Anda di halaman 1dari 12

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP

NEGERI 12 GORONTALO

Yopi H Bano

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena dalam rangka mewujudkan guru yang profesional perlu adanya kegiatan
peningkatan kompetensi guru. Adapun cara meningkatkan kompetensi guru dapat melalui beberapa cara seperti
menerapkan fungsi pengembangan, pembinaan, kompensasi dan fungsi pengawasan (supervisi). Tujuan
penelitian adlaha untuk mendeskripsikan: 1). Implementasi kompetensi supervisi akademik; 2).Kendala yang
dihadapi, solusi yang dilakukan, dan dampak pelaksanaan supervisi di SMP Negeri 12 Gorontalo. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa supervise akademis dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun
perencanaan pembelajara, menyususn adminstrasi penilaian pembelajaran dan proses pembelajaran. Hal ini
didasarkan pada hasil penilaian perencanaan pembelajaran dari 12 aspek yang dinilai rata-rata hasil penilaian
perencanaan pembelajaran sebesar 88.60 % atau sudah termasuk kualifikasi baik. Supervisi administrasi
penilaian pembelajaran dari 10 aspek yang dinilai rata-rata hasil penilaian administrasi pembelajaran sebesar
86.25 % atau sudah termasuk kualifikasi baik. Supervisi proses pembelajaran atau penilaian kunjungan kelas
dari 5 aspek yang dinilai aspek pendahuluan, aspek eksplorasi, aspek elaborasi dan aspek penutup, masing-
masing berturut-turut memperoleh 90 %, 81.94 % 83.02 % 84.95 % dan 80,56 %. Rata-rata hasil penilaian
kunjungan kelas sebesar 84.10 % atau sudah termasuk kualifikasi baik. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa supervisi akademik yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
umpan baliksudah berjalan degan baik. Supevisi Administrasi dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

Kata Kunci: Kompetensi pedagogik guru dan supervisi akademis

PENDAHULUAN persoalan kehidupan dimasa mendatang (abad


Pendidikan merupakan kunci semua kemajuan dan XXI). Ciri suatu kondisi yang menyeluruh (global)
perkembangan yang berkualitas. Pendidikan dapat antara lain adalah tingkat persaingan yang ketat
mewujudkan semua potensi manusia baik sebagai dalam pelbagai sektor kehidupan. Dalam kondisi
pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam semacam ini hanya sumber daya manusia yang
rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi memiliki "mutu" yang dapat mampu menghadapi
kompetensi harus melalui proses pembelajaran. persaingan. Sehubungan dengan itu, salah satu
Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa aspek yang menjadi perhatian pada Pembangunan
jika yang diperoleh dari pembelajaran dapat Jangka Panjang. Tahap kedua adalah
diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada
kehidupan. Dalam proses pembelajaran guru hakekatnya kualitas sumber daya manusia
hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar merupakan subjek dan objek pembangunan yang
pedagogik modern dan yang mengutamakan menentukan.
pentingnya perencanaan, pelaksanaan, dan Sekolah adalah organisasi yang mempunyai tugas
evaluasi yang inovatif. utama memberikan layanan pendidikan bermutu
Mutu pendidikan suatu bangsa merupakan kepada masyarakat. Terkait dengan layanan
cerminan dari bangsa tersebut. Jika pendidikannya pendidikan bermutu, pemerintah telah menetapkan
berkualitas, maka bisa dipastikan bangsa tersebut Standar Pendidikan Nasional sebagai dasar rujukan
merupakan bangsa yang besar dan menghargai untuk mengukur kinerja sekolah. Mutu pendidikan
pendidikannya. Salah satu tolok ukur yang menjadi merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang
keberadaban suatu bangsa adalah mutu membantu lembaga pendidikan dalam
pendidikannya. Depdiknas, (2001:5) pengertian merencanakan dan mengatur agenda perubahan.
mutu mencakup input, proses, dan output Hoy et al, (2000) menjelaskan bahwa mutu
pendidikan Input pendidikan adalah segala sesuatu pendidikan adalah hasil penilaian terhadap proses
yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk pendidikan dengan harapan yang tinggi untuk
berlangsungnya proses. Proses pendidikan dicapai dari upaya pengembangan bakat-bakat
merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu para pelanggan pendidikan melalui proses
yang lain dengan mengintegrasikan input sekolah pendidikan. Dengan demikian maka mutu
sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran pendidikan merupakan suatu hal yang penting
yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu dalam proses pendidikan. Oleh karena itu
mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar- perbaikan proses pendidikan merupakan salah satu
benar mampu memberdayakan peserta didik. upaya untuk mencapai keunggulan dalam
Output pendidikan adalah merupakan kinerja penyelenggaraan pendidikan. Mutu pendidikan
sekolah yang dapat diukur dari kualitasnya, merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam
efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
inovasinya, dan moral kerjanya. meningkatkan kemampuan belajar seoptimal
Peningkatan mutu pendidikan pada mungkin. Analisis konsep ini menekankan kepada
umumnya pada semua jenjang merupakan suatu kinerja lembaga, yaitu kecenderungan semakin
keharusan bila dilhat dari kerangka menyiapkan efektif dalam mendayagunakan sumber-sumber
sumber daya manusia Indonesia agar lulusannya pendidikan dan semakin baik hasil yang dicapai,
mampu bersaing dan dapat mengatasi persoalan-

