PENDAHULUAN
mendukung kinerja guru untuk mencapai target dan tujuan pendidikan yaitu
Menyadari akan hal tersebut, para pengajar dan pihak sekolah harus
serius dalam menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang
baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
1
mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai
tenaga profesional.
Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya
hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang
tinggi dan kinerja yang baik. Guru memegang peranan sentral dalam proses
belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan
menjalankan tugasnya.
belajar dan mengajar yang efektif di sekolah. Hal ini menjadi sangat penting dan
suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Guru adalah pendidik professional dengan
dan mnegevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
daya manusia, seharusnya memiliki kompetensi dan kinerja yang tinggi yang
selanjutnya diperlihatkan melalui kinerja yang baik pula. Namun demikian pada
calon peneliti lakukan di lingkungan dan pada SMP Harapan 1 Medan terindikasi
bahwa tingkat kinerja relative masih rendah. Diketahui tingkat kinerja guru belum
berikut :
2
a. Motivasi guru masih rendah hal ini dapat dilihat dari belum maksimalnya
maksimal.
3. Adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh calon peneliti dalam
3
Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan memiliki
orang-orang yang dipimpin itu sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan
orang lain dalam suatu arah tertentu. Seorang pemimpin harus mampu
sekolah berperan dalam memberi sikap yang inovatif bagi para guru dan
4
Kepemimpinan instruksional kepala sekolah memiliki pengaruh
guru diduga disebabkan oleh banyak faktor, dan melalui beberapa kajian pustaka
para ahli menyimpulkan dengan pendapat yang sama bahwa unjuk kerja (job
seorang guru dalam melaksanakan pendidikan diduga memiliki kaitan yang erat
Atas dasar uraian pada berbagai masalah di atas, maka penulis tertarik
5
B. Rumusan Masalah
yang mempengaruhi Kinerja Guru yang akan dikaji dalam penelitian ini
6
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Harapan 1 Medan.
2. Tujuan Penelitian
7
D. Kegunaan Penelitian
8
BAB II
HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
khususnya dalam satu bidang, hingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk
organisasi.
yang tinggi akan mampu menciptakan kinerja yang efisien bagi karyawan,
sehingga bawahan termotivasi untuk berbuat lebih banyak dari pada apa yang
prinsipnya memberikan motivasi kepada bawahan untuk berbuat lebih baik dari
apa yang biasa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau
kerja.
9
Salah satu kekuatan efekif yang sangat menentukan keberhasilan
tidak dapat lepas dari beberapa aspek yang membangun terjadinya efektifitas
sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh
sekolah, ada baiknya kita mengulas beberapa teori tentang dasar kepemimpinan
menerima tanggung jawab tugas, diri sendiri, dan nasib orang lain (Wilson
Bangun, 2012 : 337)”. Pendapat ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus
menjadi seorang eksekutif, oleh karena itu setiap orang dapat belajar menjadi
bahwa tugas seorang pemimpin adalah menciptakan visi. Visi yang jelas akan
10
mudah terwujud melalui sasaran yang ditentukan oleh setiap organisasi melalui
sepenuh hati dan entusias. Kepemimpinan kepala sekolah dapat dikatakan sebagai
anggota atau tenaga didik yang menekankan kepada tujuan dan sasaran lembaga
samayang baik, dan memberikan dukungan pada suatu kelompok diluar dan
tugasnya yaitu :
1. Kumpulan Orang
tidak akan terwujud. Guru, struktur karyawan lainnya, dan siswa dalam
perintah dan arahan dari kepala sekolah untuk mewujudkan visi dan misi
11
dituangkan dalam undang-undang yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
2. Kekuasaan
3. Mempengaruhi
dan keinginan yang kuat dari para anggota organisasi untuk melakukan
4. Nilai
12
yang mengabaikan komponen moral kepemimpinan mungkin dalam
sejarah akan dikenang sebagai penjahat, atau lebih jelek lagi. Moral sangat
Banyak tokoh dunia yang telah menentukan arah perjalanan umat manusia.
Tanpa Churchill misalnya, Inggris sudah hilang di tahun 1940. Teori ini
tersebut dapat diperluas lagi. Secara khusus Keith Davis, dalam J. Salusu
13
(2000 : 193) menggambarkan perluasan sifat-sifat tersebut sebagai
adalah sebagai hasil ramuan dari waktu, tempat, dan situasi atau keadaan.
Teori ini merupakan perpaduan antara teori ”orang besar” dengan teori
organisasi yang efektif dan kohesif. Kalau manusia adalah organisme yang
14
didalamnya merasa memiliki kebebasan untuk merealisasikan potensi
motivasionalnya.
sekolah mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan yang diharapkan
dalam (Rohmat, 2012 : 123) menyatakan bahwa tupoksi atau peran kepala sekolah
mencakup :
15
1. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator)
pengajaran remedial.
pendek.
16
c) Menggerakkan staf, dan guru dengan memberikan arahan dan
pembelajaran.
lain.
hukuman.
17
Seorang kepala sekolah di samping memiliki kemampuan yang berkenaan
dalam pengembangan pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena salah
satu faktor yang membuat organisasi itu dapat berkembang adalah kemampuan
memimpin manajernya.
4) Mengkoordinasikan kurikulum;
18
bertindak sesuai dengan yang diharapkan guna mencapai tujuan pembelajaran
guru, menetapkan stándar akademi; dan memberikan insentif bagi peserta didik.
Perumusan visi, misi dan tujuan merupakan langkah awal yang perlu
sekolah;
19
2. Konsep Motivasi Guru
juga diartikan sebagai faktor dorongan yang bersifat internal yang datang dari
langsung. Makna yang terkandung didalamnya yaitu dorongan dan motif dimana
motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive) yang berarti dorongan,
secara sadar. Secara lebih khusus menurut Robbins dalam Manda Dwipayani
individual.
20
Sedangkan menurut Siagian dalam Manda Dwipayani Bastari (2009 : 18)
menyatakan bahwa :
Menurut George dan Jones dalam Leonando Agusta dan Eddy Madiono
Menurut Hamzah B. Uno (2008 : 63) kata motivasi berasal dari kata motif
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energy yang ada pada diri
Daya dorong psikologis yang muncul dari dalam diri seseorang akan
Sedang motif adalah hubungan bentuk aktifitas dengan tujuan yang mendasarinya.
21
Motivasi adalah tenaga yang mendorong seseorang berbuat suatu keinginan,
Dalam kaitannya dengan daya dorong untuk mencapai sesuatu ini, maka
Para ahli mengidentifikasikan teori-teori motivasi menjadi dua macam yaitu teori
mengerti apa yang diinginkan atau tidak dinilai sebagai penghargaan dalam
yang akan dicapainya, dan berbagai teori motivasi terbentuk dari esensi teori
kebutuhan ini. Keinginan atau kebutuhan yang akan dicapai seseorang menjadi
dorongan kuat atau stimulus untuk melakukan sesuatu hal guna memperoleh
22
Teori proses berupaya untuk mengerti proses pemikiran yang ada dalam
alam pikiran seseorang dan memotivasi mereka untuk berperilaku. Teori proses
berpusat pada pengertian proses kognisi yang secara nyata berpengaruh terhadap
menyebutkan bahwa kebutuhan dasar yang lebih rendah merupakan potensi untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang lebih tinggi secara hirerarkis.Secara garis besar
disebutkan bahwa kebutuhan fisik sangat mendasar seperti makan, minum, dan
rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi
bekerja.
23
c. Kebutuhan Sosial yaitu : jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah
akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
seseorang.
orang itu sedang mengalami hal yang tidak seimbang. Setiap manusia dengan
berbagai kebutuhan tidak akan pernah puas dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh
sebab itu proses motivasi akan terus berlangsung selama manusia mempunyai
24
Seorang ahli bernama Herzberg memunculkan teori motivasi dua faktor
berdasarkan atas pembagian hierarki Maslow menjadi kebutuhan atas dan bawah.
atas, yaitu penghargaan dan aktualisasi diri sendiri akan meningkatkan motivasi
kerja.
kebutuhan tingkat bawah melalui kerja, tetapi ini adalah cara utama untuk
motivasi kerjanya.
