Anda di halaman 1dari 49

“MAKALAH MINI RISET, REKAYASA IDE DAN PROJEK”

AKUNTANSI INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN ANALISIS KEUANGAN

PT DARYA-VARIA LABORATORIUM TBK

Dosen Pengampu:

Jufri Darma, M.Si.,Akt


Sondang Aida Silalahi, SE. M.Si

Di Susun Oleh :

Anggi Violaren Tika (7183342015)

Rini Widiyanti (7181142009)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalahdengan baik. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Jufri Darma, M.Si.,Akt dan ibu Sondang Aida
Silalahi, SE. M.Si sebagai dosen mata kuliah “Akuntansi Informasi Akuntansi”.

Penulis telah berusaha dengan segenap tenaga dan pikiran, tetapi karena kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang masih sangat terbatas maka kerendahan hati penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi, susunan maupun tata
bahasa. Walaupun demikian harapan penulis agar makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membacanya.

Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap Makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, 16 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................
1.3 Tujuan ......................................................................................................................
BAB II PROFIL PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk..............................................................
BAB III KAJIAN TEORI .....................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................................................
BAB V PENUTUP ................................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut
setiap perusahaan untuk dapat mengelola dan mengembangkan kinerja manajemen
perusahaannya menjadi lebih profesional. Munculnya para pesaing disetiap saat,
membuat setiap perusahaan harus dapat bersiap menampilkan yang terbaik. Dari segi
kinerja perusahaan, maupun dalam merancang strategi yang matang dalam
mempersiapkan langkah dimasa yang akan datang, termasuk dalam mematangkan
kinerja manajemen keuangan.
Dalam mematangkan kinerja manajemen keuangan ini tak terlepas dari
laporan keuangan perusahaan. Sebab, laporan keuangan perusahaan meng- gambarkan
informasi mengenai pendapatan dan beban, informasi perubahan ekuitas pemilik,
informasi mengenai aktiva, kewajiban, serta aktivitas arus kas yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan
perusahaan memiliki fungsi sebagai laporan pertanggung- jawaban serta penilaian
atas performa kinerja manajemen kepada pemegang saham yang dinilai berdasarkan
kondisi keuangan perusahaan yang ada. Dengan adanya laporan keuangan perusahaan
tersebut, maka dapat dinilai apakah operasional dari kinerja manajemen perusahaan
telah berjalan sebagaimana mestinya, atau tidak.
Hal mendasar dari menganalisis laporan keuangan tersebut tidak hanya
sebagai sumber informasi tentang bagaimana posisi keuangan suatu perusahaan akan
tetapi laporan keuangan juga dimaksudkan untuk menilai prestasi suatu perusahaan,
agar kita mengetahui sampai dimana pencapaian perkembangan suatu perusahaan,
apakah ada peningkatan, ataukah penurunan dari periode sebelumnya. Sehingga
perusahaan dapat memikirkan langkah apa yang akan diambil untuk tahun mendatang
sesuai dengan kinerja perusahaan.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Siapa dan apa PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk ?
b. Apa saja yang dibahas tentang analisis laporan keuangan ?
c. Bagaimana Menganalisis laporan keunagan ?
3. TUJUAN
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Informasi Akuntansi
b. Menguraikan Tentang Analisis laporan keuangan
BAB II

PROFIL PT DARYA-VARIA LABORATORIUM TBK

2.1 Sejarah Singkat PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah perusahaan industri farmasi PMDN


(Penanaman Modal Dalam Negeri) yang telah berdiri sejak tahun 1976. Selama lebih dari 40
tahun, Darya-Varia terus bergerak maju untuk memenuhi kebutuhan sektor kesehatan di
Indonesia. Perseroan resmi menjadi sebuah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak Penawaran Umum Perdana pada bulan November 1994. Pada 1995, Darya-
Varia mengakuisisi PT Pradja Pharin (Prafa) dan mengembangkan bisnis secara luas melalui
varian produk Obat Resep dan Consumer Health. Untuk mempermudah proses administrasi
dan bisnis, Darya-Varia dan Prafa melakukan merger pada 2014. Kemudian pada Juli 2014,
aset dan kewajiban Prafa dikonsolidasikan setelah Perseroan menjadi entitas induk.

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk mengoperasikan dua fasilitas pabrik yang telah


memenuhi standar internasional Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang sesuai
dengan The Pharmaceutical Inspection Convention dan Pharmaceutical Inspection Co-
Operation Scheme (“PIC/S”), dan standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM). Pabrik Gunung Putri adalah pusat produksi produk kapsul gelatin lunak,
produk sediaan cair, plester obat, salep dan krim. Setelah mampu mempertahankan predikat
“Excellent” untuk jaminan halal selama 3 tahun berturut-turut, pada tahun 2019 Pabrik
Gunung Putri memperoleh Halal Assurance System untuk seluruh fasilitas pabrik. Pabrik ini
juga menerapkan Integrated Management System dan memperoleh sertifikasi untuk ISO
9001, ISO 14001, ISO 22000 dan ISO45001.

Pabrik Citeureup memiliki spesialisasi dalam menghasilkan produk injeksi steril dan
sediaan padat dalam bentuk tablet dan kapsul. Pabrik Citeureup telah menerapkan Integrated
Management System dan telah memperoleh serti kasi untuk ISO 9001:2015, ISO
14001:2015, OHSAS 18001:2007, penerapan sistem jaminan halal (Halal Assurance System),
visual management system, monitoring utility system, dan continuous particle monitoring
system.

Dalam bisnis Ekspor & Toll Manufacturing, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk telah
dipercaya oleh mitra bisnis lokal dan asing baik untuk pasar domestik maupun internasional
untuk melakukan transfer teknologi, uji coba lab dan pilot, studi stabilitas, pengadaan bahan
baku dan kemasan, dan produksi komersial barang jadi yang berkualitas. Untuk Toll
Manufacturing, Perseroan bekerja sama dengan PT Medifarma Laboratories, di Pabrik
Cimanggis, Depok. Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk menyediakan produk-produk
yang aman, berkualitas tinggi, dan terpercaya pada 2019, 100% produk pareto Darya-Varia
telah memperoleh sertifikat halal. Beberapa produk tersebut antara lain Silex, Imunped,
Degirol, Urdafalk dan Moloco. Selain itu, pada 2019 produk Natur-E mendapatkan Halal
Award dari LPPOM-MUI untuk kedua kalinya secara berturut- turut.

Hingga Desember 2019, 92,13% saham DVL dimiliki oleh Blue Sphere Singapore
Pte. Ltd (BSSPL), afiliasi dari United Laboratories Inc. (Unilab). Berdiri pada 1945, Unilab
adalah perusahaan farmasi terbesar di Filipina dan memiliki jaringan afiliasi tersebar luas di
Asia. Dengan misi untuk “membangun Indonesia yang lebih sehat setiap orang di setiap
waktu”, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk memiliki beragam produk berkualitas yang
dipasarkan dengan strategi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan target pasar. PT Darya-Varia
Laboratoria Tbk juga senantiasa mengembangkan konsep promosi yang kreatif dan mencari
peluang pasar baru yang potensial di dalam maupun luar negeri.