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 214


maka dapat dikatakan pendidikan tersebut memiliki Dalam rangka mewujudkan guru yang
mutu yang baik. profesional perlu adanya kegiatan peningkatan
Ikhtiar untuk meningkatkan mutu kompetensi guru. Adapun cara meningkatkan
pendidikan secara keseluruhan diwujudkan dalam kompetensi guru dapat melalui beberapa cara
penataan, pengelolaan dan seperti menerapkan fungsi pengembangan,
peningkatan kemampuan dari masing-masing pembinaan, kompensasi dan fungsi pengawasan
komponen dalam kegiatan pendidikan di (supervisi). Supervisi menurut Suhardan (2010)
Sekolah seperti sistem kelembagaan, adalah pengawasan terhadap kegiatan akademik
pengembangan kurikulum yang ada dan yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan
peningkatan kualitas tenaga kependidikan serta terhadap guru dalam mengajar, pengawasan
bagi pengelolaan pengajaran di sekolah. Setiap terhadap murid yang belajar dan pengawasan
usaha peningkatan mutu pendidikan merupakan terhadap situasi yang menyebabkannya.
usaha sistematik yang saling berhubungan antara Pengawasan dalam pendidikan merupakan
satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan pelayanan terhadap kebutuhan pokok guru agar
berikutnya. mampu meningkatkan potensinya sehingga benar-
Kepala Sekolah dan guru benar menjadi guru yang profesional. Adapun
merupakan faktor determinan terhadap pelaksanaan kegiatan supervisi di sekolah,
keberhasilan dalam menyelenggarakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala
kegiatan pendidikan. Guru merupakan ujung sekolah, karena salah satu tugas pokok kepala
tombak dalam menerjemahkan misi sekolah, yakni sekolah adalah sebagai supervisor.
melaksanakan pembelajaran sebagai kegiatan Fenomena yang terjadi di SMP 12
utama dalam pendidikan di sekolah. Untuk itu, Gorontalo yang berkaitan dengan aktivitas guru dan
upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya
mengajar guru harus terus menerus diupayakan adalah sebagai berikut: 1) guru sering tidak
melalui pendidikan dan pelatihan. Hal mengerjakan administrasi akademik (RPP dibuat
ini dimaksudkan agar guru-guru yang melakukan dengan mengcopy milik orang lain, adminisrasi
tugas di tingkat pendidikan menengah memiliki penilaian dan jurnal pembelajaran belum
kemampuan dan keterampilan yang standar terdokumentasi dengan baik; 2) sebagian besar
(profesional), yaitu keahlian atau tugas guru masih menerapkan pembelajaran yang
pembelajaran. Persyaratan-persyaratan tersebut konvesional dengan metode ceramah, tanya jawab,
diklasifikasikan dalam tiga kategori sebagai berikut: pemberian tugas; 3) minat dan motivasi guru dalam
Pertama, kerangka berpikir guru, yaitu kemampuan inovasi yang masih rendah, hal ini ditunjukkan
guru dalam (i) mendidik para siswa dalam kerangka dengan adanya sikap guru yang cenderung apatis
pencapaian tujuan pendidikan pada jenjang dengan adanya berbagai pembaharuan, dan
pendidikan menengah , (ii) merencanakan dan merasa nyaman dengan kondisi rutinitasnya; 4)
melaksanakan program pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran guru jarang
dan melakukan evaluasi pembelajaran berpegang menggunakan media, sehingga pembelajaran
pada prinsip perkembangan psikologis anak, dan cenderung membawa siswa hanya untuk
(iii) mengembangkan keterampilan hidup anak. membayangkan apa yang dipelajari (pembelajaran
Kedua, kemampuan profesional guru, yaitu (i) kurang nyata/riil); 5) guru sering meninggalkan
kemampuan dasar yang terkait dengan norma kelas saat jam mengajar dan hadir tidak tepat waktu
perilaku seorang guru dalam melaksanakan pada jam mengajar, 6) supervisi dilaksanakan satu
tugasnya sperti dedikasi, mandiri, disiplin, etos kerja kali dalam satu semester dengan tujuan hanya
dan sejenisnya, (ii) kemampuan mengajar yaitu untuk kepentingan administrasi PKG, tanpa disertai
menguasai pendekatan atau metodologi yang tindak lanjut.
digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan Permasalahan lain disebabkan adanya
pembelajaran dan usaha-usaha pendidikan, beberapa hal yang menghambat, antara lain: 1)
(iii) menguasai kurikulum yaitu guru mampu kepengawasan (supervisi) terhadap kinerja guru
menganalisis kurikulum, merencanakan kegiatan dari atasan yang masih kurang karena masih
belajar mengajar, melaksanakan proses belajar terbatas pada kepentingan PKG; 2) masih banyak
mengajar, mampu menyusun program pengajaran, guru yang kurang mendukung terhadap guru-guru
(iv) menguasai didaktik-metodik umum, yang mau dan mampu berinovasi; 3) fasilitas multi
(v) menguasai pengelolaan kelas, (vi) media yang belum tersedia secara merata di semua
melaksanakan monitoring dan evaluasi siswa, dan kelas. Hambatan-hambatan tersebut perlu untuk
(vii) mengaktualisasi diri. Ketiga, kemampuan segera diatasi, jika tidak segara diatasi akan
dalam penguasaan materi pembelajaran sebagai berpengaruh pada kinerja guru dan dampak
guru bidang studi. Penguasaan bidang studi yang selajutnya dapat berpengaruh pada mutu
diajarkan dan kemampuan mengembangkan lulusan/siswa sebagai muara dari kegiatan
pendekatan pembelajaran yang hidup yakni pendidikan.
mendorong keingintahuan dan kreativitas siswa Sasaran supervisi akademik adalah guru
merupakan wujud dare profesioanl skills yang dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
disyaratkan. Pada posisi seperti ini peningkatan bisa terjadi di dalam kelas, di luar kelas dan atau di
kemampuan sumber daya manusia seperti ini laboratorium. Bidang garapan supervisi
peningkatan kemapuan sumber daya manusia akademik sekurang-kurangnya terdiri atas : (a)
seperti guru merupakan prioritas utama sejalan penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat
dengan penataan dan pengembangan elemen satuan pendidikan, (b) penyusunan silabus dan
inti (core element) lainnya seperti kurikulum. rencana pelaksanaan pembelajaran, (c) pemilihan

215 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


dan penggunaan strategi pembelajaran pengembangan kompetensi individu karyawan
(pendekatan, metode, dan teknik), (d) penggunaan harus dilakukan secara seimbang antara
media dan teknologi informasi dan komunikasi kompetensi intelektual, sosial dan emosional
dalam pembelajaran, (e) merencanakan dan Dalam Undang-undang nomor 14 tahun
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kelima 2995 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa
aspek tersebut erat kaitannya dengan tugas pokok kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
dan tanggung jawab guru sebagai agen keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
pembelajaran. Dengan memahami kondisi yang dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam
demikian, maka dipandang perlu adanya upaya melaksanakan tugas keprofesionalan. Lebih lanjut,
untuk “Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa
Melalui Supervisi Akademik Di SMP Negeri 12 “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Gorontalo”. Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
. kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR profesional yang diperoleh
Kompetensi Pedagogik Guru melalui pendidikan profesi”
Di abad 21 pekerjaan guru merupakan pekerjaan Kompetensi pedagogik merupakan salah
yang kompleks dan tidak mudah seiring dengan satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai
perubahan besar dan cepat pada lingkungan guru. Kompetensi pedagogik pada dasarnya
sekolah yang didorong oleh kemajuan ilmu dan adalah kemampuan guru dalam mengelola
teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan pembelajaran peserta didik. Kompetensi
lingkungan. Kompetensi pedagogik Guru abad 21 pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan
tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan
dengan baik melainkan guru yang mampu menjadi menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajar dan agen perubahan sekolah, dan juga pembelajaran peserta didiknya Kompetensi
mampu menjalin dan mengembangkan hubungan Pedagogik adalah kemampuan pemahaman
untuk peningkatan mutu pembelajaran di terhadap peserta didik, perancangan dan
sekolahnya. Untuk itu, guru membutuhkan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
pengembangan profesional yang efektif yaitu dan pengembangan peserta didik untuk
pembimbingan. mengaktualisasikan berbagai potensi yang
Pembimbingan merupakan salah satu dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi
strategi efektif untuk peningkatan profesionalitas Pedagogik adalah: 1) Memahami peserta didik
guru abad 21. Melalui pembimbingan, mungkin secara mendalam yang meliputi memahami peserta
terbangun hubungan profesional dan juga didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip
komunitas pembelajar profesional di sekolah yang perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian,
efektif untuk meningkatkan mutu pengajaran dan dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik;
pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan 2). Merancang pembelajaran,teermasuk memahami
pembimbingan yang efektif perlu landasan pendidikan untuk kepentingan
mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi pembelajaran yang meliputi memahmi landasan
mutu hubungan pembimbingan seperti: struktur pendidikan, menerapkan teori belajar dan
organisasi pembimbingan, kontrak kerja, mutu pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
pembimbing, aktivitas dalam sesi-sesi awal hingga berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi
akhir pembimbingan. Untuk menguatkan fungsi dan yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
manfaatnya, pembimbingan perlu diprogramkan. rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
Hal ini membutuhkan perubahan struktur, budaya dipilih; 3). Melaksanakan pembelajaran yang
dan juga dukungan kepemimpinan dari sekolah dan meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan
juga insititusi terkait. melaksanakan pembelajaran yang kondusif; 4).
Terdapat satu hal penting tentang Merancang dan melaksanakan evaluasi
bagaimana seorang guru secara terus-menerus pembelajaran yang meliputi merancang dan
diharapkan meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan
menjalankan profesi seorang guru secara hasil belajar secara berkesinambungan denga
profesional. Guru harus mempertahankan dan berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi
mengembangkan kompetensinya. Seorang guru proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
harus memiliki kompetensi mengajar yang baik, ketuntasan belajar (mastery level), dan
Kevin Wu (2010:99) mengatakan kompetensi memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh perbaikan kualitas program pembelajaran secara
seseorang untuk tampil atau berperan dalam tugas- umum; 5). Mengembangkan peserta didik untuk
tugas tertentu. mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi
Mulyana (2010:110) mengatakan bahwa memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi
dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang peserta didik untuk mengembangkan berbagai
sebagai syarat memperoleh pengakuan dari potensi non akademik.
masyarakat, dalam melaksanakan tugas-tugas Kemudian ditegaskan bahwa kompetensi
tertentu. mengandung pengertian pemilikan pengetahuan,
Robbins (2001: 37) menyebut kompetensi sebagai keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh
ability, yakni kapasitas seseorang individu untuk jabatan tertentu. Kompetensi dapat pula sebagai
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh
pekerjaan. Spencer & Spencer. (1993: 34). Idealnya melalui pendidikan atau pelatihan. Dengan

