PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat telah
menyebabkan dunia semakin sempit dan membentuk masyarakat global yang saling
bergantung. Dalam tatanan dunia baru yang ditandai dengan persaingan antarbangsa yang
semakin ketat, kualitas kehidupan domestik suatu bangsa memainkan peran yang amat
penting. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan adalah
mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas
manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
oleh pendidik atau guru professional.
Pada tahun 2005, Indonesia memiliki Undang-undang No. 14/2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD) sebagai kebijakan intervensi langsung meningkatkan kualitas komptensi
guru melalui kualifikasi Strata 1 atau D4, serta memiliki sertifikat profesi. Dengan
memperoleh sertifikat profesi, guru berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 bulan
gaji pokok guru. Kebijakan dalam UUGD ini pada dasarnya meningkatkan kualitas
kompetensi guru sebagai faktor yang langsung terhadap peningkatan kesejahteraan, yaitu
tunjangan profesi. Setelah mekanisme sertifikasi guru menginjak 7-8 tahun, muncul
pertanyaan yang mempersoalkan dampak program sertifikasi guru terhadap peningkatkan
kompetensi dan kinerja guru.
Kualitas guru di Indonesia cukup memprihatinkan. Penelitian Bank Dunia 2012 di
12 negara Asia menunjukkan bahwa kualitas guru Indonesia berada di urutan ke-40 dari 42
negara. Hal ini diperparah dengan hasil survei Federasi Serikat Guru Indonesia 2012 di 29
kabupaten/ kota menunjukkan bahwa 62 persen guru SD tidak pernah mengikuti pelatihan
(Kompas, 2015). Kalaupun ada, pelatihan itu dilaksanakan dalam kerangka proyek. Padahal
salah satu upaya peningkatan kompetensi guru yang mengarah pada peningkatan kinerja
adalah dengan mengikutsertakan guru pada kegiatan pelatihan, penataran, seminar ataupun
kegiatan ilmiah lainnya.
Lebih lanjut, data tentang kelayakan guru menjadi guru professional menyebutkan
dari sekitar 2,8 juta guru dari berbagai jenjang pendidikan banyak yang sebenarnya tidak
layak jadi guru profesional. Pada umumnya disebabkan karena tingkat pendidikan yang
1
tidak memenuhi syarat dan belum memiliki sertifikat pendidik. Namun demikian dari data
tentang guru yang tidak layak tersebut justru guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak
(TK) dan SD (Permadi & Arifin, 2013).
Berdasarkan wacana di atas, kiranya perlu diupayakan usaha yang bertujuan untuk
meningkatkankan kompetensi guru. Hal ini menjadi wajar karena kompetensi merupakan
modal utama yang harus dimiliki guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tinggi
rendahnya kompetensi yang dimiliki guru akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan bersama siswa. Guru yang memiliki kompetensi tinggi akan
melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru yang memiliki
kompetensi rendah akan melaksanakan pembelajaran yang monoton dan membosankan
sehingga siswa kurang termotivasi. Oleh karena itu, kompetensi guru perlu selalu
ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan kompetensi guru
adalah pengembangan diri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana pentingnya kompetensi Guru?
2. Apa saja materi uji kompetensi?
3. Bagaimana pelaksanaan uji kompetensi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka kami mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui sejauh mana pentingnya kompetensi Guru
2. Mengetahui materi uji kompetensi
3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan uji kompetensi guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru yang
memiliki kompetensi rendah akan melaksanakan pembelajaran yang monoton dan
membosankan sehingga siswa kurang termotivasi. Oleh karena itu, kompetensi guru perlu
selalu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan kompetensi
guru adalah pengembangan diri.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik guru sendiri merupakan kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki guru untuk mengelola proses pembelajaran maupun interaksi dalam kegiatan
belajar mengajar bersama peserta didik. Untuk mengoptimalkan pembelajaran, setidaknya
terdapat 7 indikator kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh guru, di antaranya
yaitu:
a) Memahami karakteristik para peserta didik. Melalui informasi karakteristik
peserta didik tersebut, sebagai guru Anda dapat menyesuaikan diri untuk
menyiapkan pembelajaran yang baik dan cocok untuk setiap peserta didik.
Adapun beberapa karakteristik peserta didik yang harus Anda ketahui mulai dari
aspek intelektual, sosial, emosional, moral, fisik dan lain sebagainya.
b) Teori belajar serta prinsip pembelajaran yang mendidik. Dalam proses
pembelajaran, Anda harus menguasai teori pelajaran untuk dijelaskan kembali
kepada peserta didik. Kegiatan ini harus dilakukan dengan pendekatan tertentu
menciptakan strategi yang menarik dan kreatif. Sehingga siswa bisa memahami
materi dengan baik dan menyenangkan.
c) Kurikulum kurikulum. Bukan hanya soal mengajar, guru juga dituntut untuk bisa
menyusun silabus serta RPP sesuai kebutuhan dan ketentuan yang ditetapkan.
4
Adapun pengembangan kurikulum bisa dilihat dari relevansi, efektivitas, efisiensi,
kontinuitas, integritas dan fleksibilitas belajar.
d) Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Tugas guru bukan hanya memberikan atau
menjelaskan materi pelajaran saja tetapi juga mendidik siswa dengan melakukan
pendampingan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, diperlukan pengoptimalan
antara materi pelajaran dengan sumber materi.
e) Mengembangkan potensi peserta didik dengan maksimal. Seperti yang kita tahu,
setiap anak pasti memiliki minat dan bakat yang berbeda. Tugas guru yaitu hanya
menggali potensi anak agar tumbuh maksimal. Anda harus bisa menganalisis hal
tersebut serta menerapkan metode belajar yang sesuai dengan siswa, sehingga
mereka dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Peserta didik juga harus
mendapatkan fasilitas pengembangan berbagai potensi akademik dan potensi non
akademik.
f) Cara berkomunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi sangat penting dimiliki
guru untuk bisa menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan maksimal serta
membuat penyampaian materi pelajaran lebih jelas. Dalam berkomunikasi dengan
siswa, Guru harus santun dan tidak berkata kasar saat berkomunikasi dengan
siswa. Karena apa yang dibicarakan guru akan menjadi contoh untuk muridnya.
g) Penilaian serta evaluasi belajar. Penilaian dan evaluasi belajar harus dilakukan
dengan baik, keduanya dilakukan secara berkesinambungan selama proses
pembelajaran. Melalui evaluasi, Anda bisa menciptakan kegiatan belajar yang
lebih baik. Adapun evaluasi pembelajaran meliputi perancangan dan pelaksanaan
evaluasi asesmen dengan berbagai analisis atau metode untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar serta memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran.
Kompetensi pedagogik ini dapat dilihat dari cara proses pembelajaran yang dilakukan oleh
masing-masing guru secara terus-menerus dan sistematis baik sebelum menjadi guru
ataupun sesudah menjadi guru. Artinya setiap orang memiliki cara tersendiri bagaimana
menciptakan suasana belajar yang baik kepada peserta didik, yang penting harus dilatih dan
dievaluasi lebih baik lagi.
2. Kompetensi Profesional
Adapun kompetensi profesional guru merupakan keterampilan atau kemampuan yang wajib
dimiliki guru untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Dalam hal ini,
keterampilan yang harus dimiliki berhubungan dengan hal-hal teknis dan kinerja guru.
5
Untuk mengetahui lebih jelas, berikut merupakan indikator kompetensi profesional guru, di
antaranya yaitu:
a) Penguasaan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa, mulai dari
strukturnya, konsep serta pola pikir keilmuannya. Dengan begitu semakin mudah
untuk memberikan penjelasan atau wawasan kepada siswa.
b) Dapat bertindak secara reflektif guna mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan.
c) Mampu menguasai Standar Kompetensi (SK) pelajaran, Kompetensi Dasar (KD)
pelajaran, serta tujuan pembelajaran dari suatu bidang mata pelajaran yang Anda
ajarkan.
d) Dapat mengembangkan materi pelajaran lebih kreatif dan mendalam untuk bisa
membagi ilmu yang lebih luas kepada para peserta didik. Sehingga peserta didik dapat
belajar dengan baik dan menyenangkan.
e) Memiliki kemampuan untuk menggunakan atau memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pengembangan diri serta proses pembelajaran agar lebih
efektif dan efisien.
Dengan memiliki kemampuan serta keahlian khusus sesuai indikator Kompetensi
Profesional di atas, guru dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik dan efektif.
Dengan begitu, guru bisa membimbing dan mendidik peserta didik untuk mencapai tujuan
dan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar Nasional Pendidikan.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional dalam ujian kompetensi guru. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan sesuai dengan standar pencapaian ujian, Anda bisa menyiapkan UKG dengan
matang. kompetensi guru ini harus terus dikembangkan guna mencapai Standar Pendidikan
Nasional berkualitas.
3. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, sebagai
orang-orang yang dianggap model atau panutan yang harus diikuti. Dengan kata lain, guru
menjadi suri teladan bagi peserta didik, terlebih pada jenjang SD. Pada masa ini peserta
didik berbuat dan berperilaku cenderung mengikuti apa yang didengar dan apa yang
dilihat. Kompetensi kepribadian tersebut meliputi :
a) Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman tentang ajaran menghormati dan
menghargai antar umat beragama.
6
b) Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang
berlaku di masyarakat.
c) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru.
d) Bersikap terbuka terhadap pembaharuan dan kritik (Permadi & Arifin, 2013: 62)
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi, dan bergaul, secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta masyarakat sekitar. Model komunikasi
personal cenderung mudah diterima oleh peserta didik dan masyarakat. Dalam konteks
ini hendaknya guru memiliki strategi dan pendekatan dalam melakukan komunikasi yang
cenderung lebih bersifat horizontal. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan
guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, kemampuan tersebut
meliputi:
a) Mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat.
b) Mampu mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.
c) Mampu menjalin kerja sama, baik secara individual maupun secara kelompok
(Permadi & Arifin, 2013: 69).
Keempat kompetensi di atas yang akan dikembangkan untuk guru sebagai ujung
tombak pendidikan. Jika keempat kompetensi guru bisa dipahami dengan baik maka
praktik pembelajaran yang dilakukan guru akan berjalan baik dan menjadikan
pembelajaran bermakna bagi siswanya.
7
5. Merupakan sarana untuk pembinaan guru
6. Mendorong peningkatan proses dan hasil belajar (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI 22 juni 2020)
Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan uji kompetensi guru memiliki berbagai manfaat,
diantaranya dapat dijadikan sebagai:
1) Sarana untuk menetapkan kompetensi dan kinerja guru Data hasil uji kompetensi guru
kemudian akan digunakan untuk mengelompokkan guru daan akan dijadikan sebagai
masukan untuk tidak lanjut pembinaan dan pengembangan kompetensi guru
2) Sarana untuk mengelompokkan guru Pengelompokkan guru akan dilakukan sesuai dengan
tingkat pencapaian kompetensinya masing-masing.
3) Sarana pembinaan guru Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena didapat dari
data awal yang akurat.
4) Sarana pemberdayaan guru Seperti halnya pembinaan guru, pemberdayaan guru pun
dimungkinkan lebih efektif dari data yang akurat.
5) Acuan dalam pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum akan lebih jelas dan
terfokus karena dilakukan berdasarkan data pencapaian
6) Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar Fokus pembenahan kegiatan belajar
mengajar oleh guru akan dapat dilakukan berdasarkan data yang didapat.
7) Alat seleksi penerimaan guru baru Tidak hanya guru yang sudah dahulu mengabdi, tetepi
juga calon guru atau guru baru harus memiliki standar yang sama.
8
e. Peserta wajib membawa kelengkapan administrasi dan identitas diri untuk bahan
pengecekan oleh Pengawas Ruang. Peserta yang terbukti bukan peserta asli akan
dibatalkan sebagai peserta UKG dan dinyatakan mengundurkan diri sebagai peserta
UKG
f. Bagi peserta yang tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan tidak ada ujian susulan
dan yang bersangkutan dapat mengikuti UKG tahun berikutnya.
g. TUK di sekolah yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
h. Setiap ruangan ujian online diisi maksimal 24 orang peserta
9
KESIMPULAN
Kompetensi merupakan modal utama yang harus dimiliki guru untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tinggi rendahnya kompetensi yang dimiliki guru akan berpengaruh
pada kualitas pembelajaran yang dilaksanakan bersama siswa. Guru yang memiliki
kompetensi tinggi akan melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan
menyenangkan. Guru yang memiliki kompetensi rendah akan melaksanakan
pembelajaran yang monoton dan membosankan sehingga siswa kurang termotivasi. Oleh
karena itu, kompetensi guru perlu selalu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk peningkatan kompetensi guru adalah pengembangan diri.
Pada dasarnnya guru sudah menjalankan apa yang dinyatakan dalam 4 (empat)
kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 terkait guru dan dosen. untuk pemantapan kompetensi guru dalam
menghadapi UKG (Uji Kompetensi Guru) diadakan pelatihan, baik yang telah
mempunyai sertifikat pendidik ataupun yang belum mempunyai sertifikat pendidik.
Karena UKG (Uji Kompetensi Guru) ini bertujuan untuk menjadikan guru lebih
berkualitas dan professional di bidang studi masing-masing. Setelah pelatihan para guru
akan lebih dapat memahami yag mana kompetensi professional, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial serta kompetensi kepribadian.
10
DAFTAR PUSTAKA
Permadi, D & Arifin, D. (2013). Panduan menjadi guru profesional; Bandung, CV Nuansa
Aulia
Mulyasa, E. (2013). Uji kompetensi dan penilaian kinerja guru; Bandung, Rosda
Janawi. (2012). Kompetensi guru; citra guru profesional; Bandung, Alfabeta.
Saefullah. (2014). Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. “Pedoman Uji Kompetensi Guru”. Diakses
tanggal 22 juni 2020
Lubis, H. (2018). Kompetensi Pedagogik Guru Profesional. Best Journal (Biology Education,
Sains and Technology), 1(2),
Kanwil, kemenag Jawa timur (2015). Pedoman Uji Kompetensi Guru. Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Jawa Timur.
11