Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang manuasia. Pendidikan
merupakan salah satu komponen terpenting bagi kemajuan hidup manusia di
seluruh dunia. Begitu juga di indonesia, pendidikan di jadikan sebagai tonggak
pembagunan bangsa dan negara.
Salah satu komponen yang terdapat dalam pendidikan adalah guru. Guru
dalam komponen pendidikan memiliki peranan yang besar dan strategis. Karena
gurulah yang dijadikan sebagai ujung tonggak dalam pendidikan. Guru
mempunyai tugas yang berat dan mulai dalam mengantarkan anak-anak bangsa
ke puncak cita-cita. Keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak
hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas, hampir semua bangsa
di dunuia ini selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan
guru yang berkualitas.
Salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah di banyak
negara adalah kebijakan intervensi langsung meniju peningkatan mutu dan
memberikan jaminan dan kesejahteraan hidup guru yang memadai.beberapa
negara yang mengembangkan kebijakan ini bisa disebut antara lain Singapore,
Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serika. negera-negara tersebut berupaya
meningkatkan mutu guru dengan mengembangkan kebijakan yang langsung
mempengaruhi mutu dengan melaksanakan sertifikat guru. Guru yang sudah ada
harus mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat profesi guru.
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka seorang guru
selayaknya memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan adanya kualifikasi dan
kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik dan
pengajar yang profesional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian kualifikasi akademik kompetensi guru ?
2. Mengkaji kompetensi pedagogik ?
3. Mengkaji kompetensi kepribadian ?
4. Mengkaji kompetensi sosial ?
5. Mengkaji kompetensi profesional ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian klasifikasi akademik kompetensi guru
2. Memahami kompetensi pedagogik
3. Memahami kompetensi kepribadian
4. Memahami kompetensi social
5. Memahami kompetensi profesional

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kualifikasi Akademik Kompetensi Guru


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah pendidikan
khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang diperlukan untuk
mencapai sesuatu (menduduki jabatan dsb). Sedangkan akademik memiliki arti
akademis. Jadi kualifikasi akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus
dalam bidang pendidikan baik sebagai pengajar pelajaran, administrasi
pendidikan dan seterusnya yang diperoleh dari proses pendidikan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kualifikasi
akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/ atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Pasal
28 ayat 2).
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (WJS Purwadarminta) kompetensi
berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu
hal. Adapun kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Secara singkat kompetensi bagi guru dapatlah disimpulkan bahwa
kompentensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya.

B. Mengkaji Kompetensi Pedagogik


Kemampuan pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan salah
satu jenis kompetensi yang harus dikuasai guru. kompetensi pedagogik
merupakan kompetensi khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya.
Kompetensi pedagogik diperoleh melalui upaya belajar secara terus menerus,
dan sistematis, baik pada masa pra jabatan naupun selama dalam jabatan, yang
didukung oleh minat, bakat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing
individu yang bersangkutan.

3
Aspek yang terdapat dalam kompetensi pedagogik diantaranya adalah:
a. Menguasai Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik ini terkait dengan aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional dan intelektual. Indicator yang muncul dari
penguasaan karakteristik peserta diantaranya:
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik peserta didik di kelasnya.
2. Guru dapat mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran
yang diampu.
3. Guru memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
4. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan yang sama
pada semua peserta didik.
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik.
6. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta
didik lainnya.
b. Menguasai Teori Telajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Guru mampu menetapkan berbagai model pembelajaran yang mendidik
secara kreatif dan efektif. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik paserta didik dan mampu memotivasi
mereka untuk belajar. Indikator yang muncul dari aspek ini diantaranya:
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguasai materi
sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
2. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yang dilakukannya,
baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana terkait
keberhasilan pembelajaran.
3. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar
peserta didik.

4
4. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama
lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar
peserta didik.
c. Mengembangkan Kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum guru harus mampu menyusun silabus
sesuai dengan tujjuan dan membuat serta menggunakan RPP sesuai dengan
tujuan dan lingkungan pembelajaran. Indikator yang muncu diantaranya:
1. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat
mencapaikompetensi dasar yang ditetapkan.
2. Guru menata materi pembelajaran secara benar sesuai dngan pendekatan
yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
3. Guru memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
d. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik
Guru mampu menyusun dan melaksanankan rancangan pembelajaran
yang mendidik secara lengkap. Guru mampu menyusun dan menggunakan
berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Indikartor dari aspek ini
diantaranya:
1. Guru menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
2. Guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang dipersyaratkan.
3. Guru memberikan banyak kesampatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain.
4. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan
dengan karaktakteristik peserta didik.
e. Mengembangkan Potensi Peserta Didik

5
Guru dapat menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
pembelajaran yang mendukung untuk mengaktualisasikan potensi peserta
didik, termasuk kreaktifitasnya.

f. Melakukan Komunikasi dengan Peserta Didik


Guru mampu berkomusikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik serta bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan
respon yang lengkap dan relevan atas pertanyaanatau komentar peserta didik.
g. Menilai dan Mengevaluasi Pembelajaran
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evalusai atas efektivitas proses dan
hasil belajar serta menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan
hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.