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 216


demikian, dapat dinyatakan bahwa komptensi yang terdapat dalam perencanaan belajar
merupakan seperangkat pengetahuan dan mengajar. Kemampuan merencanakan program
keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang belajar mengajar merupakan muara dari segala
dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan pengetahuan teori, keterampilan dasar dan
keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pemahaman yang mendalam tentang objek belajar
pendidikan atau latihan baik melalui in-service dan situasi pengajaran.
education maupun pre-service education. Makna atau arti dari perencanaan program belajar
Kompetensi pedagogik merupakan mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/
kemampuan mengelola pembelajaran. Terkait perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus
dengan standar kompetensi pedagogik, Dirjen dilakukan siswa selama pengajaran berlangsung.
PMPTK (2012:42) menetapkan bahwa kompetensi Dalam kegiatan tersebut secara rinci harus jelas
inti yang harus dimiliki oleh seorang guru dengan kemana siswa akan dibawa (tujuan), apa yang
pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru harus dipelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana
meliputi: 1) mengenal karakteristik peserta didik, 2) cara siswa mempelajarinya (metode dan teknik)
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah
pembelajaran yang mendidik, 3) pengembangan mencapainya ( penilain).
kurikulum, 4) kegiatan pembelajaran yang Berkenaan dengan hal-hal di atas, sebelum
mendidik, Peningkatan Kompetensi Pedagogik melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
Guru SD melalui Supervisi Akademik (Sri Giarti) 40 meliputi perencanaan/program tahunan, semester,
5) pengembangan potensi peserta didik, 6) dan yang dituangkan dalam bentuk persiapan
komunikasi dengan peserta didik, 7) penilaian dan mengajar atau RPP (Rencana Persiapan
evaluasi. Lebih lanjut Dirjen PMPTK (2012:71) Pembelajaran). Ada delapan kegiatan dalam
merumuskan pedoman pengukuran kompetensi menyusun persiapan mengajar yaitu : (1)
pedagogik yaitu: 1) menyusun alat penilaian sesuai menetukan tujuan instruksional umum, (2) membuat
dengan tujuan pembelajaran (RPP), 2) analisis tentang karakteistik siswa, (3) menentukan
melaksanakan penilaian, 3) menganalisa hasil tujuan instruksional secara spesifik, operasional
penilaian, 4) memanfaatkan masukan dari peserta dan terukur (TIK) , (4) menentukan materi/ bahan
didik dan merefleksikan, 5) memanfaatkan hasil pelajaran yang sesuai dengan TIK, (5) menetapkan
penilaian sebagai penyusunan rancangan tes awal (pre test) , (6) menentukan strategi belajar
pembelajaran selanjutnya. mengajar yang sesuai, (7) mengkoordinasi sarana
Menurut Agus Wibowo dan Hanim (2012: penunjang yang diperlukan , meliputi biaya,
110) Kompetensi pedagogik adalah pemahaman fasilitas, peralatan, waktu. , dan tenaga, (8)
guru terhadap anak didik, perencanaan, mengadakan evaluasi.
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, Berdasarkan uraian di atas, maka kinerja
dan pengembangan anak didik untuk guru dari dimensi kemampuan merencanakan
mengaktualisasikan sebagai kompetensi yang program belajar mengajar dalam penelitian ini terdiri
dimilikinya. Kompetensi pedagogik ini juga sering atas 3 (tiga) indikator yakni kemapuan: (1)
dimaknai sebagai kemampuan mengelola merencanakan pengorganisasian bahan pelajaran,
pembelajaran, yang mana mencakup tentang (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar
konsep kesiapan mengajar, yang ditunujkkan oleh mengajar, dan (3) merencanakan penggunaan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan media dan sumber pengajaran. Dari ketiga indikator
mengajar. tersebut akan dijabarkan dalam beberapa aspek
1. Merencanakan Program Belajar Mengajar pengukuran yang lebih bersifat operasional.
Pengajaran atau proses belajar mengajar adalah 2. Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
proses yang diatur sedemikian rupa menurut Melaksanakan dan atau menglola proses belajat
langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mengajar merupakan tahap pelaksanaan program
mencapai hasil yang diharapkan. Pengetahuan ini yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan proses
dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah
Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan keaktifan guru dalam menciptakan dan
perkiraan mengenai apa yang akan dilakukan. menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai
Demikian halnya dalam perencanaan mengajar dengan rencana yang telah disusun dalam
memperkirakan mengenai tindakan apa yang akan perencanaan. Kemampuan melaksanakan program
dilakukan pada waktu melaksanakan pengajaran. belajar mengajar adalah kemampuan menciptakan
Mengingat pelaksanaan pengajaran adalah interaksi belajar mengajar sesuai dengan situasi
mengkoordinasi unsur-unsur (komponen) dan kondisi Berta program yang telah dibuat
pengajaran, maka isi perencanaan pun pada sebelumnya.
hakikatnya mengatur dan menerapkan unsur-unsur Pada tahap pelaksanaan ini semua
tersebut. Unsur yang dimaksud antara lain tujuan, ketentuan yang telah ditetapkan dalam rencana
bahan atau isi, metode dan alat serta evaluasi / akan dicoba dilaksanakan dengan berbagai
penilaian modifikasi sesuai dengan kaftan mereka dalam
Kemampuan merencanakan program belajar proses belajar. Pada saat ini kiat seorang guru
mengajar bagi profesi guru sama dengan memerlukan kecepatan mengambil keputusan,
kemampuan mendesain bangunan bagi seorang seperti menghentikan kegiatan belajar, mengubah
arsitektur. Sebelum membuat perencanaan belajar interaksi, mengulang beberapa pelajaran dan
mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui berbagai tindakan yang wring tidak direncanakan
arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan tetapi diperlukan. Oleh karena itu dalam
menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur melaksanakan pekerjaan tersebut seorang guru

