Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NORIN HARIONO

NIM : 2020010105034

PRODY : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SOAL

1. JELASKAN KETERAMPILAN APA SAJA YANG DIPERHATIKAN OLEH


SEORANG GURU YANG PROFESIONAL DALAM MENGAJAR.
2. JELASKAN KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG
GURU DAN BERIKAN CONTOH MASING-MASING.
3. JELASKAN MENGAPA GURU GAGAL/TIDAK BERHASIL
MEMBELAJARKAN ANAK ATAU MURID KETIKA MENYAMPAIKAN
MATERI PEMEBELAJARAN.
4. JELASKAN STRATEGI, MEDIA DAN MATERI YANG BAIK BAGI
SEORANG GURU DALAM MENYAMPAIKAN PEMBELAJARAN PADA
ANAK YANG INKLUSIF (BERAGAM KARAKTERI/SIKAP DALAM
KELAS).
5. BUAT SATU DESAIN PEMBELAJARAN DALAM SATU KALI
PERTEMUAN, DILENGKAPI DENGAN MEDIA, STRATEGI, MATERI.
MEDIANYA DILAMPIRKAN DENGAN STRATEGINYA.

JABAWABAN

1. Keterampilan dasar mengajara (teaching skills) merupakan keterampilan khusus


(most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As.
Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar
yang harus dikuasi seorang guru. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar itu
adalah sebagai berikut.

1) Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui
sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena
pertanyaan guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir.
Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada
pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking
Skills) Siswa pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong
siswa menemukan alasan dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan
alternatif lewat imajinasi siswa.

Guru perlu menghindari kebiasaan seperti: menajawab pertanyaan


sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan yang sama,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa
yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan
ganda. Guru perlu memahami tujuan pertanyaan, seperti: menimbukan
rasa ingin tahu, menstimulan fungsi berpikir, mengembangkan
keterampilan berpikir, memfokuskan perhatian siswa, mendiagnosis
kesulitan belajar siswa dan mengkomunikasikan harapan yang diinginkan
oleh guru dari siswa.

2) Keterampilan Memberikan Penguatan

Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan


sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respons, baik bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan
untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa atas
perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan terbagi atas
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan
untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa sedangkan
penguatan negatif penguatan untuk menghentikan atau menurunkan
perilaku siswa yang tidak menyenangkan. Penguatan yang diberikan
secara konsisten dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar.
3) Keterampilan Membuat Variasi Stimulus

Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru


yang disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat
perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat
mengurangi kebosanan siswa dan kembali menarik perhatiannya pada
pembelajaran. Bentuk variasi stimulus dalam pembelajaran seperti:
Variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing),
kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak
(eyes contact and movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru,
perpindahan posisi guru dalam kelas dan juga variasi penggunaan media
dan alat pengajaran.

4) Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan


informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang
berarti sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah. Guru
perlu memahami prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harus
sesuai dengan karakteristik peserta didik; b) penjelasan harus diselingi
dengan tanya jawab dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran;
dan c) penjelasan harus disertai dengan contoh yang konkrit,
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan bermakna.

5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan


menutup kelas merupakan hal yang penting untuk audience karena ini
menentukan keberhasilan seorang pembicara/guru/pemakalah. Membuka
kelas ibarat pesawat yang akan lepas landas sedangkan menutup kelas
ibarat pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu
mempersiapkan bagian membukan dan menutup kelas dengan sangat
baik. Peranan guru dalam pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh
pada ingatan materi siswa.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Komponen
membukan kelas meliputi: menarik perhatian, membangkitkan motivasi,
dan apersepsi. Sebagai contoh guru membuka kelas dengan membawa
box tertutup yang isinya dirahasiakan, dengan menggerakkan dan sambil
bertaya “Siapa yang tahu isi box ini?”. Kondisi ini akan sangat menarik
perhatian peserta didik sehingga guru dapat dengan mudah melanjutkan
pada bagian inti pembelajaran.

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk


mengakhiri proes KBM. Ibarat mendaratkan pesawat, bagian penutup
juga perlu dipersiapkan dengan baik, tidak tergesa-gesa atau mendadak
ditutup. Komponen-komponen dalam menutup kelas seperti: merangkum
kelas, menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, berikan
pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu untuk mempelajari
materi berikutnya, dan diakhri dengan doa. Guru harus menutup
pembelajaran dengan semangat dan dapat memberikan pematik sebagai
sesuatu yang dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari.

