Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KOMPETENSI PENDIDIKAN

A. Kompetensi Guru

Kompetensi adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu competency yang
mempunyai arti-kecakapan atau kemampuan dan wewenang. Jika seseorang menguasai
kecakapan bekerja padabidang tertentu maka dia dinyatakan kompeten. Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (UU GURU dan Dosen 2005 Pasal
8)

Kompetensi juga sesuatu yang menggambarkan kemampuan seseorang baik secara


kualitatif maupun kuantitatif atau kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru
dalam melakukan profesinya. Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh
jabatan tertentu. Jika jabatan adalah guru maka bidang itu yang menjadi profesinya. Kompetensi
juga kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang
bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan
apresiasi yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari hari.

Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam UU No. 14 GURU dan Dosen 2005 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pada pasal 5 Masing kompetensi dimaksud adalah
sebagai berikut. Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas:

1. Kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuanmerancang, mengelola,dan menilai


pembelajaran serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran;

2. Kompetensi kepribadian yang meliputi kepribadian yang mantap,


stabil,dewasa,arif,berwibawa,teladan bagi peserta didik,berakhlak mulia;

3. Kompetensi profesional yang meliputi kemampuan merancang, melaksanakan,dan


menyusun laporan penelitian;kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan inovasi
dalam bidang ilmu pengetahuan,teknologi dan/atau seni;kemampuan merancang,
melaksanakan dan menilai pengabdian kepada masyarakat;

4. Kompetensi sosial yang meliputi kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,sesama
pendidik,tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,dan masyarakat sekitar.

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud daiam Pasal 2 merupakan seperangkat


pengetahuan,keterampilan,dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati,dan dikuasai oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada
ayat(1)meliputi kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian,kompetensi sosial,dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, pelatihan,dan pengalaman
profesional.

B.Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai guru.Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas,yang akan
membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan
hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi
melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis,baik pada masa pra jabatan(pendidikan
calon guru)maupun selama dalam jabatan,yang didukung oleh bakat,minat dan potensi keguruan
lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat
puluh lima) indikator yang berkaitan dengan penguasaan kompetensi pedagogik.Berikut ini
disajikan ketujuh kompetensi pedagogik beserta indikatornya:

1. Menguasai karakteristik peserta didik.

Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik
untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek
fisik,intelektual,social, emosional,moral,dan latar belakang sosial budaya:

 Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya,

 Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,

 Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua
peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,

 Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk


mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

 Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,

 Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti
aktivitas pembelajaran,sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan(tersisihkan,
diolok-olok,minder,dsb).

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.


Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan,strategi,metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu
menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar:

 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktivitas yang bervariasi,

 Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran
tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut,

 Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya,baik


yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,terkait keberhasilan pembelajaran,

 Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik,

 Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,

 Guru memperhatikan respon peserta didik yang beium/kurang memahami materi


pembelajaran yang diajarkan dan mengguna- kannya untuk memperbaiki rancangan
pembeiajaran berikutnya.

3. Pengembangan kurikulum.

Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.Guru mampu
memilih,menyusun,dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik:

 Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,

 Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan,

 Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran,

 Guru memilih materi pembelajaran yang:(1)sesuai dengan tujuan pembelajaran,(2)tepat


dan mutakhir,(3)sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,(4)dapat
dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.


Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara
lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajarandan
sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:

 Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun
secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya,

 Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses


belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa
tertekan,

 Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,

 Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses
pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan
mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban
tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang benar,

 Guru melaksanakan kegiațan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya


dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik,

 Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan mempertahankan perhatian peserta
didik,

 Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua waktu termanfaatkan secara produktif,

 Guru mampu audio-visual (termasuk tik) untuk meningkatkan didik motivasi belajar
peserta pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan
kondisi kelas,

 Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,


mempraktikkan dan berinteraksi dengan peserta dalam mencapai tujuan didik lain,

 Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu


proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan
 Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk tik) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

5. Pengembangan potensi peserta didik.

Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan


mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang
mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai
ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka:

 Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap
peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing.

 Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing.

 Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya


kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.

 Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.

 Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan
belajar masing-masing peserta didik.

 Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya
masing-masing.

 Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta dari dalam dan mendorongnya
untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.

 Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santu dengan peserta didik dan
bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan
kepada komentar atau

6. Komunikasi dengan peserta didik.

pertanyaan peserta didik:

 Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi


peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik
untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.

 Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta
didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk pertanyaan/tanggapan tersebut.
 Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai
tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.

 Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik
antar peserta didik.

 Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik
baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman
peserta didik.

 Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara
lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik, membantu
atau mengklarifikasi

7. Penilaian dan Evaluasi.

Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara


berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan
menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan
pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya:

 Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.

 Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian
formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada
peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan
akan dipelajari.

 Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/ kompetensi dasar yang
sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk
keperluan remedial dan pengayaan.

 Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk


meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan,
jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambaharı, dan sebagainya.

 Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran


yang akan dilakukan selanjutnya. Melihat berbagai indikator yang ada, tampak bahwa
untuk menjadi guru yang sejatinya bukan hal yang mudah.

 Guru adalah desainer masa depan anak. Melalui sentuhannya, masa depan anak akan
banyak ditentukan. Kesalahan perlakuan bisa berdampak fatal terhadap perkembangan
anak, yang tidak hanya terjadi pada hari ini tapi justru nanti di kemudian hari.
Dalam sejarah perkembangan profesi guru di Indonesia, kita bisa melihat fakta bahwa
dulu proses rekrutmen guru masih sangat longgar. Posisi guru seolah-olah bisa diisi oleh siapa
pun, tanpa banyak melihat kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya. Dalam bahasa
sederhananya, "yang penting ada guru" atau " asal ada guru". Memasuki abad ke-21, tantangan
hidup dan kehidupan sangatlah dinamis dan kompleks. Semua ini mau-tidak mau menghendaki
adanya perubahan yang mendasar dan signifikan terhadap proses pendidikan dan pembelajaran
peserta didik, yang di dalamnya mengandung implikasi kuat terhadap perubahan peran dan tugas
yang dilakukan oleh guru.

Mungkin karena alasan itulah, saat ini pemerintah sedang berusaha menata dan
membenahi profesi guru ini, mulai dari proses pendidikan calon guru (penataan LPTK), saat
mengawali karier guru (program induksi), dan selama menjadi guru (penilaian kinerja guru dan
pengembangan keprofesian berkelanjutan). Kita yakini bahwa semua itu ditujukan agar
pendidikan benar-benar dipegang oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidangnya.
sehingga pada gilirannya pendidikan dan kehidupan di negeri ini pun dapat hadir menjadi lebih
baik lagi. Semoga Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
kemampuan pengelolaan peserta didik yang meliputi:

a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

b. pemahaman terhadap peserta didik;

c. pengembangan kurikulum/silabus;

d. perancangan pembelajaran;

e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

f. evaluasi hasil belajar; dan

g. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang


dimilikinya.

C. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) UU Guru dan Dosen merupakan
kemampuan kepribadian yang:

1. mantap;

2. stabil;

3. dewasa;

4. arif dan bijaksana;


5. berwibawa;

6. berakhlak mulia;

7. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

8. mengevaluasi kinerja sendiri; dan

9. mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap, nilai-nilai kepribadian sebagai elemen prilaku
dalam kaitannya dengan performante yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi
oleh latar belakang pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas
kewenangan mengajar.

1) Pengertian

Kompetensi kepribadian guru adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu
sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Hal ini dengan berkaitan dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model
manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat
pancasila. Yang mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa
dan negaranya termasuk dalam kompetensi dalam kepribadian guru. Dengan demikian
pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok
manusia yang utuh (Depdiknas.2006:73).

2) Fungsi

Setiap subjek mempunyai pribadi yang unik, masing-masing mempunyai cirri dan sifat bawaan
serta latar belakang kehidupan. Banyak masalah psikologi yang dihadapi peserta didik, banyak
pula minat, kemampuan, motivasi dan kebutuhannya. Semuanya memerlukan bimbingan guru
yang berkepribadian dapat bertindak sebagai pembimbing, penyuluh dan dapat menolong peserta
didik agar mampu menolong dirinya sendiri. Letak kompetensi kepribadian guru pembimbing
dan suri teladan. Guru adalah sebagai panutan yang harus digugu dan ditiru dan sebagai contoh
pula bagi kehidupan dan pribadi. Disinilah sebagai peserta didiknya. (Sudarwan.2002:89).
Dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam sistem Amongnya yaitu guru harus:

