Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemahiran mengajar merupakan ciri profesi keguruan, karena pencapaian


tujuan pembelajaran serta keberhasilan dalam berbagai masalah pembelajaran
banyak tergantung pada kemampuan atau kompetensi guru. Selama di sekolah apa
yang dipelajari siswa banyak tergantung pada apa yang terjadi dikelas, dan apa
yang terjadi dikelas sangat tergantung pada bagaimana prakarsa guru untuk
mengimplementasikan kurikulum ke dalam kegiatan pembelajaran . Oleh
karenanya seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar dengan baik
bagi siswa, karena mengajar bukan sekedar transfer ilmu semata tetapi juga
pengalaman , keteladanan.

Kompetensi sangat diperlukan dalam proses kehidupan. Melakukan segala


sesuatu secara efektif, membutuhkan kompetensi tertentu. Tidak terkecuali guru,
dalam aktivitasnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran
serta membimbing peserta didik, guru senantiasa membutuhkan keahlian tertentu,
sehingga tindakan yang dilakukan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu
yang berhubungan dengan kinerja efektif dan atau superior dalam suatu pekerjaan
atau situasi. kompetensi merupakan keterampilan dari pribadi seseorang untuk
mampu memanfaatkan atau menggunakan keterampilan serta ilmu pengetahuan
yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu


pendidikan. Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya,dalam kerangka
pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat
strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, oleh karena itu perlu
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.

1
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4
menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya
adalah kompetensi. Dimana kompetensi tersebut terdiri dari pedagogik,
kepribadian, sosial dan professional yang keseluruhannya tidak dapat dipisahkan
dan harus dimilik ioleh seorang guru. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan
tentang kompetensi guru dalam mengajar, dalam konteks kebijakan, dalam
membangun kekuatan siswa, dan kompetensi dengan negara lain dalam
pambahasan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kompetensi guru?
2. Apa saja kompetensi guru dalam mengajar?
3. Bagaimana kompetensi guru dalam konteks kebijakan?
4. Bagaimana kompetensi guru dalam membangun kekuatan siswa?
5. Bagaimana perbandingan kompetensi dengan negara lain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi guru.
2. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam mengajar.
3. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam konteks kebijakan.
4. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam membangun kekuatan siswa.
5. Untuk mengetahui perbandingan kompetensi dengan negara lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Guru

Kata kompetensi secara harfiah dapat diartikan sebagai kemampuan. Kata


ini sekarang menjadi kunci dalam dunia pendidikan. Dengan memiliki kompetensi
yang memadai, seseorang, khususnya seorang guru dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya dunia pendidikan jika para
gurunya tidak memiliki kompetensi yang memadai. 1

Kompetensi menurut Usman adalah “suatu hal yang menggambarkan


kualifikasi atau kemampuan seorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif”.
Pengertian ini mengandung makna kompetensi itu dapat digunakan dalam dua
konteks, yakni pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada
perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik atau perbuatan serta tahap-tahap
pelaksanaannya secara utuh.2 Hal itu sejalan dengan kandungan dalam Al-Qur’an
surat Al-An’am ayat 135 yang artinya:
“Katankanlah, “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
Sesungguhnya akupun berbuat (pula), kelak kamu akan mengetahui siapakah
diantara kita yang akan memeperoleh hasil yang baik didunia ini, Sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.

Depdiknas merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan,


keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak. Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai
dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Seseorang
yang memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya mengetahui akan
tetapi juga dapat memahami dan menghayati dalam bidang tersebut yang
tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.3

1
Ngainun Na’im, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 56.
2
Kunanadar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 49.
3
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hal.
133.

3
Pendidik atau guru menurut UU No 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1)
disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena itu, guru yang
profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi.

