Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PEMBELAJARAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH

PENGEMBANGAN RPP BERBASIS


MODEL/TEKNIK PEMBELAJARAN AKTIF
(ACTIVE LEARNING)

OLEH :
RAHMI FADILLA
18201222

DOSEN PEMBIMBING: ALYUHENDRI,M.Pd


PENGERTIAN DARI ACTIVE LEARNING
Dalam pengertiannya yang diambil dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa active berarti gesit,
giat, bersemangat, hidup. Sedangkan learning berarti
pengetahuan, pembelajaran. Jadi active learning adalah
suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek
didiknya terlibat secara intelektual dan emosional,
sehingga ia dapat berperan dan berpartisipasi aktif dalam
melakukan kegiatan belajar serta mampu mengubah
tingkahlakunya secara lebih efektif dan efisien.
PRINSIP-PRINSIP ACTICE LEARNING
Menurut M. Dalyono ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang
timbulnya belajar aktif, yakni:
1. Stimulus belajar
Stimulus belajar merupakan suatu penyampaian informasi. Dengan stimulus
subyek didik diharapkan dapat merespons materi pelajaran dengan baik.
2. Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi niscaya hasil belajar yang
dicapai oleh subyek peserta didik tidak akan optimal. Perhatian dan motivasi
belajar dapat diberikan secara bervariasi seperti adanya pengulangan
informasi, memberikan pertanyaan-pertanyaan, menggunakan alat bantu
belajar dan lain-lain.
3. Respon yang dipelajari
respon yang dapat dipelajari oleh subyek didik harus mampu menunjang tujuan
instruksional sehingga dapat mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik. Respon
ini dapat ditempuh melalui respon fisik (motorik) dan intelektual. Hal ini
dikarenakan karakteristik atau perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan
(hereditas) namun juga dipengaruhi oleh lingkungan.
4. Penguat
Sumber penguat belajar untuk pemenuhan kebutuhan berasal dari luar dan dari dalam
diri subyek didik. Penguat belajar dari luar dapat berupa nilai, pengakuan
prestasi, ganjaran dan sebagainya. Sedangkan penguat dari dalam bisa terjadi
apabila respons yang dilakukan oleh subyek didik dirasa memuaskan dirinya
dan sesuai dengan kebutuhannya.`
5. Asosiasi
Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan
kemampuan subyek didik untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada
situasi lain yang serupa pada masa mendatang. Asosiasi ini dapat dibentuk
melalui pemberian bahan yang bermakna, berorientasi pada pengetahuan yang
dimiliki peserta didik, pemberian latihan yang teratur dan dilakukan dalam situasi
yang menyenangkan.
KERAGAMAN DAN IMPLIKASI ACTIVE LEARNING

1. Ragam Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Dalam hal ini
terdapat sebuah tujuan yang berpengaruh dalam mempelajari hal-hal yang abstrak
diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan
generalisasi.
2. Ragam Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik. Dan
dalam hal inipun terdapat sebuah tujuan yang dalam jenis belajar ini dalam bentuk latihan-
latihan intensif dan teratur amat diperlukan.
3. Ragam Sosial
Belajar social adalah belajar memahami masalah- masalah dan teknik-teknik untuk
memecahkan masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan
masalah- masalah social seperti masalah keluarga, masalah kelompok, persahabatan dan
masalah- masalah lain yang berhubungna dengan kemasyarakatan.
4. Ragam Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara
sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
5. Ragam Kebiasaan
Ragam kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-
kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman
khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan
kebiasaan-kebiasaan perbuatan yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang
dan waktu (kontekstual).
6. Ragam Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan ( judgment) arti penting atau nilai suatu objek.
Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa( affective skills).
Seperti contoh kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi
sastra, apresiasi music, dan sebagainya.
7. Ragam Pengetahuan
Belajar pengetahuan (studi) adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap
objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana
untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen (Reber,
1998). Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan
pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus
dalam mempelajarinya, misalnya dengan mengggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
MANFAAT ACTIVE LEARNING
 Ditinjau dari tujuan hakikat pendidika secara umum, pendidikan itu
upaya untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan dalam artian
perkembangan yang optimal, yakni agar anak didik mampu
mengembangkan pontesi yang ada padanya.
 Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan belajar secara aktif dapat
meningkatkan keterlibatan mental siswa dalam proses belajar mengajar.
 Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk berkomunikasi dua arahn tersebut dapat memberikan peluang bagi
huru untuk menilai keberhasilan pengajaran yang dilaksanakannya.
 Active Learning ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan
siswa dan guru.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ACTIVE LERANING

 Kelebihan
1) Active Learning dapat menumbuhkan suasana kelas ynag
dinamis dan hidup, dimana masing-masing guru dan anak
didik sama-sama aktif.
2) Adanya komunikasi dua arah timbal balik antara guru dan
peserta didik, mendorong suasana yang responsif dan
bergairah dari anak didik.
3) Anak didik merasa terlibat langsung secara intelektual dan
emosional dalam proses pengajaran sehingga memberikan
kemungkinan kemampuan anak didik berkembang secara
optimal.
 Kekurangan
1) Pengajaran dengan Active Learning memerlukan
kesiapan yang matang dari pihak guru berupa rencana
pengajaran yang akan dismapaikan kepada pihak anak
didik. Hal itu tentu menjadi kendala bagi seorang guru
yang memiliki mental pemalas dan disiplin rendah.
Akhirnya pengajaran kehilangan arti dan tujuannya.
2) Dalam memberikan kebebasan dan demokratisasi bagi
anak didik dapat berakibat anarkis yang menjadi
bomerang dalam pembelajaran.
LANGKAH-LANGKAH ACTIVE LEARNING
1. Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing)
Metode ini merupakan aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau
untuk memperoleh hipotesa. Metode ini meminta kepada siswa untuk membandingkan
antara jawaban mereka dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran
dan kemampuan yang mereka miliki.
b. Guru memberi kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan dengan meminta mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok
kecil.
c. Guru meminta siswa menyampaikan hasil jawaban mereka, kemudian guru
mencatat jawaban-jawaban mereka.
d. Guru menyampaikan poin-poin utama dari materi, kemudian meminta siswa untuk
membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah disampaikan.
Setelah itu, guru mencatat poin-poin yang dapat memperluas bahasan materi.
2. The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan)
Metode ini merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk
mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat pentingnya serta manfaat
sinergi. Metode ini meminta kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dari
guru secara individual, kemudian melakukan sharing bersama seorang siswa di
sebelahnya. 
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a. Guru mengajukan satu atau dua pertanyaan kepada siswa yang menuntut
perenungan dan pemikiran.
b. Guru meminta setiap siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
individual.
c. Setelah selesai, guru meminta mereka untuk berpasangan dan saling bertukar
jawaban dan membahasnya.
d. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru atas
pertanyaan dan memperbaiki jawaban indiviual mereka.
e. Kemudian guru membandingkan jawaban-jawaban mereka
3. Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing)
Metode ini merupakan aktifitas untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa atau
untuk memperoleh hipotesa. Metode ini meminta kepada siswa untuk
membandingkan antara jawaban mereka dengan materi yang telah disampaikan oleh
guru.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui
pikiran dan kemampuan yang mereka miliki.
b. Guru memberi kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan dengan meminta mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok
kecil.
c. Guru meminta siswa menyampaikan hasil jawaban mereka, kemudian guru
mencatat jawaban-jawaban mereka.
d. Guru menyampaikan poin-poin utama dari materi, kemudian meminta siswa
untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah
disampaikan. Setelah itu, guru mencatat poin-poin yang dapat memperluas
bahasan materi.
4. The Power of Two (Gabungan Dua Kekuatan)
Metode ini merupakan aktifitas pembelajaran yang digunakan untuk
mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat pentingnya serta manfaat
sinergi. Metode ini meminta kepada siswa untuk menjawab pertanyaan dari
guru secara individual, kemudian melakukan sharing bersama seorang siswa di
sebelahnya. 
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a. Guru mengajukan satu atau dua pertanyaan kepada siswa yang menuntut
perenungan dan pemikiran.
b. Guru meminta setiap siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
individual.
c. Setelah selesai, guru meminta mereka untuk berpasangan dan saling bertukar
jawaban dan membahasnya.
d. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru atas
pertanyaan dan memperbaiki jawaban indiviual mereka.
e. Kemudian guru membandingkan jawaban-jawaban mereka

Anda mungkin juga menyukai