6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran


yang dapat digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik
dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep
atau memecahkan masalah melalui proses yang memberi kesempatan
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif pada
perbedaan pendapat dan membangun kerja sama kelompok.

7) Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas menjadi hal yang penting dimiliki guru


agar suasana belajar mengajar dapat menunjang efektifitas pencapaian
tujuan pembelajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola
kelas, guru perlu memperhatikan komponen keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang
bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru
dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.

8) Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan

Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering


kali dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar.
Hal ini biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena
kesulitan dalam pelajaran. Kelompok kecil biasanya berkisar 3 sampai 8
orang dan 1 orang untk perorangan. Hal yang penting dalam
pembelajaran kelompok kecil ini, guru harus meningkatkan kompetensi
sosial dan kompentensi kepribadian. Karena dalam situasi pembelajaran
kelompok ini dibutuhkan komunikasi dan hubugan yang akrab sehingga
siswa nyaman belajar.

2. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8,


kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika
mengikuti pendidikan profesi.

1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan
kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil,
berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan
peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi
potensi yang mereka miliki.

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial
yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik,
dan masyarakat di sekitar sekolah.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi
profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih
luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata
pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan
menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
3. Berikut ini adalah beberapa kesalahan guru ketika mengajar yang
mengakibatkan kegagalan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya:
1.Tidak Ada Persiapan Ketika Mengajar
Seorang guru dalam merancang pembelajaran juga harus semakin terampil
dalam mengelola kelas sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk
mencapai akhir dari tujuan materi yang diajarkan. Ingatlah bahwa dalam
proses pembelajaran, tidak ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan
yang benar.
2.Mamaksa Peserta Didik Harus Bisa Memahami Materi yang Kita Ajarkan
Ingatlah bahwa setiap peserta didik memiliki keahlian yang berbeda-beda
dalam menguasai pelajaran. Untuk itu, teman-teman pendidik sangat perlu
memberikan motivasi dan inspirasi kepada para peserta didik untuk
memperdalam pelajaran yang dikuasai dan disukai. Jika kita memaksa,
kemungkinan besar kemampuan peserta didik hanya berada di tengah-tengah
tanpa keahlian pasti. Amanah kita sebagai pendidik adalah mendidik mereka
untuk menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa dan negara.
3. Merasa Diri Paling Pandai Saat di Kelas

Terutama peserta didik di kota-kota besar, tentu mereka dengan sangat mudah
menikmati internet dan berlangganan koran atau majalah. Tak dapat
dipungkiri media pembelajaran saat ini sangatlah luas dan up to date. Jika
teman-teman pendidik tidak meng-upgrade diri terus menerus, bukan tidak
mungkin jika peserta didik kita lebih pandai daripada gurunya. Dan bahkan
kita bisa belajar dari peserta didik sekalipun, atau saling membelajarkan. Nah,
untuk mengatasi hal ini, teman-teman pendidik harus menjadi pembelajar
yang terus menyesuaikan ilmu pengetahuan dimiliki dengan perkembangan
yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, bahwa guru harus menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Tipsnya adalah kita bisa menyusun jadwal rutin
berapa buku yang harus dibaca dalam satu hari atau satu minggu untuk
menambah wawasan kita. Selain itu, kita juga harus sering melakukan
penelitian atau menulis sebuah artikel agar kita bisa lebih banyak mengamati
dan menganalisa kejadian-kejadian di sekitar, serta rajin mencari solusi dari
setiap permasalahan yang ada.

4. Tidak Peka dengan Perilaku Peserta Didik yang Membanggakan Ketika Sedang Belajar

Dalam pembelajaran di kelas, teman-teman pendidik berhadapan dengan


sejumlah peserta didik yang semuanya ingin diperhatikan. Mereka senang jika
mendapat pujian dari guru dan merasa kecewa jika kurang diperhatikan. Betul?
Namun, sayangnya kebanyakan diantara kita sering mengabaikan perkembangan
kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang
berbuat baik dan tidak membuat masalah ketika sedang belajar di kelas.

Biasanya guru lebih sering memberikan perhatian kepada peserta didik ketika
ribut, tidur di kelas, ataupun tidak memperhatikan pelajaran. Kondisi tersebut
sering kali mendapatkan tanggapan yang salah dari peserta didik. Mereka
beranggapan bahwa untuk mendapatkan perhatian dari guru, maka peserta didik
harus berbuat salah, burbuat gaduh, menganggu atau melakukan tindakan tidak
disiplin lainnya.
5. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik

Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan,
kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga,
latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda
dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya. Dalam hal ini, teman-
teman pendidik juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus
dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.

Dalam proses pembelajaran, mungkin teman-teman pendidik pernah


mengabaikan perbedaan peserta didiknya di kelas. Hal ini dapat diterlihat dari
penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Anak didik yang kita
hadapi, masing-masing memiliki tingkat kemampuan dan kompetensi yang
berbeda dalam menyerap pelajaran. Oleh sebab itu, penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi sangatlah dianjurkan.

4. Kreativitas guru dalam mengajar bisa dilihat dari bagaimana kemampuan


berkomunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif. Sementara itu, menurut
Woods (1995) kreativitas guru bisa dilihat dari Bagaimana guru membantu
siswa sesuai teori pedagogik tertentu serta pembelajaran yang meliputi seluruh
aktivitas/kegiatan yang berhubungan pada teori-teori pembelajaran, konsep
pembelajaran dan teknik pembelajaran.

a) Metode Mengajar Bervariasi


Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa kreativitas guru berhubungan
dengan metode pengajaran yang digunakannya. Dalam hal ini, Anda harus
bisa mengajar dengan metode pembelajaran yang bervariasi, dan bukan
sebatas metode ceramah atau menjelaskan panjang lebar kepada siswa saja.
b) Pendekatan Inquiry
Guru juga bisa melakukan pendekatan inkuiri atau pencaritahuan, di mana
pendekatan ini memungkinkan guru dalam menggunakan proses mental serta
menemukan konsep atau prinsip ilmiah.

c) Menggunakan Teknik Brainstorming


Saat mengajar, Anda juga bisa menggunakan teknik-teknik sumbang saran
atau brainstorming terhadap suatu masalah, di mana dalam hal ini guru dan
siswa harus bisa mengemukakan gagasannya sendiri.

d) Apresiasi Siswa
Langkah selanjutnya, guru juga bisa memberikan penghargaan atau apresiasi
bagi siswa yang sudah berani aktif dalam kegiatan belajar dan berprestasi.
Hal ini untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa serta
meningkatkan kepercayaan diri mereka. Secara general, hal ini mampu
menumbuhkan kompetensi siswa di kelas untuk berlomba-lomba melakukan
hal yang terbaik dalam kegiatan belajar. Meski begitu, Anda juga perlu
memberikan motivasi untuk seluruh siswa.

e) Memberikan Perhatian Pada Siswa


Guru sudah sepatutnya Anda mendidik dan membimbing siswa serta
memberikan perhatian kepada mereka. Bukan hanya pada hal-hal yang
berkaitan dengan materi pembelajaran saja, tetapi bisa sebagai pendekatan
dengan mereka seperti bertanya mengenai kesehatan mereka, kesulitan apa
yang sedang mereka hadapi dan lainnya yang bisa membangun hubungan
lebih baik.
5. Strategi pembelajaran daring.
Adapun strategi model pembelajaran daring sebegai berikut :
a) Pembelajaran Daring Model 1

Admin
kelas

Pengampu

Sistem Guru
pembelajar

Peserta

Pembelajaran daring model 1 melibatkan pengampu dan peserta secara penuh. Peserta
melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari seluruh bahan ajar,
mengerjakan lembar kerja, dan berdiskusi dengan guru. Selama proses pembelajaran,
peserta difasilitasi secara daring oleh pengampu.
b) Pembelajaran Daring Model 2

Admin
Kelas
Pengampu

Sistem Guru
Pembelajar

Peserta
Mentor

Berbeda dengan model 1, pembelajaran daring Model 2 melibatkan peserta, mentor, dan
pengampu.
Model ini dilakukan secara daring penuh dengan menggabungkan interaksi antra
peserta, mentor, dan pengampu dengan model pembimbing sebagi berikut :
a. Interaksi pengampu dan mentor : Pengampu mendampingi mentor dan
berinteraksi dengan mentor secara daring
b. Interaksi mentor dengan peserta : Mentor mendampingi, berdiskusi, dan
berkoordinasi, dengan pesrta sevara daring.
c. Intraksi Pengampu dan Peserta : Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi
dengan peserta secara daring.

Anda mungkin juga menyukai