PEMBAHASAN
Menurut James M. Cooper dalam Wina Sanjaya[4] : “A teacher is a person charged with the
responsibility of helping others to learn and to behave in new and different ways.”
Pengertian dari guru dalam UU No. 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mendefinisikan bahwa profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan untuk
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Sumber : https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/14tahun2005uu.htm
Menurut Dedi Supriyadi dalam Suparlan, menjelaskan secara jelas tentang pengertian profesi,
profesional dan profesionalisme. Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang
menuntut suatu keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan dalam pekerjaan itu. Profesional
menunjuk dua hal, yaitu orangnya dan penampilan atau kinerja orang itu dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-profesi/
Jadi guru profesional adalah pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi berkaitan
dengan profesi pekerjaanya.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3. Kompetensi Profesioanal.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa
yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
4. Kompetensi Sosial.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan masyarakat sekitar.
Alisuf Sabri dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutip pernyataan Mitzel yang
mengemukakan bahwa seorang guru dikatakan efektif dalam mengajar apabila ia memiliki
potensi atau kemampuan untuk mendatangkan hasil belajar pada murid-muridnya. Untuk
mengatur efektif tidaknya seorang guru, Mitzel menganjurkan cara penilaian dengan 3
kriteria, yaitu: presage, process dan product. Dengan demikian seorang guru dapat dikatakan
sebagai guru yang effektif apabila ia dari segi: presage, ia memiliki “personality attributes”
dan “teacher knowledge” yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan mengajar yang mampu
mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi process, ia mampu menjalankan
(mengelola dan melaksanakan) kegiatan belajar-mengajar yang dapat mendatangkan hasil
belajar kepada murid. Dari segi product ia dapat mendatangkan hasil belajar yang
dikehendaki oleh masing-masing muridnya.
Sumber : https://fatkhan.web.id/pentingnya-profesionalisme-guru-dan-aspek-aspek-
kompetensi-guru-profesional/
Seorang guru yang memiliki tugas yang beragam yang kemudian akan diterapkan dalam
bentuk pengabdian.Tugas pokok tersebut adalah :
Guru adalah seorang pendidik yang menjadi tokoh / panutan bagi peserta didik dan
lingkungannya.Maka seorang guru itu harus :
Di dalam tugasnya seorang guru membantu peserta didik dalam meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Maka seorang guru harus mengikuti
perkembangan teknologi agar apa yang di bawakan seorang guru pengajarannya tidak jadul.
Seorang guru di harapkan dapat mengarahkan peserta didiknya dalam memecahkan persoalan
yang telah di hadapinya dan bisa mengarahkan kepada jalan yang benar apabila mengalami
persoalan yang negatif yang telah menimpa dirinya.
Penilaian merupakan proses penetapan kualitas hasil belajar / proses untuk menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik yang meliputi tiga tahap yaitu :
Persiapan,Pelaksanaan dan Tindak lanjut.
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu
tugas profesional,tugas manusiawi,dan tugas kemasyarakatan (sivic mission ) jika dikaitkan
dengan kebudayaan,maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika,tugas kedua
dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas manusiawi / kemanusiaan adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat
memenuhi tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya.Adapun tugas-tugas
tersebut meliputi :
Sebagai seorang warga negara yang baik,seorang guru turut mengembangkan dan
melaksanakan apa yang telah di gariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan
GBHN.Adapun tugas tersebut meliputi :
a) Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi WNI yang bermoral pancasila.
Sumber : https://adriman1011.wordpress.com/2015/01/08/tugas-utama-guru-profesional/
1) Guru harus mematuhi setiap kebijakan dari pemerintah, seperti yang terdapat dalam
Kode Etik Guru butir ke-9 “Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.” Guru adalah unsur aparatur negara dan abdi negara,
karena itu guru harus mematuhi segala kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh
pemerintah.
2) Guru wajib taat dalam ketentuan pemerintah.
Dalam hal ini Kode Etik Guru mengatur seluruh ketentuan yang harus ditaati oleh guru,
dalam Kode Etik Guru terdapat 9 dasar yang harus ditaati oleh guru.
Sepatutnya guru memelihara dan memajukan organisasinya yaitu PGRI sebagai sarana
pengabdian. PGRI sebagai organisasi perlu pembinaan gara, berdayaguna dan berhasil
membawa visi misi nya. PGRI adalag organisasi yang pembentuknya adalah guru-guru.
Guru sebagai pendidik harus profesional ternahap anak didiknya. Guru memiliki tugas untuk
melayani peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru diharapkan selalu
mengasah potensi diri baik melalui bimbingan formal maupun informal. Guru juga hars adil
dan bijaksana terhadap peserta didiknya karena, guru adalah contoh atau role model bagi
peserta didiknya.
Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti
dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang
terdapat dalam perencanaan belajar mengajar. Kemampuan merencanakan program belajar
mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan
pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti
dari perencanaan/program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/perkiraan guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam
kegiatan tersebut secara terinci harus jelas ke mana siswa akan dibawa (tujuan), apa yang
harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan
teknik) dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).
Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para siswa, baik
secara iluminatif-observatif maupun secara struktural-objektif. Penilaian secara iluminatif-
observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan
kemajuan yang dicapai siswa. Sedangkan penilaian secara struktural-objektif berhubungan
dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil
belajar siswa.
Sumber : https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/guru-sebagai-profesi-
56
E. Kriteria Pekerjaan Profesional
Menurut beberapa ahli, pekerjaan disebut sebagai pekerjaan profesional jika memenuhi
beberapa kriteria. Berikut adalah kriteria pekerjaan yang dapat disebut dengan pekerjaan
profesi :
1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam, yang
hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga
kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik
sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya
dapat dipisahkan secara tegas.
3. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang
pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat.
4. Suatu rofesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial
kemasyarakatan, sehingga memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek
yang ditimbulkan dari pekerjaan profesinya itu.
Menurut Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin[8] syarat-syarat profesional guru adalah
sebagai berikut:
5. Berbadan sehat.
Sumber : https://www.dewanpendidikan.com/2017/12/standar-yang-dipersyaratkan-
untuk.html?m=1
a. Guru sebagai fasilitator[9] : guru berperan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan
proses pembelajaran.
b. Guru sebagai pengelola : guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar belajar secara nyaman.
c. Guru sebagai demonstrator : guru harus menjadi teladan bagi siswa.
d. Guru sebai evaluator : guru mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan
dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya, dan
juga melihat sejauh mana siswa telah mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Yakni disiplin, mempunyai inisiatif dan kreatifitas dibidang pendidikan serta pelaksana
administrasi pendidikan.
Yakni menjadi teladan, pelayan masyarakat, pengganti orang tua di sekolah dan
mampu memberi rasa aman pada siswa.