217 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


memerlukan pertimbangan profesional (profesional 3. Menilai Kemajuan Kegiatan Belajar Mengajar
judgement). Setiap guru harus dapat melakukan penilaian
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tentang kemajuan yang dicapai para pelajar, baik
pada dasarnya merupakan implementasi dari secara iluminatif-observatif maupun secara
perencanaan kegiatan belajar mengajar (satuan struktural obyektif. Ilumnitatif-observatif maksudnya
pelajaran) yang telah dibuat. Segala sesuatu yang dilakukan dengan pengamatan yang yang terns
telah ditetapkan dalam perencanaan kegiatan menerus tentang perubahan dan kemajuan yang
belajar mengajar, diwujudkan secara nyata melalui dicapai siswa, sedangkan struktural-obyektif yang
keterampilan mengajar. Keterampilan dasar berhubungan dengan pemberian skor, angka atau
mengajar mencakup keterampilan : 1) memulai dan nilai yang biasa dilakukan dalam rngka penilaian
mengakhiri pelajaran, 2) menjelaskan, 3) bertanya hasil belajar siswa. Untuk melihat sejauh mana
4) memberi penguatan, 5) mengadakan variasi, 6) perencanaan kegiatan belajar mengajar telah
membimbing diskusi kelompok, dan 7) mengelola dibuat diwujudkan secara nyata, perlu dilakukan
kelas. penilaian atau evaluasi. Penilaian diartikan sebagai
Sementara itu , kemampuan yang harus proses yang menentukan baik tidaknya program atu
dimiliki guru pada waktu mengajar atau dalam kegiatan yang sedang mencapai tujuan yang telah
melaksanakan proses belajar mengajar meliputi ditetapkan. Pendapat lain menyatakan bahwa
kemampuan : 1) menggunakan metode mengajar, penilaian merupakan proses pengumpulan
media pelajaran dan bahan latihan yang sesuai informasi dann penggunaan informasi untuk
dengan tujuan pengajaran, 2) berkomunikasi pertimbangan keputusan.
dengan siswa, 3) mendemonstrasikan khasanah Supervisi Akademik
metode mengajar, 4) mendorong dan menggalakan Kegiatan supervisi menjadi tugas pokok dan fungsi
keterlibatan siswa dalam pengajaran, 5) kepala sekolah. Permendikbud RI Nomor 6 Tahun
mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala
dan pengajaran, dan 6) melaksanakakan evaluasi Sekolah Pasal 15 ayat (1) menegaskan bahwa
pencapaian siswa dalam proses belajar beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk
mengajar. Pada konsep lain disebutkan bahwa melaksanakan tugas pokok manajerial,
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh pengembangan kewirausahaan, dan supervisi
guru dalam melaksanakan program belajar kepada Guru dan tenaga kependidikan.
mengajar mencakup kemampuan sebagai berikut : Kegiatan supervisi bertujuan untuk meningkatkan
1) memotivasi siswa belajar dari saat membuka kegiatan pembelajaran. Upaya meningkatkan
sampai menutup pelajaran, 2) mengenalkan tujuan kegiatan pembelajaran idealnya tumbuh dari guru
pengajaran, 3) menyajikan bahan pengajaran itu sendiri bukan dari kepala sekolah atau
dengan metode yang relevan dengan tujuan, 4) pengawas wilayah. Supervisi Akademik merupakan
melakukan pemantapan belajar (reinforcement), 5) upaya yang dilakukan untuk meningkatan
melaksanakan penilaian hasil belajar, 6) kemampuan belajar siswa dan kemampuan
menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan mengajar guru.
baik, 7) memperbaiki program belajar mengajar Kepala Sekoiah sebagai supervisor
untuk keperluan mendatang, dan 8) melaksanakan membantu dan membina guru sebagai mitra
layanan bimbingan penyuluhan. Pelaksanaan kerjanya agar lebih profesional dalam
program belajar mengajar berkenaan dengan melaksanakan tugasnya yakm merencanakan dan
pengelolaan pembelajaran dalam menyampaikan melaksanakan pembelajaran. Kata yang paling
materi atau isi pelajaran harus dilakukan secara tepat untuk supervisi adalah terprogram untuk
sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan mengubah atau memperbaiki perilaku
dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan
Di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tanggung jawabnya secara profesional. Dengan
tersebut, pertama-tama guru perlu mengidentifikasi demikian maka supervisi akademik adalah kegiatan
kemampuan awal dan karakteristik siswa, kemudian yang terencana, terpola dan terprogram dalam
mendiagnosis, menilai dan merespon setiap mengubah perilaku guru agar dapat mempertinggi
perubahan perilaku siswa. Berkenaan dengan hal kualitas proses pembelajaran.
itu, dapat dikatakan bahwa mengajar merupakan Menurut Sahertian (2000: 19) supervisi
suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru
antar manusia, bertujuan membantu pertumbuhan baik secara individual maupun secara kelompok
dan mendorong keterlibatan siswa dalam dalam usaha memperbaiki pengajaran. Sedangkan
pembelajaran. Pada dasarnya kegiatan mengajar Ngalim Purwanto (2013: 26) menjelaskan bahwa
adalah menciptakan lingkungan atau suasana yang supervisi merupakan akivitas pembinaan yang
dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif direncanakan untuk membantu guru dan pegawai
para siswa. sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Berdasarkan uraian diatas, dapat Daryanto (2010: 170) menjelaskan bahwa supervisi
disimpulkan bahwa produktivitas guru dalam hal merupakan usaha dari pejabat sekolah dalam
melaksanakan proses belajar mengajar mencakup memimpin guru dan tenaga pendidikan lain untuk
indikator kemampuan: 1) Membuka dan memperbaiki pengajaran, memberi stimulasi
menyampaikan tujuan pengajaran, 2) pertumbuhan dan perkembangan guru, merevisi
menyampaikan/ menjelaskan materi, 3) tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode
menggunakan metode dan bahan latihan sesuai mengajar hingga evaluasi pengajaran
dengan rencana , 4) mendorong keterlibatan siswa Setiap pelaksanaan program pendidikan
dalam pengajaran, dan 5) mengorganisasi waktu. memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 218


Ngalim Purwanto, (2002:20) Supervisi sebagai kemampuannya mengelola proses belajar mengajar
fungsi administrasi pendidikan yang berarti demi pencapaian tujuan pembelajaran. Daresh,
aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi (1989) dan Glickman, et al. (2007) dikutip dalam
atau syarat-syarat esensial yang akan menjamin Kemendikbud, (2012:15). Pengertian tersebut
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Pelaksanaan merujuk pada usaha membantu guru dalam
supervisi yang tepat, maka proses administrasi menjalankan tugasnya sebagai sosok pembelajar.
lebih baik dan secara khusus pengajar tersebut Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh
akan berusaha mengembangan pengetahuan Masaong, H.A. Kadim (2012: 3) supervisi
sendiri di dalam kelas masing-masing. Istilah mengandung beberapa aspek, yaitu: 1) bersifat
supervisi lebih dikenal dengan sebutan bantuan dan pelayanan kepada kepala sekolah,
pengawasan, inspeksi, pemeriksaan dan penilikan. guru dan staf; 2) mengembangkan kualitas guru; 3)
Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pengembangan profesionalan guru; dan 4) usaha
pendidikan, supervisi merupakan bagian dari memotivasi guru. Sutarsih & Nurdin (2012: 313),
proses administrasi dan manajemen. Kegiatan juga mendukung pendapat tersebut, bahwa
supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi supervisi akademik adalah bimbingan profesional
yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu bagi guru-guru sehingga lebih mampu melaksankan
penilaian terhadap semua kegiatan dalam tupoksinya dalam rangka memperbaiki dan
mencapai tujuan dan tercapainya standar mutu menyempurnakan proses pembelajaran.
yang diinginkan. Dari ketiga pendapat tersebut, dapat
Danim dan Khairil, (2011:154) yang disimpulkan bahwa supervisi akademik adalah
mengatakan bahwa supervisi pendidikan sering kegiatan pengawasan terhadap kegiatan
diartikan sebagai upaya peningkatan mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam
dan hasil pembelajaran melalui bimbingan rangka meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga
profesional oleh pengawas sekolah. Bimbingan proses belajar mengajar akan mampu
profesional yang dimaksud yaitu memberikan menghasilkan mutu lulusan yang baik.
kesempatan kepada guru untuk berkembang Sahertian (2010: 19) mengemukakan
secara profesional dalam menjalankan tugas bahwa tujuan supervisi akademik memberikan
pokoknya yaitu memperbaiki dan meningkatkan layanan dan bantuan untuk mengembangkan
proses belajar. Selanjutnya, Good Carter dikutip situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di
oleh Daryanto (2010:170) menjelaskan bahwa kelas. Lebih lanjut Sahaertian (2010 21) terdapat
supervisi merupakan usaha dari pejabat sekolah delapan fungsi supervisi yaitu: 1) mengkoordinasi
dalam memimpin guru dan tenaga pendidikan lain semua usaha sekolah; 2) memperlengkapi
untuk memperbaiki pengajaran, memberi stimulasi kepememimpinan sekolah; 3) memperluas
pertumbuhan dan perkembangan guru, merevisi pengalaman guru-guru; 4) menstimulasi usaha-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode usaha yang kreatif; 5) memberi fasilitas dan
mengajar hingga evaluasi pengajaran. Scholaria, penilaian yang terus-menerus; 6) menganalisis
Vol. 5, No. 3, September 2015: 37 - 46 41 Sejalan situasi belajar mengajar; 7) memberikan
dengan pendapat Good Carter, Neagley dan Evans pengetahuan dan ketrampilan pekada setiap
dikutip oleh Sagala (2010:91) mendefinisikan anggota staf; dan 8) memberi wawasan yang lebig
supervisi sebagai bantuan yang diberikan untuk luas dan terintegrasi dalam merumuskan.. Sagala
guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, (2010) mengungkapkan bahwa tujuan supervisi
pendidikan dan kurikulum. adalah membantu guru untuk mengembangkan
Supervisi akademik adalah tugas utama bagaimana meningkatkan kemampuan dan
kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas kapasitasnya, supaya siswa dapat mewujudkan
pendidikan secara berkelanjutan di sekolah. tujuan belajarnya. Dalam hal ini supervisi
Dengan melaksanakan supervisi akademik secara dilaksanakan dalam rangka memberikan bantuan
terprogram dan berkesinambungan akan tercapai pada guru berkaitan dengan pelaksanaan proses
layanan proses pembelajaran bermutu. belajar mengajar dengan memperhatikan prinsip-
Pembelajaran yang dipimpin oleh guru yang prinsip supervisi akademik. Berdasar pendapat
berkualitas akan meningkatkan prestasi peserta tersebut maka dapat dikatakan bahwa supervisi
didik. Kepala sekolah sebagai pemimpin akademik memberikan layanan dan bantuan pada
pembelajaran harus memastikan bahwa semua guru sebagai sumber daya manusia untuk
guru mendapat pelayanan supervisi akademik. meningkatkan kualitas mengajarnya dalam rangka
Setiap guru harus mendapatkan layanan yang mencapai kualitas lulusan yang bermutu pula
sama tanpa membedakan suku, agama, ras, Sahertian (2010: 20) mengemukakan
golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan prinsip-prinsip supervisi akademik sebagai berikut:
yang berkebutuhan khusus. 1) prinsip ilmiah (scientefic), yaitu kegiatan supervisi
Purwanto (2014: 89) supervisi terbagi dilaksanakan berdasar data obyektif yang diperoleh
menjadi dua yaitu supervisi umum dan supervisi pada pelaksanaan proses belajar mengajar melalui
pendidikan, supervisi umum berkaitan dengan wawancara (alat perekam), angket, observasi dan
supervisi yang dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan pelaksanaanya secara sistematis, berencana serta
secara umum di luar kependidikan (pengajaran), kontinu; 2) prinsip demokratis, yaitu menjujung
seperti administrasi kantor, keuangan, tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
kepegawaian, proyek dan sebagainya. Sedangkan berdasarkan hubungan atasan bawahan, tapi
supervisi yang berkaitan dengan pendidikan berdasarkan rasa kesejawatan; 3) prinsip
dinamakan supervisi akademik, yaitu serangkaian kerjasama, yaitu mengembangkan usaha bersama
kegiatan membantu guru mengembangkan atau menurut istilah “supervisi sharing of idea,