akan timbul kebutuhan lagi untuk dipenuhi. Apabila suatu kebutuhan yang sama
proses motivasi sebagaimana gambar proses motivasi diatas, namun jika setiap
kali timbul kebutuhan baru, tetapi kebutuhan tersebut termasuk kedalam jenjang
25
Menurut pendapat Sardiman A.M dalam Mustika Sulistio Ningsih (2017 :
15) macam-macam motivasi kerja jika dilihat dari segi sumber timbulnya dapat
a. Motivasi Instrinsik
yang menjadi aktif atau yang berfungsinya tidak perlu di rangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
b. Motivasi Eksternal
Motivasi ini mengacu kepada faktor-faktor dari luar atau dengan kata lain
sesuatu tindakan atau aktivitas yang disebabkan adanya pengaruh dari luar
(dorongan) dan dari pihak lain dalam mencapai tujuan yang telah
yang telah ada. Dalam hal ini maka seorang pimpinan harus memberikan
motivasi.
a. Upah / Gaji yang layak, yang dapat diukur melalui gaji yang
26
c. Mempertahankan harga diri, yaitu diukur dengan iklim kerja yang
penyelenggaraan ibadah.
perumahan.
tempat kerja yang nyaman, cukup cahaya, jauh dari polusi dan
berbahaya.
27
Motivasi yang dibangkitkan karena mendapatkan rangsangan dari luar
antara karyawan, dan lain sebagainya. Motivasi dapat pula dibangkitkan dari
dalam atau sering disebut motivasi internal. Sasaran yang ingin dicapai berada
pada dirinya. Seorang karyawan yang memiliki semangat dan kegairahan dalam
bekerja relatif sudah tertarik pada pekerjaanny, karena kerja keras memberikan
28
Menurut Hamzah B. Uno (2008 : 68) Indikator yang dapat dilihat dari
motivasi dalam meningkatkankinerja guru dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Menurut Wilson Bangun (2012 : 231) kinerja adalah hasil pekerjaan yang
dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standard pekerjaan
guru dan dosen menyatakan bahwa : Guru adalah pendidik professional dengan
29
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
tertentu.Kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu
bahwa kinerja atau prestasi kerja karyawan adalah tingkatan dimana para
kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja
misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah suatu
kemampuan atau hasil yang dicapai seorang guru atau sekelompok guru pada
waktu suatu periode dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan agar
30
Tujuan utama dari penilaian prestasi kerja menurut Simamora (2001)
dalam Anikmah (2008 : 23) adalah menghasilkan informasi yang akurat dan
otentik tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota semakin akurat dan otentik
informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi
2. Penyesuaian kompensasi
3. Keputusan penempatan
dua faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu faktor kemampuan dan faktor
motivasi. Faktor kemampuan terdiri dari faktor kemampuan potensi (IQ) dan
kondisi yang menggerakkan diri seseorang agar terarah mencapai tujuan kerja.
31
Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup
adalah :
setiap individu.
team leader.
dalam organisasi.
32
Sedangkan menurut Mangkunegara dalam Genoveva dan Elisabeth Vita
situasi kerja. Motivasi bagi karyawan sangat penting untuk mencapai visi
yang terbentuk dari awal (by plan), bukan karena keterpaksaan atau
33
c. Ketepatan Waktu, dimana setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang
oleh satu orang karyawan saja. Untuk suatu jenis pekerjaan tertentu
membutuhkan dua atau beberapa orang karyawan. Kinerja ini dapat dinilai
B. Kerangka Pemikiran
terlibat dalam kegiatan organisasi. Davis dan Newstrom dalam Edward Sipahutar
social dan biologic, manusia harus dipahami sebagai manusia seutuhnya, (3)
perilaku manusia timbul karena adanya pemotivasian tertentu, dan (4) manusia
34
Sedangkan dalam hal organisasi, perilaku organisasi memandang organisasi
karena itu konsep dasar perilaku organisasi dibentuk dari dua komponen utama
yaitu pemimpin dengan segala karakteristiknya dan organisasi juga dengan segala
efektifitas organisasi.
Sekolah sebagai organisasi memiliki visi dan misi serta tujuan, dan untuk
Tentunya kinerja guru dipengaruhi oleh banyak factor dan seperti yang
dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa focus penelitian ini ingin menganalisa
yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli.Dengan bersandar pada teori tersebut
35
menggunakan instrument penelitian berupa angket dengan jawaban terstruktur
Gambar 2.1
Skema Hubungan Variabel Penelitian
Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1)
- Merumusan dan
pengkomunikasian visi, misi dan
tujuan sekolah. e
- Mengkoordinasikan kurikulum
pembelajaran yang akan X1
digunakan di sekolah.
- Mengkoordinasikan pembagian
tugas guru dalam pembelajaran.
- Menetapkan standar akademik,
mendorong terciptanya iklim
pembelajaran yang kondusif dan Kinerja Guru (Y)
melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap program pembelajaran. - Jumlah pekerjaan.
Rohmat, (2016 : 91) - Kwalitas Pekerjaan.
- Ketepatan Waktu.
- Kehadiran.
X1 + X2 - Kemampuan Kerja Sama
Wilson Bangun (2012 :
234)
36
C. Hipotesis Penelitian
(elemen teori) yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris
program pembelajaran.
terhadap Kinerja Guru pada SMP Harapan 1 Medan ditentukan oleh dimensi-
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
B. Tipe Penelitian
antara 2 (dua) variabel atau lebih (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini,
mengetahui lebih jelas, sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk
38
menguji hipotetsis atau dugaan bahwa ada hubungan antar variable
bila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan
Sasaran atau obyek penelitian dibatasi agar data yang diambil dapat
adanya pelebaran obyek penelitian oleh karena itu, maka kredibilitas dari
1. Data Primer
pendidikan SMP.
bimbingan konseling.
39
2. Data Sekunder
40
F.Defenisi Operasional
yang disusunnya.
disekolah.
2. Kepala Sekolah
mengkomunikasikan dan
membicarakan mengenai
digunakan disekolah.
41
Mengkoordinasikan 1. Kepala Sekolah mampu
masing.
adil.
mendengarkan permasalahan
pelaksanaan pembelajaran,
yang positif.
guru.
42
kepada guru dalam
tanggung jawabnya.
pengajar.
untuk memaksimalkan
kemampuannya dalam
mencapai target
pembelajaran tersebut.
dapat dicapai.
tinggi.
43
peluang untuk maju.
moril.
untuk mendapatkan
kesempatan mendapatkan
pelatihan ataupun
kesempatan
mengembangkan karirnya.
pemimpin berdasarkan
dimilikinya
3. Berkesempatan untuk
mengendalikan manajemen
tujuan sekolah.
44
Kinerja Guru (Y) Jumlah pekerjaan. 1. Guru memiliki kemampuan
sebaik-baiknya, sesuai
tanggung jawabnya.
45
waktu dalam mengajar,
didik.
melaksanakan tanggung
kegiatan lainnya.
melaksanakan tugasnya.
46
G. Analisis Data
bentuk yang lebih mudah dibaca. Analisi data dalam penelitian ini
1. Statistik Deskriptif
(jika ada).
instrument penelitian.
47
2. Uji Validitas, Realibilitas Dan Uji Asumsi Klasik
signifikansi dari hasil uji korelasi tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid. Rumus untuk korelasi dalam uji validitas angket sebagai
berikut :
X Y
r
X Y
2 2
nilai sig (2 tailed) dan membandingkan dengan taraf signifikan (α) yang
ditentukan peneliti. Bila nilai sig (2 tailed) ≤ 0,05, maka butir instrument
valid, jika nilai sig (2 tailed) ≥ 0,05, maka butir instrument tidak valid.
48
Hasil uji validitas instrumen variabel Kepemimpinan Kepala
dari variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki nilai lebih besar dari 0,36
yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan
ini diperkuat dengan nilai signifikansi (2-tailed) seluruh instrumen yang lebih
49
Hasil uji validitas instrumen variabel motivasi dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut:
dari variabel motivasi memiliki nilai lebih besar dari 0,36. Dengan demikian
yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan
50
ini diperkuat dengan nilai signifikansi (2-tailed) seluruh instrumen yang lebih
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Peningkatan Kinerja (Y)
dari variabel Peningkatan Kinerja memiliki nilai lebih besar dari 0,36. Dengan
Peningkatan Kinerja yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam
instrumen yang lebih kecil atau sama dari nilai α sebesar 5 % atau 0,005.
51
Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian dapat dilihat pada table 3.4
berikut ini :
koefisien reliabilitas pada variabel prestasi dan nilai koefisien reliabilitas pada
variabel lainnya lebih besar dari 0,6 (>0,6) dapat diterima, maka variabel-
Selanjutnya, digunakan uji asumsi klasik untuk melihat kualitas data yang
berasal dari angket/ instrument penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan
meliputi uji normalitas data dan heteroskedatisitas. Uji normalitas bertujuan untuk
dilakukan dengan melihat dengan melihat grafik histogram dengan normal curve
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil dari uji
52
Gambar 3.1
Hasil Output SPSS Grafik Uji Normalitas Data
10
0.8
8
0.6
6
4 0.4
2
0.2
Mean = -5.86E-15
Std. Dev. = 0.965
0 N = 30
-2 -1 0 1 2 0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (data diolah) Observed Cum Prob
pola penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Dengan demikian maka model persamaan regresi uji hipotesis pertama tersebut
apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedatisitas., hasil pengujian dapat dlihat pada tabel dibawah ini :
53
Gambar 3.2
Hasil Output SPSS Scatterplots Heteroskedatisitas
Scatterplot
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu.
Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada di menyebar secara
acak di atas dan di bawah titik nol. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
heteroskedastisitas.
54
3. Pengujian Hipotesis Assosiatif
a. Uji t statistik
Bila nilai signifikansi t < dari 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Bila nilai signifikansi t > dari 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak
r n2
t
1 r 2
55
b. Uji F statistik
Bila nilai signifikansi F < dari 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Bila nilai signifikansi F > dari 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak
56
4. Koefisien Determinatik, SR Dan SE Masing-Masing Variabel Bebas
sebagai berikut:
b x1 y
SRx1 x100%
Jkreg
c x2 y
SRx 2 x100%
Jkreg
SEx1 SRx1 R 2
SEx 2 SRx 2 R
2
57
Keterangan:
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat merdeka hingga tahun 1966 Indonesia mengalami masa yang sangat
sulit baik dari bidang ekonomi, politik, hingga pendidikan yang pada saat itu
masih mencari jati diri yang tepat bagi bangsa dan negara Indonesia. Melihat
kondisi negara yang masih sulit pada saat itu, berkumpullah beberapa tokoh
Berdasarkan pertemuan para tokoh tersebut, dan atas landasan ide bersama
yang disepakati maka pada tahun 1967 didirikanlah sekolah dalam bentuk yayasan
dan diberi nama Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) yang bertempat dan
berkedudukan di Medan, Jln. Imam Bonjol No. 35 yang pada awalnya adalah
Kata Harapan mempunyai makna yang dalam, berupa harapan dari para
Indonesia yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah untuk kebahagiaan dunia dan
manusia yang penuh iman, mempunyai ilmu yang berkualitas, dan dengan iman
dan ilmu itu akan diamalkan bagi kepentingan negara, bangsa, dan agama.
59
Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim Bapak A.J Mokoginta meresmikan
perguruan ini dengan nama Perguruan Harapan pada tanggal 4 Februari 1967.
dan sekarang hingga pada jenjang perguruan tinggi. Visi dari Yayasan Pendidikan
SMP Harapan didirikan pada tahun 1967 sebagai pemisahan sekolah 9 tahun
kepercayaan kepada Bapak Zainuddin (Alm) sebagai Kepala Sekolah dan Amron
terlaksana dengan baik, dengan jumlah murid pada saat itu mencapai 103 orang
dan 13 orang guru. Namun, oleh karena kondisinya yang semakin melemah dan
jabatan tersebut mulai dari tahun 1971 dan memberikan tugas-tugas lain
mengundurkan diri dan akhirnya kembali keharibaan Allah SWT pada tahun
1979.
terhitung mulai tahun 1971 dan pada tahun 1972 diangkatlah Drs. Syamsuddin
semakin besar dengan jumlah murid yang semakin banyak, maka pengurus
60
memutuskan SMP Harapan dimekarkan menjadi dua sekolah, masing-masing
SMP Harapan 1 dan SMP Harapan 2 pada tahun ajaran 1975-1976. Jumlah murid
SMP Harapan 1 pada saat pemekaran sebanyak 294 orang dan guru sebanyak 17
Bapak Amron A. Siregar hingga tahun 1993. Karena tugas beliau yang juga
merangkap memimpin SMA Harapan, maka pada tahun tersebut diangkatlah Drs.
Rohan Sar Dasopang sebagai Kepala Sekolah dengan Wakil Kepala Sekolah I, II,
dan III masing-masing yaitu Bapak Basran Ahmad, Bapak Drs. Gito, serta Bapak
kodrat manusia yang tidak dapat ditolak, hal ini ditandai dengan menurunnya
kesehatan Drs. Rohan Sar Dasopang dan beliau meninggal dunia pada tanggal 31
Desember 2005, begitu pula dengan Bapak Basran Ahmad yang sudah memasuki
usia purna bakti beliau mengundurkan diri pada tahun 2004 dan pada Januari
tahun 2006 sebagai pejabat sementara Kepala Sekolah ditunjuk Bapak U’un
Ahmad Saehu, SE. M.Pd. Selanjutnya pada tanggal 3 Maret 2006 Pengurus
Manurung, M.Pd menjadi Kepala Sekolah SMP 1 Harapan Medan yang defenitif.
oleh Drs. Syawaludin Akbari sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum,
Drs. Idris Ginting sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Administrasi dan Sarana
Prasarana serta Karimuddin, S.Ag, S.Pd.I sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang
61
dengan mengelola 494 siswa dalam 12 rombongan belajar dan 30 orang tenaga
pendidik.
berbagai prestasi pada tingkat Sub Rayon Kota Medan, tingkat Provinsi Sumatera
Utara, dan beberapa tingkat Nasional serta satu orang siswa berprestasi di tingkat
Internasional pada tahun 2002 atas nama Yudi Lesmana sebagai pemegang rekor
dunia remaja Grand Master Of Memory kategori One Hour Card. Setiap tahunnya
Assesments for School (ICAS) yang dilaksanakan oleh University of New South
Wales Australia.
Nasional Sekolah/ Madrasah pada tahun 2009 dan berlaku sampai tahun 2013
SMP Harapan 1 Medan mendapatkan peringkat A/ Amat Baik dengan nilai akhir
dipertahankan dan jumlah siswa pada tahun pelajaran 2011-2012 terpaksa dibatasi
62
B. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden
Laki-laki 16 53,3%
Perempuan 14 46,7%
63
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Mengajar
5 – 15 tahun 14 46,7%
15 – 25 tahun 13 43,3%
dominan adalah yang masa mengajar 5-15 tahun berjumlah 14 orang (46,7%).
64
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
dibawah ini :
karir.
65
C. Analisis Deskriptif Jawaban Responden Atas Butir Pertanyaan Angket
Sekolah (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Peningkatan Kinerja (Y) diukur dengan
menampilkan opsi jawaban setiap responden terhadap setiap item pertanyaan yang
Uraian dari penafsiran dan evaluasi jawaban yang ada dari setiap item
Jawaban
Total
No Pertanyaan
Skala 4 Skala 3 Skala 2 Skala 1
F % F % F % F % N %
6 Item 6
0 0% 26 86,7% 4 13,3% 0 0% 30 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (data diolah)
66
Data tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
sebesar 63,3% (19 orang) dan selebihnya menjawab sering tetapi tidak
sebesar 60% (18 orang) dan selebihnya menjawab sering dan selalu
kelas ditentukan dalam suatu rapat guru dan diputuskan secara bersama,
sebesar 53,3% (16 orang) dan selebihnya menjawab sering dan selalu
67
sama antara jawaban sering dan selalu yaitu sebesar 50% (15 orang)
dengan jawaban sering tetapi tidak intens, yakni sebesar 50% (15 orang).
sering dan selalu, yakni sebesar 53,3% (16 orang) dan selebihnya
sering tetapi tidak intens, yakni sebesar 86,7% (26 orang) dan selebihnya
68
2. Variabel Motivasi (X2)
Penafsiran dan evaluasi jawaban yang ada dari setiap item pertanyaan
variabel bebas Motivasi dapat dilihat pada penjelasan tabel 4.5 berikut ini :
Jawaban
Total
No Pertanyaan
Skala 4 Skala 3 Skala 2 Skala 1
F % F % F % F % N %
69
berkesempatanyakni sebesar 66,7% (20 orang) dan selebihnya menjawab
orang).
tingkat kepuasan guru atas penghargaan yang diberikan pihak sekolah dari
sebesar6,7% (2 orang).
jawaban ingin, yakni sebesar 80% (24 orang) dan selebihnya menjawab
70
3. Variabel Peningkatan Kinerja (Y)
Penafsiran dan evaluasi jawaban yang ada dari setiap item pertanyaan
variabel terikat Peningkatan Kinerja dapat dilihat pada penjelasan tabel 4.6
berikut ini :
Jawaban
Total
No Pertanyaan
Skala 4 Skala 3 Skala 2 Skala 1
F % F % F % F % N %
71
memilih jawaban sesuai yakni sebesar 63,3% (19 orang) dan selebihnya
dominan memilih jawaban tinggi, yakni sebesar 60% (18 orang) dan
responden didominasi oleh jawaban cepat yaitu sebesar 53,3% (16 orang)
selebihnya dengan jawaban sangat cepat sekali, yakni sebesar 46,7% (14
orang).
memilih jawaban disiplin sebesar 50% (15 orang) dan 50% lainnya (15
72
D. Uji Hipotesis Penelitian Dan Pembahasan
Motivasi yang tinggi dapat menigkatkan Kinerja Guru sesuai dengan hipotesa
berganda.
bernilai positif atau negatif, maka koefisien beta dari tiap variabel bebas didalam
model regresi yang diperoleh dijadikan sebagai acuan penilaian. Jika koefisien
beta variabel bebas bernilai positif maka semakin besar variabel bebas tersebut
maka akan semakin bernilai positif pula koefisien terikatnya. Hasil dari SPSS
untuk model regresi atas variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan
Motivasi (X2) terhadap Peningkatan Kinerja Guru (Y) diuraikan pada tabel
berikut :
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.692 .971 -1.742 .093
Kepemimpinan .721 .063 .722 11.501 .000
Motivasi .376 .077 .307 4.892 .000
a. Dependent Variable: Peningkatan_Kinerja
73
Dari table 4.7 di atas maka dapat disusun persamaan regresi berganda berikut :
yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi (X2) dalam keadaan
konstant atau tidak mengalami perubahan (bernilai sama dengan nol), maka
Peningkatan Kinerja Guru (Y) adalah 1,692 dengan tanda nilai negatif.
Artinya, jika tidak ada nilai variable Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Kinerja Guru pada SMP Harapan 1 Medan sebesar 37,6%. dilihat dari
74
2. Uji Hipoteis Parsial (Uji t)
Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara
parsial mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat
pengelolaan data SPSS 20 for windows dengan hasil seperti yang terlihat pada
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
el B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -1.692 .971 -1.742 .093
Kepemimpinan .721 .063 .722 11.501 .000
Motivasi .376 .077 .307 4.892 .000
Dependent Variable: Peningkatan_Kinerja
Untuk kriteria Uji t dilakukan pada tingkat alpha = 5% dibagi dua/ uji
dengan dua arah (0,025). Nilai t untuk n-3 = 30-3 = 27 adalah 2,000 (tabel=
2,05183).
Peningkatan Kinerja Guru, dari pengelolaan data SPSS 20 maka dapat diperoleh
75
Berdasarkan hasil pengujian secara mandiri pengaruh Kepemimpinan
diperoleh thitung sebesar 11,501 > tabel sebesar 2,05183 dan mempunyai angka
signifikan sebesar 0,000 < 0,025, Berarti Ha diterima (Ho ditolak), hal ini
Peningkatan Kinerja Guru pada SMP Harapan 1 Medan, diperoleh thitung sebesar
4,892 > tabel sebesar 2,05183 dan mempunyai angka signifikan sebesar 0,000 <
0,025, Berarti Ha diterima (Ho ditolak), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja Guru pada SMP
Harapan 1 Medan.
program SPSS 20 for windows. Uji ini juga digunakan sebagai jawban dari
pengaruh yang signifikan terhadap Peningkatan Kinerja Guru pada SLTP Harapan
1 Medan. Hasil perhitungan uji simultan yaitu dapat terlihat dalam tabel di bawah
ini :
76
Tabel 4.9. Uji Hipotesis Simultan (Uji F) Dengan SPSS
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 171.203 2 85.602 297.717 .000 a
Residual 7.763 27 .288
Total 178.967 29
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Peningkatan_Kinerja
diketahui bahwa nilai Fhitung dari kedua variabel bebas yakni Insentif dan Penilaian
signifikan 0,000 yang berarti < 0.05 atau alpha = 5 %, itu menjelasakan bahwa Ho
4. Koefisien Determinasi
variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi yang terjadi pada objek
77
dikalikan dengan 100% atau diubah dalam bentuk persentase untuk melihat
0,957 (adjust R Square). Hal ini berarti sekitar 95,7% variabel Peningkatan
Motivasi, sedangkan sisanya 4,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
Y maka dihitung nilai Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif dari
dan X2 terhadap Y dengan bantuan SPSS diperoleh hasil Korelasi Pearson seperti
Kepemim Peningkatan_
pinan Motivasi Kinerja
Kepemimpinan Pearson Correlation 1 ,770** ,958**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 30 30 30
Motivasi Pearson Correlation ,770** 1 ,863**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 30 30 30
Peningkatan_Kinerja Pearson Correlation ,958** ,863** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
78
Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (data diolah)
Dari hasil Koefisien Korelasi, Nilai Beta Koefisien Regresi dan R Square
= 72,57%
= 27,79 %
= SR X1 + SR X2
79
5. Pembahasan
penelitian ini secara umum sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
anggapan kesetujuan yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masing-
sebagai berikut :
Guru
hasil dari analisis Uji t menunjukkan bahwa t hitung mempunyai angka signifikan
sebesar 0,000 < 0,025, berarti Ha diterima (Ho ditolak), hal ini menunjukkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan landasan teori yang ada, yaitu apabila
Kepala Sekolah melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dengan baik, maka
akan terjadi peningkatan kinerja guru dalam menjalanan fungsi sebagai tenaga
80
pendidik, memberi contoh teladan bagi peserta didik dan mampu menghadirkan
yang baik, hingga pada akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan kwalitas
sumberdaya manusia peserta didik dengan pemahaman materi pelajaran yang baik
peran serta Kepala Sekolah yang aktif dalam memecahkan permasalahan yang
juga mengenai kesejahteraan guru dan segala kendala yang dihadapi sekolah
diterima (Ho ditolak), hal ini menunjukkan bahwa bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara Motivasi terhadap Peningkatan Kinerja Guru pada SMP Harapan
Dengan adanya Motivasi, maka guru akan terdorong untuk dapat bekerja lebih
81
baik didalam melaksanakan tugas pokoknya. Guru dengan prestasi yang baik akan
undang pendidikan.
Indonesia agar tercipta generasi yang handal nantinya untuk melanjutkan roda
sedangkan sisanya 4,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
bergantung pada bagaimana Kepala Skolah mampu memimpin dengan baik dan
82
akan perubahan kesejahteraan yang lebih baik. Sumbangan untuk masing-masing
variable dilihat dari nilai SE nya adalah : 69,16% untuk variabel Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan 26,49% untuk variabel motivasi guru. Nilai Sumbangan
Kinerja Guru secara dominan (95,7%). Kedua variable ini terbukti memiliki
Medan.
Sekolah dan Motivasi memiliki arah/nilai yang positif yang artinya semakin baik
Kepemimpinan seorang Kepala Sekolah maka semakin baik pula Kinerja Guru,
dan semakin besar Motivasi Guru maka akan semakin baik pula seorang guru
83
BAB V
A. Kesimpulan
pada SMP Harapan 1 Medan , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Medan mendapatkan apresiasi yang tinggi dan dapat diterima dengan baik
oleh guru, hal ini dibuktikan dengan persentase jawaban dengan skala
positif yang tinggi untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi
teori yang ada, yaitu apabila Kepala Sekolah melaksanakan peran dan
teladan bagi peserta didik dan mampu menghadirkan suasana belajar yang
yang baik yang pada akhirnya akan berbuah pada prestasi belajar. Nilai
84
Sumbangan Efektif (SE) variable bebas Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Motivasi Guru juga mendapatkan apresiasi yang tinggi oleh guru, hal ini
prestasi. Dengan prestasi yang baik yang dicapai oleh guru, akan
3. Hasil dari uji F pada penelitian ini diperoleh nilai Fhitung dengan nilai
signifikan 0,000 yang berarti < 0.05 atau alpha = 5%, itu menjelasakan
85
kepemimpinan dijalankan, semakin tinggi motivasi maka akan semakin baik
pula kinerja guru sebagai tenaga pendidik. Hasil penelitian ini dilihat dari
Motivasi, sedangkan sisanya 4,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
B. Saran
Adapun saran yang bisa diberikan pada penelitian ini untuk perusahaan
adalah :
1. Sesuai dengan hasil penelitian ini, diharapkan agar Kepala Sekolah tetap
setiap perubahan ataupun informasi yang penting kepada para guru. Guru
akhirnya akan tercapai visi dan misi Yayasan sesuai dengan yang
sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh pihak sekolah kepada guru.
Proses penilaian kinerja ini djalankan secara adil dan menyeluruh, tanpa
ada perbedaan diantara sesama guru. Sistem penilaian kinerja yang fair
86
akan meningkatkan motivasi guru dalam bekerja dan berkarya sesuai
dengan tugas pokok seorang tenaga pendidik yang baik dan berprestasi.
87