C. Mengkaji Kompetensi Kepribadian


Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian yang
mantap dan stabil memiliki indikator esensial, yakni bertindak sesuai dengan
norma hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru, dan
memiliki konsestensi dalam bertindak sesuai dengan norma. Kepribadian yang
dewasa memiliki esensial, yakni menampikan kemahiran dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif
memiliki indikator esensial, yakni menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Kepribadian yang berwibawa
memiliki indikaror esensial, yakni memiliki perilaku yang disegani. Kepribadian
yang berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial,
yakni bertindak sesuai dengan norma religious (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan meiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

6
Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam
menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja. Sehingga
semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dan
kesehariannya.
Sehingga guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan
kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Sehingga guru dituntut
harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar membaca,
mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, memathi
aturan atau tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semua itu akan
berhasil jika guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Kemampuan pribadi meliputi:
1. Kemampuan mengembangkan kepribadian,
2. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,
3. Kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.
Jika kita mengacu pada standar nasional pendidikan, kompetensi
kepribadian guru meliputi:
1. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak
sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pedidik yang memiliki etos kerja.
3. Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang
bermafaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Memiliki kepribadan yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dan menampilkan tindakan
yang sesuai dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma
religious (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

D. Mengkaji Kompetensi Sosial

7
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Indikasinya,
guru mampu berkomunikasi dan bergaul secara harmonis peserta didik, sesama
peserta didik, dan dengan tenaga kependidikan, serta dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekiar.
Menurut Adam (1983) menyimpulkan tiga komponen yang
memungkinan seseorang membangun dan menjalin hubungan yang positif
dengan teman sebaya, yaitu pengetahuan tentang keadaan emosi yang tepat
untuk situasi sosial tertentu (pengetahuan sosial), kemampuan untuk berempati
dengan orang lain (empati), dan percaya pada kekuatan diri sendiri (locus of
control).
Sedangkan La Fontana dan Cillesen (2002) menuliskan bahwa
kompetensi sosial dapat dilihat sebagai perilaku prososial, altrustik, dan dapat
bekerja sama. Anak-anak yang sangat disukai dan yang dinilai berkompetensi
sosial oleh orang tua dan guru-guru pada umumnya mampu mengatasi
kemarahan dengan baik, mampu merespon secara lansung, melakukan cara-cara
yang dapat meminimalisasi konflik yang lebih jauh dan mampu
mempertahankan hubungannya (Fabes dan Eisenberg dalam Papalia dkk 2002).
Sedangkan itu Rydell dkk. (1997) menuliskan bahwa berdasarkan hasil
penelitian sejauh ini, kompetensi social merupakan fenomena unidemensional.
Hal-hal yang paling disepakati oleh para ahli psikologi sebagai aspek
kompetensi social anak orientation (suka menolong, dermawan, empati) dan
initiative talking versus social withdrawal dalam kontek interaksi social atau
disebut juga social initiative (Water dkk dalam Rydell, 1997). Aspek prososial
orientation terdiri dari kedermawanan (generosity), empati (empaty), memahami
orang lain (understanding of others), penanganan konflik (conflict handling),
dan suka menolong (helpfulness). Aspek Social Initiative terdiri dari aktif untuk
melalukan inisiatif dalam situasi interaksi social dan withdrawal behavior dalam
situasi tertentu (Rydell dkk, 1997).
Berdasarkan uraian disatas, bahwa aspek kompetensi sosial adalah aspek
prosocial orientation(perilaku prososial) yang terdiri dari kedermawanan

8
(generosity), empati (empaty), memahami orang lain (understanding of others),
penanganan konflik (conflik handling), dan suka menolong (helpfulness) serta
aspek sosial (social intiative) yang terdiri dari aktif untuk melakukan inisiatif
dalam situasi sosial dan withawal behavior (perilaku yang menarik) dalam
situasi tertentu.
Menurut Panduan Sertifikat Guru Tahub 2006 bahwa terdapat empat
indikator untuk menilai kemampuan sosial seorang guru, yaitu:
1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jeni
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan setatus sosial
ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesame pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki kerangaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.

E. Mengkaji Kompetensi Profesional


Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain,
guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh
pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau teknik di
dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan
kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi guru yang profesional.
Terdapat banyak pendapat tentang kompetensi yang seharusnya di kuasai
guru sebagai suatu jabatan profesional. Ada ahli yang menyatakan ada sebelas
kompetensi yang harus dikuasai guru, yaitu:
1. Menguasai bahan ajar.
2. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

9
3. Mampu mengelola program belajar mengajar.
4. Mampu mengelola kelas.
5. Mampu menggunakan media/sumber belajar lainnnya.
6. Mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
7. Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran.
8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
9. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran.
11. Memiliki kepribadian yang tinggi.
User Usman (1995) berpendapat bahwa kompetensi profesional seorang
guru diantaranya mencakup:
1. Menguasai landasan kepribadian,
2. Menguasai bahan pengajaran,
3. Mampu menyusun program pengajaran,
4. Mampu melaksanakan program pengajaran,
5. Mampu menilai hasil dan proses belajar mengajar.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi
yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan
mencetak manusia-manusia pada masa yang akan dating.
2. Dalam profesinya, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah
ditentukan standarnya. Semua itu dilakukan supaya menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dann mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu
kompetensi pedagogik, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi
yang harus dikuasai guru. kompetensi pedagogik merupakan kompetensi
khas yang membedakan guru dengan profesi lainnya.
3. Selanjutnya, kompetensi kepribadian, kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
4. Kompetensi sosial, kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
5. Kompetensi profesional, guru profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

B. Saran
Sebagai seorang calon guru, tentunya pembaca harus bisa memahami
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Hal ini bertujuan agar
ketika menjadi guru pembaca sudah mengerti tugas seorang guru yang sangat
berat.dan yang terpenting adalah mempersiapkan segala hal yang akan
digunakan sebagai seorang guru.

11
12

Anda mungkin juga menyukai