Anda di halaman 1dari 12

Keterampilan Dasar Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Dosen Pengampu
Dr. E.Elvis Napitupulu , M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Landong Ignatius Simanihuruk
Nim : 4203111105
Kelas : PSPM 20 E

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
Pendahuluan

Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik atau tidak hasil dari
sistem pendidikan. Proses pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan konsep
pendidikan yaitu pendidikan untuk semua yang mengandung makna bahwa pendidikan
harus mampu melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan masing-masing
potensi, minat dan bakat yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, ketrampilan ini harus
dilatih dan dikembangkan sehingga nantinya para colon guru maupun guru dapat
memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa di dalam melakukan proses
pembelajaran.

Dengan demikian, kami akan membahas tentang ketrampilan mengajar kelompok


kecil dan perseorangan. Harapannya agar para calon guru maupun guru akan dapat
bekerja dengan professional, memiliki pengetahuan serta ketrampilan dalam mengajar
yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan kedepannya dan bisa
membentuk generasi unggul dan berkompeten tinggi.

Pembahasan

A. Pengertian Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketrampilan merupakan
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan adalah kemampuan untuk
menggunakan akal, pikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai
dari hasil pekerjaan. Jadi, ketrampilan bisa diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan tugas yang menghasilkan sebuah nilai dan hasil
kerja yang bermakna dengan menggunakan akal, pikiran, ide dan kretifitas.

Mengajar adalah menambah pengetahuan pada seseorang dengan cara


paling singkat dan tepat. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), mengajar adalah melatih. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan
pada anak didik. Jadi, mengajar adalah melatih diri sendiri dalam upaya untuk
menambah pengetahuan yang kita miliki kepada anak didik dengan cara yang
paling singkat dan tepat.

Ketrampilan mengajar adalah ketrampilan yang berkaitan dngan semua


aspek kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai tugas guru yang
berbentuk ketrampilan dalam rangka memberi rangsangan dan motivasi kepada
siswa untuk melaksanakan aktivitas oleh guru adalah ketrampilan untuk
membimbing, mengarahkan, membangun siswa dalam belajar guna mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara terpadu. Ketrampilan dasar
mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau ketrampilan yang bersifat
khusus (most specific intructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan professional. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan adalah kemampuan guru, instruktur, widyaiswara dalam
mengembangkan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antar
guru dengan siswa, maupun antar siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil
maupun perorangan.

Menurut Barnawi dan Arifin (2015:157), dalam Ali Sodikin dan Nasrul
Hakim (2017:92), keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
diperlukan ketika jumlah siswa sangat sedikit. Misalnya, 3-8 orang untuk
kelompok kecil dan 1 orang untuk perseorangan. Sehingga dalam hal ini, guru
berperan sebagai organisator kegiatan pembelajaran, narasumber, motivator
siswa, fasilitator atau penyedia materi dan kesempatan belajar, konselor sekaligus
sebagai peserta kegiatan yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan
peserta lain. Menurut Usman (2013:102) dalam Ali Sodikin dan Nasrul Hakim
(2017:92), secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Maksudnya, seorang pendidik menghadapi banyak siswa yang terdiri dari
beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun
secara kelompok.

Jadi, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah


kecakapan menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa
dengan jumlah sekitar 3-8 orang dan 1 siswa secara individu dapat dengan
bertatap muka dan memiliki berbagai peran sehingga dapat mengembangkan
potensi diri peserta didik.

B. Tujuan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Secara umum, tujuan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini adalah
sebagai berikut.
 Mengaktifkan siswa belajar
 Agar terjadi interaksi dalam belajar yang bervariasi, yaitu guru-siswa,
siswa-siswa, siswa-guru, dan seterusnya
 Agar siswa dapat mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan,
minat dan kecepatannya sendiri
 Siswa yang mempunyai masalah dalam belajar karena mereka berada dalam
suasana hubungan interpersonal yang sehat dan akrab

Adapun beberapa tujuan keterampilan mengajar perorangan berikut.

 Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik.
 Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
 Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta didik,
maupun antar peserta didik

Adapun tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil antara lain.

 Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok


 Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan
masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap
sosial dan semangat gotong-royong
 Penggunaan dalam kelas
 Variasi pengorganisasian
C. Peran Guru dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Adapun peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan
adalah sebagai berikut:6

A. Organisator kegiatan belajar mengajar.


Dalam pengorganisasian ini yang paling utama adalah mengatur siswa dan
memberikan tanggung jawab kepadanya untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru misalnya cara siswa melakukan kegiatan, mengatur
lingkungan belajar, ataupun mengoptimalkan sumber belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

B. Sumber informasi (narasumber) bagi siswa.


Guru adalah salah satu sumber informasi bagi siswa baik informasi
mengenai langkah-langkah pelaksanaan tugas maupun informasi lainnya yang
diperlukan oleh siswa.

C. Motivator bagi siswa untuk belajar.


Guru memberikan dorongan berupa motivasi agar siswa mau belajar. Guru
harus menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar dalam kelompok kecil dan perseorangan.

D. Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa.


Guru juga harus menyediakan meteri pelajaran yang akan diajarkan atau
dipelajari oleh siswa dalam pengajaran kelompok kecil maupun perseorangan.

E. Pembimbing kegiatan belajar siswa (konselor).


Guru mempunyai peranan membimbing anak didiknya dalam proses
pembelajaran diantaranya mengenal anak secara individual mengenai
kemajuan belajar ataupun kesulitan yang dihadapi.

F. Peserta kegiatan belajar.


Guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau
mencari kesepakatan bersama sebagaimana siswa lainnya melakukannya.

D. Komponen Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Adapun komponen- komponen yang terdapat dalam keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan, yakni :

1) Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi.


Dapat diwujudkan dengan cara:

 Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan


perilaku siswa
 Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang
dikemukakan siswa
 Merespon secara positif pendapat siswa
 Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai
 Menunjukkan kesiapan untuk membantu
 Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan
penuh pengertian
 Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu,
dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya
2) Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Dapat diwujudkan dengan cara:

 Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara


mengerjakannya
 Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan
siswa dalam belajar
 Membentuk kelompok yang tepat
 Mengkoordinasikan kegiatan
 Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa
 Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi

E. Syarat-Syarat Agar Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Agar


Dapat Terwujud
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu
diperlukan variasi untuk menanganinya. Pengajaran kelompok kecil dan
perorangan akan terwujud jika terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut:

1) Adanya hubungan yang baik dan akrab antara guru dengan siswa, siswa
dengan siswa.
2) Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara dan minat sendiri.
3) Siswa mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhannya.
4) Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar.
5) Guru dapat memainkan berbagai peran.
F. Prinsip-Prinsip Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Adapun prinsip-prinsip dalam mengajar kelompok kecil dan perseorangan
diantaranya:
1) Tidak semua topik dapat disajikan dalam format kelompok kecil dan
perseorangan.
2) Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perseorangan secara bertahap.
3) Pengorganisasian siswa, sumber atau materi, ruangan, dan waktu harus
dilakukan secara cermat.
4) Guru harus mengenal siswa secara pribadi.
G. Pola Penggunaan Pengajaran Kelompok Kecil dan Perorangan Dalam Kelas
Ada empat pola pengorganisasian yang bervariasi dalam melaksanakan
pengajaran kelompok kecil dan perorangan, antara lain.

1) Kelas Besar → Kelompok Kecil + Perorangan → Kelas Besar


Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai dengan pertemun
klasikal (kelas besar) untuk memberikan infomasi umum yang diperlukan siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi yang diberikan kepada siswa antara
lain:

 Pokok bahasan yang akan dipelajari


 Tugas-tugas yang akan dikerjakan
 Langkah-langkah menyelesaikan tugas
 Informasi lain yang diperlukan
Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja
dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan. Setelah siswa menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan dalam kelompok kecil atau perorangan, kegiatan belajar
mengajar berikutnya adalah mengikuti pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan
tugas-tugas yang mereka kerjakan.

2) Kelas Besar → Kelompok Kecil + Kelompok Kecil → Kelas Besar


Dalam pola ini, pertama, siswa mengikuti penjelasan secara klasikal mengenai
pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari, tugas-tugas yang akan dikerjakan, serta
langkah-langkah melaksanakan tugas tersebut. Kedua, siswa diminta untuk bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru. Kemudian, siswa diminta melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari
pengetahuan dalam kelompok kecil dalam kelas (laporan secara klasikal).

3) Kelas Besar → Perorangan → Kelompok Kecil → Kelas Besar


Dalam pola ini pertemuan diawali dangan penjelasan umum mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa. Setelah
mengikuti penjelasan umum, siswa langsung mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru secara perorangan, kemudian siswa diminta bergabung dalam kelompok kecil
untuk membahas hasil yang telah diperoleh dari bekerja secara perorangan untuk di
diskusikan bersama dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa diminta untuk
melaporkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil kepada seluruh
siswa dalam kelas.

4) Kelas Besar → Perorangan + Perorangan → Kelas Besar


Proses belajar mengajar dimulai dengan pemberian penjelasan umum kepada
siswa mengenai materi yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan
oleh siswa. Setelah itu, siswa diminta bekerja secara perorangan untuk melaksanakan
tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta melaporkannya di kelas
(secara klasikal).

H. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengajar Kelompok Kecil dan


Perorangan
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan harus memberhatikan
hal-hal sebagai berikut:

1) Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individu.


Karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa sangatlah beragam dan
berbeda- beda baik itu kemampuan berfikir, tingkat emosional, bakat, minat,
maupun perbedaan daya tangkapnya. Misalnya, siswa yang agak agresif bisa
dijadikan menjadi satu kelompok dengan siswa yang agak agresif atau siswa yang
memiliki daya tangkap agak kurang juga dijadikan satu kelompok dengan siswa
yang juga memiliki daya tangkap yang agak kurang juga. Lalu siswa-siswa yang
sudah berada di dalam kelompok-kelompoknya diberikan layanan bimbingan
belajar secara khusus. Cara ini bisa membantu meningkatkan ketrampilan sosial
melalui belajar kelompok.

2) Memperhatikan dan melayani kebutuhan siswa.


Pada dasarnya siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
Misalnya, jika ada siswa yang tidak mampu membeli buku paket sebaiknya guru
meminta siswa lainnya untuk bersedia bersama-sama atau bisa juga pihak sekolah
memberikan pinjaman.

3) Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif.


Cara untuk membuat pembelajaran aktif dan efektif guru harus berusaha
semaksimal mungkin aktif di dalam memberikan bimbingan belajar. Misalnya,
setelah guru memberikan tugas diskusi kelompok guru harus selalu mengawasi
jalanya diskusi dan juga membantu atau membimbing siswa yang membutuhkan
bantuan saat mengalami kesulitan.

4) Merangsang tumbuh kembangnya kemampuan optimal siswa.


Tugas guru tidak hanya mengajar saja akan tetapi tugas guru pada
dasarnya adalah membantu tumbuh kembang siswa secara optimal baik aspek
intelektual, aspek moral, aspek sosial, maupun aspek fisik. Secara tidak langsung
guru telah membantu tumbuh kembang siswa-siswanya. Seperti dari segi aspek
moral, aspek emosional, aspek sosial dilakukan melalui teladan, cara pola asuh
guru terhadap siswa, tutur bicara siswa atau guru yaitu penggunaan bahasa yang
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dari segi aspek fisik misal guru
mengadakan senam satu minggu sekali, guru mengadakan ekstrakulikuler olah
raga. Dan siswa bisa mengikuti ekstrakulikuler tersebut sesuai bakat ataupun
minat.

5) Pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok dan


perseorangan.
Bagi calon guru sebaiknya dimulai dengan pengajaran perseorangan
kemudian secara bertahap kepada pengajaran kelompok kecil. Sedangkan bagi
guru yang sudah terbiasa menggunakan pengajaran klasikal sebaiknya mulai
secara pengajaran kelompok kemudian kepada perseorangan. Karena tidak semua
topik pembahasan bisa di selesaikan dengan cara kelompok kecil maupun
perseorangan. Misalnya, jika siswa diminta memahami teori, konsep maupun
prinsip Sumber Daya Alam (SDA) maka akan efektif jika pembelajaran dilakukan
dengan cara klasikal sedangkan jika siswa diminta untuk membuktikan sifat-sifat
konduktor, konduksi, dan radiasi melalui eksperimen sebaiknya dilakukan secara
kelompok kecil atau perorangan.
6) Langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan.
Dalam kelompok kecil langkah-langkahnya adalah mengorganisasi siswa,
sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan. Dalam pengajaran
perorangan guru terlebih dahulu harus mengenal pribadi siswanya. Misalnya,
siswa yang memiliki kesulitan soal matematika penjumlahan guru perlu
memberikan bimbingan perseorangan.

7) Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya.


Ada tiga variasi pengorganisasian yaitu variasi pengelompokan, variasi
penataan ruang, dan variasi sumber belajar. Di dalam pembelajaran pasti akan ada
kebosanan dikarenakan guru tidak akan mungkin bisa mengontrol secara terus
menerus terhadap semua kelompok belajar. Untuk menghindari kebosanan ini
haruslah ada variasi dalam pembelajaran. Misalnya, siswa diminta memilih
sendiri kelompok belajarnya, bisa juga siswa ditawarkan untuk memilih sumber
belajar yang diinginkan saat kegiatan pembelajaran.

I. Kelebihan dan Kelemahan dalam Mengajar Kelompok Kecil dan


Perorangan
Kelebihan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan diantaranya
sebagai berikut.

 Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap


siswa dapat lebih maksimal.
 Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing
siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi
guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
Kelemahan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan diantaranya
sebagai berikut.

 Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa.


 Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa
terbatas.
 Kurangnya jiwa sosial pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Afid. 2017. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan


Perorangan.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/15/ketrampilan-mengajar-
kelompok-kecil-dan-perorangan .

Cahyono, Didik. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.


https://anekrut.wordpress.com/2013/01/01/1018

Chaerany, Isna. 2015. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan.


https://isnachaerany.blogspot.com/2015/06/ketrampilan-mengajar-
kelompok-kecil.html

Anda mungkin juga menyukai