• Ing Ngarso Sungtolodo

• Ing Madyo Mangun Karso

• Tut wuri handayani

Artinya bahwa guru harus menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta
mendorong atau memberikan motivasi dari belakang. Dalam arti seorang guru dituntut melalui
sikap dan perbuatan menjadikan dirinya pola panutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam hal ini siswa-siswa di sekolahnya, juga sebagai seorang guru dituntut harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya serta
harus mampu mendorong orang-orang yang di asuhnya agar berani berjalan dan sanggup
bertanggung jawab (Sudarwan.2002:90). Guru bukan hanya pengajar, pelatih dan pembimbing,
tetapi juga sebagai cermin tempat subjek didik dapat berkaca. Dalam relasi interpersonal antara
guru dan subjek didik tercipta situasi didik memungkinkan subjek didik dapat belajar
menerapkan nilai-nilai yang menjadi contoh dan memberi contoh. Guru mampu menjadi orang
yang Suek mengerti diri siswa dengan segala problematiknya, guru juga harus mempunyai
wibawa sehingga siswa segan terhadapnya. Hakikat guru pendidik adalah bahwa ia digugu dan
ditiru (Suyanto, 2000:211). Berdasarkan uraian diatas, fungsi kompetensi kepribadian guru
adalah memberikan bimbingan dan suri teladan, secara bersama-sama mengembangkan
kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik.

3) Ruang Lingkup

Untuk meningkatkan kompetensi, guru dituntut untuk menatapkan dirinya dan memahami
konsep dirinya. Seorang guru harus mampu berkaca pada dirinya sendiri, bila ia berkaca maka ia
akan melihat bukan satu pribadi tetapi ada tiga pribadi yaitu:

a. Aku dengan konsep diriku (self concept)

b. Aku dengan ide diriku (self idea) serta

c. Aku dengan realita diriku (self reality)

Ruang lingkup kompetensi kepribadian guru tidak lepas dari falsafah hidup, nilai-nilai yang
berkembang ditempat seorang guru berada, tetapi ada beberapa hal yang bersifat universal yang
mesti dimiliki oleh guru dalam melaksanakan fungsinya sebagai makhluk individu (pribadi) yang
menunjang terhadap keberhasilan tugas pendidikan yang diembannya. Kemampuan pribadi guru
menurut Sanusi (1991) mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan seyogyanya dianut oleh seorang guru.

c. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para
siswanya (Suyanto.2000:214-215).

Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut.

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, artinya sebagai seorang guru
berkewajiban meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan, sejalan dengar. agana
dan kepercayaan yang nilai-nilai dianutnya.
b. Guru memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain, oleh karena itu perlu
dikembangkan rasa percaya diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki potensi
yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapinya.

c. Tenggang rasa dan toleran, senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan
beragam keunikan dari peserta didik.

d. Bersikap terbuka dan demokratis, guru diharapkan menjadi fasilitator dalam menumbuh
kembangkan budaya berfikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan
pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama.

e. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya, guru diharapkan dapat sabar dalam arti
tekun dan ulet melaksanakan proses pendidikan karena hasil pendidikan tidak langsung
dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang panjang.

f. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya, guru mampu mengembangkan dirinya


sesuai dengan pembaharuan, baik dalam bidang profesinya maupun dalam
spesialisasinya.

g. Memahami tujuan pendidikan baik secara nasional, kelembagaan, kurikuler sampai


tujuan mata pelajaran yang diberikannya.

h. Mampu menjalin hubungan insani, yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan
dengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.

i. Memahami kelebihan dan kekurangan diri, kepribadian yang efekis akan terwujud
apabila seseorang telah mampu memahami identitas dirinya, siapakah dirinya, mengapa
ia memilih sebagai seorang guru serta kekurangan apa saja yang terdapat dalam dirinya.

j. Kreatif dan inovatif dalam berkarya, guru mampu melakukan perubahan-perubahan


dalam mengembangkan profesinya sebagai inovator dan kreator.

D. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas


dan mendalam yang memungkinkan guru membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru harus memahami dan
menguasai materi ajar yang ada dalam kurikuium, memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait dan menerap- kan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru
juga diharapkan dapat menguasai langkah-langkah penelitian, dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi.(TIM Dosen FKIP UNTAN. 2010:52)
Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) UU Guru dan dosen merupakan
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

1. konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan


materi ajar;

2. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

3. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

4. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan

5. kompetisi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.

Agar. guru mampu membimbing peserta didik mereka hendaknya memenuhi Standar Nasional
Pendidikan. Untuk memenuhi kualifikasi standar nasional guru perlu diuji kompetensi. Uji
kompetensi tersebut adalah Uji kompetensi pedagogik, kepribadian sosial, dan profesional
dilakukan melalui prosedur baku dengan menggunakan instrumen yang terstandardisasi yang
dilakukan oleh masing-masing. Perguruan Tinggi atau beberapa perguruan tinggi penyelenggara
bekerja sama dengan lembaga penjaminan mutu pendidikan dan/atau pusat pengembangan
penataran guru.

Kompetensi professional adalah sesuatu yang berkenaan dengan penampilan menjalankan


jabatan sesuai dengan profesi orang yang mempunyai kemampuan sesuai dengan tuntutan
profesi. Berdasarkan uraian di atas maka kompetensi professional perlu

memiliki kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, penguasaan bahan, program


pengajaran dan pelaksanaannya serta penilaiannya. Berikutnya dijelaskan sebagai berikut.

1. Menguasai landasan kependidikan. Meliputi mengenal tujuan pendidikan, mengenal


fungsi sekolah dalam masyarakat, mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang
dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

2. Menguasai bahan pengajaran. Meliputi: menguasai bahan pengajaran kurikulum


pendidikan dasar dan menengah menguasai bahan pengayaan.

3. Menyusun program pengajarar. Meliputi: menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan


mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar
mengajar, memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai, memilih dan
memanfaatkan sumber belajar.

4. Melaksanakan program pengajaran. Meliputi: menciptakan iklim belajar mengajar yang


tepat, mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar.
5. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. meliputi: menilai
prestasi murid untuk kepentingan pengajaran, menilai proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan (Soetjipto,dkk. 1999:16-18).

1) Jenis Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional terdiri berbagai jenis diantaranya:

a. Kemampuan Menyampaikan/Berbicara

Sebagai pengajar, diharapkan memiliki kemampuan berbicara. seperti bagaimana


mengungkapkan gagasan dan pendapat dengan baik, serta memberikan pengarahan dengan baik.
Keterampilan ini merupakan kemampuan menyampaikan materi pelajaran dengan baik atau
transfer expert. Dengan demikian diharapkan dapat berkomunikasi secara efektif. Untuk itu
diperlukan penguasaan tidak hanya keterampilan berkomunikasi secara verbal, tetapi juga secara
non verbal, agar dapat mengkomunikasikan ide dengan jelas dan sistematis, dan jika terpaksa
melontarkan kritik tidak sampai menyinggung perasaan peserta didik serta mampu merangsang
audience untuk menanggapi usul yang dikemukakan.

b. Kemampuan Berpikir/Intelektual

Kemampuan untuk mendayagunakan otak dengan optimal. Berpikir merupakan sebuah


proses memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan
masalah (problem solving), untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kreatif, sistematis,
integratif, logis/rasional, jernih, dan kritis diharapkan dapat menjawab dan memecahkar setiap
persoalan, setiap pertanyaan dengan jawaban-jawaban yang jernih, tegas, logis dan kreatif. Dan
mampu menelaah dan meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari suatu realitas eksternal
maupun internal

c. Kemampuan Menjaga Hubungan Antar Pribadi

Dalam berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan
koordinasi antar sesama pengajar, dengan peserta didik agar koordinasi dapat berjalan dengan
baik sestal dengan yang diharapkan maka dibutuhkan adanya komunikasi. Agar komunikasi
berjalan efektif dibutuhkan hubungan interpersonal yas baik. Taylor et. al (Rakhmat 2002)
menyatakan bahwa banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada
hubungan baik di antara komunikan. Sebaliknya, pesan yang Pdari jelas, paling tegas, dan paling
cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan jelek. Untuk mewujudkan
terciptanya hubungan baik maka harus mampu mengembangkan sikap tenggang rasa, saling
membuka diri, tidak memaksakan kehendak diri sendiri, bersedia menolong dan ditolong,
sedapat mungkin mampu meredam timbulnya bibit-bibit konflik dan apabila terjadi konflik
mampu mengelola konflik dengan baik sehingga tidak berlarut dan meluas.

d. Kemampuan Mengembangkan, Membangun Jaringan atau


Meluaskan Hubungan Kerja Guru diharapkan berjiwa kosmopolit, yaitu mampu membangun
kontak dengan dunia luar organisasi sekolahnya. Dengan membangun jaringan ke luar, maka
akan bertambah wawasan, pandangan dan pola pikir. Para guru akan banyak terbantu dalam
menyelesaikan berbagai persoalan tertentu dengan adanya informasi-informasi dari luar.

e. Kemampuan Mengembangkan Diri

Para Guru diharapkan, secara sadar, mau dan mampu untuk secara terus menerus
mengembangkan diri ke arah yang lebih baik mampu memperlihatkan kemampuan diri secara
optimai, dan mampu mendorong diri sendiri untuk mengembangkan kapasitas prestasi secara
optimal. Perlu kesadaran yang timbul dari dalam diri untuk mau menjadi manusia pembelajar.

f. Disiplin

Ketaatan dan kepatuhan serta kerelaan dalam menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang
berlaku. Setiap guru secara sadar dan sukarela harus taat pada berbagai ketentuan yang berlaku
dan memenuhi standar nilai atau norma yang telah ditetapkan baik yang berlaku di lingkup
organisasi, masyarakat, dan agama. Perasaan memiliki dan kecintaan terhadap pekerjaan.

Kompetensi profesional adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang
menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan/keguruan. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang
studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan pembelajaran dan mempunyai
keterampilan dalam teknik mengajar. Komponen profesional guru seperti yang dimaksudkan
oleh UU guru dan dosen adalah sebagai berikut:

1) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep

2) Pengelolaan program belajar mengajar

3) Pengelolaan kelas

4) Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar

5) Penguasaan landasan-landasan kependidikan

6) Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar

7) Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah

8) Menguasai metode berfikir

9) Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional

10) Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik


11) Memiliki wawasan tentang penilaian pendidikan

12) Mainpu menyelenggarakan penelitian keperluan pengajaran

13) Mampu memahami karakteristik peserta didik

14) Mampu menyelenggarakan administrasi sekclah

15) Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan

16) Berani mengambil keputusan

17) Memahami kurikulum dan perkembangannya

18) Mampu bekerja berencana dan

19) Mampu menggunakan waktu secara tepat sederhana untuk terprogram

Hubungan Antara Penguasaan Materi dengan Kemampuan Pembelajaran

Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar.
Penguasaan materi dilakukan dengan cara membaca buku-buku pelajaran. Kemampuan
penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan mengajar seorang guru.
Semakin dalam penguasaan materi/bahan ajar maka da mengajar akan lebih berhasil jika
ditopang oleh kemampuannya dalant menggunakan metode mengajar. Penguasaan bahan ajar
dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar.
Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa
kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.

E. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kemampuan pendidik
sebagai bagian dari masyarakat untuk:

1. Berkomunikasi lisan dan tulisan;

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik; dan

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Keberhasilan proses belajar peserta didik sengat ditentukan oleh kompetensi sosial guru. Hal ini
karena guru mempunyai peran yang banyak baik sebagai pemimpin pembelajaran, maupun
sebagai fasilitator dan sekaligus juga pusat inisiatif pembelajaran. Untuk itu guru harus selalu
mengembangkan kemampuan dirinya. Seorang guru perlu mempunyai standar profesi dengan
menguasai materi dan strategi pembelajaran. Selain itu, guru juga harus nampu mendorong
siswanya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Guru adalah faktor yang penting dan sangat
dominan di dalam pendidikan formal pada umumnya. Hal tersebut karena guru sering dijadikan
tokoh teladan bagi peserta didik, bahkan guru menjadi tokoh identifika berbagai faktor itulah
maka guru seharusnya memiliki perilaku kompetensi yang memadai untuk
memajukan/mengembangkan siswa secara utuh, sesuai dengan tujuan pendidikan diri.
Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru untuk memahami bahwa dirinya adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat serta punya kemampuan untuk
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Atau lebih dalam lagi
kemampuan sosial ini meliputi kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap tuntutan kerja dan
lingkungan pada waktu bertugas sebagai guru.

Sesuai yang diatur dalam undang-undang dimana salah satu kewajiban guru adalah memberi
teladan serta menjaga nama baik profesi, lembaga dan kedudukan serta yang diterima. Dalam
kegiatan belajar ini kompetensi berkaitan di dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
sekolah maupun tempat guru tinggal. Peranan cara guru berkomunikasi dalam kehidupan
masyarakat diharapkan mempunyai karakter tersendiri yang sedikit berbeda dengan mereka yang
bukan guru. Guru mengembangkan misi kemanusiaan. Guru harus bisa berkomunikasi dengan
baik. Baik komunikasi secara lisan atau tulisan dan isyarat dengan memakai teknologi
komunikasi dan informasi. Guru harus bergaul secara efektif baik dengan siswa maupun dengan
sesame pendidik, wali orang tua murid dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitarnya.
Bisa diartikan bahwa kompetensi sosial guru mempunyai arti sebagai kompetensi yang
berhubungan dengan kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain di dalam kehidupan
bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai