Anda di halaman 1dari 12

11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Sebagai usaha sadar
atau proses yang disengaja, setiap pelaksanaan proses pendidikan perlu didukung
oleh suatu perencanaan yang tepat sehingga apa yang menjadi tujuan dari proses
pendidikan yang dilaksanakan tersebut bisa tercapai secara baik dan optimal.
Pendidikan pada hakikatnya adalah pembentukan kepribadian manusia. Karena
itu, pendidikan mestilah menyahuti pengembangan seluruh potensi manusia baik
jasmani maupun rohani. Pendidikan memiliki peran utama dalam pengembangan
personal dan sosial, mempengaruhi perubahan individu dan sosial, perdamaian,
kebebasan, dan keadilan.1
Manusia itu adalah makhluk yang dapat di didik dan mendidik. Dengan
pendidikan dan pengajaran potensi itu dapat di kembangkan manusia, manusia di
lahirkan seperti kertas putih, bersih belum terisi apa-apa dan meskipun ia lahir
dengan pembawaan yang dapat berkembang sendiri, namun perkembangan itu
tidak akan maju kalau tidak melalui proses tertentu, yaitu proses pendidikan.2
Pendidikan memiliki potensi untuk membentuk karakter pribadi seseorang.
Karena pada dasarnya, perilaku seseorang merupakan produk dari akal pikiran
(pengetahuan)-nya. Seseorang akan melakukan suatu perbuatan (amal, action)
berdasarkan apa yang diketahuinya, atau paling tidak akan meniru-niru atau
melakukan sesuatu yang menyerupai apa yang diperolehnya dengan inderanya.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dan
siswa adalah unsur yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya akan membawa perubahan dalam
1
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ), h. 10
2
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 17
2

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap dalam diri Siswa.3


Kegiatan belajar mengajar sebagai inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan yang sangat penting dan
dominan sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas hasil
pendidikan karena posisi guru secara langsung berinteraksi dengan muridnya.
Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar bertanggung-jawab
terhadap tujuan pendidikan, ke mana siswa akan diarahkan, dengan apa peserta
didik diarahkan, dan bagaimana strategi yang digunakan. Sehingga nantinya ada
peningkatan hasil belajar para pendidik. Profesional guru merupakan salah satu
faktor penunjang keberhasilan dalam peningkatkan hasil belajar siswa. Secara
etimologi istilah profesional berasal dari bahasa inggris profession berakar dari
bahasa latin “profesus” yang berarti mampu atau ahli dalam satu bentuk
pekerjaan. Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-
kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Dengan hadirnya seorang guru yang profesional akan memberikan pengaruh yang
besar dalam kegiatan belajar mengajar dan terutama dalam peningkatan hasil
belajar siswa. Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan
kompetensi guru, peningkatan kinerja (performance). Guru sebagai orang yang
profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan
kreativitasnya. Tugasnya sebagai pendidik bukan hanya mentransfer pengetahuan,
keterampilan dan sikap, tetapi mempersiapkan generasi yang lebih baik dimasa
depan. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa
menghadapi the real life dan bahkan mampu memberikan teladan yang baik.
Guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang
memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Tidak
semua orang bisa menjadi seorang guru apalagi guru yang berkompeten, karena
Profesi guru menuntut beberapa kompetensi yang semestinya dimiliki oleh
3
Ahmad Suryadi, Profesionalisme Guru, http://www.sarjanaku.com/2010/10/korelasi- antara-
profesionalisme-guru.html , tanggal 16 Mei 2023
3

seorang guru yakni merupakan kemampuan dasar agar kinerjanya dalam mengajar
bisa optimal. Kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi: Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi
Sosial. Kompetensi guru tersebut diharapkan mampu membentuk kinerja guru
yang profesional.
Undang undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
rohani dan jasmani, serta memiliki kemampuan untuk memajukan pendidikan
nasional. Pada pasal 10 “ kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, komopetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.4
Mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian
guru meliputi:
1. Memiliki kepribadian yang mntap dan stabil, yang indikatornya bertindak
sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
2. Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkam
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja
3. Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukan dengan tindakan yang
bermanfaat bagi peserta didik, di sekolah dan masyarakatserta menunjukan
keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
4. Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani
5. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan tindakan
yang sesuai norma religius dan memiliki perilaku yang diteladani peserta
siswa.5

Dalam Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yang dimaksud

4
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI NO 14 Tahun2005),
(Jakarta : Sinar Grafika, 2008 ), h. 8-9
5
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, (Jogjakarta: Power
Books (Ihdina), 2009), h. 117
4

dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,


stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak
mulia.6
Adapun profesi guru menurut Undang-undang tentang Guru dan Dosen
harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum pada pasal 7 ayat 1,
yaitu; “Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
memerlukan prinsip-prinsip profesional yang dimiliki sebagai berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
4. Mematuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru”.7

Adanya interaksi antara guru dan siswa sesungguhnya merupakan interaksi


antara dua kepribadian yang berbeda. Oleh sebab itu kompetensi seorang guru
sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik, pembimbing dan pembina
anak. Guru mendidik dan membina anak tidak hanya dengan materi yang
disampaikan tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Dengan guru yang kompeten
dan profesional maka tentu dalam pembelajaran akan berjalan secara efektif dan
efisien serta tujuan yang ingin diharapakan dapat tercapai dengan baik.

Guru dalam proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat

6
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2001),h. 117
7
Ibid., h. 7
5

penting. Peran guru untuk Siswa tidak mungkin dapat digantikan oleh perangkat
lain, seperti, televisi, radio, dan komputer. Sebab siswa adalah organisme yang
sedang berlangsung yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan
bantuan orang dewasa. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga
pendekatan itu bisa berjalan dengan semestinya.8
Guru harus berprofesional dalam membentuk kompetensi Siswanya sesuai
dengan karateristik individu masing-masing guru juga menyenangan tidak hanya
bagi Siswa tetapi juga bagi dirinya artinya belajar dan pembelajaran harus jadi
makanan pokok guru sehari-hari.
Demikian penting dan beratnya tugas seorang guru terlebih guru akidah
akhlak, karena di samping mengajar pengetahuan kepada Siswa juga harus dapat
membina karakter siswa . guru harus memperbaiki pribadi yang kurang baik, guru
harus membawa Siswanya semua kepada arah binaan yang sehat dan baik, setiap
guru harus menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada dirinya merupakan
unsur pembinaan bagi Siswanya. Guru dapat mewujudkan hasil yang diharapkan
jika guru mampu memahami, memiliki dan sekaligus juga menerapkan empat
kompetensi guru tersebut.
Kompetensi kepribadian guru adalah perilaku seorang guru yang berkaitan
dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang
mandiri untuk melakukan transformasi diri identitas diri dan pemahaman diri dan
memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Mengacu kepada standar nasional pendidikan kompetensi kepribadian guru
meliputi beberapa hal yaitu: memiliki kepribadian yang mantap dan stabil yaitu
bertindak sesuai dengan norma hukum yang berlaku, memiliki kompetesi dalam
bertindak sesuai dengan norma, memiliki kepribadian yang dewasa dengan ciri-
ciri menampilkan kemandirian dalam segala tindakannya, memiliki kepribadian
yang arif, memiliki kepribadian yang berwibawa, memiliki akhlak mulia dan
8
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. (Jakarta: Prenada media Group,
2016). h.18
6

menjadi tauladan dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma


religius, dan memiliki perilaku yang diteladani oleh siswa.

Di lingkungan sekolah karakter islami sangat penting untuk dibentuk.


Dengan terbentuknya karakter islami pada diri Siswanya, maka akan tercermin
karakter siswa yang unggul dan berbudi pekerti luhur. Karakter itu sangat
penting karena menentukan kuat dan lemahnya seorang individu. Dengan
karakter yang kuat akan terbentuk calon penerus bangsa yang tidak hanya
berintelektualitas tinggi melainkan juga memiliki perangai yang baik.

Berbagai peristiwa yang menunjukkan sikap yang tidak berlandaskan


kepada akhlak mulia telah banyak menimpa anak bangsa. Kenyataan sosial yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang timbul dan semakin
merebaknya dekadensi moral masyarakat termasuk di kalangan pelajar.
Timbulnya tawuran antar-pelajar, semakin banyaknya keterlibatan remaja dalam
pemakaian obat-obat terlarang, merokok, kekerasan, pembunuhan, pelanggaran
hukum, pemerkosaan, korupsi, dan lain-lain merupakan indikasi dari kemerosotan
moral. Pembentukan manusia yang berakhlak mulia adalah melewati proses
pembentukan kepribadian, yang tidak bisa tumbuh dengan tiba-tiba dan serta-
merta. Di dalam proses pembentukan kepribadian itulah kompetensi kepribadian
seorang guru sangat dibutuhkan.

Problema yang terjadi dilapangan, adanya siswa yang bolos pada saat jam
pelajaran berlansung, membohongi gurunya, berkelahi dengan teman, tidak
disiplin, merokok, dan lain sebagainya. Dengan demikian pendidikan karakter
sejak dini pada anak sangatlah penting sekali agar anak terbiasa bersikap sopan
dan selalu berbuat hal-hal terpuji lainnya dalam kehidupan bermasyarakat baik
pada saat masih usia sekolah maupun pada saat mereka dewasa nanti. Dari segi ini
sudah jelas bahwa ilmu akhlak itu sangat penting karena dapat menuntun para
anak didik untuk menemukan dunianya dalam menyalurkan bakatnya kepada
tindakan sublimatif dan konstruktif. Hal ini perlu dilakukan sejak dini karena
seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak
faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang dari kalangan remaja. Seperti
7

krisis moral, tawuran antar siswa serta perbuatan tercela lainnya. Karena Akhlaqul
karimah/ karakter ini merupakan sesuatu yang sangat penting maka harus
ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat,
agar menjadi manusia yang berjiwa suci dan memiliki budi pekerti yang baik.
Sekolah merupakan salah satu tempat membina, mempersiapkan anak didik dan
tempat anak bergaul dengan teman sebaya serta tempat berkumpul para guru.
Kasus yang dimuat dalam media massa dan televisi beberapa waktu yang
lalu pada 31 Desember 2022 yang memberitakan tentang kekerasan yang terjadi
dilingkungan pendidikan. Yang menyatakan seorang Siswa disebuah pondok
pesantren Al Berr, Pasuruan, Jawa Timur. Telah melakukan penganiayaan
terhadap sesama santri dipesantren tersebut. Karena dituding telah mencuri
uangnya dan uang para santri lainnya, santri tersebut dibakar hidup-hidup oleh
seniornya. Namun pihak ponpes menyerahkan sepenuhnya proses hukum atas
kasus tersebut ke kepolisian.9

Kondisi yang terjadi demikian dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua


dalam mendidik anak-anaknya dan kurangnya akhlakul karimah serta karakter
yang dimiliki peserta didik tersebut sangatlah minim. oleh sebab itu, mengingat
pentingnya peran guru sebagai pendidik bagi Siswanya dalam asfek kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang diharapkan baik kualitasnya. Maka pendidik harus
dituntut supaya memiliki kompetensi dalam dirinya untuk membelajarkan dan
membina karakter peserta didik dengan kompetensi professional. Pedagogic,
sosial, dan kompetensi kepribadian yang mempercakap profesinya.
Kompetensi kepribadian guru memiliki peran dalam pembentukan karakter
islami Siswa dilingkungan sekolah. Karena kompetensi kepribadian guru
merupakan salah satu kompetensi yang dapat menentukan keberhasilan
pendidikan. Kepribadian yang dimiliki oleh guru akan menjadi penentu apakah
seorang guru menjadi pendidik dan Pembina yang baik, atau justru sebagai
penghancur masa depan siswa, terutama bagi para siswa yang berada dalam fase
pertumbuhan. Guru sebagai panutan yang ditiru dan sebagai teladan bagi

9
“Santri yang dibakar hidup-hidup oleh seniornya diponpes pasuruan Jawa Timur” dalam
https://selebtek.suara.com. Diakses pada tanggal 21 Februari 2023 Pukul 23.55 WIB.
8

kehidupan dan pribadi Siswa. Inti dari kompetensi kepribadian terletak pada
pribadi diri guru itu sendiri. Tampilan pribadi guru akan mempengaruhi
terbentuknya karakter atau tingkah laku peserta didik. Oleh karena itu guru
pendidikan agama islam terkhusus bagi guru akidah akhlak untuk tampil lebih
berwibawa dihadapan Siswanya, sehingga Siswa bisa mencontoh tingkah laku
yang positif dari sang guru tersebut.
Sekolah memiliki peranan penting dalam pembinaan karakter serta akhlak
Siswa karena Siswa senantiasa mendapat pembinaan dan bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari para guru yaitu dengan memberikan contoh-
contoh akhlak mulia untuk diteladaninya sehingga ia dapat merealisasikannya
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat ini merupakan tugas yang berat bagi
seorang guru dimana ia harus cakap dan ahli dalam mendidik sehingga bisa
menjadi contoh yang baik terhadap Siswanya.
Salah satu tanggung jawab pendidik adalah membentuk karakter dan akhlak
Siswa sepanjang kegiatan belajarnnya di sekolah, aspek akhlak tidak bisa
dibiarkan hanya diurus dan dibimbing oleh orang tua di rumah. Guru di sekolah
memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal ini pembinaan karakter peserta
didik dalam pembelajaran di sekolah merupakan salah satu masalah yang penting
yang perlu dilakukan melalui bimbingan. Oleh karena itu pembinaan karakter
Siswa memerlukan waktu yang panjang sesuai dengan perkembangan jasmani
dan rohani yang dialami oleh Siswa itu sendiri.
Sejak 2500 Tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa tujuan paling
mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and
smart. Sedangkan dalam sejarah islam, Nabi Muhammad Saw. Mengajarkan,
bahwa misi utamanya dalm mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan
akhlak dan mengupayakan Pembentukan karakter islami yang baik.10

Disini peran guru Akidah Akhlak sangatlah penting untuk membina


akhlak/karakter pada Siswanya. Guru sebagai suri tauladan bagi Siswanya dalam
memberikan contoh yang baik sehingga bisa mencetak dan membentuk generasi
Majid,Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja
10

Rosdakarya’2012) H.2
9

yang memiliki kepribadian baik pula. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 21 berikut:
‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف ْ َر ُس ْو ِل ال ٰلّ ِه اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا ال ٰلّهَ َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخَر َوذَ َكَر ال ٰلّهَ َكثِْيًر ۗا‬

Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.(Q.S Al-
Ahzab :21)

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah SWT. memerintahkan kepada


umat islam dan umat manusia pada umumnya untuk meneladani sifat Nabi
Muhammad Saw. Seorang manusia yang patut untuk dijadikan contoh dalam
setiap aspek kehidupan. Beliau juga menegaskan bahwa sebaik-baik dari kita
adalah yang paling mulia akhlaknya.

Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah Tanjung Agung merupakan


salah satu lembaga pendidikan islam yang memiliki kepercayaan masyarakat
untuk menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan pendidikan dan memilki
tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan akhlak Siswa.

Berdasarkan studi pendahuluan hasil observasi awal peneliti dengan Bapak


H.Abdul Mutolib, S.Ag selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tanjung Agung dan Ibu Maulia Gusnita selaku guru akidah akhlak, diperoleh
informasi bahwa di Madrasah tersebut menyelenggarakan kegiatan keagamaan
harian seperti para Siswa sebelum masuk kelas diarahkan untuk berbaris
dilapangan terlebih dahulu dan melaksanakan apel pagi, kemudian membaca doa
sehari-hari, dan sebelum memulaikan pelajaran dikelas masing-masing
membacakan asma’ul husna, serta melaksanakan sholat dzuhur berjam’ah setiap
hari. Hal tersebut sudah dibuktikan dari pernyataan yang diperoleh peneliti
melalui observasi awal bersama kepala Madrasah dan guru akidah akhlak.11

Observasi awal bersama Bapak H.Abdul Mutolib, S.Ag (Kepala Madrasah) dan Ibu Maulia
11

Gusnita (Guru Akidah Akhlak) Senin, 20 Februari 2023


10

Kepribadian guru akidah akhlak baik diharapkan mampu memberikan


konstribusi yang besar dalam pembinaan karakter islami Siswa dilingkungan
Madrasah. Seperti yang disampaikan oleh guru akidah akhlak bahwa melalui
kepribadian guru yang bagus akan mempengaruhi karakter islami Siswa.
Dengan pribadi yang bijak, arif, dewasa, guru akan mengajar lebih baik.
Sehingga Siswa belajarnya serius dan akan terbentuk karakter islami yang baik
dalam diri Siswa tersebut. Dan itu menandakan bahwa guru agama atau guru
khususnya guru akidah akhlak dalam mengajar bukan hanya mentransfer ilmu
pengetahuan melainkan juga penerapan nilai-nilai pembelajaran dalam kegiatan
sehari-hari.
Berdasarkan Grand Tour awal penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian karya ilmiah yang berjudul “ Kompetensi Kepribadian Guru Akidah
Akhlak Dalam Membina Karakter Islami Siswa Pada Madrasah Tsanawiyah
Tarbiyah Islamiyah Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII
Kabupaten Bungo”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini difokuskan
pada Kompetensi Kepribadian Guru Akidah Akhlak Dalam Membina Karakter
Islami Siswa Pada kelas VIII MTs Tarbiyah Islamiyah Tanjung Agung
Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten Bungo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi kepribadian guru Akidah Akhlak dalam membina
karakter islami Siswa pada Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten Bungo?
2. Apa saja kendala yang dihadapi guru Akidah Akhlak dalam membina
karakter islami Siswa pada Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten Bungo?
11

3. Apa solusi guru akidah akhlak dalam membina karakter islami Siswa pada
pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten Bungo?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui kompetensi kepribadian guru Akidah Akhlak dalam membina
karakter islami Siswa pada Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten Bungo.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi guru Akidah Akhlak dalam membina
karakter islami Siswa pada Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah
Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten Bungo.
3. Mengetahui solusi guru akidah akhlak dalam membina karakter islami Siswa
pada pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Tarbiyah
Islamiyah Tanjung Agung Kecamatan Muko-muko Bathin VII Kabupaten
Bungo.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian penelitian yang relevan oleh
para peneliti yang lain, baik yang berkaitan dengan penelitian lanjutan yang
bersifat mengembangkan maupun penelitian sejenis yang bersifat memperluas
sebagai pelengkap kajian pustaka.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, adalah untuk menambah wawasan tentang kompetensi
kepribadian guru dalam membina karakter islami siswa. Penelitian ini juga
sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana strata satu (S1).
b. Bagi siswa, adalah untuk membina karakter islami siswa di Madrasah
Tsanawiyah Tarbiyah Islamiyah.
c. Bagi Guru, adalah untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru Akidah
Akhlak dalam membina karakter islami siswa pada Madrasah Tsanawiyah
Tarbiyah Islamiyah Tanjung Agung.
12

d. Bagi Sekolah, adalah untuk memperhatikan perkembangan belajar Siswa dan


melengkapi kebutuhan guru dalam proses belajar mengajar guna
menghasilkan generasi yang berpengetahuan luas dan lulusan yang
berkualitas di tengah masyarakat banyak.98

Anda mungkin juga menyukai