2.2 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

a. Visi

Visi dari Darya-Varia sendiri ialah menjadi perusahaan terbaik yang


menyediakan solusi kesehatan berkualitas di Indonesia.

b. Misi

Misi dari Darya-Varia adalah membangun Indonesia yang lebih sehat setiap
orang di setiap waktu melalui produk dan pelayanan unggulan, bekerja sama sebagai
satu keluarga “BERSATU”.

c. Nilai-Nilai Perusahaan

Darya-Varia memiliki nilai-nilai perusahaan yang disebut BERSATU, yaitu:

1. Bayanihan – Kami bekerja sama dengan semangat gotong royong untuk memajukan
perusahaan.
2. Etos keterbukaan – Kami mengutamakan komunikasi yang transparan, jujur, dan
saling menghormati, serta mendukung kolaborasi yang tulus di dalam perusahaan.
3. Rasa peduli – Kami menghargai sesama dan membina hubungan baik antara rekan
kerja dan masyarakat di sekitar kami.
4. Semangat untuk maju – Kami selalu mengupayakan yang terbaik untuk mencapai
hasil yang melampaui harapan para pemangku kepentingan.
5. Ahli dibidangnya – Kami menguasai bidang pekerjaan kami dan memegang teguh
panduan profesional yang berlaku.
6. Tanggung jawab – Kami bertanggung jawab terhadap apa yang kami katakan dan
lakukan.
7. Utamakan Pelanggan – Kami melayani pelanggan dengan melakukan berbagai cara
unik dan relevan yang memberikan nilai tambah bagi kehidupan mereka.

2.3 Logo PT. Dary-Varia Laboratoria Tbk

2.4 Struktur Organisasi PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

Struktur organisasi sendiri merupakan suatu cara atau sistem pembagian tanggung
jawab, wewenang, serta penetapan hubungan mengenai unsur-unsur organisasi dalam
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dan sasaran inilah
yang kiranya dicapai semaksimal mungkin dengan menggunakan potensi yang dimiliki oleh
perusahaan. Kemampuan perusahaan dengan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan
dalam hubungannya banyak dipengaruhi oleh struktur organisasi dari perusahaan tersebut.

Dengan demikian, struktur organisasi dapat pula dikatakan sebagai alat untuk
mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan adanya struktur organisasi
ini, maka seorang pimpinan perusahaan dengan para pegawainya dapat pula melaksanakan
tugas, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan sebaik-baiknya, sehingga
pimpinan perusahaan akan dapat melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh para pegawainya sehingga aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Sumber : www.darya-varia.com, 2020

Struktur Organisasi PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan

Darya-Varia mengoperasikan dua fasilitas manufaktur kelas dunia yang berada di


Gunung Putri dan Citeureup, Bogor, keduanya juga memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) ASEAN. Kedua pabrik tersebut berfokus pada produksi produk-produk
Perusahaan dan juga memberikan jasa berupa Toll Manufacturing untuk para pelaku
nasional dan multinasional baik untuk pasar lokal ataupun ekspor.

Sejalan dengan misi Perusahaan dalam "membangun Indonesia yang lebih sehat
secara bertahap setiap orang di setiap waktu", Darya-Varia selalu memproduksi produk-
produk yang berkualitas tinggi dalam lini produk Consumer Health dan Obat Resepnya,
Darya-Varia membangun merek perusahaan yang kuat terpercaya dan dapat dikenal di
seluruh Indonesia. Dengan melakukan upaya berupa pendekatan yang konsisten serta
memelihara hubungan yang solid dengan semua pihak, Perusahaan berupaya mencapai
visinya untuk menjadi salah satu perusahaan dari lima perusahaan farmasi terbesar yang ada
di Indonesia.Saat ini, 92,13% saham yang ada di Darya-Varia dimiliki oleh Blue Sphere
Singapore Pte. Ltd. (BSSPL), afiliasi dari United Laboratories, Inc. (Unilab). Unilab sendiri
merupakan perusahaan farmasi terbesar yang berada di Filipina, didirikan pada tahun 1945
dan saat ini tengah memiliki jaringan afiliasi yang tersebar di negara-negara Asia, termasuk
di Indonesia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Laos, Kamboja dan China.

Sejalan dengan strategi Grup manufaktur PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk,


perusahaan afiliasi Perseroan di Filipina akan meresmikan pabrik kapsul lunak baru pada
tahun 2020. Hal ini diperkirakan akan mengurangi volume bisnis kapsul lunak dari Indonesia.
Untuk mengantisipasi hal ini, Perseroan menargetkan berbagai peluang baru di bisnis Ekspor
& Toll Manufacturing dengan meningkatkan dan memperluas pasar untuk memenuhi
kapasitas produksi di Indonesia. Negara tujuan ekspor produk PT. Darya-Varia Laboratoria
Tbk, yaitu: Kamboja, Hongkong, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Vietnam,
Mongolia, dan Yaman.

PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk telah meluncurkan 4 produk baru untuk Ekspor &
Toll Manufacturing termasuk untuk diekspor ke Myanmar melalui distributor baru
perusahaan. Sebagai tambahan, PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk juga telah berhasil bekerja
sama dengan 1 (satu) prinsipal baru untuk bisnis Ekspor & Toll Manufacturing. Bisnis
Ekspor & Toll Manufacturing terus melakukan kerja sama bisnis yang potensial dan berbagai
kemitraan di segmen tol dan ekspor untuk memaksimalkan kapabilitas produksinya.
2.6 Kinerja Usaha Terkini

Saat ini Darya-Varia mengoperasikan 2 (dua) fasilitas pabrik yang berstandar


internasional yang berlokasi di Jawa Barat yaitu Pabrik Gunung Putri yang berfokus dalam
memproduksi kapsul lunak gelatin dan produk cair, plester obat, salep dan krim. Sedangkan,
yang kedua ialah pabrik yang berlokasi di Citeureup menghasilkan produk berupa injeksi
steril dan juga produk padatan. Kedua pabrik tersebut telah memenuhi standar Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang telah ditetapkan oleh otoritas regulator
internasional, yaitu The Pharmaceutical Inspection Convention and Pharmaceutical
Inspection Cooperation Scheme (PIC/S). Selain itu pula, kedua pabrik ini juga telah
menjalankan standar CPOB yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM).

Pabrik yang berlokasi di Citeureup Saat ini telah mendapatkan sertifikasi HAS 23000
untuk Halal Assurance System, ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu, ISO
14001:2015 untuk Sistem Manajemen Lingkungan, dan OHSAS 18001:2007 untuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pabrik Citeureup kini sedang melanjutkan
upayanya dalam memperoleh sertifikasi ISO 17025:2017 untuk laboratorium pengujian, serta
sertifikasi halal untuk sejumlah produk obat dan juga suplemen. Sementara itu, Pabrik yang
berlokasi di Gunung Putri kini juga telah berhasil memperoleh sertifikasi halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) untuk seluruh produk kapsul lunaknya, sejalan dengan upaya dalam
menyiapkan penerapan Undang-Undang Jaminan Produk Halal yang telah mulai
diberlakukan pada tahun 2019.Dalam menjalankan kegiatan operasional manufakturnya
sehari-hari, Darya- Varia senantiasa selalu memperhatikan kualitas dari produk serta efisiensi
biaya, pasokan, dan ketepatan waktu dalam melakukan pengiriman. Dalam hal ini, Perseroan
terus mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan oleh internal dalam mengatur tentang
manajemen rantai pasokan.

