Anda di halaman 1dari 8

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Delpi Lestari
Email : delpi.lestari1077@student.unri.ac.id
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 20 tentang sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional tersebut, maka perlu adanya tatanan yang baik dalam lingkungan pendidikan. Tatanan
tersebut antara lain, tersedianya berbagai komponen yang dibutuhkan dalam suatu pendidikan,
seperti sarana prasarana yang menunjang, guru yang berkualitas, dan kurikulum yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari berbagai komponen tersebut, salah satu komponen
yang paling mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan nasional adalah guru. Sebab, di
tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill
(keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual (Jujur, 2022)
Pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru, sebab melalui gurulah ilmu itu diberikan.
Maka dari itu, peran guru juga merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mendidik
siswanya. Guru selalu menjadi contoh bagi siswanya dan teladan para siswanya dalam
melakukan segala aktivitas. Guru memiliki peran penting untuk mengubah perilaku dan
pemikiran peserta didik kearah pencapaian tujuan Pendidikan. Oleh karena itu, guru harus
ditinjau kesiapan dalam menyelenggarakan pembelajaran dan kompetensi dalam
menyelenggarakan pembelajaran (Inayah et al., 2013).
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan atau dikerjakan , sedangkan
belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan
pelatihan yang didapat dari interaksi individu dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah
nilai sebagai rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi
belajar selama masa tertentu (Sarnoto et al., 2014). Prestasi belajar adalah suatu hasil yang
dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan belajar (Harahap, 2017). Sedangkan menurut
WS. Winkel, prestasi belajar adalah hasil belajar yang ditampakkan oleh siswa berdasarkan
kemampuan internal yang diperoleh sesuai dengan tujuan instruksional (Adinoto, 2019).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Prestasi belajar adalah
sebuah hasil yang diperoleh seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar, baik di dalam
sekolah maupuan di luar sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, guru dibutuhkan untuk mampu menciptakan suasana belajar
efektif, dan kondusif sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal. Untuk
memperoleh prestasi belajar yang tinggi, ketiga komponen belajar (peserta didik, pendidik dan
sumber belajar) harus sinergis dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu dilakukan sebuah pengamatan terhadap upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa.

PERANAN GURU
Dalam Undang-Undang guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional, dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada Pendidikan anak usia dini jalur Pendidikan formal, Pendidikan dasar dan
menengah. Tugas guru secara umum adalah mendidik, dalam operasionalnya mendidik adalah
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh
dan membisakan. Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada
dasarnya proses belajar-mengajar dan hasil belajar peserta didik Sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar peserta didik berada pada tingkat optimal. Guru adalah orang yang memberikan suatu
ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Sehingga guru harus
memiliki keahlian dalam melakukan perannya yang bukan hanya mengajar saja namun juga
bisa mendidik para peserta didik (Roqib & Nurfuadi, 2020).
Menurut kajian Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon dan Weinstein
(1997) dalam (Fatima et al., 2020) dapat didefenisikan ada beberapa peran guru yaitu :
a. Guru sebagai pendidik
b. Guru sebagai pembimbing
c. Guru sebagai penasehat
d. Guru sebagai pembaharu
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, maka guru harus berperan secara efektif
dan efesien serta guru harus melakukan perencanaan pembelajaaran yang matang. Apabila guru
berhasil melaksanakannya dengan baik akan terlihat perubahan yang terjadi pada peserta didik
terhadap prestasi belajar yang meningkat. Terdapat dua poin yang penting diperhatikan dalam
perencanaan pengajaran oleh setiap tenaga pendidik. Pertama, persiapan dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini meliputi, mengenal kondisi yang mengitari peserta didik,
memahami karakteriristik peserta didik, memahami gaya belajar dan kemampuan peserta
didik; serta memiliki kompetensi sebagai tenaga pendidik professional. Kedua, kegiatan dalam
perencanaan pengajaran, meliputi, mengembangkan silabus, dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Qasim & Maskiah, 2016).
Peran guru dalam pendidikan sangat penting dan beragam. Berikut adalah beberapa peran
utama yang dimainkan oleh guru :
1. Mendidik dan mengajar: Peran utama guru adalah sebagai pendidik dan pengajar.
Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai kepada siswa. Guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang
efektif, menggunakan metode dan strategi yang sesuai untuk membantu siswa
memahami materi pelajaran.
2. Memfasilitasi pembelajaran: Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran
siswa. Mereka menciptakan lingkungan yang mendukung, mendorong partisipasi aktif
siswa, dan memfasilitasi diskusi dan kolaborasi di kelas. Guru membantu siswa dalam
memahami konsep, mengembangkan keterampilan, dan menerapkan pengetahuan
dalam konteks yang relevan.
3. Memberikan umpan balik: Guru memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
siswa tentang kinerja mereka. Umpan balik ini membantu siswa mengidentifikasi
kekuatan mereka dan area yang perlu diperbaiki. Guru juga memberikan dorongan dan
motivasi kepada siswa untuk terus meningkatkan prestasi mereka.
4. Membimbing dan membantu: Guru berperan sebagai pembimbing dan penasihat bagi
siswa. Mereka membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan
keterampilan belajar mandiri, dan menghadapi tantangan akademik dan non-akademik.
Guru juga membantu siswa dalam merencanakan karir mereka dan memberikan saran
tentang jalur pendidikan dan pekerjaan yang mungkin sesuai dengan minat dan
kemampuan mereka.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang positif: Guru berperan dalam menciptakan
lingkungan belajar yang positif, inklusif, dan aman bagi siswa. Mereka membangun
hubungan yang baik dengan siswa, menghormati keberagaman, dan mempromosikan
nilai-nilai seperti kerja sama, rasa hormat, dan tanggung jawab. Guru juga memastikan
bahwa kelas adalah tempat yang menyenangkan dan menarik untuk belajar.
6. Berkolaborasi dengan orang tua dan pihak terkait: Guru berperan dalam berkomunikasi
dan bekerja sama dengan orang tua siswa. Mereka berbagi informasi tentang
perkembangan belajar siswa, memberikan umpan balik, dan mengatasi masalah yang
mungkin timbul. Guru juga bekerja sama dengan pihak terkait, seperti kepala sekolah,
konselor, dan tenaga pendidik lainnya, untuk mendukung kesuksesan siswa secara
keseluruhan.
7. Mengembangkan diri secara profesional: Guru berperan dalam mengembangkan diri
mereka secara profesional. Mereka terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mereka melalui pelatihan, pengembangan diri, dan partisipasi dalam komunitas belajar.
Guru juga mengikuti perkembangan terbaru dalam pendidikan dan menerapkan praktik
terbaik dalam pembelajaran mereka.

PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar merupakan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan
yang telah dilaksanakan, proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila prestasi yang
dihasilkan peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan. ada dua komponen penting yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu motivasi belajar peserta didik sendiri
dan kualitas guru dalam proses mengajar. Untuk meraih prestasi yang baik dibutuhkan
kerjasama antara dua komponen tersebut dalam proses belajar mengajar, dalam hal ini guru
dan peserta didik sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran. Apabila guru
mempunyai kualitas yang baik dalam mengajar bertemu dengan peserta didik yang mempunyai
motivasi belajar yang baik, tentulah akan menghasilkan prestasi belajar yang diharapkan. Perlu
diketahui bahwa sikap dan motivasi belajar siswa bergantung pada sasaran dan harapannya.
