Nagori Jawa Tongah, dan Nagori Muara Mulia. Jarak Kecamatan Tanah Jawa
keadaan jalan pada kecamatan tanah jawa pada umumnya sangat beragam, mulai
dari aspal hingga jalan yang hanya bisa diakses oleh sepeda motor. Jalan utama
kecamatan tanah jawa yang sudah diaspal memudahkan akses kendaraan umum
kecamatan tanah jawa juga bisa dijadikan akses jalan alternatif lintas Sumatera,
asahan. Jalan ini juga membuka daerah simanukmanuk yang sulit dicapai dan
‘menjadi bagian dari sambungan jalan ke Kuta Cane (Tanah Alas), ‘Kaban Jahe
(Tanah Karo), Pematang Siantar, Asahan Hulu, Bila, Pane Rokan, dan Pekan
57
Baru. Adanya lalu-lintas yang padat, pasar yang ramai, perkebunan dan juga
Kecamatan Tanah Jawa berada pada 100 meter diatas permukaan laut,
dengan luas wilayah 172,04 Km² dengan jumlah penduduk 49.483 jiwa. Bila
dirata-ratakan jumlah penduduk kecamatan tanah jawa per Km² berjumlah 288
Bentuk topografi dari kecamatan tanah jawa yang berupa perbukitan menyediakan
sumber air yang mencukupi untuk mengairi lahan pertanian yang menjadi mata
masyarakat tanah jawa merupakan pendatang yang berasal dari pulau jawa.
58
tanah jawa sebagai petani. Suku jawa yang menetap di sumatera dikarenakan
penduduk pulau jawa dan kemungkinan juga terjadi pada masa penjajahan
belanda dimana tenaga dari suku jawa banyak dimanfaatkan untuk mengelola
perkebunan dimasa itu. Sedangkan suku Batak Toba merupakan penyebaran dari
wilayah toba dengan keinginan merantau atau sering disebut transmigrasi mandiri
untuk lebih meningkatkan taraf hidup karena lahan pertanian yang semakin sempit
jumlah penduduk yanng ada adalah 48.693 jiwa, artinya ada pertambahan
penduduk sebesar 790 jiwa atau meningkat 1,01%‘. Berdasarkan data yang
dipengaruhi oleh besarnya tingkat kelahiran dan perpindahan penduduk dari suatu
daerah.
Dari data yang didapat menempatkan nagori marubun jaya dan nagori
tanah jawa dibandingkan dengan nagori lain yang berada di kecamatan tanah
jawa. Hal tersebut dikarenakan letak pusat pemerintahan nagori yang strategis dan
keberadaan pusat perdagangan/pasar yang buka 2 kali dalam seminggu yang dapat
Data terakhir yang didapat dari situs resmi BPS Simalungun diketahui
jumlah penduduk kecamatan tanah jawa tahun 2014 mencapai 47.362 jiwa dengan
59
Dengan jumlah penduduk 47.632 jiwa masyarakat Kecamatan Tanah Jawa
Tabel 4.1
Data Kependudukan Kecamatan Tanah Jawa
Jumlah Penduduk
No Nagori Total
Laki-laki Perempuan
1. Tanah Jawa 1.460 1.558 3.018
2. Balimbingan 2.690 2.888 5.578
3. Bah Jambi II 996 1.002 1.998
4. Bah Jambi III 756 846 1.602
5. Baja Dolok 1.401 1.411 2.812
6. Bah Kisat 930 1.059 1.989
7. Bosar Galugur 1.675 1.755 3.430
8. Baliju 602 572 1.174
9. Bayu Bagasan 795 860 1.655
10 Marubun Jaya
2.933 2.891 5.824
.
11 Marubun Bayu
429 389 818
.
12 Mekar Mulia
813 976 1.789
.
13 P.Marjanji
413 665 1.078
.
14 Muara Mulia
1.912 1.054 2.966
.
15 Pardamean Asih
430 473 903
.
16 Parbalogan
1.478 1.363 2.841
.
17 Pagar Jambi
488 470 958
.
18 Maligas Tongah
1.259 1.287 2.546
.
19 Tanjung Pasir
1.757 1.976 3.733
.
20 Totap Marjawa
1.404 1.376 2.780
.
