EKA SULASTRI
1942041029
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia itu tidak ubahnya dengan makhluk lainnya yang tidak mengenyam
kemajuan teknologi dan globalisasi. Perubahan dalam dunia pendidikan baik dari
segi kurikulum, sistem dan lain sebagainya yang harus menyesuaikan dengan
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor
penentu tinggi dan rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis
manusia, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan
masyarakat. Semakin tinggi sumber daya manusia, maka semakin baik tingkat
pendidikan, dan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indikator tersebut
Sekolah sebagai sebuah lembaga atau organisasi dan tempat untuk mengajar
dan belajar peserta didik dan pendidik, terdapat orang atau sekelompok
orang yang melakukan hubungan kerja yaitu kepala sekolah, guru-guru serta
bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya yang ada agar mereka mampu
itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitas di dalam menjalankan tugas
keguruan di dalam kelas dan tugas kependidikan di luar kelas. Sikap ini akan
dibarengi pula dengan rasa tanggung-jawab mempersiapkan segala perlengkapan
spesifikasi atau kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan di ukur
pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Kinerja guru dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang
dimaksud adalah kegiatan guru dalam mengelola proses pembelajaran mulai dari
adalah dengan memiliki sifat kasih sayang atau mencintai terhadap apa yang
sumber daya manusia sebagai aset utama yang paling penting dan tidak
berkualitas. Seorang guru dituntut untuk bisa memberikan kontribusi yang besar
karena keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kinerja guru yang professional
dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan
tergantung pada kemampuan kepala sekolah. Sehubungan dengan itu maka dapat
1985).
satuan PAUD secara serentak di Kecamatan Amali dengan mengangkat salah satu
baru di setiap satuan PAUD karena kepala satuan sebagai administrator berfungsi
yang dimiliki belum mumpuni, serta belum pernah memiliki pengalaman sebagai
B. Rumusan Masalah
PAUD terhadap Kinerja Guru di Satuan PAUD Kec. Amali, Kab. Bone.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
di Lembaga/ sekolah.
A. Kajian Pustaka
1. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula.
pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar
yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang
seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan
"pemimpin". Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
mengarahkan segala sumber daya yang ada disekolah, baik itu siswa, tenaga
pendidik dan kependidikan, serta sarana dan prasarana yang ada disekolah untuk
terdapat beberapa komptensi/ standar yang harus dimiliki kepala sekolah, yaitu:
kepala sekolah sering memberikan pidato atau ceramah singkat kepada siswa
keuangan, peserta didik dan yang lainnya agar sesuai dengan ketentuan yang
penting dalam usahanya mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Oleh
karena itu, menurut fungsinya, seorang pemimpin yakni ke-pala sekolah memiliki
tugas-tugas penting.
iptek, dan memberi teladan yang baik. Seperti pemaparan Vivi (2013) bahwa
hubungan yang harmonis antara seluruh warga sekolah dan tidak hanya
menjadi tanggung jawab kepala sekolah semata. Oleh karena itu upaya yang
pemimpin sekolah dapat membuka diri secara luas untuk menyerap sumber-
sumber yang dapat mendorong perubahan manajerial. Untuk melakukan peran dan
fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
sekolah.
c) Kepala Sekolah sebagai Administrator
dengan pengetahuan dan sikap yang antisipatif terhadap perubahan yang terjadi
2013).
yang sudah benar, mana yang belum benar, dan mana pula yang tidak benar,
2004); Barinto, 2012; Vivi (2013). A.R. Manarus dan Sidik (1996) ada hubungan
positif yang signifikan antara supervise kepala sekolah dan kepuasan kerja gur
merupakan salah satu faktor yang mendorong sekolah dapat mewujudkan visi,
misi dan tujuan dan sasaran sekolah melalui program- program yang dilaksanakan
mempengaruhi orang lain agar mau bekerja untuk mencapai tujuan yang telah
dan sebagainya.
f) Kepala Sekolah sebagai Inovator
sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
Ancok (2012) memaparkan bahwa inovasi adalah suatu perubahan dari sesuatu
hal, baik bersifat incremental maupun perubahan yang bersifat radikal. Peran
motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya. Karena kepala sekolah meyakini dengan kemampuan membangun
motivasi yang baik akan membangun dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi
demi mewujudkan mutu pendidikan yang baik pula. Kemampuan kepala sekolah
2. Kinerja Guru
a. Pegertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja”
yang menerjemahkan kata dari Bahasa asing adalah prestasi, bisa pula berarti hasil
kerja. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan
adalah yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi
kepada organisasi yang antara lain termasuk: kualitas keluaran, kuantitas keluaran,
prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja aktual dengan standar kerja
yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.
disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh
seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas
yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja
ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang
telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan
standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu
yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus
dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih
b. Kinerja Guru
dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud
kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997: 49) dalam buku
perguruan tinggi.
Menurut Wahab dan Umiarso (2010 : 122) bahwa :
perguruan tinggi.
20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru
kinerja guru sebagai hasil kerja atau prestasi pekerjaan guru sesuai kemampuan
kategori yakni:
sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun
eksternal:
“Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2)
tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas, (4)
penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6)
perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan
sesama guru, (8) MGMP dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing
serta (10) layanan perpustakaan”.
(1) Tingkat manfaat (sistem insentif); (2) Lingkungan atau iklim Pekerjaan guru;
(3) Pekerjaan guru dan desain pekerjaan; (4) Peluang Mengembangkan dan
memperbaiki diri (5) Semangat atau semangat kerja; (6) Pengetahuan, (7)
selanjutnya.
kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat
digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi
atau penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain
melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki
makna atau nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun
situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling
kriteria tertentu. Untuk guru, peringkat kinerja berfungsi sebagai umpan balik
Hasil evaluasi guru bagi sekolah memiliki arti dan peran yang sangat penting
B. Kerangka Pikir
merupakan program satuan Pendidikan non formal yaitu Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam
Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini sebagai dasar dalam
membutuhkan kinerja guru yang baik dan professional dalam mengajar sehingga
tujuan program dapat tercapai. Guru yang baik dan professional merupakan guru
yang mampu menjalankan tugas dengan baik dan memiliki kompetensi yang
dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang
mereka miliki. Dalam hal ini adalah guru dapat memehami peserta didik dengan
stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
Dalam hal ini kepribadian yang stabil dan mantap, kepribadian yang dewasa,
kepribadian yang arif, kepribadian yang berwibawa dan memiliki akhlak mulia
dan menjadi teladan. 3). Sosial, kompetensi sosial yaitu kemampuan yang dimiliki
oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan,
peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah. Dalam
hal ini memiliki sikap inklusif, mampu berkomunikasi dengan santun, mampu
pengembangan diri.
Kinerja guru yang baik juga bergantung pada kemampuan kepala sekolah
dalam menjalankan tugas dan fungsi nya dengan baik. Kepala sekolah memiliki
fungsi 1). Edukator, kepala sekolah bertugas untuk membimbing guru dan tenaga
baik. 2). Manager, kepala sekolah bertugas untuk melakukan fungsi menyusun
mewujudkan visi dan misi serta tujuan dan sasaran sekolah melalui program-
program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. 6). Innovator, kepala
sekolah bertugas untuk mengatur strategi yang tepat untuk menjalan hubungan
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga
berikut:
C. Hipotesis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Djaali, pendekatan merupakan desain prosedur dan rencana yang dimulai dari
tahap hipotesis yang berlanjut pada penghimpunan data, analisis dan kesimpulan.
yang berlandaskan pada fisafat positivism yang digunakan pada populasi atau
akibat.
2. Jenis Penelitian
metode deskriptif adalah sebuah penelitian yang lebih luas dalam penggunaan
data-datanya. Maksud luas dalam hal ini artinya lebih condong pada Analisa yang
Hal ini dimakusdkan agar peneliti dapat menjelaskan secara jelas dan rinci
informasi atau data yang diperoleh dalam penelitiannya secara mendalam. Alasan
dalam menggunaka metode ini, peneliti berusaha mencari fakta data terkait
B. Lokasi Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
kata benda yang berarti variasi dalam suatu kelas pada objek. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variable penelitian adalah suatu
objek atau sifat atau nilai yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh
tersebut adalah :
b) Variabel dependen atau variabel terikat pada penelitian ini yaitu Kinerja Guru.
2. Desain Penelitian
dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh yang berbeda dari
1. Populasi
kumpulan objek atau objek yang akan digeneralisasikan dari hasil penelitian.
atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah guru satuan PAUD Kecamatan Amali, Kab.
Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta
dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi
sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Maka
pengambilan jumlah sampel mengacu pada tabel Krejcie, yaitu dengan jumlah
jumlah populasi sebanyak 35 guru TK, dan sampel yang akan diambil tetap 35
guru TK.
timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru,
staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masingmasing demi kemajuan dan
sekolah yang baik akan memberikan dampak positif dan perubahan yang baik
berikut:
1) Educator
2) Manager
3) Administrator
4) Supervisor
5) Leader
6) Inovator
7) Motivator
2. Kinerja Guru (Variabel Dependen)
Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan
Kinerja seorang guru merupakan hasil kerja atau prestasi kerja dari
dengan siswa.
1) Kompetensi Pedagogik
2) Kepribadian
3) Sosial
4) Profesional.
1. Observasi
teknik pengumpulan data untuk mengamati perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan responden. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan
2. Angket/Kuesioner
dibagi menjadi dua, yaitu : terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah
2017:143).
angket dengan jenis angket skala likert dengan interval 1-5. Adapun item-item
3. Metode Dokumentasi
sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi social yang sangat
G. Analisis Deskriptif
Kepala Satuan terhadap Kinerja Guru Satuan PAUD skor jawaban responden akan
dianalisis secara deskriptif, yaitu berdasarkan jumlah total skor jawaban setelah
masing frequensi yaitu 1,2,3,4,dan 5. Jumlah total ini kemudian dibagi dengan
jumlah skor total jawaban bila semua jawaban bernilai 5, sehingga didapatkan
kriteria angka persentase yang akan menunjukkan tinggi atau rendahnya deskripsi
penilaian tangapan responden terhadap setiap variabel yaitu variabel
sebagai berikut :
Setuju (S) =4
76 – 90% : Baik
51 – 60% : Kurang
besar ketepatan dan kecermatan sutau alat ukur didalam melakukan fungsinya.
Menurut Sugiono (2004:109) “Instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat
digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur. “Sugiono (2007:110) juga
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama”. Jumlah responden uji coba sebanyak 32 (tiga puluh dua) guru
Dihitung dengan uji t atau uji signifikasi. Uji ini adalah untuk menentukan
SPSS.
mengungkap data yang dapat dipercaya. Selain harus valid. Instrument juga harus
memperoleh hasil yang sama saat dilakukan penelitian Kembali pada waktu yang
berbeda.
sebagai berikut :
Data Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan
berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk ketiga variabel penelitian
I. Uji Hipotesis
menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X)
Sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga
merupakan salah satu Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk
Kuantitas.
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji
hitung dengan tabel f jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima) maka
model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada tabelAnova