Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Profesional

Menurut James M. Cooper dalam Wina Sanjaya[4] : “A teacher is a person charged with the
responsibility of helping others to learn and to behave in new and different ways.”

Pengertian dari guru dalam UU No. 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mendefinisikan bahwa profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan untuk
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Sumber : https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/14tahun2005uu.htm

Menurut Dedi Supriyadi dalam Suparlan, menjelaskan secara jelas tentang pengertian profesi,
profesional dan profesionalisme. Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang
menuntut suatu keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan dalam pekerjaan itu. Profesional
menunjuk dua hal, yaitu orangnya dan penampilan atau kinerja orang itu dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.

Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-profesi/

Jadi guru profesional adalah pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi berkaitan
dengan profesi pekerjaanya.

B. Aspek-Aspek Kompetensi Guru Profesional

Dalam pembahasan profesionalisme guru ini, selain membahas mengenai pengertian


profesionalisme guru, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Karena seorang guru yang profesional
tentunya harus memiliki kompetensi profesional. Dalam buku yang ditulis oleh E. Mulyasa,
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.

3. Kompetensi Profesioanal.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa
yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

4. Kompetensi Sosial.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan masyarakat sekitar.

Alisuf Sabri dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutip pernyataan Mitzel yang
mengemukakan bahwa seorang guru dikatakan efektif dalam mengajar apabila ia memiliki
potensi atau kemampuan untuk mendatangkan hasil belajar pada murid-muridnya. Untuk
mengatur efektif tidaknya seorang guru, Mitzel menganjurkan cara penilaian dengan 3
kriteria, yaitu: presage, process dan product. Dengan demikian seorang guru dapat dikatakan
sebagai guru yang effektif apabila ia dari segi: presage, ia memiliki “personality attributes”
dan “teacher knowledge” yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan mengajar yang mampu
mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi process, ia mampu menjalankan
(mengelola dan melaksanakan) kegiatan belajar-mengajar yang dapat mendatangkan hasil
belajar kepada murid. Dari segi product ia dapat mendatangkan hasil belajar yang
dikehendaki oleh masing-masing muridnya.

Sumber : https://fatkhan.web.id/pentingnya-profesionalisme-guru-dan-aspek-aspek-
kompetensi-guru-profesional/

C. Tugas Guru Profesional

Seorang guru yang memiliki tugas yang beragam yang kemudian akan diterapkan dalam
bentuk pengabdian.Tugas pokok tersebut adalah :

1. Tugas Guru dalam bidang Profesi

Yaitu suatu proses transmisi ilmu pengetahuan,ketrampilan dan nilai-nilai hidup.Menurut


Undang-undang Guru dan Dosen (UU.RI.No.14 th 2005) yang terdapat dalam bab 2
“KEDUDUKAN,FUNGSI DAN TUJUAN” Pada Pasal 4 bahwa : Seorang guru memiliki
tugas sebagai berikut : Kedudukan Guru sebagai Tenaga Profesional sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

a) Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah seorang pendidik yang menjadi tokoh / panutan bagi peserta didik dan
lingkungannya.Maka seorang guru itu harus :

1) Mempunyai standar kualitas pribadi yang baik

2) Bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah

3) Berani mengambil keputusan berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan


kompetensi

b) Guru Sebagai Pelajar

Di dalam tugasnya seorang guru membantu peserta didik dalam meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Maka seorang guru harus mengikuti
perkembangan teknologi agar apa yang di bawakan seorang guru pengajarannya tidak jadul.

c) Guru Sebagai Pembimbing


Sebagai Pembimbing seorang guru dan siswa di harapkan ada kerja sama yang baik dalam
merumuskan tujuan secara jelas dalam proses pembelajaran.

d) Guru Sebagai Pengarah

Seorang guru di harapkan dapat mengarahkan peserta didiknya dalam memecahkan persoalan
yang telah di hadapinya dan bisa mengarahkan kepada jalan yang benar apabila mengalami
persoalan yang negatif yang telah menimpa dirinya.

e) Guru Sebagai Pelatih

Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada peserta didik dalam membentuk kompetensi


dasar sesuai dengan potensi masing-masing dari peserta didik.

f) Guru Sebagai Penilai

Penilaian merupakan proses penetapan kualitas hasil belajar / proses untuk menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik yang meliputi tiga tahap yaitu :
Persiapan,Pelaksanaan dan Tindak lanjut.

2. Tugas Guru dalam bidang Kemanusiaan

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu
tugas profesional,tugas manusiawi,dan tugas kemasyarakatan (sivic mission ) jika dikaitkan
dengan kebudayaan,maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika,tugas kedua
dan ketiga berkaitan dengan etika.

Tugas manusiawi / kemanusiaan adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat
memenuhi tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya.Adapun tugas-tugas
tersebut meliputi :

a) Seorang guru dapat menjadi orang tua bagi murid-muridnya di sekolah

b) Seorang guru dapat menarik simpati para peserta didiknya

c) Seorang dapat menjadi motivator dalam kegiatan belajar mengajar

3. Tugas Guru dalam bidang Kemasyarakatan

Sebagai seorang warga negara yang baik,seorang guru turut mengembangkan dan
melaksanakan apa yang telah di gariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan
GBHN.Adapun tugas tersebut meliputi :
a) Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi WNI yang bermoral pancasila.

b) Mencerdaskan bangsa Indonesia.

Sumber : https://adriman1011.wordpress.com/2015/01/08/tugas-utama-guru-profesional/

D. Sikap profesional keguruan

a. Sikap terhadap peraturan dan UU.

1) Guru harus mematuhi setiap kebijakan dari pemerintah, seperti yang terdapat dalam
Kode Etik Guru butir ke-9 “Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.” Guru adalah unsur aparatur negara dan abdi negara,
karena itu guru harus mematuhi segala kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh
pemerintah.
2) Guru wajib taat dalam ketentuan pemerintah.

Dalam hal ini Kode Etik Guru mengatur seluruh ketentuan yang harus ditaati oleh guru,
dalam Kode Etik Guru terdapat 9 dasar yang harus ditaati oleh guru.

b. Profesional terhadap organisasi profesi

Sepatutnya guru memelihara dan memajukan organisasinya yaitu PGRI sebagai sarana
pengabdian. PGRI sebagai organisasi perlu pembinaan gara, berdayaguna dan berhasil
membawa visi misi nya. PGRI adalag organisasi yang pembentuknya adalah guru-guru.

c. Profesional terhadap anak-anak

Guru sebagai pendidik harus profesional ternahap anak didiknya. Guru memiliki tugas untuk
melayani peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru diharapkan selalu
mengasah potensi diri baik melalui bimbingan formal maupun informal. Guru juga hars adil
dan bijaksana terhadap peserta didiknya karena, guru adalah contoh atau role model bagi
peserta didiknya.

Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselenggarakan oleh Proyek


Pengembangan Pendidikan Guru (P3G), telah dirumuskan sejumlah kemampuan dasar
seorang calon guru lulusan sistem multistrata sebagai berikut:

a. Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum-kurikulum


sekolah, menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan instruksional,
mengenal dan bisa memakai metode mengajar, memilih materi dan prosedur
instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar dan mengajar, mengenal
kemampuan anak didik, menyesuaikan rencana dengan situasi kelas, melaksanakan
dan merencanakan pengajaran remedial, serta mengevaluasi hasil belajar.
c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA, dan
menciptakan iklim belajar yang efektif.
d. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, membuat alat-alat
bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium,
mengembangkan laboratorium, serta menggunakan perpustakaan dalam proses belajar
mengajar.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
f. Merencanakan program pengajaran.
g. Mengelola interaksi belajar mengajar.
h. Menguasai macam-macam metode mengajar.
i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
j. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
k. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.

l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan yang sederhana


guna kemajuan pengajaran.

1. Merencanakan program belajar mengajar.

Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti
dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang
terdapat dalam perencanaan belajar mengajar. Kemampuan merencanakan program belajar
mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan
pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti
dari perencanaan/program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/perkiraan guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam
kegiatan tersebut secara terinci harus jelas ke mana siswa akan dibawa (tujuan), apa yang
harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan
teknik) dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).

2. Menguasai bahan pelajaran.


Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bahan integral dari proses belajar mengajar,
jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak
harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran ternyata
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1998), mengutip pendapat yang dikemukakan
oleh Hilda Taba yang menyatakan bahwa keefektifan pengajaran dipengaruhi oleh (a)
karakteristik guru dan siswa, (b) bahan pelajaran, dan (c) aspek lain yang berkenaan dengan
sistuasi pelajaran. Jadi terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan pelajaran
oleh guru dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Artinya, makin tinggi penguasaan
bahan pelajaran oleh guru makain tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa.

3. Melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.

Melaksanakan atau mengelola program belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan


program yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kemampuan yang
dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar
sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. Guru harus dapat mengambil
keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan mengajar dihentikan, ataukah
diubah metodenya, apakah mengulang kembali pelajaran yang lalu, manakala para siswa
belum dapat mencapai tujuan pengajaran. Pada tahap ini di samping pengetahuan teori
tentang belajar mengajar, tentang pelajar, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik
mengajar. Misalnya prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan
metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar siswa, keterampilan memilih dan
menggunakan strategi atau pendekatan mengajar.

4. Menilai kemajuan proses belajar mengajar.

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para siswa, baik
secara iluminatif-observatif maupun secara struktural-objektif. Penilaian secara iluminatif-
observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan
kemajuan yang dicapai siswa. Sedangkan penilaian secara struktural-objektif berhubungan
dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil
belajar siswa.

Sumber : https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/guru-sebagai-profesi-
56
E. Kriteria Pekerjaan Profesional

Menurut beberapa ahli, pekerjaan disebut sebagai pekerjaan profesional jika memenuhi
beberapa kriteria. Berikut adalah kriteria pekerjaan yang dapat disebut dengan pekerjaan
profesi :

1. Menurut Muhti Lutfi dalam Syafruddin Nurdin [5] :

a. Panggilan hidup sepenuh waktu : profesi merupakan pekerjaan yang menjadi


panggilan hidup.
b. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian : pekerjaan yang dilakukan dengan dasar
kecakapan atau keahlian khusus
c. Kebakuan yang universal : pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur,
dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum.
d. Pengabdian : sebagai pengabidian pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan
secara material atau finansial.
e. Kecapakan diagnostik dan kompetensi aplikatif : pekerjaan yang mengandung unsur-
unsur diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
f. Otonomi : pekerjaan yang dilakukan secara otonomi, atas dasar norma-norma.
g. Kode etik : pekerjaan yang memiliki kode etik atau pedoman yang diakui masyarakat.
h. Klien : pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan
pelayanan.

2. Menurut Rochman Nata Wijaya dalam Syafruddin Nurdin[6]:

a. Ada standar kerja yang baku dan jelas.


b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan
bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi
itu.
c. Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunnya dalam
memperlakukan kliennya.
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap pekerjaan itu
sebagai profesi.
Syarat atau ciri pokok dari pekerjaan profesional[7] :

1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam, yang
hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga
kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik
sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya
dapat dipisahkan secara tegas.
3. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang
pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat.
4. Suatu rofesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial
kemasyarakatan, sehingga memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek
yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya itu.

Karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas profesional guru :

1. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi


merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh karena itu dalam
pelaksanaanya, diperlukan keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan
ilmu pengetahuan yang spesifik.
2. Sebagaimana halnya tugas dokter yang berprofesi menyembuhkan penyakit
pasiennya, maka tugas guru pun memiliki bidang keahlian yang jelas, yaitu
mengantarkan siswa ke arah tujuan yang diinginkan.
3. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya,
diperlukan tingkat pendidikan yang memadai.
4. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi muda yang dapat hidup dan berperan
aktif dalam masyarakat.
5. Pekerjaan bukanlah pekerjaan statis akan tetapi pekerjaan dinamis, yang harus
menyesuaikan dengan perkembangani ilmu pengetahuan dan teknologi.

F. Syarat-syarat Menjadi Guru Profesional

Menurut Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin[8] syarat-syarat profesional guru adalah
sebagai berikut:

1. Memiliki bakat sebagai guru.


2. Memiliki kirteria keahlian sebagai guru

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

4. Memiliki mental yang sehat.

5. Berbadan sehat.

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.

Sumber : https://www.dewanpendidikan.com/2017/12/standar-yang-dipersyaratkan-
untuk.html?m=1

G. Peran Guru dalam Dunia Pendidikan

1. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Guru sebagai fasilitator[9] : guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan
proses pembelajaran.
b. Guru sebagai pengelola : guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar belajar secara nyaman.
c. Guru sebagai demonstrator : guru harus menjadi teladan bagi siswa.
d. Guru sebai evaluator : guru mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan
dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya, dan
juga melihat sejauh mana siswa telah mampu mencapai tujuan pembelajaran.

2. Peranan Guru dalam Pengadministrasian[10]

Yakni disiplin, mempunyai inisiatif dan kreatifitas dibidang pendidikan serta pelaksana
administrasi pendidikan.

3. Peranan Guru secara Pribadi

Yakni menjadi teladan, pelayan masyarakat, pengganti orang tua di sekolah dan
mampu memberi rasa aman pada siswa.

4. Peranan Guru secara Psikologis


Yakni memahami psikologi pendidikan, mendorong kemajuan dan pembaharuan,
memelihara kesehatan mental siswa.

Anda mungkin juga menyukai