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya


tujuan pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan,
pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai
penting alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru. Selain itu
juga penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil
belajar siswa.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru


adalah kemampuan untuk melakukan tindakan atau perilaku rasional dalam
melaksanakan tugas atau profesinya. Perilaku atau tindakan dikatakan sebagai
rasional karena memiliki tujuan dan arah yang jelas yakni untuk menjadikan
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga para peserta mampu
menangkap materi dengan lebih mudah. Kompetensi merupakan suatu komponen
yang sangat penting dalam profesi seperti profesi pendidik baik guru ataupun
dosen. Kompetensi guru merupakan gabungan dari semua kemampuan personal,
sosial, tegnologi, keilmuan dan spiritual atau keagamaan yang kesemuanya akan
membentuk suatu standar kompetensi pendidik.

B. Kompetensi Guru dalam mengajar


Kompetensi guru dalam mengajar adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak dalam

4
menyampaikan ilmu pengetahuan. Maka dari itu ada beberapa kompetensi guru

dalam mengajar yang dilakukan. Diantaranya yaitu;


1. Mengajar dan Mengembangkan Potensi Siswa
Guru dalam mengajar Siswanya memberikan porsi yang banyak kepada
siswa untuk aktif sehingga guru mampu bertindak sebagai fasilitator,
prakteknya, dikelas guru mengembangkan berbagai model pembelajaran yang
dapat mendorong siswa untuk aktif, berpartisifasi dalam proses belajar
mengajar.
2. Merancang Pembelajaran yang menarik
Menurut pasal 19 ayat 1 PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pembelajaran harus disajikan secara menarik, wujud dari
pembelajaran tersebut harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
perkembangan fisik dan psikologi siswa.
3. Membangun Pembelajaran yang menarik
Untuk mewujudkan pembelajaran yang menarik (sekaligus efektif dan
efisien) dan memberikan tujuan serta arah yang jelas terhadap proses
pembelajaran, william Watson Purkey dalam artikelnya menyarankan empat

hal yang harus ada dan dipenuhi dalam setiap proses pembelajaran. Yaitu:
a). Kepercayaan 
Disini antara siswa dan guru harus mendukung dalam praktik
pembelajaran harus saling membutuhkan serta saling mempercayai dan
menghargai peran mereka masing-masing.
b). Rasa Hormat
Dapat diwujudkan melalui rasa kepedulian yang mendalam
terhadap para siswa. Rasa saling menghormati antara guru dan siswa ini
adalah dasar bagi terbangunnya tanggung jawab bersama dalam proses
belajar mengajar.

c). Optimisme 

5
Dalam pembelajaran di kelas, tidak akan menarik jika guru dan
siswa tidak membangun rasa optimis akan potensi yang dimiliki siswa.
d). Kesengajaan
Sesungguhnys siswa bisa mengenali potensi yang dimilikinya
dilakukan secara sengaja.guru harus dapat membuat dirinya menarik,
baik sebagai pribadi maupun sebagai sosok proposional sehingga dapat
merangsang perkembangan siswa. Ada beberapa cara praktis agar
belajar menjadi aktifitas yang menyenangkan bagi siswa yaitu:
1) Ciptakan lingkungan tampa stres. 
2) Manfaatkan sarana bermain untuk belajar .
3) Gunakan kelima indra anak sebagai jalur belajar.
4) Pakailah seluruh isi dunia sebagai ruang kelas. 
5) Pentingkan dorongan positif.
6) Gunakan rasa cinta sebagai resep penting dalam pendidikan anak.

C. Kompetensi guru dalam konteks kebijakan


Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10
ayat (1) menyatakan bahwa kompetensi yang menjadi kewajiban guru untuk
menguasainya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional.4

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola


pembelajaran. Ini merupakan kosep kesiapan mengajar yang ditunjukkan
oleh pengusaan pengetahuan dan ketrampilan mengajar. Mengajar
merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya multidimensional.5

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta


didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

4
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Jakarta:
PT Novindo Pustaka Mandiri, 2005), hal 7.
5
Buchari Alma, Guru profesional , Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal. 141.

6
berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. Berkenaan dengan
pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan
kurikulum berdasarkan tingkat satuan pendidikannya masing-masing dan
disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasi kemampuannya dikelas, dan guru harus mampu
melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan, sehingga dapat dinyatakan bahwa kriteria kompetensi
pedagogik meliputi:
a). Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b). Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c). Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan pengembangan
yang diampu.
d). Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e). Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f).Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
g). Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
h).Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
i). Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.6

2. Kompetensi Kepribadian

6
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 54-55.

7
Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil, dewasa,
aktif, berwibawa, menjadi teladan dan berakhlak mulia. Guru sebagai
teladan akan merubah perilaku siswa, guru adalah panutan. Guru yang
baik akan dihormati dan disegani oleh siswa. Jadi guru harus bertekad
mendidik dirinya sendiri lebih dulu sebelum mendidik orang lain.

Pendidikan keteladanan adalah pendidikan yang paling efektif.


Guru yang disenangi, otomatis pelajaran yang diajarkan akan disenangi
oleh siswa, dan siswa akan bergairah dan termotivasi sendiri mendalami
mata pelajaran tersebut7.

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh perasaan


bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan
generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat tantangan dan
rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar
dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.

Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua


berkembang melalui proses pembelajaran, Guru sebagai pendidik harus
dapat memengaruh kearah proses itu sesuai dengan tata nilai yang
dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat.

Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan


memengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota
masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan
menghasilkan sikap mental watak, dan kepribadian siswa yang kuat. Guru
dituntut harus mampu membelajarkan kepada siswanya tentang
kedisplinan diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu,
belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan atau tata tertib dan
bagaimana harus berbuat. Semuanta itu akan berhasil apabila guru juga
disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Kriteria kompetensi kepribadian meliputi:

7
Buchari Alma, Guru Profesional……. hal. 141

8
a). Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia.
b). Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c). Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa arif dan
berwibawa.
d). Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e). Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

Kemampuan sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi


dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan diluar
sekolah.

Guru dimata siswa dan masyarakat merupakan panutan yang perlu


dicontoh dan merupakan suri teladan dalam kehidupannya sehari-hari.
Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka
pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dikatakan demikian karena
dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah
dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada
keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapatkan
kesulitan. Dalam kemampuan sosial tersebut, meliputi kemampuan guru
dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai
jiwa yang menyenangkan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria kompetensi sosial meliputi:


a). Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status
sosial ekonomi.
b). Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

9
c). Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
d). Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki


guru dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru
harus selalu meng-update dan menguasai materi yang disajikan. Persiapan
diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui
berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses internet,
selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi
yang disajikan.8

Kemampuan profesional adalah kemampuan penguasaan materi


pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar
yang sesuai, yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak
menimbulkan kesulitan dan keraguan.9

Adapun kriteria kompetensi profesional guru adalah sebagai


berikut:
a).Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b).Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
atau bidang pengembangan yang diampu.
c).Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d).Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.

8
Rusman, Model-model Pembelajaran…, hal. 56.
9
Buchari Alma, Guru Profesional…, hal. 142.

10
e).Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.10

Secara lebih rinci mengenai kompetensi guru Pendidikan Islam Kementerian


Agama telah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011
(KMA 211/2011) tentang pedoman pengembangan Standar Pendidikan Agama
Islam pada sekolah. Dalam bab IV huruf B nomor 2 dinyatakan bahwa ruang
lingkup pengembangan standar kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
pada PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK, meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
2. Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian guru yang
mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik.
3. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan guru dalam penguasaan
materi secara luas dan mendalam.
5. Kompetensi Spiritual, adalah kemampuan guru untuk menjaga semangat
bahwa mengajar adalah ibadah.
6. Kompetensi Leadership, adalah kemampuan guru untuk mengorganisasi
seluruh potensi sekolah yang ada dalam rangka mewujudkan budaaya
islami (Islamic religious culture) pada satuan pendidikan.

D. Kompetensi Guru dalam membangun kekuatan siswa


Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap suatu prilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali prilaku tersebut.11
Kompetensi yang dilakukan oleh guru dalam membangun kekuatan siswa adalah
sebagai berikut :
1. Membangun Rasa Percaya Diri pada Siswa.

10
Rusman, Model-model Pembelajaran…, hal. 58.
11
Yanuar. A, Rahadia jadi guru favorit inspiratif, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), hal 40

11
Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang akan
kemampuan yang dimiliki untuk menampikannya secara baik dihadapan
orang lain. oleh karena itu kepercayaan diri seseorang siswa perlu dilatih.
Siswa yang mempunyai rasa percaya diri cenderung berhasil meraih
kesuksesan dibanding dengan siswa yangkepercayaan dirinya rendah.
2. Membangun Daya Ingat Siswa
Setiap siswa memiliki daya ingat yang berbeda-beda ingatannya
ada yang jangka panjang dan ada yang jangka panjang. Menurut Stine
(1988), Ingatan (memori) terjadi seketika. Sekali berada didalam otak,
ingatan bertahan selamanya. Pendapat ini didukung Wilder Penfild (1990)
dalam penelitiannya, penfild merangsang bank memori otak. Pasien dapat
mengingat berbagai kejadian dari masa lalu, yang mereka kira telah
terlupakan. Dalam hal ini segala hal yang pernah dirasakan, dinikmati,
dikerjakan atau dialami masih terekam disuatu tempat dalam otak. Daya
ingat sendiri tidak dilahirkan melainkan diciptakan. Seseorang guru yang
ingin menyimpan kesan dalam benak (pemusatan pemikiran) siswanya,
harus malalui proses panca indra dan memusatkan pikiran pada apa yang
telah dialami.
3. Membangun Motivasi Siswa
Motivasi berpangkal dari kata motif atau dorongan yang dimiliki
seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Hal ini menunjukkan motivasi
termasuk salah satu faktor penentu keberhasilan dalam berbagai aktivitas,
termasuk mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolah. Tingkat
ketekunan peserta didik sangat ditentukan oleh motivasi belajar.dengan
kata lain motivasi belajr mutlak dimiliki oleh setiap siswa demi
keberhasilannya dalam proses pembelajaran.12
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu:
a) Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa secara jelas dan terukur
b) Memerikan hadiah
c) Membuat saingan/kopetisi
12
Mohd. Sharani Ahmad dan Zainal Madon, Tip Pandai Belajar, (Kuala Lumpur: Millenia,
2006), Hal. 68.

12
d) Memberi pujian 
e) Memberi hukuman
f) Membangkitkan dorongan
g) Membangkitkan kebiasaan belajar yang baik
h) Membantu kesulitan siswa
i) Menggunakan metode yang bervariasi
j) Menggunakan media.
4. Membangun Komunikasi dan Empati
Guru dan Siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan yang
membutuhkan tingkat interaksi yang tinggi. Oleh karena itu, kedua subjek
pendidikan ini perlu menjalin komunikasi positif. Membangun komunikasi
bukan hal yang sangat mudah. Selain itu juga Guru dan Siswa harus
memiliki rasa empati, agar supaya kesenjangan komunikasi dan toleransi
teratasi. Seorang pendidik dikatakan berempati bila ia dapat memiliki dan
memahami pikiran, perasaan, reaksi, perkembangan dan motivasi
siswanya.
5. Membangun Kreativitas dalam Pembelajaran
Makna kreativitas ialah optimalisasi penggunaan dayaintelektual
untuk mengembangkan kepribadian dan mencapai kesuksesan ketika
berinteraksi dengan orang lain.13 Kreativitas juga dapat diartikan sebagai
kemampuan berikir mengenai sesuatu dengan cara yang baru dan langka,
serta menghasilkan penyelesaian yang unik. Kreativitas dalam pribadi
mencerminkan keunikan individu dalam berpikir dan mengungkapkan
sesuatu. Situasi sosial, budaya, bahkan lingkungan bekerja turut
membeikan kemudahan dan mendorong individu untuk menampilkan
pikiran dan bertindak secara kreatif.
6. Memahami Beragam Kecerdasan Siswa
Apabila mengacu pada pendapat Howard Gardner mak setidaknya
ada delapan kecerdasan yang dimiliki peserta didik14 yakni:
a). Kecerdasan matematika dan logika

13
Yusuf Al-Uqshari, Melejit dengan kreatif, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), Hal 14.
14
Sri Budyartati, Problematika Belajat-mengajar di SD (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal. 88.