Jumlah 24.613 24.870 49.483
Sumber : Laporan kependudukan Kecamatan Tanah Jawa, Februari 2009
60
Tabel 4.2
Jumlah Sekolah, Guru, Kelas dan Murid SD Negeri Tahun 2023
No. Nagori/Kelurahan Sekolah Guru Kelas Murid
1. Mekar Mulia 2 14 12 152
2 Pardamean Asih 1 10 6 95
3. Marubun Jaya 4 52 32 903
4. Totap Majawa 3 25 18 445
5. Balimbingan 5 57 30 798
6. Bah Kisat 2 11 10 182
7. Maligas Tongah 2 22 12 348
8. Panambean Marjanji 2 17 12 218
9. Tanjung Pasir 3 29 18 364
10. Muara Mulia 3 26 18 295
11. Bosar Galugur 3 28 18 447
12. Pematang Tanah Jawa 3 30 18 495
13. Baja Dolok 2 20 12 361
14. Bah Jambi II 1 13 6 221
15. Pagar Jambi 2 15 12 177
16. Bayu Bagasan 2 17 12 260
17. Baliju 2 22 12 266
18. Bah Jambi III 1 9 6 178
19. Marubun Bayu 1 9 6 113
20. Parbalogan 1 11 7 271
1. Kepala Sekolah
Adapun yang menjadi tugas pokok dan fungsi kepala sekolah menurut
61
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
Tahunan;
62
1. Menyusun program supervisi
sekolah/madrasah;
sekolah/madrasah;
63
9. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kurikulum;
13. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
komunitas sekolah/madrasah;
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan efektif;
17. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
64
19. Mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
Sekolah/ Madrasah;
dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah
keamanan sekolah;
guru pemula;
25. Menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak
pemula;
29. Melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula dan
65
31. Menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada
32. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
komunitas sekolah/madrasah;
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan efektif;
36. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
66
1. Menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun
rasa tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman
2. Melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga
sustainabilitas tinggi;
luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri, yang
67
10. Melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas.
dan bertanggung jawab melaksanakan proses belajar dan mengajar secara efektif
dan efisien. Tugas pokok dan fungsi guru adalah sebagai berikut :
2. Program Tahunan.
3. Program Semester.
4. Menyusun Silabus.
mengajar.
68
14. Melakukan invosi serta kreativitas yang menumbuhkan minat belajar
siswa.
tanggungjawabnya.
20. Membuat catatan – catatan tentang kemajuan belajar siswa yang dibina.
22. Melakukan /mengatur ruang kelas, ruang praktikum agar terjaga kebesihan
mengajar.
26. Disamping tugas pokok di atas, guru juga membantu Kepala Sekolah
69
4. Tugas Penjaga Sekolah
Berikut ini, diberikan gambaran tentang data yang diperoleh dari hasil
Tabel 4.3
Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 40 47,6 %
2 Perempuan 44 53,4 %
Jumlah 84 100%
Sumber : Hasil Kuesioner
70
Tabel 4.4
Responden Menurut Kelompok Umur
No Kelompok Usia Jumlah Persentase
2 22 – 30 Tahun 15 17,8%
3 31 – 40 Tahun 16 19 %
4 41 – 50 Tahun 48 57,1%
5 51 – 60 Tahun 6 6,1%
Jumlah 84 100%
Sumber : Hasil Kuesioner
tahun responden adalah guru dan Kepala Sekolah yang berjumlah 48 orang
Tabel 4.5
Responden menurut tingkat pendidikan (Guru)
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1 SLTA - -
2 S1 82 97,6%
3 S2 2 2,4%
Jumlah 84 100%
Sumber : Hasil Kuesioner
71
4.3.2.1. Deskripsi Kompetensi Manajerial
Tabel 4.6
Variabel Kompetensi Manajerial
Tidak Kadang- Sangat
Butir Pertanyaan Jarang Sering
Pernah kadang Sering
F % F % F % F % F %
Kepala sekolah mampu 0 0 0 0 4 4,8 45 53,5 35 41,7
merumuskan visi dan misi
sekolah sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
bersama.
Kepala sekolah 0 0 0 0 11 13,1 38 45,2 35 41,7
menentukan sasaran
sekolah secara realistis,
dengan menggunakan
kriteria yang dapat diukur
Kepala sekolah menyusun, 0 0 0 0 6 7,1 34 40,5 44 52,4
menentukan langkah yang
strategis dan tepat untuk
mencapai visi dan misi
sekolah yang telah
ditetapkan bersama.
Dalam memimilih metode 0 0 0 0 12 14,3 31 36,9 41 48,8
dan alat yang akan
digunakan untuk mencapai
visi dan misi kepala
sekolah selalu menerapkan
azas demokrasi.
Kepala sekolah 0 0 1 1,2 7 8,3 39 46,4 37 44,1
membangun hubungan
kerjasama yang baik
dengan stake holder yang
ada untuk kemajuan
sekolah.
Kepala sekolah mampu 0 0 0 0 7 8,3 44 52,4 33 39,3
merumuskan faktor yang
pendukung dan faktor
penghambat yang mungkin
72
datang di masa depan.
Kepala Sekolah membuat 0 0 1 1,2 7 8,3 41 48,8 35 41,7
struktur oragnisasi dan
rincian tugas dengan
mengutamakan Efektivitas
dan Efisiensi.
Kepala sekolah 0 0 0 0 7 8,3 37 44,1 40 47,6
memberikan tugas kepada
guru berdasarkan latar
belakang pendidikan guru
dan prestasi pribadi yang
dicapai guru.
Kepala Sekolah 0 0 0 0 8 9,5 37 44,1 39 46,4
merusmuskan rincian kerja
Guru dan Tendik secara
jelas dan tidak
memberatkan.
Kepala sekolah 0 0 2 2,4 4 4,8 43 51,2 35 41,6
menumbuhkan semangat
kerja sama antar personil
sekolah dalam mencapai
visi dan misi serta tujuan
sekolah.
Kepala Sekolah rutin 0 0 2 2,4 4 4,8 35 41,6 43 51,2
melakukan kegiatan
supervisi kelas setiap
bulannya.
Kepala sekolah menyusun 0 0 0 0 8 9,5 39 46,4 37 44,1
hasil supervisi/evaluasi
kinerja guru.
Kepala sekolah 0 0 1 1,2 5 5,9 45 53,6 33 39,3
merumuskan hasil
supervisi/evaluasi untuk
menemukan
permasalahan/kendala
yang timbul dan
memberikan tindak lanjut
atas hasil yang diperoleh.
Kepala sekolah berani 0 0 0 0 5 5,9 41 48,8 38 45,3
serta mampu melakukan
perubahan dalam satuan
kerja untuk menuju ke
arah yang lebih baik
Kepala sekolah memiliki 0 0 1 1,2 4 4,8 43 51,2 36 42,8
indikator-indikator
pencapaian kinerja guru
73
Kepala sekolah menyusun 0 0 0 0 5 5,9 40 47,6 39 46,5
Rancangan Kerja
Anggaran Sekolah dan
laporan penggunaan secara
transparan.
Kepala sekolah dalam 0 0 1 1,2 4 4,8 41 48,8 38 45,2
menggunakan anggaran
memiliki kebijakan serta
strategi yang tepat guna.
Kepala sekolah melakukan 0 0 2 2,4 5 5,9 42 50 35 41,7
monitoring rutin atas
perkembangan
kemampuan peserta didik
dan monitoring kinerja
guru.
Sumber : Hasil Penelitian 2023
sering dan sebanyak 44 orang (52,4%) menjawab sangat sering. Dari butir
74
menjawab jarang, sebanyak 44 orang (52,4%) menjawab sering dan sebanyak 33
dan 40 orang (47,6%) menjawab sangat sering. Dari butir pertanyaan 9 diperoleh
dan 39 orang (46,4%) menjawab sangat sering. Dari butir pertanyaan 10 diperoleh
sering dan sebanyak 38 orang responden (45,3%) menjawab sangat sering. Dari
75
kadang-kadang, 4 orang responden (4,8%) menjawab jarang, 43 orang responden
Tabel 4.7
Variabel Motivasi
Tidak Kadang- Sangat
Butir Pertanyaan Jarang Sering
Pernah kadang Sering
F % F % F % F % F %
Kepala Sekolah
Memberikan penghargaan
4 4,8 2 2,4 13 15,5 38 45,2 27 32,1
kepada guru yang
berprestasi
Kepala sekolah menjadi
panutan yang baik bagi 0 0 2 2,4 8 9,5 41 48,8 33 39,3
personilnya.