Pada tahun 2019, dalam upaya meningkatkan efesiensi dan efektivitas manufakturnya,
Perseroan melakukan lanjutan belanja modal yang strategis dikedua pabriknya, yaitu Pabrik
yang berlokasi di Gunung Putri dan di Pabrik Citeureup. Sebagai salah satu perusahaan
farmasi yang terkemuka di Indonesia, Darya-Varia mampu mengatasi berbagai tantangan
yang tumbuh dari pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) yang telah diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Hingga akhir 2019, tercatat
sekiranya 224 juta peserta yang telah terdaftar dalam program ini, atau setara dengan 82%
dari total populasi Indonesia. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
sebanyak 15 juta peserta selama tahun 2019.
Pasar produk Ethical (obat yang harus diperoleh dengan resep dokter) yang ada di
Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 3,6% pada 2019, yang didukung dengan produk
obat merek yang telah berhasil meraih pangsa pasar sebesar 5,4%, sementara itu untuk
kategori pasar obat generik sendiri tercatat mengalami penurunan sebesar -1% (ITMA MAT
Q4 2019). Kiat segmen bisnis Darya-Varia pada produk obat resep di tahun 2019 ialah
memperkuat kemitraan antar rumah sakit, dengan tenaga profesional medis dan kesehatan,
serta dengan para pasien mereka. Pada tahun 2019, segmen bisnis obat resep telah mengalami
pertumbuhan sebesar 6% dari tahun 2018, hampir dua kali lipat dari pertumbuhan rata-rata
industri, dengan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp615 miliar, dengan kontribusi
sebesar 33,9% dari total pendapatan bersih Perseroan.

Di tahun 2019, Darya-Varia telah meluncurkan 4 produk baru untuk Ekspor dan juga
Toll Manufacturing termasuk untuk diekspor ke Myanmar melalui distributor baru
perusahaan. Sebagai tambahan, perusahaan juga telah berhasil melakukan kerja sama dengan
1 (satu) prinsipal baru dalam bisnis Ekspor dan juga Toll Manufacturing. Bisnis Ekspor dan
Toll Manufacturing ini akan terus berkerja sama dalam menjalankan bisnis yang potensial
dengan berbagai kemitraan di segmen tol dan ekspor agar dapat memaksimalkan kapabilitas
produksinya.

2.7 Rencana Kegiatan

Serupa dengan strategi manufaktur dari perusahaan berafiliasi Perseroan, sebuah


pabrik soft gel baru yang berada di Filipina kini akan mulai beroperasi pada tahun 2020. Hal
ini telah diperkirakan bahwa produksi tersebut akan dapat mengurangi volume bisnis kapsul
lunak Perseroan dalam waktu dekat. Sebagai upaya antisipasi atas beralihnya produksi soft
gel ini, Perseroan telah memperkirakan bahwa segmen bisnis yang baru dalam Ekspor dan
Toll Manufacturing ini akan dapat memperluas pangsa pasarnya. Perseroan terus berupaya
dalam mengambil setiap peluang bisnis yang ada agar dapat meningkatkan kinerja segmen
bisnis Ekspor dan Toll Manufacturing yang ada saat ini.

Darya-Varia juga berkomitmen akan terus memperkenalkan berbagai macam produk


dan inovasi, terkhusus pada produk medis guna memudahkan perawatan kronis dan luka, agar
mampu bersaing dalam industri farmasi yang ada di Indonesia. Berkaitan juga dengan hal
tersebut, Darya-Varia kini telah meluncurkan produk Atorvastatin untuk hiperlipidemia,
Pregabalin untuk gangguan saraf, serta Valporic Acid untuk epilepsi. Beriringan dengan hal
tersebut, Perseroan telah menjalankan sejumlah inovasi strategis yang bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan bisnis obat generik dan juga obat resep yaitu, dengan
mengembangkan produk obat bermerek yang dijual dengan harga yang ekonomis agar dapat
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, serta membangun kerja sama dengan beberapa
rumah sakit.

Selanjutnya Darya-Varia akan terus mengembangkan pertumbuhan yang


berkelanjutan pada segmen bisnis Obat Resepnya dengan menjalankan strategi bisnis yang
akan berfokus pada kerja sama dengan mitra non-BPJS, memperkuat penawaran produk, dan
mengembangkan jaringan kemitraan yang lebih luas dari sebelumnya. Pada tahun 2020,
Darya-Varia akan tetap menghadapi berbagai tantangan pasar dan juga industri. Namun
demikian, Darya-Varia akan tetap optimis terhadap prospek segmen bisnis Consumer Health
di tahun mendatang. Meningkatnya keinginan masyarakat dalam menjaga ataupun
mempelajari mengenai kesehatan dan kesejahteraan ini menjadi dorongan dalam melakukan
pendekatan terhadap pemasaran baru yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan produk-
produk utama, memperkuat komunikasi, serta mendorong efektivitas biaya.
BAB III

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan hasil usaha suatu perusahaan


pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang biasa
dikenal yaitu: neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, serta laporan
perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan berisi informasi keuangan perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja dari perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir (2012:7) Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan


kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan
keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per
periode,misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Di
samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini
setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan menjadi informasi dalam menilai sehat tidaknya kondisi keuangan
sebuah perusahaan pada satu periode tertentu. Sebagai laporan pertanggung jawaban, maka
laporan keuangan hendaknya dibuat dengan sebenar- benarnya. Laporan keuangan dapat
digunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi tujuan
perusahaan serta sebagai, acuan dalam pengambilan keputusan mengenai strategi untuk
mengelola peluang pada masa yang akan datang.

Sebagai hasil akhir proses akuntansi, laporan keuangan menguraikan informasi yang saling
berhubungan dalam menjalankan kegiatan perusahaan dengan data keuangan perusahaan
yang ada pada periode tertentu. Memberikan informasi mengenai kondisi keuangan
perusahaan baik dari kelemahan ataupun kekuatan yang dimilikinya, membuat perusahaan
harus dapat memanfaatkan hal tersebut dengan baik agar dapat selalu memanfaatkan peluang
yang ada serta menghindari ancaman yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang.
2. Tujuan Laporan Keuangan

Sebagai sebuah laporan yang berisi mengenai informasi keuangan perusahaan yang
menunjukkan kinerja dari perusahaan pada periode tertentu, laporan keuangan memiliki
beberapa tujuan. Menurut Kasmir (2012:11), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.

3. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan teretentu. Menurut


Kasmir (2012:16), berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan yaitu :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-


data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang. Bukan hanya untuk
pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung
kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling
rendah.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam
memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
4. Jenis Laporan Keuangan

Terdapat beberapa jenis laporan keuangan, serta masing-masing laporan keuangan


tersebut memiliki arti tersendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan. Menurut
Kasmir (2012:7), ada lima macam jenis laporan keuangan, yaitu:

1. Balance Sheet (Neraca)


Balance sheet (neraca) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah
posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu
perusahaan.
2. Income Statement (Laporan Laba Rugi)
Income Statement (Laporan laba rugi) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan
laba rugi tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang
diperoleh. Kemudian juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan
modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap kas.
5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

5. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2015:190), analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos


laporan keuangan (financial statement) menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang
lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.
Menurut Kasmir (2012:66) pengertian analisis laporan keuangan adalah penyusunan
laporan keuangan berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi
dan penilaian yang benar sehingga akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang
sesungguhnya.

Analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai menilai kinerja sebuah perusahaan,
guna mengetahui perkembangan seberapa efektifkah kinerja perusahaan pada periode tertentu
untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan langkah atau keputusan dimasa yang akan
datang. Dengan menganalisis laporan keuangan dari tahun ketahun, maka kita dapat
mengetahui kelemahan dan kekuatan dari perusahaan tersebut, serta dengan hasil analisis ini
kita dapat menyusun rencana yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

6. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012:68), tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset,
kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
7. Berdasarkan uraian tujuan di atas, maka tujuan analisis laporan keuangan ialah
memberikan informasi yang akurat dan lebih mendalam dari sebuah laporan keuangan
perusahaan, dan nantinya akan digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi keuangan
suatu perusahaan, dan acuan dalam mengambil langkah perbaikan di masa yang akan
datang.

7. Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2012:2), kinerja keuangan adalah gambaran tentang keberhasilan


perusahaan berupa hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah dilakukan.
Kinerja keuangan merupakan suatu analisis untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan
telah melaksanakan aktivitas sesuai aturan-aturan pelaksanaan keuangan.
Menurut Kurniasari (2014:12), kinerja keuangan adalah prestasi kerja di bidang
keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dan tertuang pada laporan keuangan dari
perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan alat
analisis.

Dari uraian di atas, kinerja keuangan merupakan alat untuk mengukur sehat atau tidak
sehatnya sebuah perusahaan maupun mengevaluasi prestasi yang telah dicapai oleh sebuah
perusahaan, mengenai kondisi keuangannya dalam suatu periode tertentu. Dan merupakan
pencerminan akan keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas keuangan
perusahaan, sebagai dasar penetapan keputusan di masa yang akan datang. Dengan ini kinerja
keuangan juga menjadi perbaikan atas kegiatan operasional sebuah perusahaan agar dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya, serta mengukur keefektifan kinerjanya.

8. Tujuan Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2012:31), tujuan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yaitu:

a. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan


perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya jika perusahaan tersebut
dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melakukan usaha dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya serta membayar beban
bunga atas hutang tepat pada waktunya.

9. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan menjadi analisis yang sering dipakai dalam mengidentifikasi
kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan. analisis rasio keuangan
dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Menurut Kasmir
(2012:104), Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan.

Menurut Syahyunan (2013:91), analisis rasio keuangan merupakan analisis yang


digunakan untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada
dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang
ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Hasil
rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja dan kemampuan manajemen dalam suatu
periode dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Rasio keuangan
hanya merupakan suatu petunjuk atau suatu indikasi mengenai kondisi keuangan suatu
perusahaan, namun tidak merupakan gambaran lengkap mengenai kondisi perusahaan yang
bersangkutan.

Dengan demikian, analisis rasio keuangan merupakan suatu analisis yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dengan membandingkan antara satu item
tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya dalam satu periode maupun beberapa
periode. Hasil dari analisis rasio nantinya akan diketahui bagaimana tingkat kemampuan
perusahaan, yang ditujukan dalam bentuk angka atau persentase.

10. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Manfaat analisis rasio keuangan menurut Fahmi (2014:47) yaitu:

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai
kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan
untuk membuat perencanaan.
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi
suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi risiko yang dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
organisasi.

11. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan


Menurut Sofyan (2016:298), analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding
teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut antaralain :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan
keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.

12 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Syahyunan (2013:92), analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau


keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya, antara lain:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis


apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara
penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

13 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Sebagai analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan


dengan membandingkan antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item
lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode. Untuk lebih mengerti fungsi dari
analisis rasio keuangan ini, berikut beberapa jenis dari rasio keuangan yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, masing-masing jenis rasio yang digunakan akan
memberikan arti tertentu :

1. Rasio Likuiditas atau Liquidity Ratio


Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Jika
likuiditas terus naik maka akan semakin baik bagi suatu perusahaan. Dalam rasio likuiditas,
analisis dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Lancar atau Current Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua utang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1
atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar


Utang Lancar

Sumber : Syahyunan (2013:93)

b. Rasio Cepat atau Quick Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar dengan aset yang lebih likuid.
Aset yang bersifat likuid, maksudnya adalah aset-aset yang sangat menghampiri atau
mendekati uang tunai. Contoh aset likuid adalah berbagai surat berharga. Semakin besar rasio
ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak
mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.

Rasio Cepat = Aktiva Lancar - Persediaan


Utang Lancar

Sumber : Syahyunan (2013:93)

c. Rasio Kas atau Cash Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban lancar dengan kas yang tersedia dan juga surat berharga (efek) yang
segera dapat diuangkan. Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total
aktiva lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.
Sumber : Syahyunan (2013:93)

A. Tujuan Rasio Likuiditas

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas
menurut Kasmir (2013:131) :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang


segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar
kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah
ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu);
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur
satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan aktiva lancar;
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang. Dalam hal ini
aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih
rendah;
4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan;
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

2. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio

Rasio solvabilitas merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan


perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau untuk mengetahui bagaimana
perusahaan mendanai kegiatan usahanya, apakah lebih banyak menggunakan utang atau
ekuitas. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi ekuitas yang lebih besar dari
utang. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Utang atau Debt Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah aset perusahaan yang
dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur. Semakin kecil rasionya maka
semakin tinggi tingkat keamanannya (solvable), atau juga dapat diartikan porsi utang harus
lebih kecil terhadap aktiva.
Sumber : Syahyunan (2013:93)

b. Rasio Utang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan perbandingan utang dengan


ekuitas dalam pendanaan perusahaan, serta menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Bagi perusahaan, besarnya utang tidak
boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi
utang terhadap modal, semakin aman. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

Debt To Equity = Total Utang


Total Ekuitas

Sumber : Syahyunan (2013:93)

A. Tujuan Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2013:153) ada 8 tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio


solvabillitas, yaitu:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya


(kreditor);
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga);
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan
modal;
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang;
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan
terhadap pengelolaan aktiva;
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang;
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian
kalinya modal sendiri yang dimiliki.
3. Rasio Aktivitas atau Activity Ratio

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif
manajemen perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan
kegiatan perusahaan. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai
berikut:

a. Total Assets Turnover atau Perputaran Total Aset

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan dana yang
tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan dalam satu periode tertentu atau
kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue (pendapatan). Semakin
tinggi rasio ini akan semakin baik.

Total Assets Turnover = Pendapatan


Total Aktiva

Sumber : Syahyunan (2013:94)

b. Fixed Assets Turnover atau Perputaran Aset Tetap

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam dalam aset/aktiva tetap berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio ini akan
semakin baik.

Fixed Assets Turnover = Pendapatan


Aktiva Tetap Bersih

Sumber : Syahyunan (2013:94)

A. Tujuan Rasio Aktivitas

Beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas
menurut Kasmir (2013:173) antara lain:

1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), dimana hasil
perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja
yang digunakan (working capital turn over).
5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode.
6. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan dengan
penjualan.

4. Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh
manajemen. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak
dibandingkan dengan volume penjualan atau pendapatan. Dapat dijelaskan juga sebagai rasio
yang mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap
penjualan.

Net Profit Margin = Laba Bersih


Pendapatan

Sumber : Syahyunan (2013:94)

b. Return On Investment (ROI) atau Laba Atas Investasi

Merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba dari aset yang dipergunakan.

Sumber : Syahyunan (2013:94)


c. Return On Equity atau Laba Atas Ekuitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan


memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Semakin besar akan
semakin bagus.

Sumber : Syahyunan (2013:94)

A. Tujuan Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2013:197), yang menyatakan bahwa tujuan penggunan rasio


profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu;
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri;
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan


pada setiap periode tertentu. Meskipun penyajian laporan keuangan memberikan
banyak informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan, namun laporan keuangan
ini memiliki keterbatasan. Dengan menyajikan laporan keuangan yang harus terbuka
untuk segala interpretasi, ketika laporan keuangan disajikan.

Maka banyak orang yang sering menarik kesimpulan yang sangat berbeda
tentang kinerja keuangan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan terlebih dulu. Dibawah ini merupakan
laporan neraca dan laporan laba rugi dari PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk periode
2017-2019:

Tabel 1
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Laporan Posisi Keuangan Periode
2017 – 2019
(Dalam Ribuan Rupiah)

2017 2018 2019


Aset
Aset Lancar
Kas dan setara kas 450,881,672 306,116,733 339,047,459
Aset keuangan lancar
12,836,661 10,592,669 14,871,078
lainnya
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga 448,003,830 550,099,354 535,208,236
Piutang usaha pihak berelasi 30,935,697 16,710,786 15,350,927
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya 203,861,591 280,691,038 333,781,178
Biaya dibayar dimuka lancar 13,244,158 13,681,281 15,101,450
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya 15,891,992 25,480,511 26,852,005
Jumlah aset lancar 1,175,655,601 1,203,372.372 1,280,212,333
Aset tidak lancar
Investasi pada entitas
15,426,594 33,415,110 33,415,110
asosiasi
Aset keuangan tidak lancar
10,832,240 9,528,731 9,278,186
lainnya
Aset pajak tangguhan 25,710,445 24,666,770 29,825,087
Aset tetap 395,989,095 394,751,573 392,923,654
Goodwill 10,279,461 10,279,461 10,279,461
Aset tak berwujud selain
4,751,775 4,751,775 4,751,775
goodwill
Aset tidak lancar non-
2,240,936 2,055,947 1,947,020
keuangan lainnya
Jumlah Aset tidak lancar 465,230,546 479,449,739 549,748,382
Jumlah Aset 1,640,886,147 1,682,821,739 1,829,960,714

Tabel 2
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) Periode 2017 – 2019
(Dalam Ribuan Rupiah)

2017 2018 2019


Liabilitas dan ekuitas
Liabilitas
Liabilitas jangka pendek
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga 66,737,701 88,590,377 128,479,180
Utang usaha pihak berelasi 1,401,925 13,685,958 14,018,948
Liabilitas keuangan jangka pendek
71,043,034 40,351,636 62,241,493
lainnya
Beban akrual jangka pendek 236,174,055 202,032,073 158,645,818
Utang pajak 25,114,507 25,051,126 26,225,683
Jumlah liabilitas jangka pendek 441,622,865 416,537,366 439,444,037
Liabilitas jangka panjang
Kewajiban imbalan pasca kerja
82,963,213 66,022,510 84,437,689
jangka panjang
Jumlah liabilitas jangka panjang 82,963,213 66,022,510 84,437,689
Jumlah Liabilitas 524,586,078 482,559,876 523,881,726
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Saham biasa 280,000,000 280,000,000 280,000,000
Tambahan modal disetor 77,828,471 77,828,658 78,162,232
Saham tresuri (8,560,945) (8,517,244) (2,614,905)
Cadangan pengukuran kembali
(39,479,629) (36,807,458) (39,390,913)
program imbalanpasti
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan
56,000,000 56,000,000 56,000,000
penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan
750,512,172 831,757,907 933,922,574
penggunaannya
Jumlah ekuitas yang diatribusikan
1,116,300,069 1,200,261,863 1,306,078,988
kepada pemilik entitas induk
Jumlah ekuitas 1,116,300,069 1,200,261,863 1,306,078,988
Jumlah liabilitas dan
1,640,886,147 1,682,821,739 1,829,960,714
ekuitas

Tabel 3
PT. Daryaa-Varia Laboratoria Tbk
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) Periode 2017 –
2019 (Dalam Ribuan Rupiah)

2017 2018 2019


Penjualan dan pendapatan
1,575,647,308 1,699,657,296 1,813,020,278
usaha
Beban pokok penjualan dan
(681,690,889) (839,538,301)
pendapatan (774,247,594)
Jumlah laba bruto 893,956,419 925,409,702 973,481,977
Beban penjualan (542,245,518) (533,559,771) (528,370,142)
Beban umum dan
(141,468,725) (143,901,017) (151,683,716)
administrasi
Pendapatan keuangan 6,181,898 5,534,187 4,626,312
Keuntungan (kerugian)
237,258 7,001,904 (8,843,854)
selisih kurs mata uang asing
Pendapatan lainnya 13,229,342 13,932,672 13,046,226
Beban lainnya (3,742,753) (1,573,773) (1,006,768)
Jumlah laba (rugi) sebelum
226,147,921 272,843,904 301,250,035
pajak penghasilan
Pendapatan (beban) pajak (63,898,628) (72,191,936) (79,466,786)
Jumlah laba (rugi) dari
162,249,293 200,651,968 221,783,249
operasi yang dilanjutkan
Jumlah laba (rugi) 162,249,293 200,651,968 221,783,249
Pendapatan komprehensif
lainnya, sebelum pajak
Pendapatan komprehensif
lainnya yang tidak akan
direklasifikasi ke laba
rugi, sebelum pajak
Pendapatan komprehensif
lainnya atas pengukuran (18,581,741) 3,562,895 (3,444,607)
kembali kewajiban manfaat
pasti, sebelum pajak
Jumlah pendapatan
komprehensif lainnya yang 3,562,895 (3,444,607)
tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi, sebelum pajak
Jumlah pendapatan
komprehensif lainnya, (18,581,741) 3,562,895 (3,444,607)
sebelum pajak
Pajak atas pendapatan 4,645,435 (890,724) 861,152
komprehensif lainnya
Jumlah pendapatan
komprehensif lainnya, (13,936,306) 2,672,171 (2,583,455)
setelah pajak
Jumlah laba rugi 148,312,987 203,324,139 219,199,794
komprehensif
Laba (rugi) yang dapat
diatribusikan
Laba (rugi) yang dapat
diatribusikan ke entitas 162,249,293 200,651,968 221,783,249
induk
Laba rugi komprehensif
yang dapat diatribusikan
Laba rugi komprehensif
yang dapat diatribusikan ke 148,312,987 203,324,139 219,199,794
entitas induk
Laba (rugi) per saham

Laba per saham dasar


diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Laba (rugi) per saham dasar
dari operasi yang 145 180 198
dilanjutkan

2. Analisis Rasio Keuangan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat


dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan
seluruh aktivitas perusahaan.
1. Analisis kemampuan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya berdasarkan rasio likuiditas.
Adapun rasio likuiditas terdiri dari :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar = Aktiva Lancar


Utang Lancar

Sumber: Syahyunan (2013:93)

2017 = 1,175,655,601
441,622,865

= 2,6621

= 266,21 %

2018 = 1,203,372,372
416,537,366

= 2,8889

= 288,89 %

2019 = 1,280,212,333
439,444,037

= 2,9132

= 291,32 %

Tabel 4
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Current Ratio

Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio (%)