13
Kecerdasan matematika dan logika menunjukkan kemampuan
seseorang dalam berfikir secara induktif dan deduktiff, mengikuti
aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta
memecahkan masalah dengan mendayagunakan pikiran.15.
b). Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan Bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk
menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan,
dalam berbagai bentuk untuk mengespresikan pemikiran-pemikirannya.
Peserta didik dengan kecerdasan bahasa tinggi biasanya ditandai dengan
kesenagan terhadap aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan suatu
bahasa seperti menulis surat, membaca, mengarang cerpen,dll.16
c). Kecerdasan Musikal
Kecerdasan Musikal memprlihatkan kemampuan kemampuan
seseorang untuk lebih peka terhadap suara-suara yang berada
disekelilingnya dan cenderung senang mendengarkan nada irama.
d) Kecerdasan Visual dan Spasial
Tipe kecerdasan ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mendalami secara lebih mendalam hubungan antara objek dengan
ruang. Dengan kata lain kemampuan ini melihat dengan tepat gambaran
visual alam sekitar dan memperhatikan rincian kecilnya.
e). Kecerdasan Kinestetik
Tipe kecerdasan ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk
menggunakan sebagaian atau seluruh anggota tubuhnya secara aktif
untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
f). Kecerdasan Interpersonal
Tipe kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk bersikap lebih peka terhadap perasaan orang lain.
g). Kecerdasan Intrapersonal
Tipe kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk peka terhadap perasaannya sendiri.
h). Kecerdasan Naturalis
15
Ibid.
16
Ibid, hal.85.

14
Tipe kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk bersikap penuh perhatian terhadap lingkungan alam.
7. Menerapkan Model Pembelajaran Kecerdasan ganda di Sekolah
Untuk menerapkan pembelajaran yang efektif di Sekolah,
sebaiknya guru terlebih dahulu menerapkan model pembelajaran tersebut
dalam dirinya, baru kemudian menerapkannya pada Siswa. Ini dilakukan
agar teori yang dikemukakan guru dapat didukung oleh pengalaman guru
tersebut kemudian diterapkan dan dipraktekkan kepada siswanya.

E. Perbandingan Kompetensi dengan Negara lain


Kompetensi guru secara umum sudah dirumuskan oleh berbagai negara.
Sebagai contoh, kompetensi yang harus dimiliki guru di Amerika dirumuskan
dalam National Board for Profesional Teaching Skill (2002) yang mensyaratkan
adanya berbagai standar untuk diikuti yaitu :
1. Teachers Are Committed to Students and Their Learning, pemahaman
guru tentang siswa, yang mencakup:
a). Penghargaan guru terhadap perbedaan individual siswa
b). Pemahaman guru tentang perkembangan belajar siswa
c). Perlakuan guru terhadap seluruh siswa secara adil
d). Misi guru dalam memperluas cakrawala berpikir siswa
2. Teachers Know the Subject They Teach and How to Teach Those Subject
to Students, pengetahuan tentang bahan ajar dan bagaimana cara
mengajarkannya.mencakup:
a). Apresiasi guru tentang pemahaman materi mata pelajaran untuk
dikreasikan, disususun, dan dihubungkan dengan mata pelajaran lain.
b). Kemampuan guru untuk menyampaikan materi pelajaran.
c) Mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan
berbagaicara.
3. Teachers Are Responsible for Managing and Monitoring Student Learning,
pengelolaan pembelajaran mencakup:
a). Penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran

15
b). Menyusun proses pembelajaran dalam berbagai setting kelompok,
kemampuan untuk memberikan ganjaran atas keberhasilan siswa.
c). menilai kemajuan siswa secara teratur
d). kesadaran akan tujuan utama pembelajaran
4. Teachers Think Systematically About Their Practice and Learn from
Experience, berpikir sistematis tentang praktik mengajar dan belajar dari
pengalaman, mencakup:
a). Guru secara terus-menerus menguji diri untuk memilih keputusan-
keputusan terbaik.
b). Guru meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai riset
tentang pendidikan untuk meningkatkan praktik pembelajaran.
5. Teachers Are Members of Learning Communities, menjadi bagian dari
komunitas pembelajaran, mencakup:
a). Guru memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah melalui
kolaborasi dengan kalangan profesional lainnya.
b). Guru bekerja sama dengan orang tua siswa.
c). Guru dapat mengambil manfaat dari berbagai sumber daya
masyarakat.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kompetensi guru adalah kemampuan untuk melakukan tindakan atau
perilaku rasional dalam melaksanakan tugas atau profesinya. Perilaku atau
tindakan dikatakan sebagai rasional karena memiliki tujuan dan arah yang
jelas yakni untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan sehingga para peserta mampu menangkap materi dengan
lebih mudah. Kompetensi merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam profesi seperti profesi pendidik baik guru ataupun dosen.
Kompetensi guru merupakan gabungan dari semua kemampuan personal,
sosial, tegnologi, keilmuan dan spiritual atau keagamaan yang kesemuanya
akan membentuk suatu standar kompetensi pendidik.
2. Kompetensi guru dalam mengajar adalah kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan
layak dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. Maka dari itu ada beberapa
kompetensi guru dalam mengajar yang dilakukan. Diantaranya yaitu;
a). Mengajar dan Mengembangkan Potensi Siswa
b). Merancang Pembelajaran yang menarik
c). Membangun Pembelajaran yang menarik
3. Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10
ayat (1) menyatakan bahwa kompetensi yang menjadi kewajiban guru
untuk menguasainya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
4. Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap suatu prilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali prilaku tersebut.
Kompetensi yang dilakukan oleh guru dalam membangun kekuatan siswa
adalah sebagai berikut :

a). Membangun Rasa Percaya Diri pada Siswa.


b). Membangun Daya Ingat Siswa
c). Membangun Motivasi Siswa

17
d). Membangun Komunikasi dan Empati
e). Membangun Kreativitas dalam Pembelajaran.
f). Memahami Beragam Kecerdasan Siswa
g). Menerapkan Model Pembelajaran Kecerdasan ganda di Sekolah

5. Kompetensi guru secara umum sudah dirumuskan oleh berbagai negara.


Sebagai contoh, kompetensi yang harus dimiliki guru di Amerika
dirumuskan dalam National Board for Profesional Teaching Skill (2002)
yang mensyaratkan adanya berbagai standar untuk diikuti yaitu :
a). Teachers Are Committed to Students and Their Learning, pemahaman
guru tentang siswa.
b). Teachers Know the Subject They Teach and How to Teach Those
Subject to Students, pengetahuan tentang bahan ajar dan bagaimana
cara mengajarkannya.
c). Teachers Are Responsible for Managing and Monitoring Student
Learning, pengelolaan pembelajaran .
d). Teachers Think Systematically About Their Practice and Learn from
Experience, berpikir sistematis tentang praktik mengajar dan belajar
dari pengalaman.
e). Teachers Are Members of Learning Communities, menjadi bagian
dari komunitas pembelajaran.

B. Saran

Dari makalah ini semoga bermanfaat dan apabila banyak kekurangan yang
pembaca temukan dari makalah ini, beribu untaian maaf kami haturkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14Tahun 2005. Tentang Guru dan


Dosen. Jakarta: PT Novindo Pustaka Mandiri.

A, Yanuar. 2015. Rahadia jadi guru favorit inspiratif. Yogyakarta: Diva Press.

Ahmad , Mohd. Sharani dan Zainal Madon. 2006. Tip Pandai Belajar. Kuala
Lumpur: Millenia.

Al-Uqshari, Yusuf. 2005. Melejit dengan kreatif. Jakarta: Gema Insani Press.

Alma, Buchari. 2009. Guru profesional , Menguasai Metode dan Terampil


Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Budyartati, Sri. 2014. Problematika Belajat-mengajar di SD. Yogyakarta:


Deepublish.

Kunanadar. 2009. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Na’im, Ngainun. 2011. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana.

19

Anda mungkin juga menyukai