Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.1 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan kompetensi
adalah kewenangan untuk menentukan (memutuskan) sesuatu. 2 Kompetensi guru terdiri dari dua kata
yaitu kompetensi dan guru. Kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “competence” atau
“competency” yang berarti kecakapan, kemampuan dan kewenangan. 3 Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Finch & Crunkilton Menyatakan
“Kompetencies are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to
successful employment”.4 Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas,
keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan hidup.
Sederhananya dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan,
kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja, dalam hal ini kompetensi
sebagai seorang guru dalam melakukan tugas pembelajaran kepada peserta didik, dengan menggunakan
bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan sebagai alat pendidikan. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari kemampuan-
kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1)
menjelaskan bahwa Guru merupakan tenaga professional yang memiliki tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Begitu juga dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang menjelaskan bahwa pendidik adalah tenaga profesional
dengan tugasnya untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan pada proses pembelajaran,
melakukan penilaian selama proses pembelajaran, memberikan bimbingan dan melakukan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
diharuskan memiliki kemampuan-kemampuan dasar agar dapat menyajikan pembelajaran yang menarik
perhatian peserta didik. Kemampuan sama halnya dengan kompetensi yang merupakan segala jenis
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang wajib dimiliki serta dikuasai oleh guru dalam menjalankan
1
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung : Remaja Rosd -karya, 2003), hlm. 37-38.
2
Depdikbud, Kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Rhineka Cipta , 1993), hlm. 516.
3
John M.Ecos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1986), hlm. 132.
4
Finch, & Crunkilton. Curriculum development in vocational and education. Planning, content and implementation. Fourth
edition. (Virginia: Polytechnic Institute and State University, 1992), hlm. 220.

i
tugasnya. Selain itu untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal juga memerlukan kemampuan
atau kompetensi-kompetensi dasar guru seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial yang
diperoleh melalui pendidikan profesi guru.5

PEMBAHASAN

Empat Kompetensi Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan definisi dari masing-masing
kompetensi: Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan
berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi professional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi social adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, guru dapat
menggunakan strategi kontekstual dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu : memberikan kegiatan
yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa, lebih mengaktifkan siswa dan guru,
mendorong berkembangnya kemampuan baru, menciptakan jalinan kegiatan belajar disekolah, rumah
dan di lingkungan masyarakat. Melalui pembelajaran ini siswa akan lebih responsive dalam
menggunakan keterampilan dan pengetahuan di kehidupan nyata sehingga ia memiliki motivasi
belajar.belajar

1. Kompetensi Pedagogik

Dalam bidang pendidikan, khususnya yang diperuntukkan bagi guru, Kompetensi pedagogik adalah
keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai seorang guru dalam melihat karakteristik siswa
dari berbagai aspek kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun intelektualnya. Dalam kompetensi
pedagogik guru dituntut untuk dapat memahami peserta didiknya serta memahami bagaimana
memberikan pengajaran yang benar pada peserta didik. Menurut Peraturan Pemerintah tentang Guru,
bahwasanya kompetensi pedagogik Guru merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, Pemahaman terhadap peserta didik pengembangan kurikulum/silabus, Perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, Pemanfaatan teknologi
5
Rizki Ananda dan Fadhilaturrahmi, “Analisis Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Di
SD,” Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 (2018). hal. 1

ii
pembelajaran, Evaluasi hasil belajar, Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Implikasi dari kemampuan ini tentunya dapat terlihat dari kemampuan guru
dalam menguasai prinsip-prinsip belajar, mulai dari teori belajarnya hingga penguasaan bahan ajar.
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci tiap subkompetensi dijabarkan
melalui indikator esensial sebagai berikut:

a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifkasi bekal ajar awal peserta
didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran memiliki indikator esensial : memahami landasan kependidikan, menerapkan
teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
siswa, menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan
pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial : merancang
dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai
metode menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar, dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas
program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya memiliki
indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik,
dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non-akademik. 6

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang


mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Guru yang baik merupakan guru yang siap memberikan bimbingan yang terkait dngan ilmu
pengetahuan dan prilaku terpuji terhadap peserta didiknya. Di sini, guru berperan sebagai partner
yang siap melayani dan mengarahkan peserta didiknya menjadi pribadi yang lebih baik. Seorang guru
merupakan sosok yang menjadi panutan bagi anak-anak. Dengan demikian, guru memang dituntut
untuk mempunyai ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman agar bisa menyesuaikan
dengan anak yang meneladaninya. Guru tidak hanya sebatas pada mengajarkan keilmuan, tetapi juga
mendidik dan mengajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan spiritualitas dan keterampilan fisik.
Jadi, dapat dikatakan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai tugas untuk berupaya
mencerdaskan seluruh aspek dalam diri manusia. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek emosional dan
6
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga Group, 2013) hlm. 49

iii
spritual, pengetahuan, dan keterampilan fisik. Oleh karena itu, guru bisa disebut sebagai unsur
manusiawi yang ada dalam pendidikan. Ia merupakan sosok yangmenduduki posisi penting dan
memegang peranan yang sangat vital dalam pendidikan. Guru adalah spiritual father atau bapak
rohani bagi seorang anak didik dalam memberikan santapan jiwa dengan ilmu pengetahuan akhlak.
Untuk itu, setiap guru harus memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, kepribadian yang baik ini
tentu saja ditinjau dari segi murid, orang tua, dan dari segi kebutuhan tugasnya. Kepribadian seorang
guru merupakan hal yang sangat penting, sebab kepribadian merupakan salah satu komponen
penting yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan kata lain, kepribadian bisa
menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya seorang guru dalam melaksanakan
segala kewajibannya. Selain itu, kepribadian juga akan menjadi pembeda yang akan membedakan
antara guru yang satu dengan guru yang lainnya. Sikap guru hendaknya mengetahui dan menyadari
betul akan peran dan kepribadiannya dalam mengajar sangat menentukan tercapai atau tidaknya
tujuan pendidikan yang hendak dicapai dalam lembaga pendidikan, kepribadian guru dalam mengajar
jauh lebih perlu mendapatkan perhatian yang serius. Karena disanalah seorang guru akan mewariskan
segala tingkah laku dan sikap bawaan pada saat mengajar yang akan mempengaruhi anak didik pada
perkembangan selanjutnya. Semua itu perlu dan penting untuk diperhatikan jika tujuan pembinaan di
sekolah atau lembaga pendidikan terkait dalam pembinaan anak didik tersebut ingin tercapai. 7

Dalam dunia pendidikan kompetensi kepribadian guru begitu penting untuk tercapainya keberhasilan
pendidikan kepada peserta didik, secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:

a. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma
hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

3. Kompetensi Profesional

Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran. Menurut Kunandar “kompetensi profesional merupakan penguasaan materi

7
Ahmad Arifai, RAUDHAH Proud To Be Professionals Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Volume 3 Nomor 1 Edisi Juni 2018

iv
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya”.8 Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial:
memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-
langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator
esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.9

8
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.
(Jakarta: Rajawali Press, 2009) hlm. 77

9
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/4-kompetensi-guru/. Diakses pada 5 April 2023, 13:25 WIB

v
KESIMPULAN

Kompetensi pedagogik, sebagai seorang guru tidak serta merta dapat mengenal siswanya hanya dari
satu sudut pandang dan penilaian pribadi semata, untuk dapat menguasai kompetensi pedagogik
dengan maksimal perlu dikombinasikan dengan penguasaan kompetensi sosial yaitu dengan adanya
penggalian informasi dengan membangun komunikasi sosial yang baik kepada peserta didik, orang tua,
ataupun wali peserta didik. Jika tujuannya hanya untuk mengenal siswa dan cara belajar peserta didik,
perlu adanya perhatian khusus kepada kenyamanan belajar dan apa saja yang dibutuhkan siswa agar
dapat belajar dengan maksimal, apabila seorang guru terlalu ketat dalam peraturan ataupun konsep
yang dibuat, kemungkinan menimbulkan tekanan-tekanan tanpa sadar yang mengganggu ataupun
menghambat kinerja belajar siswa.

Kompetensi kepribadian, seorang guru dituntut menjadi sempurna sebagai teladan dalam
kepribadiannya karena profesi dan jabatannya, meskipun tidak ada yang mampu melakukannya dengan
sempurna. Tetapi profesi guru diharuskan berusaha untuk terus melalukannya meskipun tidak
sempurna, semua dilakukan agar kehidupan siswa menjadi lebih baik karena seorang guru adalah
panutan dalam segala hal bagi siswanya.

Kompetensi profesionalitas, kompetensi profesionalitas tidak serta merta mudah untuk dikuasai, karena
dibutuhkan pengalaman dan niat pengembangan diri sebagai tenaga pendidik yang sungguh, karena
harus memahami bukan hanya materi dan kaya akan pengetahuan, tetapi memahami struktur
kependidikan secara menyeluruh dan tujuan kurikulum dari yang paling luas hingga yang paling kecil,
dan lainnya.

Kompetensi sosial, sangat harus dimiliki seorang guru untuk memperluas wawasan dan pengetahuan,
karena sebagai seorang guru bukan hanya harus kaya akan pengetahuan tetapi juga harus memiliki citra
yang positif dan bersosial untuk memperkaya informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pendidikan.

vi
DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung : Remaja Rosd -karya, 2003), hlm. 37-38.

Depdikbud, Kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Rhineka Cipta , 1993), hlm. 516.

John M.Ecos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1986), hlm.
132.

Finch, & Crunkilton. Curriculum development in vocational and education. Planning, content and
implementation. Fourth edition. (Virginia: Polytechnic Institute and State University, 1992), hlm. 220.

Rizki Ananda dan Fadhilaturrahmi, “Analisis Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi
Pembelajaran Tematik Di SD,” Jurnal Basicedu Vol 2 No 2 (2018). hal. 1

Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga Group, 2013) hlm. 49

Ahmad Arifai, RAUDHAH Proud To Be Professionals Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Volume 3 Nomor 1 Edisi
Juni 2018

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses
dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: Rajawali Press, 2009) hlm. 77

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/4-kompetensi-guru/ Diakses pada 5 April 2023,


13:25 WIB

vii

Anda mungkin juga menyukai