Kepala sekolah selalu 0 0 0 0 2 2,4 44 52,4 38 45,2
memberikan informasi
76
terbaru kepada guru untuk
kemajuan sekolah
Kepala sekolah selalu
menghargai hasil kerja 0 0 4 4,8 7 8,3 55 65,5 18 21,4
yang dilakukan guru.
Kepala sekolah selalu
memberikan arahan serta
memberikan masukan 0 0 0 0 3 3,6 48 57,1 33 39,3
kepada guru atas kinerja
yang telah dicapai.
Kepala sekolah selalu
meningkatkan moral setiap
0 0 4 4,8 4 4,8 56 66,6 20 23,8
guru dalam melaksanakan
tugasnya.
Guru-guru selalu
bersemangat dalam
melaksanakan 0 0 2 2,4 1 1,2 44 52,4 37 44
kewajibannya mendidik
siswa.
Kepala sekolah
menciptakan hubungan
0 0 6 7,1 3 3,6 54 64,3 21 25
yang harmonis kepada
semua personil.
Kepala sekolah selalu
mengikutsertakan guru
dalam pelatihan-pelatihan 0 0 2 2,4 0 0 51 60,7 31 36,9
peningkatan kompetensi
guru.
Kepala sekolah selalu
memperhatikan 0 0 8 9,5 5 6 53 63,1 18 21,4
kesejahteraan guru.
Kepala sekolah selalu
mengingatkan seluruh
personil untuk
0 0 0 0 2 2,4 51 60,7 31 36,9
menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan
penuh tanggung jawa.
Kepala sekolah bersikap
adil dalam mengambil 0 0 8 9,5 7 8,3 47 56 22 26,2
kebijakan dan keputusan.
Kepala sekolah selalu 0 0 4 4,8 8 9,5 36 42,9 36 42,9
memberikan arahan
kepada guru-guru dalam
memiilih dan
menggunakan media
pembelajaran dengan
77
tepat.
Guru-guru memiliki rasa
16,
takut terhadap kepala 14 8 9,5 14 16,7 37 44 11 13,1
7
sekolah
Kepala sekolah
memberikan
hukuman/sanksi yang adil 14,
8 9,5 12 17 20,2 36 42,9 11 13,1
kepada personil yang 3
melanggar kedisiplinan
sekolah.
Kepala sekolah selalu
memberikan nasihat dan
0 0 0 0 8 9,5 53 63,1 23 27,4
solusi kepada guru yang
memiliki permasalahan.
Kepala sekolah selalu
menjaga dan membangun
0 0 1 1,2 5 6 49 58,3 29 34,5
keharmonisan hubungan
antar pesonil
Sumber : Hasil Penelitian 2023
Dari Tabel 4.7 menjelaskan hasil yang diperoleh dari 84 responden atas
dan sebanyak 33 orang responden persentase 39,3% memilih sangat sering. Dari
78
pertanyaan 4 diperoleh sebanyak 4 orang responden persentase 4,8% memilih
memilih sering dan sebanyak 37 orang responden persentase 44% memilih sangat
dan sebanyak 31 orang responden persentase 36,9% memilih sangat sering. Dari
79
sebanyak 53 orang responden persentase 63,1% memilih sering dan sebanyak 18
memilih jarang, sebanyak 37 orang responden persentase 44% memilih sering dan
80
responden persentase 63,1% memilih sering dan sebanyak 23 orang responden
Tabel 4.8
Variabel Kinerja Guru
Tidak Kadang Sangat
Butir Pertanyaan Jarang Sering
Pernah -kadang Sering
F % F % F % F % F %
Guru mampu menyusun
RPP yang sesuai dengan 15,
4 4,8 2 2,4 13 38 45,2 27 32,1
kurikulum yang 5
ditetapkan.
Guru mampu melakukan
proses belajar mengajar
yang efektif sesuai dengan 0 0 2 2,4 8 9,5 41 48,8 33 39,3
kurikulum yang
ditetapkan.
Guru mampu memnjaga
hubungan baik dengan
0 0 0 0 2 2,4 44 52,4 38 45,2
peserta didik serta orang
tua dan wali peserta didik
Guru selalu melengkapi
administrasi pembelajaran
0 0 4 4,8 7 8,3 55 65,5 18 21,4
sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran.
Guru mampu
menumbuhkan semangat
0 0 0 0 3 3,6 48 57,1 33 39,3
belajar siswa dan menjaga
keharmonisan kelas.
Guru mampu menjalin 0 0 4 4,8 4 4,8 56 66,6 20 23,8
hubungan serta
81
komunikasi yang baik
sesama rekan guru.
Guru mampu
mengobservasi kegiatan
0 0 2 2,4 1 1,2 44 52,4 37 44
pembelajaran di kelas yang
diampu.
Guru memiliki instrumen
penilaian hasil belajar 0 0 6 7,1 3 3,6 54 64,3 21 25
yang dicapai.
Guru selalu tepat waktu
dalam menjalankan 0 0 2 2,4 0 0 51 60,7 31 36,9
tugasnya.
Guru selalu bertanggung
jawab atas hasil yang
0 0 8 9,5 5 6 53 63,1 18 21,4
dicapai dalam
menjalankan tugasnya.
Dari Tabel 4.8 menjelaskan hasil yang diperoleh dari 84 responden atas
82
persentase 8,3% memilih jawaban jarang, sebanyak 55 orang responden
83
63,1% memilih sering dan sebanyak 18 orang responden persentase 21,4%
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Hasil uji validitas dari item
sebagagai berikut :
Tabel 4.9
Uji Validitas Kuesioner Kompetensi Manajerial
Item r hitung r Tabel (df=(N- Kesimpulan
2)=82,α=5%)
P1 0,720 0.1807 VALID
P2 0,747 0.1807 VALID
P3 0,745 0.1807 VALID
P4 0,697 0.1807 VALID
P5 0,720 0.1807 VALID
P6 0,590 0.1807 VALID
P7 0,514 0.1807 VALID
P8 0,568 0.1807 VALID
P9 0,641 0.1807 VALID
P10 0,665 0.1807 VALID
P11 0,685 0.1807 VALID
P12 0,771 0.1807 VALID
P13 0,685 0.1807 VALID
P14 0,674 0.1807 VALID
P15 0,535 0.1807 VALID
84
P16 0,687 0.1807 VALID
P17 0,573 0.1807 VALID
P18 0,625 0.1807 VALID
Sumber : Hasil Uji Menggunakan Software SPSS versi 26.0
lebih besar dari nilai r Tabel . Dan kesimpulannya ialah semua pertanyaan/kuesioner
2. Kuesioner Motivasi
Tabel 4.10
Uji Validitas Kuesioner Motivasi
Item r hitung df=(N- Kesimpulan
2)=82,α=5%)
P1 0.464 0.1807 VALID
P2 0.593 0.1807 VALID
P3 0.407 0.1807 VALID
P4 0.538 0.1807 VALID
P5 0.493 0.1807 VALID
P6 0.437 0.1807 VALID
P7 0.492 0.1807 VALID
P8 0.665 0.1807 VALID
P9 0.457 0.1807 VALID
P10 0.711 0.1807 VALID
P11 0.342 0.1807 VALID
P12 0.771 0.1807 VALID
P13 0.664 0.1807 VALID
P14 0.666 0.1807 VALID
P15 0.743 0.1807 VALID
P16 0.507 0.1807 VALID
P17 0.424 0.1807 VALID
Sumber : hasil uji validitas menggunakan software SPSS V26.0
85
lebih besar dari nilai r Tabel . Dan kesimpulannya ialah seluruh butir pertanyaan pada
Tabel 4.11
Uji Validitas Kuesioner Kinerja Guru
Item r hitung df=(N- Kesimpulan
2)=82,α=5%)
P1 0.596 0.1807 VALID
P2 0.696 0.1807 VALID
P3 0.444 0.1807 VALID
P4 0.626 0.1807 VALID
P5 0.582 0.1807 VALID
P6 0.638 0.1807 VALID
P7 0.518 0.1807 VALID
P8 0.679 0.1807 VALID
P9 0.441 0.1807 VALID
P10 0.740 0.1807 VALID
Sumber: Hasil uji menggunakan software SPSS V. 26.0
yang lebih besar dari nilai r Tabel . Dan kesimpulannya ialah semua
instrumen penelitian dengan melihat hasil dari jawaban responden. Disini peneliti
86
alpha lebih besar atau sama dengan 0,60. Hasil uji reliabilitas dari instrumen
Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Nilai Croncbach
No Variabel Penelitian Kesimpulan
Alpha
1 Kompetensi Manajerial 0,992 Reliabel
2 Motivasi 0.858 Reliabel
3 Kinerja Guru 0.798 Reliabel
Sumber : hasil uji menggukan software SPSS V.26.0
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha dari
variabel penelitian ini lebih besar dari 0,60, maka dengan demikian instrumen
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik uji
nilai signifikan > 0,05. Hasil uji menggunakan software SPSS dapat dilihat pada
Tabel 4.13
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dengan software SPSS
87
Negative -,078
Test Statistic ,078
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa nilai sigma dari uji
kolmogorov-smirnov test adalah 0.200, dengan demikian nilai sigma lebih besar
dari 0,05. Berdasarkan uji test kolmogorov-smirnov residual bernilai normal jika
nilai signifikan lebih besar dari 0,05, kesimpulannya variabel penelitian ini
2. Uji Multikolonieritas
collnarity statistic dan nilai koefisien korelasi diantara variabel bebas. Uji
adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi apabila (1) nilai
tolerance (Tolerance < 0.10 dan (2) variance inflation faktor (VIF>10).
Berdasarkan tabel 4.14 di bawah ini terlihat nilai VIF untuk variabel kompetensi
manajerial(X1) dan motivasi (X2) lebih kecil dari 10. Sedangkan nilai tolerance-
nya lebih besar dari 0.10, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam
penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas.
Tabel 4.14
Uji Multikolinearitas
88
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 4,703 2,431 1,935 ,049
Kompetensi_manaj ,063 ,037 ,113 1,703 ,042 ,616 1,624
erial
Motivasi ,464 ,038 ,808 12,155 ,000 ,616 1,624
a. Dependent Variable: Kinerja_guru
3. Uji Heteroskedastisitas
Suatu asumsi penting dari model linier klasik adalah bahwa gangguan
yang muncul dalam fungsi regresi polpulasi adalah homoskedastik yaitu semua
gangguan memiliki varians yang sama, Gujarati (2005). Salah satu cara yang
scatterplot, apabila titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0,dan titik-titik
tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan model regresi terhindar dari
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas
89
Berdasarkan gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
di bawah dan di atas angka 0, serta tidak membentuk pola maka dapat
determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R 2 ≤ 1). Jika R 2 semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X)
adalah besar terhadap vaiabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan
Tabel 4.15
Uji Determinasi
Model Summary
SPSS versi 26,0 memperoleh koefisien R sebesar 0,883 yang berarti bahwa
90
mempunyai pengaruh yang kuat sebesar 88,3%, dikatakan kuat karena nilai
= 0,774 Artinya bahwa kinerja guru di Kecamatan Tanah Jawa dapat dijelaskan
sebesar 22,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
yang lain.
4.3.5.2. Uji F
α=5%. Df1 (jumlah variabel – 1) atau 3-1= 2, dan df2 (n-k-1) atau 84-2-1= 81
diperoleh Fhitung = 143,162, sedangkan Ftabel = 3,017. Karena Fhitung > Ftabel,
berarti ada pengaruh yang signifikan dan positif antara Kompetensi manajerial
Tabel 4.16
Hasil uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1172,979 2 586,490 143,162 ,000b
Residual 331,830 81 4,097
Total 1504,810 83
a. Dependent Variable: Kinerja_guru
91
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompetensi_manajerial
Tabel 4.17
Hasil Uji (t)
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant)
4,703 2,431 1,935 .049
Kompetensi_Manajerial(
.063 .037 .113 1,703 .042
X1)
Motivasi (X2)
.464 .038 .808 12,155 .000
92
2. Nilai t hitung untuk variabel guru profesional (12,155) lebih besar dibandingkan
dengan nilai t tabel (1,663). berdasarkan hasil yang diperoleh H 0 ditolak atau H 1
Dari tabel 4.15 diatas dapat dijelaskan bahwa Ha1: b1> 0 yaitu 0,063 > 0 yang
kinerja guru dan Ha2: b2> 0 yaitu 0,063 > 0 yang artinya terdapat pengaruh
positif antara variabel motivasi terhadap kinerja guru, dari kesimpulan diatas
Y = a + bX1 + bX2
4.4. Pembahasan
guru dan terdapat pengaruh positif antara motivasi terhadap kinerja guru. Menurut
subjek yang berkepentingan, seperti orang tua murid atau siswa dan guru-guru”..
93
Berdasarkan penelitian, adanya peningkatan kinerja guru di kecamatan
tanah jawa dilihat dari tanggapan responden sebesar 88.3% yang menyatakan
bahwa adanya peningkatan kinerja guru di kecamatan tanah jawa. Hal ini berarti
betapa besar peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru baik
dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel yaitu 1,935 > 1,663. Untuk selanjutnya
peneliti perlu melakukan pembahasan lebih lanjut tentang kondisi yang berkaitan
berikut :
1. Kompetensi manajerial
94
Kompetensi manajerial sangat dibutuhkan seorang pemimpin dalam
memimpin suatu instansi baik itu sekolah maupun instansi lainnya. Karena
2. Motivasi
terdapat total 1428 jawaban responden yang terdiri dari 26 jawaban “Tidak
loyalitas yang tinggi saat menjalankan tugasnya sebagai guru akan mampu
guru dalam mengajar. Jika semua kondisi diatas terpenuhi bukan suatu hal
95
mustahil sekolah mampu mencapai tujuannya yaitu menciptakan generasi
nilai t tabel (1,663). berdasarkan hasil yang diperoleh H 0 ditolak atau H 1 diterima
dimiliki kepala sekolah maka akan meningkat pula kinerja guru yang dipimpin.
macam subjek yang berkepentingan, seperti orang tua murid atau siswa dan guru-
variabel guru profesional (12,155) lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel
96
(1,663). berdasarkan hasil yang diperoleh H 0 ditolak atau H 1 diterima artinya
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja
guru. Motivasi merupakan dorongan dalam hal ini dorongan dari seorang
pemimpin kepada bawahannya untuk dapat bekerja lebih baik lagi dalam
tugasnya sebagai pendidik, pengajar dan pengayom siswa. Dalam penelitian ini
menjalankan tugasnya disekolah. Hal ini dilihat dari kedisiplinan guru dalam
mengajar yang kurang bersemangat hal ini didukung hasil wawancara dari kepala
kinerja guru.
terhadap kinerja guru di kecamatan tanah jawa hal ini dilihat berdasarkan hasil
0,774 yang berarti bahwa hubungan antara kompetensi manajerial dan motivasi
terhadap kinerja guru di kecamatan Tanah Jawa mempunyai pengaruh yang kuat
sebesar 77,4%, dikatakan kuat karena nilai persentase tersebut berada diatas 50%.
= 0,774. Artinya bahwa kinerja guru di kecamatan tanah jawa dapat dijelaskan
97
oleh kompetensi manajerial dan motivasi sebesar 77,4% sedangkan sisanya
sebesar 22,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
permodelan.
salah satu komeptensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
sekolah diharapkan dapat mendongkrak kinerja guru demi mencapai tujuan dari
sekolah tersebut.
guru. Motivasi merupakan hal penting yang dapat mendongkrak semangat gruu
98
BAB 5
5.1. Kesimpulan
manajerial (X1) sebesar 1,703 dan Ttabel sebesar 1,663 berarti Thitung >
Ttabel yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh
kinerja guru(Y).
Bedasarkan hasil uji T (Parsial) didapat nilai Thitung variabel kreativitas guru
(X2) sebesar 12,155 dan Ttabel sebesar 1,663 berarti Thitung > Ttabel yang
99
berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang
α=5%. Df1 (jumlah variabel – 1) atau 3-1= 2, dan df2 (n-k-1) atau 84-2-1= 81
diperoleh Fhitung = 143,162, sedangkan Ftabel = 3,017. Karena Fhitung > Ftabel,
berarti ada pengaruh yang signifikan dan positif antara kompetensi manajerial
sebesar 77,4% variabel kinerja guru dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi
5. Nilai sig. Variabel kompetensi manajerial adalah 0,042 lebih kecil dari 0,05
maka dari itu hipotesis diterima yang artinya variabel komepetensi manajerial
memiliki nilai sig. 0,000 lebih kecil 0,05, maka dari itu hipotesis diterima
yang artinya motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Hal
ini berarti bahwa kinerja guru di kecatana tanah jawa sangat diperngaruhi oleh
sekolah.
5.2. Saran
100
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Ade Mulyani. (2012). Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
terhadap Pembelajaran SMK. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar,
Vol.XIV, No.1 April 2012. Dari Situs World Wide.
Ghozali Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi
keempat. Semarang:Penerbit Universitas Diponegoro.
101
M. Dahlan Al Barry, 2001, Kamus Modern Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Arloka. 1994:329. Dari situs world wide.
102