2017 1,175,655,601 441,622,865 266,21

2018 1,203,372,372 416,537,366 288,89

2019 1,280,212,333 439,444,037 291,32

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2017, perusahaan mampu


menjamin setiap hutang lancar dengan 266,21% aktiva lancar, artinya perusahaan
mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 266,21 aktiva lancar. Lalu,
pada tahun 2018, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 288,89%
aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar
dengan Rp 288,89 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2019, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 291,32% aktiva lancar, artinya perusahaan
mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 291,32 aktiva lancar. Dari
tahun 2017 sampai tahun 2018 rasio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 22,68%.
Sedangkan pada tahun 2018 sampai tahun 2019 rasio perusahaan mengalami kenaikan
sebesar 2,43%. Hal ini berarti, perusahaan mampu membayar hutang lancarnya
dengan jaminan aktiva lancarnya setiap tahun.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat = Aktiva Lancar - Persediaan


Utang Lancar

Sumber: Syahyunan (2013:93)

2017 = 1,175,655,601 – 203,861,591


441,622,865
= 2,2005
= 220,05%

2018 = 1,203,372,372 – 280,691,038


416,537,366
= 2,2151
= 221,51%

2019 = 1,280,212,333 - 333,781,178


439,444,037
= 2,1537
= 215,37 %

Tabel 5
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Quick Ratio

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Utang Lancar Rasio (%)


2017 1,175,655,601 203,861,591 441,622,865 220,05

2018 1,203,372,372 280,691,038 416,537,366 221,51

2019 1,280,212,333 333,781,178 439,444,037 215,37

Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2017, perusahaan mampu


menjamin setiap hutang lancar dengan 220,05% aktiva lancar, artinya perusahaan
mampu membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 220,05 aktiva lancar. Lalu, pada
tahun 2018, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 221,51% aktiva
lancar, artinya perusahaan mampu membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 221,51
aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2019, perusahaan mampu menjamin setiap
hutang lancar dengan 215,37% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar Rp
100 hutang lancar dengan Rp 215,37 aktiva lancar. Dari tahun 2017 sampai tahun 2018
rasio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1,46%. Sedangkan pada tahun 2018
Sampai tahun 2019 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar 6,14%. Semakin
tinggi rasio cepat sebuah perusahaan, maka semakin baik pula posisi keuangan
perusahaan tersebut. Dari hasil perhitungan diatas perusahaan mengalami siklus naik
turun, akan tetapi siklus tersebut tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
dikarenakan, hal ini menyatakan bahwa perusahaan mampu membayar hutang lancar
dengan aktiva lancar setiap tahunnya pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.

a. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas = Kas


Utang Lancar

Sumber: Syahyunan (2013:93)


2017 = 450.881,672
441,622,865

= 1,0209

= 102,09 %

2018 = 306,116,733
416,537,366

= 0,7349

= 73,49 %

2019 = 339,047,459
439,444,037

= 0,7715

= 77,15 %

Tabel 6
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Cash Ratio

Tahun Kas Utang Lancar Rasio (%)

2017 450.881,672 441,622,865 102,09

2018 306,116,733 416,537,366 73,49

2019 339,047,459 439,444,037 77,15

Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2017 perusahaan mampu


menjamin setiap hutang lancar sebesar 102,09%, artinya perusahaan dapat membayar
setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 102,09 kas. Lalu pada tahun 2018 perusahaan
mampu menjamin setiap hutang lancar sebesar 73,49%, artinya perusahaan dapat
membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 73,49 kas. Sedangkan pada tahun
2019 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar sebesar 77,15%, artinya
perusahaan dapat membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 77,15 kas. Dari
hasil perhitungan diatas perusahaan mengalami siklus naik turun, dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2018 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar 28,6%.
Sedangkan pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 rasio perusahaan mengalami
kenaikan sebesar 3,66%. Penurunan rasio kas disebabkan oleh penurunan kas
perusahaan, tidak terdapat standar khusus pada rasio kas sehingga penilaiannya
tergantung kebijakan perusahaan.

2. Analisis kemampuan PT. Darya-Varia Lboratoria Tbk dalam


mendanai kegiatan usahanya berdasarkan rasio solvabilitas/ leverage
ratio
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan
mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau
ekuitas. Adapun rasio solvabilitas terdiri dari :
a. Debt Ratio (Rasio Hutang)

Rasio Hutang = Total Hutang


Total Aktiva

Sumber: Syahyunan (2013:93)

2017 = 524,586,078
1,640,886,147

= 0,3196

= 31,96 %

2018 = 482,559,876
1,682,821,739

= 0,2867

= 28,67 %

2019 = 523,881,726
1,829,960,714

= 0,2862

= 28,62 %

Tabel 7
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Debt Ratio

Tahun Total Hutang Total Aktiva Rasio (%)


2017 524,586,078 1,640,886,147 31,96

2018 482,559,876 1,682,821,739 28,67

2019 523,881,726 1,829,960,714 28,62

Sumber : Data diolah (2020)


Rasio hutang yang optimal adalah jika rasio hutang kurang dari 0,5 kali atau
kurang dari 50%, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai oleh ekuitas. Dan
sebaliknya apabila rasionya lebih besar dari 0,5 kali atau lebih dari 50% maka berarti
sebagian besar aset dibiayai melalui hutang. Dari hasil perhitungan rasio hutang diatas
pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 kurang dari 0,5 kali atau 50%. Hal ini
dapat berarti bahwa sebagian besar aset perusahaan dibiayai oleh ekuitas.
b. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Terhadap Ekuitas)

Debt to Equity Ratio = Total Utang


Ekuitas

Sumber: Syahyunan (2013:93)

2017 = 524,586,078

1,116,300,069

= 0,4699

= 46,99%
2018 = 482,559,876
1,200,261,863

= 0,4020

= 40,20 %

2019 = 523,881,726
1,306,078,988

= 0,4011

= 40,11 %
Tabel 8
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Debt to Equity Ratio

Tahun Total Hutang Ekuitas Rasio (%)

2017 524,586,078 1,116,300,069 46,99

2018 482,559,876 1,200,261,863 40,20

2019 523,881,726 1,306,078,988 40,11

Sumber : Data diolah (2020)


Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas diatas, pada tahun 2017
sebesar 46,99%, dan pada tahun 2018 sebesar 40,20%, sedangkan pada tahun 2019 sebesar
40,11%. Artinya, pendanaan perusahaan dijamin oleh kewajiban sebesar 46,99% pada tahun
2017, sebesar 40,20% pada tahun 2018, serta sebesar 40,11% pada tahun 2019. Penurunan
yang terjadi disetiap tahunnya merupakan hal yang baik.

3. Analisis kemampuan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk dalam


mengelola aktiva perusahaan berdasarkan rasio aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan
dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Total Assets Turnover (Perputaran Total Aktiva)

Total Assets Turnover = Pendapatan


Total Aktiva

Sumber: Syahyunan (2013:94)

2017 = 1,575,647,308
1,640,886,147
= 0,96 kali

2018 = 1,699,657,296
1,682,821,739
= 1,01 kali

2019 = 1,813,020,278
1,829,960,714
= 0,99 kali

Tabel 9
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Total Assets Turnover

Tahun Pendapatan Total Aktiva Rasio


2017 1,575,647,308 1,640,886,147 0,96 kali

2018 1,699,657,296 1,682,821,739 1,01 kali

2019 1,813,020,278 1,829,960,714 0,99 kali


Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan perhitungan total assets turnover atau perputaran total aktiva.


Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik. Dari hasil perhitungan diatas perusahaan
mengalami siklus naik turun, pada tahun 2017 perusahaan mampu menghasilkan
pendapatan sebesar 0,96 kali dari jumlah aktiva perusahaan, lalu pada tahun 2018
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 1,01 kali, sedangkan pada tahun
2019 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,99 kali dari jumlah
aktiva perusahaan. Artinya terjadi penurunan pada tahun 2019 sebesar 0,02 kali dari
pada tahun 2018. Dengan meningkatnya total aktiva namun pendapatan mengalami
penurunan.
a. Fixed assets turnover (Perputaran Aset Tetap)

Fixed Assets Turnover = Pendapatan


Aktiva Tetap Bersih

Sumber : Syahyunan (2013:94)

2017 = 1,575,647,308
465,230,546
= 3,38 kali
2018 = 1,699,657,296
479,449,367

= 3,54 kali
2019 = 1,813,020,278
549,748,381

= 3,29 kali

Tabel 10
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Fixed assets turnover

Tahun Pendapatan Aktiva Tetap Rasio


2017 1,575,647,308 465,230,546 3,38 kali

2018 1,699,657,296 479,449,367 3,54 kali

2019 1,813,020,278 549,748,381 3,29 kali

Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan perhitungan perputaran aset tetap diatas, pada tahun 2017 perputaran
aktiva tetap sebanyak 3,38 kali, artinya setiap Rp 1 aktiva tetap menghasilkan Rp 3,38
pendapatan. Pada tahun 2018 perputaran aktiva tetap sebanyak 3,54 kali, artinya setiap
Rp 1 aktiva tetap menghasilkan Rp 3,54 pendapatan. Sedangkan, pada tahun 2019
perputaran aktiva tetap sebanyak 3,29 kali, artinya setiap Rp 1 aktiva tetap
menghasilkan Rp 3,29 pendapatan. Terjadi penurunan pada tahun 2019 sebanyak 0,25
kali. Namun, hal ini berarti perusahaan masih mampu memaksimalkan kapasitas
aktiva tetap yang dimiliki.

4. Analisis kemampuan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk dalam


menghasilkan laba berdasarkan rasio profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.
Adapun rasio profitabilitas terdiri dari :
a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net Profit Margin = Laba Bersih


Pendapatan

Sumber : Syahyunan (2013:94)


2017 = 162,249,293
1,575,647,308

= 0,1029

= 10,29 %

2018 = 200,651,968
1,699,657,296

= 0,1180

= 11,80 %

2019 = 221,783,249
1,813,020,278

= 0,1223

= 12,23 %

Tabel 11
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk Periode 2017-2019
Net Profit Margin
Tahun Laba Bersih Pendapatan Rasio (%)
2017 162,249,293 1,575,647,308 10,29

2018 200,651,968 1,699,657,296 11,80

2019 221,783,249 1,813,020,278 12,23

Sumber : Data diolah (2020)

Net profit margin pada tahun 2017 sebesar 10,29%, pada tahun 2018 sebesar 11,80%,
serta pada tahun 2019 sebesar 12,23%. Artinya, setiap Rp 100 penjualan atau pendapatan
turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 10,29 laba bersih pada tahun 2017, lalu setiap
Rp 100 penjualan atau pendapatan turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp11,80 laba
bersih pada tahun 2018 dan setiap Rp 100 penjualan atau pendapatan turut memberikan
kontribusi menghasilkan Rp 12,23 laba bersih pada tahun 2019. Net profit margin 2019
lebih baik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

b. Return On Investment (ROI) (Pengembalian/Imbalan atas Investasi)

Return On Investment (ROI) = Laba Bersih


Total Aktiva

Sumber : Syahyunan (2013:94)

2017 = 162,249,293
1,640,886,147

= 0,0988

= 9,88 %

2018 = 200,651,968
1,682,821,739

= 0,1192

= 11,92 %

2019 = 221,783,249
1,829,960,714

= 0,1211

= 12,11 %

Tabel 12
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Return On Investment

Tahun Laba Bersih Total Aktiva Rasio (%)


2017 162,249,293 1,640,886,147 9,88

2018 200,651,968 1,682,821,739 11,92

2019 221,783,249 1,829,960,714 12,11

Sumber : Data diolah (2020)

Return on investment pada tahun 2017 sebesar 9,88% , lalu pada tahun 2018 sebesar
11,92% dan pada tahun 2019 sebesar 12,11%. Artinya, setiap Rp 100 total aset turut
memberikan kontribusi menghasilkan Rp 9,88 laba bersih pada tahun 2017, dan setiap Rp
100 total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 11,92 laba bersih pada tahun
2018, serta setiap Rp 100 total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 12,11 laba
bersih pada tahun 2019. Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2019 lebih
baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena kontribusi total aset terhadap laba
bersih di tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dengan demikian telah
terjadi peningkatan kinerja dalam menghasilkan laba perusahaan.

c. Return On Equity (Laba Atas Ekuitas)

Return On Equity = Laba Bersih


Total Ekuitas

Sumber : Syahyunan (2013:94z


2017 = 162,249,293
1,116,300,069
= 0,1453
= 14,53 %
2018 = 200,651,968
1,200,261,863
= 0,6171
= 16,71%
2019 = 221,783,249
1,306,078,988
= 0,1698
= 16,98%
Tabel 13
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Return On Equity

Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Rasio (%)


2017 162,249,293 1,116,300,069 14,53

2018 200,651,968 1,200,261,863 16,71

2019 221,783,249 1,306,078,988 16,98

Sumber : Data diolah (2020)

Return on equity pada tahun 2017 sebesar 14,53% dan pada tahun 2018 sebesar
16,71%, serta sebesar 16,98% pada tahun 2019. Artinya, setiap Rp 100 ekuitas yang dimiliki
perusahaan akan menghasilkan laba sebesar Rp 14,53 pada tahun 2017, lalu setiap Rp 100
ekuitas yang dimiliki perusahaan akan menghasilkan laba sebesar Rp 16,71 pada tahun 2018,
serta setiap Rp 100 ekuitas yang dimiliki perusahaan akan menghasilkan laba sebesar
Rp16,98 pada tahun 2019. Terjadi peningkatan pada setiap tahunnya merupakan hal yang
baik, menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam kinerja perusahaan.

5. Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

Setelah melakukan analisis rasio keuangan pada PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
Maka berikut ini merupakan hasil analisis yang telah peneliti dapatkan :

Tabel 14
Rasio Keuangan PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk
Periode 2017-2019
Tahun Rata-Rata
Rasio Industri
2017 2018 2019
Current Ratio (Rasio
2,66 Kali 2,88 Kali 2,91 Kali 2 Kali
Lancar)
Quick Ratio
2,20 Kali 2,21 Kali 2,15 Kali 1,5 Kali
(Rasio Cepat)
Cash Ratio
102,09% 73,49% 77,15% 50%
(Rasio Kas)
Debt Ratio (Rasio Hutang) 31,96% 28,67% 28,62% 35%

Debt to Equity Ratio (Rasio


46,99% 40,20% 40,11% 90%
Hutang Terhadap Ekuitas)
Total Asset Turnover
0,96 Kali 1,01 Kali 0,99 Kali 2 Kali
(Perputaran Total Aktiva)
Fixed Asset Turnover
3,38 Kali 3,54 Kali 3,29 Kali 5 Kali
(Perputaran Aset Tetap)
Net Profit Margin
10,29% 11,80% 12,23% 20%
(Margin Laba Bersih)
Return On Investment
(Pengembalian Atas 9,88% 11,92% 12,11% 30%
Investasi)
Return On Equity
14,53% 16,71% 16,98% 40%
(Laba Atas Ekuitas)
Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis rasio keuangan yang telah peneliti dapatkan.
Standar industri menjadi alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
sebuah perusahaan apakah sudah baik atau belum. Dibawah ini peneliti menguraikan hasil
analisis yang telah peneliti lakukan, yang dibandingkan dengan standar industri :
1. Current ratio atau rasio lancar, menunjukkan berapa kali aset lancar dapat
membiayai hutang lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
baik kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan. Standar industri rasio ini
adalah sebanyak 2 kali. Rasio lancar PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada
periode 2017-2019 sudah berada diatas standar industri, yang berarti menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan sudah bekerja dengan baik.
2. Quick ratio atau rasio cepat, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin baik pula kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan. Standar
rasio ini sebanyak 1,5 kali. Rasio cepat yang telah dicapai PT. Darya-Varia
Laboratoria Tbk pada periode 2017-2019 berada diatas standar industri, yang
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan sudah bekerja dengan baik,
walaupun terjadi penurunan pada tahun 2019.
3. Cash ratio atau rasio kas, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas yang tersedia. Standar industri
rasio kas adalah sebesar 50%. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik kinerja
keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan. Rasio kas yang telah dicapai PT.
Darya-Varia Tbk pada periode 2017-2019 berada diatas standar industri, yang
menunjukkan kinerja keuangan telah bekerja dengan baik, walaupun terjadi siklus
naik turun.
4. Debt ratio atau rasio hutang, rasio ini menunjukkan perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin baik
keadaan keuangan perusahaan. Standar rasio ini adalah sebesar 35%. Rasio hutang
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada periode 2017-2019 berada dibawah standar
industri, yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan telah bekerja dengan
baik.
5. Debt to equity ratio atau rasio hutang terhadap ekuitas, rasio ini menunjukkan
perbandingan utang perusahaan dengan total ekuitas. Semakin rendah rasio ini
maka akan semakin baik kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan.
Standar industri pada rasio ini adalah sebesar 90%. Rasio yang telah dicapai oleh
PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada periode 2017-2019, berada dibawah standar
industri, hal ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan telah bekerja dengan
baik.
6. Total assets turnover atau perputaran total aktiva, rasio ini digunakan untuk
mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume penjualan.
Standar industri rasio ini adalah sebanyak 2 kali. Rasio perputaran total aktiva yang
telah dicapai PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada periode 2017-2019 berada
dibawah standar industri, hal ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam
hal perputaraan total aktivanya masih kurang baik.
7. Fixed assets turnover atau perputaran aset tetap, rasio ini digunakan untuk
mengukur apakah perusahaan telah menggunakan kapasitas aktiva tetap dengan
sepenuhnya atau belum. Standar industri rasio ini adalah sebanyak 5 kali. Rasio
perputaran aset tetap yang telah dicapai PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada
periode 2017-2019 berada dibawah standar industri, hal ini menunjukkan bahwa
perputaran aset tetap perusahaan masih kurang baik.
8. Net profit margin atau margin laba bersih, rasio ini digunakan untuk mengukur
laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin tinggi
rasio ini, maka akan semakin baik kinerja keuangan yang dicapai perusahaan.
Standar industri rasio ini adalah sebesar 20%. Margin laba bersih PT. Darya-Varia
Laboratoria Tbk pada periode 2017-2019 berada dibawah standar industri, hal ini
menunjukkan bahwa peusahaan belum berada pada posisi yang likuid.
9. Return on investment atau pengembaalian atas investasi, rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan menghitung jumlah aktiva yang
digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Standar industri
rasio ini adalah sebesar 30%. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula
kinerja keuangan perusahaan terutama dalam pengembalian atas investasi yang
didapatnya. Pengembalian atas investasi PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk pada
periode 2017-2019 berada dibawah standar industri, hal ini menunjukkan bahwa
kurang baiknya kinerja keuangan perusahaan.
10. Return on equity atau laba atas ekuitas, rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham
perusahaan. Standar rasio ini adalah sebesar 40%. Laba atas ekuitas PT. Darya-
Varia Laboratoria Tbk pada periode 2017-2019 berada dibawah standar industri,
hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan laba secara
maksimal dari dana yang telah diberikan oleh pemegang saham, yang berarti
kinerja keuangan perusahaan kurang baik.
11.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Setelah peneliti melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT. Darya
Varia Laboratoria tbk, dengan menggunakan analisis rasio keuangan maka peneliti
dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Bila dilihat berdasarkan rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan
bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan
mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Walaupun terjadi siklus
naik turun, namun siklus tersebut tidak mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan dikarenakan, hasil perhitungan menunjukkan bahwa perusahaan
tetap mampu membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimilikinya.
b. Bila dilihat berdasarkan rasio solvabilitas, dapat disimpulkan bahwa komposisi
hutang baik terhadap total aktiva pada (ekuitas) relatif aman, karena terjadinya
penurunan persentase pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
c. Bila dilihat berdasarkan rasio aktivitas, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
mengalami siklus naik turun yang menggambarkan bahwa kemampuan
perusahaan belum cukup efektif dalam mengelola aktivanya dan dalam
menggunakan serta mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh
perusahaan.
d. Bila dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba serta pengefektifan dalam pengelolaan
manajemen didalam perusahaan sudah cukup baik. Karena, terjadinya
peningkatan rasio disetiap tahunnya yang menunjukkan peningkatan dalam
kinerja perusahaannya.

2. SARAN
Dari kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut :
a. Kondisi perusahaan sudah baik bila dilihat dari analisis rasio keuangan yang telah
peneliti lakukan, walaupun ada beberapa rasio yang mengalami siklus naik turun dari
tahun ke tahun, namun hasil dari analisis rasio ini dapat dikatakan bahwa kondisi
keuangan perusahaan tetap masih aman. Sebaiknya, perusahaan tetap
mempertahankan kenaikan nilai pada laporan keuangannya meskipun kenaikannya
bernilai kecil. Serta, dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya, agar
perusahaan dapat lebih optimal dan dapat menjaga stabilitas laporan keuangan
perusahaan pula.
b. Terjadi penurunan rasio cepat pada tahun 2019, yang cukup besar yaitu 6,14%,
sebaiknya semakin tinggi rasio cepat maka akan semakin baik pula untuk
perusahaan. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
lancar dengan aktiva lancarnya harus dapat ditingkatkan lagi.
c. Dari hasil analisis rasio aktivitas, terjadi siklus naik turun. Pada rasio ini kita dapat
mengetahui efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan
sumber-sumber yang dimilikinya. Terjadinya penurunan hasil rasio pada tahun 2019,
yang menunjukkan bahwa sebaiknya perusahaan harus lebih mengoptimalkan
penggunaan serta pengendalian terhadap sumber-sumber yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Fayol, Hendry.2013. Pengantar Administrasi dan fungsi-fungsi manajemen.

Hans Kartikahadi, 2016. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK berbasis IFRS, Buku

I. Jakarta : Salemba Empat

Harmono. 2016. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard, Jakarta : Bumi


Aksara.

Harahap, Sofyan Syafri, 2016. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama,
Cetakan ke-13, RajaGrafindo, Jakarta.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Rajagrafindo Persada

Sirait, Pirmatua. 2014. Pelaporan dan Laporan Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sjahrial, Dermawan, dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan,


Jakarta : Mitra Wacana Media.

Subramayam, K.R, dan John J. Wild, 2012. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Sepuluh
- Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan, Medan : USU Press. Syamsuddin,Lukman.

2016. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : Rajawali


Pers.

Anda mungkin juga menyukai