Keberartian sasaran dan harapan tersebut menentukan sikap dan motivasi belajar siswa. Bila
siswa menginginkan hasil belajar yang lebih baik, meskipun sulit dan membutuhkan waktu
yang lama ia akan berusaha semaksimal mungkin. Sikap dan motivasi belajar tinggi ini sebagai
pendorong dan memicu siswa dalam mencapai yang diinginkan. Sebaliknya, siswa yang
kurang baik sikap dan motivasi belajarnya juga rendah, maka dapat menurunkan aktivitas dan
prestasi belajarnya, terutama pada pencapaian hasil belajar (Zulhafizh & Atmazaki, 2013).
Prestasi belajar siswa mengacu pada tingkat keberhasilan mereka dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam berbagai bidang studi. Prestasi belajar
siswa dapat diukur melalui berbagai metode evaluasi, seperti tes, tugas, proyek, dan observasi.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi minat dan motivasi siswa, kemampuan kognitif, gaya belajar, dan
tingkat kesiapan belajar. Sementara itu, faktor eksternal meliputi kualitas pengajaran,
lingkungan belajar, dukungan keluarga, dan faktor sosial. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa:
1. Motivasi: Tingkat motivasi siswa memainkan peran penting dalam prestasi belajar mereka.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi cenderung lebih bersemangat dan tekun dalam
belajar, menghadapi tantangan dengan optimisme, dan berusaha mencapai hasil yang baik.
2. Kualitas pengajaran: Pengajaran yang baik dan efektif sangat penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Guru yang kompeten dan berpengalaman dapat menyampaikan
materi dengan cara yang menarik dan relevan, menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
3. Lingkungan belajar: Lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi dapat
berkontribusi pada prestasi belajar siswa. Lingkungan yang nyaman, teratur, dan
menyediakan sumber daya yang memadai dapat mendorong siswa untuk fokus dan terlibat
dalam pembelajaran.
4. Dukungan keluarga: Peran keluarga dalam mendukung pendidikan sangat penting.
Dukungan orang tua atau wali siswa dalam memberikan motivasi, membantu dengan tugas
rumah, memfasilitasi waktu belajar, dan berkomunikasi dengan guru dapat berdampak
positif pada prestasi belajar siswa.
5. Gaya belajar dan kebutuhan individu: Setiap siswa memiliki gaya belajar dan kebutuhan
yang berbeda. Guru yang memahami perbedaan ini dan mampu menyesuaikan metode
pembelajaran dan pendekatan pengajaran dapat membantu siswa mencapai prestasi yang
lebih baik.
6. Konteks sosial: Faktor sosial, seperti interaksi dengan teman sebaya dan norma sosial di
lingkungan sekolah, juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan yang
mendukung kolaborasi, saling membantu, dan menghargai keragaman dapat memperkuat
motivasi dan prestasi belajar siswa.
7. Keterlibatan siswa: Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga memainkan peran
penting dalam prestasi belajar. Siswa yang aktif terlibat dalam diskusi, berpartisipasi dalam
kegiatan ekstrakurikuler, dan mengambil tanggung jawab dalam belajar cenderung
mencapai prestasi yang lebih tinggi.
Prestasi belajar siswa bukanlah hal yang statis atau tetap, melainkan dapat ditingkatkan
dengan dukungan, motivasi, dan upaya kolaboratif antara siswa, guru, dan faktor-faktor
pendukung lainnya.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran adalah proses merancang dan mengatur serangkaian kegiatan
pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan yang baik
mempertimbangkan konteks pembelajaran, kebutuhan siswa, dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam perencanaan
pembelajaran:
1) Tentukan Tujuan Pembelajaran: Identifikasi apa yang ingin dicapai siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran. Tujuan harus spesifik, terukur, tercapai, realistis, dan
dapat ditentukan waktu (SMART).
2) Analisis Kebutuhan Siswa: Ketahui kebutuhan, kemampuan, dan karakteristik siswa
Anda. Perhatikan tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka, gaya belajar, minat,
dan tantangan yang mungkin mereka hadapi.
3) Identifikasi Materi Pembelajaran: Tentukan materi apa yang perlu diajarkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Materi harus relevan, sesuai dengan tingkat siswa, dan
mendukung pengembangan keterampilan yang diinginkan.
4) Rancang Kegiatan Pembelajaran: Pilih strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan
tujuan dan karakteristik siswa. Pertimbangkan penggunaan metode pengajaran yang
beragam, seperti ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, simulasi, atau proyek.
5) Sumber Belajar dan Materi Pendukung: Sediakan sumber belajar yang relevan dan
materi pendukung, seperti buku teks, bahan bacaan, presentasi visual, video, atau
sumber daya online. Pastikan sumber-sumber ini mudah diakses oleh siswa.
6) Evaluasi Pembelajaran: Tentukan metode evaluasi yang sesuai untuk mengukur
pencapaian tujuan pembelajaran. Ini dapat mencakup tes tulis, tugas proyek, presentasi,
atau observasi langsung. Pastikan evaluasi tersebut mencerminkan tujuan pembelajaran
dan memberikan umpan balik yang berguna kepada siswa.
7) Jadwal Pembelajaran: Susun jadwal yang terperinci untuk kegiatan pembelajaran.
Tetapkan waktu yang cukup untuk setiap topik, dan pastikan ada waktu untuk diskusi,
latihan, dan konsolidasi materi.
8) Adaptasi dan Pembaruan: Selalu siap untuk menyesuaikan perencanaan jika diperlukan.
Evaluasi hasil pembelajaran dan perbaiki rencana pembelajaran berdasarkan
pengalaman dan umpan balik siswa.
Perencanaan pembelajaran yang baik memerlukan pemahaman yang mendalam tentang
siswa dan tujuan pembelajaran yang jelas. Dengan perencanaan yang matang, dapat
memberikan pengalaman pembelajaran yang efektif dan memfasilitasi perkembangan siswa
secara optimal. Adapun alasan diperlukannya perancanaan pembelajaran dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, yaitu :
Pertama, pembelajaran adalah proses yang memiliki tujuan. Sesederhana apapun proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pastinya proses tersebut diarahkan untuk mencapai
tujuan. Guru yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
tentu saja ceramah tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan (Suarta et al., 2015). Begitu juga
melakukan proses pembelajaran dengan analisis kasus, maka analisis kasus tersebut adalah
proses yang memiliki tujuan. Dapat dikatakan bahwa semakin kompleks tujuan yang harus
dicapai maka semakin kompleks pula perencanaan pembelajaran yang harus dibuat oleh guru.
Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama. Guru tidak mungkin melakukan sendiri
tanpa keterlibatan siswa. Disini pentingnya perencanaan pembelajaran. Guru perlu
merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara optimal, di samping guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh
dirinya sebagai pengelola pembelajaran.
Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya
sekadar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku
siswa. Itu sebabnya proses pembelajaran adalah proses yang kompleks yang harus
mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan
itulah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia, termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Salah satu
kelemahan guru adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia.
Dibandingkan dengan profesi lain, guru termasuk profesi yang sangat lambat dalam
memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana khususnya dalam memanfaatkan berbagai hasil-
hasil teknologi. Proses pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan
prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya
untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks pendidikan, antara
lain:
1. Mengarahkan Pembelajaran: Perencanaan pembelajaran membantu mengarahkan
proses pembelajaran dengan menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik. Dengan
merencanakan tujuan yang terukur dan tercapai, guru dapat memandu siswa dalam
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
2. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: Perencanaan pembelajaran
memungkinkan penggunaan sumber daya yang tersedia secara efisien. Dengan
merencanakan dengan baik, guru dapat mengidentifikasi materi, waktu, dan sumber
daya yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran. Ini membantu
memaksimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas dan menghindari pemborosan.
3. Memfasilitasi Pengajaran yang Tersusun: Perencanaan pembelajaran membantu guru
dalam menyusun urutan pembelajaran yang terstruktur dan sistematis. Dengan
merencanakan kegiatan pembelajaran secara terperinci, guru dapat memastikan bahwa
materi diajarkan secara progresif dan konsisten. Ini membantu siswa membangun
pengetahuan dan keterampilan secara bertahap.
4. Mengakomodasi Kebutuhan Siswa: Perencanaan pembelajaran memungkinkan guru
untuk mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik siswa dalam merancang
pengalaman pembelajaran. Dengan melakukan analisis kebutuhan siswa, guru dapat
menyesuaikan strategi pengajaran, bahan ajar, dan metode evaluasi untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa secara efektif.
5. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Dengan perencanaan yang baik, guru dapat
memilih metode pengajaran yang sesuai dan relevan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Perencanaan juga memungkinkan guru untuk mengidentifikasi dan
mengatasi hambatan atau tantangan yang mungkin timbul selama pembelajaran. Hal ini
berkontribusi pada peningkatan efektivitas pembelajaran dan pencapaian hasil yang
diharapkan.
6. Memfasilitasi Evaluasi dan Pembaruan: Perencanaan pembelajaran memungkinkan
guru untuk merencanakan metode evaluasi yang sesuai untuk mengukur pencapaian
tujuan pembelajaran. Evaluasi ini memberikan umpan balik yang berharga tentang
pemahaman siswa dan efektivitas metode pengajaran. Dengan memperbarui dan
memperbaiki perencanaan berdasarkan hasil evaluasi, guru dapat terus meningkatkan
pengalaman pembelajaran.
Secara keseluruhan, fungsi perencanaan pembelajaran adalah untuk memberikan arahan
yang jelas dalam proses pembelajaran, memastikan penggunaan sumber daya yang efisien,
mengakomodasi kebutuhan siswa, meningkatkan efektivitas pembelajaran, serta memfasilitasi
evaluasi dan pembaruan yang kontinu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan penting
untuk mampu menciptakan suasana belajar efektif, dan kondusif sehingga peserta didik dapat
berkembang secara optimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perancanaan
pembelajaran. perencanaan pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan tidak
sederhana. Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan terhindar dari keberhasilan
yang bersifat untung-untungan. Artinya, dengan perencanaan yang matang dan akurat, kita
mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.

REFERENSI
Adinoto, P. (2019). Pengaruh Kegiatan Awal Pembelajaran, Disiplin Belajar Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Prayogi Adinoto. In JIPP (Vol. 3).
Fatima, M., Angkur, M., & Pd, M. (2020). Peran Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Di
Era Revolusi Indusrti.
Harahap, M. Z. S. (2017). Pengaruh Organisasi Intra Kampus Terhadap Prestasi Mahasiswa.
Inayah, R., Martono, T., & Sawiji, H. (2013). Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar
Siswa, dan Fasilitas Belajar Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI
IPS SMA NEGERI 1 LASEM. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri, 1.
Jujur, I. W. (2022). Upaya Meningkatkan Kinerja Dan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Mengajar Menggunakan Media Pembelajaran. Jurnal Nalar : Pendidikan Dan
Pembelajaran, 1(2).
Qasim, M., & Maskiah. (2016). Perencanaan Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaan.
Roqib, M., & Nurfuadi. (2020). Kepribadian Guru (A. Wachid, Ed.).
Sarnoto, A. Z., Zain, A., Lembaga, S. D., Islam, K., & Psikologi, D. (2014). Kecerdasan Emosi
dan Prestasi Belajar.. Kecerdasan Emosional Dan Prestasi Belajar : Sebuah Pengantar
Studi Psikologi Belajar.
Suarta, l M., Hardika, N. S., Sanjaya, l G. N., & Arjana, l W. B. (2015). Model Authentic Self-
Assesment Dalam Pengembangan Employability Skills Mahasiswa Pendidikan Tinggi
Vokasi. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 19(1), 46–57.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep
Zulhafizh, & Atmazaki, S. R. (2013). Kontribusi Sikap Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai