NIM : 2020010105034
SOAL
JABAWABAN
1) Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui
sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena
pertanyaan guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir.
Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada
pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking
Skills) Siswa pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong
siswa menemukan alasan dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan
alternatif lewat imajinasi siswa.
4) Keterampilan Menjelaskan
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan
kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil,
berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan
peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi
potensi yang mereka miliki.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial
yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik,
dan masyarakat di sekitar sekolah.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi
profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih
luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata
pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan
menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
3. Berikut ini adalah beberapa kesalahan guru ketika mengajar yang
mengakibatkan kegagalan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya:
1.Tidak Ada Persiapan Ketika Mengajar
Seorang guru dalam merancang pembelajaran juga harus semakin terampil
dalam mengelola kelas sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk
mencapai akhir dari tujuan materi yang diajarkan. Ingatlah bahwa dalam
proses pembelajaran, tidak ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan
yang benar.
2.Mamaksa Peserta Didik Harus Bisa Memahami Materi yang Kita Ajarkan
Ingatlah bahwa setiap peserta didik memiliki keahlian yang berbeda-beda
dalam menguasai pelajaran. Untuk itu, teman-teman pendidik sangat perlu
memberikan motivasi dan inspirasi kepada para peserta didik untuk
memperdalam pelajaran yang dikuasai dan disukai. Jika kita memaksa,
kemungkinan besar kemampuan peserta didik hanya berada di tengah-tengah
tanpa keahlian pasti. Amanah kita sebagai pendidik adalah mendidik mereka
untuk menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa dan negara.
3. Merasa Diri Paling Pandai Saat di Kelas
Terutama peserta didik di kota-kota besar, tentu mereka dengan sangat mudah
menikmati internet dan berlangganan koran atau majalah. Tak dapat
dipungkiri media pembelajaran saat ini sangatlah luas dan up to date. Jika
teman-teman pendidik tidak meng-upgrade diri terus menerus, bukan tidak
mungkin jika peserta didik kita lebih pandai daripada gurunya. Dan bahkan
kita bisa belajar dari peserta didik sekalipun, atau saling membelajarkan. Nah,
untuk mengatasi hal ini, teman-teman pendidik harus menjadi pembelajar
yang terus menyesuaikan ilmu pengetahuan dimiliki dengan perkembangan
yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, bahwa guru harus menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Tipsnya adalah kita bisa menyusun jadwal rutin
berapa buku yang harus dibaca dalam satu hari atau satu minggu untuk
menambah wawasan kita. Selain itu, kita juga harus sering melakukan
penelitian atau menulis sebuah artikel agar kita bisa lebih banyak mengamati
dan menganalisa kejadian-kejadian di sekitar, serta rajin mencari solusi dari
setiap permasalahan yang ada.
4. Tidak Peka dengan Perilaku Peserta Didik yang Membanggakan Ketika Sedang Belajar
Biasanya guru lebih sering memberikan perhatian kepada peserta didik ketika
ribut, tidur di kelas, ataupun tidak memperhatikan pelajaran. Kondisi tersebut
sering kali mendapatkan tanggapan yang salah dari peserta didik. Mereka
beranggapan bahwa untuk mendapatkan perhatian dari guru, maka peserta didik
harus berbuat salah, burbuat gaduh, menganggu atau melakukan tindakan tidak
disiplin lainnya.
5. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan,
kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga,
latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda
dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya. Dalam hal ini, teman-
teman pendidik juga harus memahami ciri-ciri peserta didik yang harus
dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.
d) Apresiasi Siswa
Langkah selanjutnya, guru juga bisa memberikan penghargaan atau apresiasi
bagi siswa yang sudah berani aktif dalam kegiatan belajar dan berprestasi.
Hal ini untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa serta
meningkatkan kepercayaan diri mereka. Secara general, hal ini mampu
menumbuhkan kompetensi siswa di kelas untuk berlomba-lomba melakukan
hal yang terbaik dalam kegiatan belajar. Meski begitu, Anda juga perlu
memberikan motivasi untuk seluruh siswa.
Admin
kelas
Pengampu
Sistem Guru
pembelajar
Peserta
Pembelajaran daring model 1 melibatkan pengampu dan peserta secara penuh. Peserta
melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari seluruh bahan ajar,
mengerjakan lembar kerja, dan berdiskusi dengan guru. Selama proses pembelajaran,
peserta difasilitasi secara daring oleh pengampu.
b) Pembelajaran Daring Model 2
Admin
Kelas
Pengampu
Sistem Guru
Pembelajar
Peserta
Mentor
Berbeda dengan model 1, pembelajaran daring Model 2 melibatkan peserta, mentor, dan
pengampu.
Model ini dilakukan secara daring penuh dengan menggabungkan interaksi antra
peserta, mentor, dan pengampu dengan model pembimbing sebagi berikut :
a. Interaksi pengampu dan mentor : Pengampu mendampingi mentor dan
berinteraksi dengan mentor secara daring
b. Interaksi mentor dengan peserta : Mentor mendampingi, berdiskusi, dan
berkoordinasi, dengan pesrta sevara daring.
c. Intraksi Pengampu dan Peserta : Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi
dengan peserta secara daring.