219 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


sharing of experience” memberi support, dorongan, Adapun pelaksanaaan ketiga pendekatan
menstimulus guru, sehingga mereka merasa tersebut semua melalui langkah-langkap sebagai
tumbuh bersama; dan 4) prinsip konstruktif dan berikut: 1) percakapan awal/pre-conference, 2)
kreatif, yaitu supervisi yang mampu mencipatakan observasi, 3) analisis/interprestasi, 4) percakapan
suasana kerja yang menyenangkan sehingga guru- akhir/ past-conference, 5) analisis akhir, dan 6)
guru termotivasi untuk mengembangkan potensi diskusi.. Sedangkan obyek supervisi akademik
keratifitasnya. Sahertian, (2010: 27) menuliskan bahwa pada
Sahartian (2010: 35-44) menuliskan masa mendatang supervisi memliki empat obyek
berbagai macam model supervisi, yaitu: 1) model yaitu: 1) pembinaan Kurikulum, 2) perbaikan proses
konvensional (tradisional), adalah model supervisi pembelajaran, 3) pengembangan staf dan 4)
untuk mencari dan menemukan kesalahan, atau pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat
dapat disebut sebagai supervisi korektif; 2) model kerja guru.
ilmiah, model ini mempunyai ciri-ciri dilaksanakan Di samping fungsi, tujuan maupun model
secara berencana dan kontinu; sistematis dan supervisi maka supervisor juga perlu
menggunakan prosedur serta teknik tertentu; memperhatikan teknik supervisi. Sahertian, (2010:
menggunakan instrumen pengumpulan data; dan 34) mengemukakan pendapatnya bahwa Teknik
ada data obyektif yang diperoleh dari keadaan yang supervisi ada dua jenis, yaitu teknik supervisi
riil; 3) model supervisi klinis, yaitu bentuk supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Tekik
yang difokuskan pada peningkatan mengajar supervisi individual dilakukan dengan beberapa
dengan melalui siklus yang sistematik, dalam cara, yaitu: 1) kunjungan Kelas, 2) observasi kelas,
perencanaan, pengamatan, serta analisis yang 3) percakapan piribadi, 4) inter-visitasi, 5)
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar menyeleksi berbagai sumber bahan mengajar, dan
yang nyata, serta bertujuan mengadakan 6) menilai diri sendiri. Teknik supervisi kelompok
perubahan dengan cara yang rasional; dan 4) ada beberapa cara, yaitu: 1) pertemuan orientasi
model artistik, yaitu model yang menjadikan bagi guru baru, 2) panitia penyelenggara, 3) rapat
supervisor mempunyai hubungan yang baik dengan guru, 4) studi kelompok antar guru, 5) diskusi
guru-guru yang dibimbing, sehingga para guru sebagai proses kelompok, 6) tukar-menukar
merasa diterima, ada perasaan aman dan dorongan pengalaman, 7) lokakarya/workshop, 8) diskusi
positif untuk berusaha maju. panel, 9) seminar, 10) simposium, 11) demosntarsi
Sahartian (2010: 46-52) mengungkapkan 3 mengajar, 12) perpustakaan jabatan, 13) buletin
(tiga) bentuk pendekatan supervisi, yaitu: supervisi, 14) membaca langsung, 15) mengikuti
1) Pendekatan direktif kursus, 16) organisasi jabatan, 17) laboratorium
Pendekatan direktif yaitu suatu cara pendekatan kurikulum, dan 18) perjalanan sekolah untuk
terhadap masalah yang bersifat langsung anggota staf.
dengan memberikan arahan secara langsung. Kerangka Pikir
Dalam hal ini supervisor melaksanakan Belum efektifnya supervisi akademik di sekolah
supervisi dengan beberapa cara anatara lain: menjadi tantangan bagi semua lembaga
menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, pendidikan, kendisi ini disebabkan peran pengawas
memberi contoh, menetapkan tolok ukur dan dan kepala sekolah sebagai bagian dari
memberi penguatan, sehingga direktif adalah penyelenggara pendidikan di daerah belum berjalan
supervisi dimana supervisor lebih aktif terlebih sesuai amanah permendiknas nonor 6 tahun 2016 .
dahulu; Hal sangat penting dalam efektivitas
2) Pendekatan non direktif penyelenggaraan pendidikan adalah adanya
Pendekatan non direktif, yaitu cara pendekatan implementasi Kebijakan fungsi kepala sekolah dan
terhadap masalah yang bersifat tidak langsung. pengawasan. Kompetensi guru, di lingkungan SMP
Dalam hal ini supervisor tidak langsung Negeri 12 Gorontalo. Efektivitas penyelenggaraan
menunjukkan permasalahan, tetapi terlebih proses pendidikan sebagai masalah utama yang
dahulu secara aktif apa yang dikeluhkan guru- dapat di temukan solusinya melalui Implementasi
guru terhadap permasalahan yang mereka Kebijkan fungsi pengawasan kepala sekolah.
hadapi. Dalam pendekatan ini kegiatan Kompetensi pedagogik guru yang tentunya akan
supervisor dimulai dengan : mendengarkan, dibuktikan melalui penelitian dengan judul:
memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan “Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui
dan memecahkan masalah. Supervisi Akademik”.
3) Pendekatan kolaboratif Secara singkat kerangka pikir penelitian ini dapat
Pendekatan kolaboratif, yaitu suatu cara digambarkan sebagai berikut: Prosedur supervisi
pendekatan yang memadukan penekatan akademik adalah rangkaian program kegiatan
direktif dengan non-direktif menjadi cara supervise. Kemendikbud (2015: 17-18)
pendekatan baru, sehingga guru bersama mengemukakan prosedur supervisi akademik
dengan supervisor bersepakat untuk sebagai berikut:
menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam 1) Tahap persiapan, meliputi penyiapan instrumen
melaksanakan proses kecakapan terhadap dan menyiapkan jadwal bersama;
permasalahan yang dihadapai guru. Dalam 2) Tahap pelaksanaan, yaitu pelaksanaan
pendekatan ini supervisi berhubungan pada dua observasi supervisi baik secara langsung maupun
arah, yaitu dari atas dan bawah, maka adapun tidak langsung;
kegiatan supervisor dimulai dengan: 3) Tahap pelaporan, meliputi mengidentifi kasi
menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, hasil pengamatan pada saat observasi,
memecahkan masalah dan negosiasi. menganalisa hasil supervisi, mengevaluasi

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 220


bersama, kemudian membaut catatan hasil Perencanaan merupakan pembicaraan awal
supervisi sebagai dokumen untuk pelaporan; antara kepala sekolah dengan guru yang akan
4) Tahap tindak lanjut, meliputi: berdiskusi dan melakukan kegiatan supervisi akademik.
membuat solusi bersama, menyampaikan hasil Pembicaraan merupakan kunci pokok dalam
pelaksanaan supervisi akademik dan keberhasilan supervisi sebab dari pembicaraan
mengkomunikasikan hasil supervisi akademik awal inilah kepala sekolah maupun guru dapat
antara kepala sekolah dan guru. membangun rasa kebersamaan serta dapat
Berpijak pada ruang lingkup supervisi seperti menggali masalah-masalah yang timbul.
telah dipaparkan di atas, mala penelitian ini Dengan demikian, kegiatan supervisi akademik
dilakukan untuk mengembangkan kompetensi guru selanjutnya dapat berjalan dengan lancar tanpa
dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai ada perasaan yang mengkhawatirkan.
proses pembelajaran melalui supervisi akademik. 2. Tahap pelaksanaan.
Supervisi akademik difokuskan pada kegiatan
Gambar : 1 pembelajaran. Pada awal kegiatan kepala
Kerangka Pikir Penelitian sekolah melihat kembali rencana pembelajaran
dan kelengkapan yang disusun oleh guru yang
bertujuan agar kepala sekolah memahami
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
guru. Aktivitas observasi pembelajaran di kelas
yang dilakukan kepala sekolah meliputi (a) guru
memasuki ruang kelas dan mengambil posisi,
(b) penggunaan instrumen penilaian untuk
mencatat semua kegiatan yang dilakukan guru
sejak awal hingga akhir pembelajaran, (c) guru
menyampaikan kehadiran supervisor di kelas
pada siswa, (d) guru memulai proses
pembelajaran sesuai pedoman mengajar yang
telah disiapkan dan disepakati, dan (e)
mengobservasi dan mencatat penampilan guru
berdasarkan format observasi yang telah
METODOLOGI PENELITIAN disiapkan.
Tempat dan Waktu Penelitian 3. Tahap umpan balik.
Subjek Penelitian ini guru sebanyak 20 orang yang Kegiatan umpan balik berisi kegiatan
bertugas di SMP Negeri 12 Gorontalo.. Penetuan menyampaikan hal-hal yang tercatat dalam
tempat penelitian ini didasarkan pertimbangan instrumen penilaian yang sudah disiapkan.
bahwa lokasi penelitian terletak di daerah tempat Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan (a)
bekerja peneliti. Di samping itu sekolah tempat supervisor sharing dengan guru terkait
penelitian tersebut telah dikenal sebelumnya oleh perasaan guru sehingga guru merasa
peneliti sehingga sedikit demi sedikit banyak diperhatikan dan dibimbing, (b) supervisor
peneliti telah mengetahui karakteristik dan memberikan penguatan terhadap kegiatan
fenomena yang ada terutama yang terkait dengan pembelajaran guru di kelas, (c) supervisor
guru. menyampaikan secara terbuka kelebihan dan
Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai dari kekurangan guru, dan (d) supervisor
pelaksanaan sampai dengan pengumpulan data mendiskusikan solusi dari kekurangan yang
lapangan. Waktu yang diperlukan selama 3 (tiga) dilakukan guru dengan tujuan agar kelemahan
bulan yakni bulan Agustus s/d Desember 2016 guru dapat teratasi.
Prosedur Penelitian 4. Tahap Analisis
Prosedur penelitian merupakan suatu tuntutan kerja Analisis data hasil observasi kelas dilakukan
untuk melakukan penelitian agar sebuah penelitian sendiri oleh kepala sekolah. Hal tersebut
dimaksud dapat memenuhi tujuan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran dan
telah dirancang. Dalam melakukan penelitian kita penafsiran sementara atas perilaku guru di
akan memerlukan data, yaitu suatu cara kerja yang depan kelas, sebelum didiskusikan dengan guru
menjadi pedoman penelitian. yang bersangkutan. Setelah analisis selesai
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (1998:4) dilakukan dan sudah memperoleh gambaran
mengemukakan bahwa Penelitian dapat dan penafsiran sementara, kepala sekolah
digolongkan menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu penelitian memanggil guru yang bersangkutan untuk
penjajakan (eksploratif), penelitian penjelasan membicarakan tindak lanjut dan waktu untuk
(ekplonatori), dan penelitian deskriptif. Penelitian melaksanakan diskusi, kemudian guru
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menyampaikan waktu yang longgar untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada dilaksanakan diskusi.
sekarang berdasarkan data-data dan bertujuan Teknik Pengumpulan Data
untuk memcahkan masalah secara sistematis dan Data yang diperlukan dalam penelitian ini
faktual mengenai fakta-fakta dan sifat populasi. difokuskan pada data yang menyangkut lembar
Supervisi akademik di SMP Negeri 12 Gorontalo observasi penilaian yang telah dipersepsikan. Data
dilaksanakan dalam 4 tahap. yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik
1. Tahap Perencanaan guru melalui hasil wawancara, lembar observasi,
catatan laporan harian dilakukan dengan supervisi

221 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


akademik pada saat guru melaksanakan tugas bipolar, pada ujung sebelah kiri (angka rendah)
mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu menggambarkan suatu jawaban yang bersifat
informasinya berupa pengumpulan data. supervisi negatif. Sedang ujung sebelah kanan (angka
akademik yang dilakukan dapat mengetahui tinggi), menggambarkan suatu jawaban yang
perubahan yang terjadi bagi setiap guru bersifat positif. Data tentang dimensi yang dianalisis
yang melakukan tatap muka di dalam proses dalam penelitian ini menggunakan skala 1-4 untuk
pembelajaran. Hal-hal yang diamati adalah sebagai mendapatkan data yang bersifat interval. Skala
berikut: yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
1). Supervisi administrasi perencanaan berikut:
pembelajaran Tabel 4
Supervisi administrasi perencanaan diamati Skor Pengamatan
dengan menggunakan rubrik sebagai berikut: Kriteria Skor

Sangat Sesuai 4
Tabel 1 Sesuai 3
Rubrik supervisi perencanaan pembelajaran Kurang Sesuai 2
Tidak sesua 1

Teknik Analisis Data


Analisis data dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan pada setiap akhir pelaksanaan
siklus. Kriteria nilai hasil pengamatan kegiatan guru
dan keterampilan bertanya siswa ditetapkan
dengan mengacu pada kriteria penilaian yang
dikemukakan oleh Sanafiah dan Wiseso
sebagaimana diungkapkan Zainal (2009:235-239)
sebagai berikut :
Tabel 5
Rubrik Pengamatan Keterampilan Bertanya Siswa
2). Supervisi administrasi pembelajaran
Supervisi administrasi pembelajaran diamati Persentase Penafsiran
dengan menggunakan rubrik sebagai berikut: 90 % - 100 % Sangat Baik
Tabel 2 80 % - 89 % Baik
Rubrik supervisi pembelajaran 50 % - 79 % Cukup
0 % - 49 % Kurangi

Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:
1) Supervisi administrasi perencanaan
pembelajaran minimal 80 atau kriteria baik
2) Supervisi administrasi pembelajaran 80 atau
kriteria baik
3) Supervisi Kunjungan Kelas 80 atau kriteria
baik
4) Nilai rata-rata hasil Supervisi Akademik
3). Supervisi Kunjungan Kelas minimal 80 atau kriteria baik.
Supervisi kunjungan kelas diamati dengan
menggunakan rubrik sebagai berikut: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 3 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Rubrik Supervisi Kunjungan Kelas Salah satu hal yang terpenting dalam sebuah
penelitian yaitu daerah atau wilayah untuk
melakukan penelitian, sebab dengan penempatan
lokasi penelitian akan diketahui arah serta
mempermudah bagi peneliti dalam menyusun suatu
penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri
12 Gorontalo dengan jumlah guru 20 orang.
Sofyan Efendi (1998:4) mengemukakan bahwa
Penelitian dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) tipe,
yaitu penelitian penjagaan (eksploratif), penelitian
penjelasan (ekplonatori), dan penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha
Metode pengumpulan data menggunakan skala untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
Likert. Menurut Sugiyono (1999:86) skala Linkert sekarang berdasarkan data-data dan bertujuan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan untuk memcahkan masalah secara sistematis dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang faktual mengenai fakta-fakta dan sifat populasi.
fenomena sosial yang merupakan skala kontinum

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 222


Hasil Pelaksanaan Penelitian Chart 2
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala Hasil supervisi administrasi pembelajaran
sekolah tidak hanya melakukan penilaian terhadap
penampilan guru dalam mengelola proses
pembelajaran, melainkan lebih pada pembinaan
terhadap guru untuk meningkatkan
profesionalitasnya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Nur Aedi (2014: 183) yang menegaskan bahwa
esensi dari pengawasan akademik bukanlah
mengukur atau menilai kinerja para guru melainkan
sebagai upaya untuk membantu para guru dalam
mengembangkan kapabilitas profesionalnya.
a. Supervisi administrasi perencanaan
pembelajaran
Kegiatan supevisi yang dilaksanakan oleh
kepala sekolah dilakukan secara periodik, yaitu Chart di atas menampilkan analisis hasil
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah supervise administrasi penilaian pembelajaran.
disusun yakni pada bulan Agustus dan dari 10 aspek yang dinilai 3 aspek yakni aspek
September 2016 dan telah disosialisasikan melaksanakan UH, UTS, UAS, aspek penilaian
kepada guru. Sebelum melaksanakan supervisi keterampilan, penilaian sikap, berturut-turut
guru diminta mempersiapkan dokumen- memperoleh 90.28 %, 93.06 %, 98.61 % atau
dokumen yang akan dilihat dan dinilai oleh dengan kualifikasi sanagt baik. Sedangkan 7
kepala sekolah. Hasil analisis supervisi aspek yakni: aspek daftar nilai, aspek
administrasi perencanaan pembelajaran dapat pemberian tugas, aspek kegiatan mandiri
ditampilkan pada chart berikut: terstruktur, aspek analisis konteks, aspek
Chart 1 remedial dan aspek bank soal, masing-masing
Analisis hasil supervisi administrasi Perencanaan berturut-turut memperoleh 80.56 %, 80,56 %,
Pembelajaran 81.94 %, 87.50 %, 80.56 %, 88.89 %, dan
80.56 % atau kualifikasi baik. Rata-rata hasil
penilaian administrasi pembelajaran sebesar
86.25 % atau sudah termasuk kualifikasi baik.
c. Supervisi proses pembelajaran
Analisis hasil supervisi kunjungan kelas dalam
penilaian proses pembelajaran dapat
ditampilkan pada chart 3 berikut:

Chart 3
Hasil supervisi administrasi penilaian pembelajaran

Chart di atas menggambarkan analisis hasil


penilaian perencanaan pembelajaran dari 12
aspek yang dinilai aspek program tahunan,
program semester, RPP, Kalender pendidikan,
jadwal pelajaran, agenda daftar hadir, KKM,
absen, masing-masing berturut-turut
memperoleh 94.74 %, 94,74 % 92.11 % 94.74
% dan 94.74 % atau kualifikasi sangat baik Chart 3 di atas menggambarkan analisis hasil
sementara masih 3 aspek yakni aspek silabus, penilaian kunjungan kelas dari 5 aspek yang
analisis konteks dan rancangan penilaian dinilai aspek program pendahuluan, aspek
masing-masing berturut-turut memperoleh 71.05 eksplorasi, aspek elaborasi dan aspek penutup,
%, 73.68 % atau kualifikasi cukup. Rata-rata masing-masing berturut-turut memperoleh 90
hasil penilaian perencanaan pembelajaran %, 81.94 % 83.02 % 84.95 % dan 80,56 %.
sebesar 88.60 % atau sudah termasuk Rata-rata hasil penilaian kunjungan kelas
kualifikasi baik. sebesar 84.10 % atau sudah termasuk
b. Supervisi administrasi penilaian pembelajaran kualifikasi baik.
Analisis hasil supervisi administrasi Pembahasan
pembelajaran dapat ditampilkan pada chart 2 Teknik supervisi akademis yang digunakan adalah
berikut: teknik supervisi kunjungan kelas dan pertemuan
individu. Dalam melakukan supervisi kunjungan
kelas kepala sekolah menggunakan instrumen
penilaian. Berdasarkan hasil observasi diketahui
bahwa kepala sekolah melakukan supervisi
kunjungan kelas dengan mengamati proses
pembelajaran, melakukan pengecekan administrasi
pembelajaran dan memberikan arahan, saran, serta
motivasi kepada guru. Selain teknik individu, kepala

223 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


sekolah juga melakukan teknik supervisi kelompok. umpan baliksudah berjalan degan baik. Supevisi
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan kepala Administrasi dapat meningkatkan kompetensi
sekolah adalah rapat, workshop, dan IGS. pedagogik guru. Berbagai upaya peningkatan dan
Pendekatan yang digunakan kepala sekolah dalam pengembangan profesional guru telah diusahakan,
supervisi akademik adalah pendekatan kolaboratif. yaitu dalam penguasaan materi, pemilihan metode
Kepala sekolah dalam memberikan masukan, kritik, pembelajaran, dan media yang digunakan.
dan saran, langsung menyampaikan kepada guru. Upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai
Selan itu kepala sekolah juga menyampaikan supervisor dalam meningkatkan kompetensi
penguatan terhadap pembelajaran yang dilakukan pedagogik guru dengan cara-cara sebagai berikut.
guru. Kepala sekolah juga memberikan kesempatan 1. Kunjungan kelas untuk mengetahui keadaan
kepada guru untuk menyampaikan keluh kesahnya kelas secara langsung selama proses belajar
dalam pembelajaran. Keluh kesah yang mengajar.
diungkapkan guru kemudian menjadi bahan diskusi 2. percakapan pribadi untuk berkomunikasi
antara guru dan kepala sekolah. Selain keluh dengan para guru secara langsung.
kesah, kepala sekolah juga mendiskusikan 3. Workshop penyusunan perangkat pembelajaran
masalah-masalah pembelajaran bersama guru. berbasis IT dalam memotivasi serta
Lantip Diat Sudiyono (2011: 123) menyatakan membangkitkan semangat guru dalam mengajar
bahwa hasil analisis dan catatan supervisor dapat 4. Mengirim guru mengikuti pelatihan atau
dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan seminar.
mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme Saran
guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat Kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya
mengurangi kendala-kendala yang muncul atau melakukan supervisi akademik secara rutin
yang mungkin akan muncul sehingga permasalahan yang terjadi dalam proses
Tindak lanjut supervisi akademik didasarkan hasil belajar mengajar dapat teratasi dan profesionalisme
observasi. Hal-hal diamati adalah administrasi guru meningkat.
perencanaan pembelajaran, administrasi proses
pembelajaran, supervise kunjungan kelas. Kepala DAFTAR PUSTAKA
sekolah membuat rangkuman dari hasil supervisi Agus Wibowo dan Hamrin. 2012. Menjadi Guru
yang telah dilaksanakan dan menyampaikan Berkarakter : Strategi Membangun
rangkuman yang telah dibuat. Kepala sekolah Kompetensi dan Karakter Guru.
menyampaikan temuan yang didapatkan, misalnya Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam Danim Sudarwan Dan Khairil. 2011. Profesi
pembelajaran, ada administrasi pembelajaran yang Kependidikan. Bandung: Alfabeta
masih belum lengkap, ataupun penguatan kepada Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta:
guru agar mempertahankan dan meningkatkan Rineka Cipta.
pembelajarannya. Dirjen PMPTK. 2012. Pedoman Pelaksanaan
Hasil observasi tersebut didukung oleh hasil Kinerja Guru (PK Guru). Buku 2. Jakarta:
wawancara kepala sekolah yang menyatakan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
bahwa setelah merangkum hasil supervisi, kepala Kevin Wu. 2010. Quality Implementation. Jakarta:
sekolah melakukan review dengan guru tentang Gramedia Pustaka Utama.
hasil supervisi yang diperoleh. Review hasil Lantip Diat dan Sudiyono. (2011). Supervisi
supervisi tersebut kemudian menentukan tindakan Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
yang akan dilakukan sesudahnya. Apabila ada Masaong, H.A. Kadim, 2012.
keterampilan guru yang masih belum sesuai Supervisi Pembelajaran dan Pengembang
dengan tujuan supervisi dan standar pembelajaran, an Kapasitas Guru
kepala sekolah memberikan motivasi dan memberdayakan Pengawas Sebagai Guru
memberikan arahan serta pengertian tentang nya Guru. Bandung. Alfabeta
tanggung jawab yang harus diemban sebagai Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1998.
seorang guru. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
Pembinaan sikap dilakukan secara langsung Mulyana, A.Z. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat.
kepada guru yang bersangkutan disamping Surabaya : Grasindo
pembinaan melalui forum rapat. pembinaan yang Ngalim Purwanto, 2002, Administrasi Dan Supervisi
diberikan oleh kepala sekolah terhadap sikap guru Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakraya,
adalah dengan melakuakn teguran secara halus Nur Aedi. 2014. Pengawasan Pendidikan. Jakarta:
kepada guru yang bersangkutan. Pembinaan Raja Grafindo Persada.
melalui forum rapat maka kepala sekolah Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
memberikan teguran secara halus namun tidak Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018
memberitahukan nama guru yang dimaksut. Selain Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala
itu, kepala sekolah juga melakukan pembinaan Sekolah
dengan mengikutkan guru pada kegiatan pelatihan Kemendikbud, 2015. Supervisi manajerial dan
dan penataran. Supervisi Akademik, Jakarta: PPTK-
BPSDMP&PMP Kemendikbud.
PENUTUP Permendiknas no. 39 tahun 2009 Tentang
Kesimpulan Pemenuhan Beban Kerja Guru Dan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pengawas Satuan Pendidikan
supervisi akademik yang dilaksanakan dalam tiga Permendiknas Nomor 6 tahun 2018 tantang
tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 224


Purwanto, Ngalim. (2013). Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Robbins, 2001, Organizational Behavior. New
Jersey: Prentice Hall International, Inc
Sagala, Syaiful. 2010.
Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendi
dikan. Bandung. Alfabeta.
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Spencer & Spencer. 1993, Competence At Work,
New York: John Willey & Sons
Sugiono. 1999. Metodologi Penelitian Administrasi.
Bandung: CV Alfa. Beta
Suhardan.2010. Supervisi profesional: layanan
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
era otonomi daerah. Alfabeta,
Sutarsih, C, dan Nurdin, 2011. Supervisi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2995 Tentang Guru Dan Dosen
Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
untuk Guru, SD, SLB, TK. Yrama Widya.
Bandung

225 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai