Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan yang
diampu oleh Bapak Fajri Dwiyama S.Pd.I., M.Pd.I. pada Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam kelompok 1 semester 6
OLEH:
IRMAWATI
862312020001
FAKULTAS TARBIYAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pencapaian
kemajuan pembangunan. Melalui penciptaan Sumber Daya Manusia unggul dan
berkualitas, pendidikan diyakini akan memberikan konstribusi positif bagi
kemajuan dan pembangunan, baik pembangunan jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang.
Sekolah sebagai salah satu sarana vital dalam pengembangan sumber daya
manusia dan erupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan dan membentuk
manusia terampil dibidangnya. Perwujudan manusia berkualitas menjadi tanggung
jawab pendidikan terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek
yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif,
mandiri, dan profesionalisme pada bidangnya masing-masing. Upaya peningkatan
kualitas pendidikkan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun
secara inovatif.
Sekolah yang dikelola dengan baik dari segi pembelajaran, sumber daya
manusia dalam hal ini pendidik serta manajemennnya maka sekolah akan
menghasilkan output yang berkualitas yang mampu bersaing yang lebih besar
tantangannya dan lebih komplek. Sedangkan sekolah yang manajemennya kurang
baik, tenetunya tidak akan mampu menghasikan siswa yang berkualiatas dan
mempunyai daya saing di masyarakat nantinya, di era yang modern ini sekolah
dituntut untuk memilki manajemen yang baik.
Untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas dan sekolah yang memenuhi
kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan, maka sekolah membutuhkan sumber
daya manusia yang professional, sumber daya manusia yang berkualitas yang
dimiliki oleh sekolah hendaknya diberdayakan sehingga bisa memberikan
kontribusi yang menguntungkan bagi terselenggaranya pendidikan yang efektif.
Kepala sekolah sebagai seorang manajer sudah semestinya mengoptimalkan mutu
manajerialnya guna memenuhi harapan pelanngan pendidikan yaitu masyarakat.
1
2
Dalam kerjanya sebagai seorang manajer seorang kepala sekolah tentunya tidak
bisa terlepas dari bimbingan seorang supervisor. Kerjasama yang baik antara
Kepala sekolah dan supervisor dalam menjalankan fungsi manajerial yang baik
akan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. (Andriani et al., 2022)
Secara bahasa supervisi terdiri atas dua kata, super (atas) dan vision
(melihat). Dengan kata lain supervisi mengandung arti yang atas melihat
kebawah. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa supervisi dilakukan oleh pihak
yang memiliki kedudukan yang lebih atas dari pihak yang di supervisi.
Manajerial merupakan kata sifat dari manajemen yang berarti pengelolaan
sesuatu yang baik. Manajerial berarti bagaimana membuat proses, keputusan dan
menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Manajerial diartikan
juga sebagai mencari solusi alternative terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepala sekolah sebagai pegawas harus mampu melaksanakan supervisi
yang bukan sebatas rutinitas, akan tetapi mengedepankan nilai-nilai ilmu dan
kualitas dalam proses pendidikan. Seorang pengawas harus mengetahui apa dan
bagimana supervisi itu, baik secara teoritis maupun penerapannya pada saat di
lapangan. Untuk itu, seorang pengawas juga semestinya akan dituntut memiliki
kompetensi atau kemampuan dan keterampilan yang baik agar tercapai tujuan
supervisi yang diharapkan. (Mudzakar, 2016)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah secara esensial telah mengadopsi garis besar
pelaksanaan supervisi manajerial. Permendiknas tersebut mengatur bagaimana
kegiatan pemantauan, pembinaan, dan penilaian terhadap seluruh aspek yang
berkenanaan dengan kegiatan operasional sekolah, diantaranya dalam mengelola,
mengadministrasikan, dan melaksanakan berbagai kegiatan yang ada di sekolah
sehingga sekolah mampu beroperasi secara efektif dan efesien dalam rangka
mencapai tujuan sekolah, pemenuhan standar pendidikan nasional, peningkatan
mutu, dan pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya.
Kegiatan supervisi manajerial melibatkan kepala sekolah karena kepala
sekolah merupakan tokoh utama yang menerapkan fungsi manajerial di sekolah.
Selain itu kepala sekolah, merupakan pengambil kebijakan di tingkat sekolah
3
5
6
Supervisi
Manajerial
Kepala
Pedagogik Guru
SMAN 13
BONE
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah sebagai lawannya sebagai eksperimen, dimana peneliti merupakan
eksperimen kunci dengan analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalitas yaitu proses penalaran yang bertolak dari
individu menuju kumpulan umum.
B. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. penelitian
deskriptif kualitatif, deskriptif yaitu rumusan masalah yang memandu penelitian
untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam (Radinal, 2017). Pendekatan kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Aziza, 2017). Proses
penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan
digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya
diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengelolahan data untuk
memberi kan penjelasan dan argumentasi. Penelitian kualitatif informasi yang
dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat
peneliti sendiri.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA 2 Bone, Kecamatan
Mare, Kabupaten Bone. Tempat penelitian ini didasarkan oleh pertimbangan jarak
tempat tinggal peneliti yang relatif tidak jauh, menghemat biaya, peneliti
mengenal situasi dan kondisi Madrasah serta pertimbangan kemudahan dalam
memperoleh data sehingga peneliti lebih dapat memfokuskan pada masalah yang
diteliti.
Waktu penelitian berlangsung pada semester genap (6) tahun ajaran
2023/2024.
15
16
D. Fokus Penelitian
Berdasarkan paparan latar belakang, maka fokus penelitiannya yaitu:
1. Peran supervisi kepala sekolah.
2. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
E. Sumber Data
1. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah responden dalam hal ini
bapak yang dapat memberikan informasi dan data yang dibutuhkan yang
berkaitan dengan membangun iklim organisasi melalui peran kepala
sekolah.
2. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumentasi
tempat penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif, peneliti mengumpulkan data berdasarkan pengamatan
situasi yang wajar (alamiah), sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi atau
dimanipulasi. Peneliti yang memulai atau memasuki lapangan berhubungan
langsung dengan situasi dan orang yang diselidikinya. Oleh karena itu peneliti
harus terjun langsung dilapangan untuk mendapatkan hasil dari wawancara yang
dapat didokumentasikan melalui tertulis, hasil rekaman ataupun dalam bentuk
video (Luthfiyah, 2020).
1. Observasi
Yaitu catatan untuk mengamati secara langsung dengan sumber
informasi tentang objek penelitian, keadaan guru dan keadaan siswa.
2. Wawancara
Yaitu catatan pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan dan tidak
dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.
3. Dokumentasi
Yaitu catatan keterangan atau kondisi objektif lokasi penelitian dan
sampel yang diteliti dengan mencatat semua data secara langsung dari
referensi yang membahas tentang objek penelitian.
G. Instrumen Pengumpulan Data
17
cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat
akan smakin berkualitas.
c. Triangulasi
Wiliam Wiersma mengatakan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang
berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan,
berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data
yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya
e. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto
atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya
f. Mengadakan Membercheck
Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi
tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
sumber data atau informan (Sugiyono, 2013).
2. Transferabilitas
Merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas
eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil
penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Pertanyaan yang
berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai
dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si
pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang
20
berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat
dipertanggungjawabkan (Sugiyono, 2013).
3. Dependabilitas
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.
Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama
akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan
cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit
keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah,
terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data,
melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil
pengamatan.
4. Confirmabilitas
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya
pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat
dipertanggungjawabkan (Sugiyono, 2013).
I. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun atau mengola data agar dapat
ditafsirkan lebih baik. Analisis data dapat juga dimaksudkan untuk menemukan
unsur-unsur atau bagian-bagian yang barisikan kategori yang lebih kecil dari data
21
penelitian. Data yang baru didapat terdiri dari catatan lapangan yanng diperoleh
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi (Firman, 2015).
Untuk itu data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan
data kualtatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
1. Reduksi data
Reduksi data dilakukan peneliti agar memudahkan peneliti dalam
membuat sebuah kesimpulan. Reduksi data yang dilakukan peneliti dimulai
dengan mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian yang
bersumber dari catatan maupun data-data yang telah diperoleh dari
lapangan.
2. Penyajian data
Penyajian data yang dilakukan peneliti yaitu dengan melampirkan
penelitian dengan menyajikan data dalam bentuk-bentuk tabel, gambar
maupun bentuk bagan. Penyajian data ini dilakukan peneliti agar seluruh
data dan informasi yang ditemukan di lapangan dapat tersusun dengan
sistematis, dan peneliti akan lebih mudah memahami hasil penelitian
sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul, maka proses penelitian selanjutnya adalah
pemerikasaan kesimpulan verifikasi. Penarikan kesimpulan yang dilakukan
peneliti memiliki dua tahapan. Pada tahap pertama bersifat longgar, yaitu
peneliti menyimpulkan hasil penelitian secara umum namu terperinci. Pada
tahap kedua peneliti menarik kesimpulan final, yaitu menyimpulkan hasil
penelitian yang masih dalam bentuk umum sehingga akan ditemukan sebuah
kesimpulan hasil penelitian yang utuh dan dapat dipahami.
KISI-KISI INSTRUMEN
b. Mampu merancang
program remedial untuk
pengayaan dalam evaluasi
hasil belajar
Pengembangan a. Memiliki kemampuan
peserta didik membimbing anak
b. Menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran
untuk pengembangan
peserta didik
DAFTAR RUJUKAN
Andriani, D., Nisa, F., & Azizah, N. (2022). Supervisi Manajerial Dan Peran
Supervisor Dalam Peningkatan Kualitas Akademik Dan Kelembagaan
Pendidikan Islam. Mindset: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
1(September), 98–106. https://doi.org/10.58561/mindset.v1i2.48
Ike Malaya Sinta. (2019). Jurnal Islamic Education Manajemen. Jurnal Islamic
Education Manajemen, 4(1), 77–92.
https://doi.org/10.15575/isema.v3i2.5294
25
26