PENDAHULUAN
1.3Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
oleh seseorang, harus diwujudkan dalam bertindak dan bersikap.
Ada kesesuaian antara pengetahuan yang telah dimiliki seseorang
dengan tindakan dan sikapnya dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang dikatakan kompeten di bidang tertentu apabila ia telah
memiliki pengetahuan di bidang itu, kemudian pengetahuan
tersebut diwujudkan dalam bertindak dan bersikap dalam
kehidupan sehari-hari.
3
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebudayaan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia
c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana
pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan
program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
4
laboratorium, perpustakaan, museum, candi, kebun binatang, dan
lain-lain.
d. Alat dan perlatan, yaitu sumber belajar untuk produksi dan atau
memainkan sumber-sumber lain. Contoh: komputer, proyektor,
televisi, dan lain-lain.
e. Aktivitas, yaitu sumber belajar yang merupakan kombinasi antara
suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar.
Contoh: simulasi dan karyawisata.
3. Pengalaman lapangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lebih menekankan
pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara
guru dan peserta didik. Pengalaman lapangan dapat melibatkan
masyarakat dalam pengembangan program, aktivitas dan evaluasi
pembelajaran. Keterlibatan ini penting karena masyrakat adalah
pemakai produk pendidikan sekaligus sebagai penyandang dana
untuk pembangunan dan pengoperasian program.
5
Kemudahan belajar akan didapat jika siswa dan guru mampu menggunakan
berbagai media secara baik dan bijak. Guru harus mampu mengarahkan agar
siswa dapat mencapai kompetensi tertentu dengan kemudahan yang dibantu oleh
berbagai media yang ada. Sasarannya adalah siswa mampu melakukan suatu
keahlian setelah mengikuti suatu pembelajaran.
6. Belajar tuntas
Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat
dilaksankan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi
yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik
dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh
bahan yang dipelajari.
Ada beberapa karakteristik kurikulum berbasis kompetensi
antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai, spesifikasi
indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian
kompetensi, dan pengembangan system pembelajaran.Kurikulum
Berbasis memberikan sebuah tekanan khusus kepada pembentukan
secara langsung dan sistematis, yaitu dengan mengkaji dan menguji
kaitan antara materi pokok, indikator pencapaian hasil belajar,
kompetensi dan pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa.
Dengan kata lain KBK secara langsung ingin meyakinkan bahwa
lulusannya mampu melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan materi
pembelajaran dan bukan sekedar tahu. (Shofiyahlu, 2006: 20)
Hasil belajar yang maksimal dapat diperoleh dengan menerapkan
pembelajaran yang sistematis. Strategi dan tujuan pembelajaran harus terorganisir
dengan baikuntuk memudahkan dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Tujuan
harus terinci secara lengkap agar mudah diterima oleh peserta didik. Dengan
demikian, evaluasi dapat dengan baik melihat pencapaian dan penguasaan peserta
didik pada kompetensi tertentu.
2.2 Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut E. Mulyasa (2005: 95) pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) mencakup:
1. Program tahunan
Program tahunan merupakan program umum setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan. Program ini harus disiapkan sebelum
tahun ajaran baru oleh guru, karena merupakan pedoman dalam
mengembangkankan program-program selanjutnya.
2. Program semester
Program ini berisikan garis-garis besar tentang hal-hal ang
hendak dilaksankan dan dicapai dlam semester tersebut. Program
ini merupakan penjabaran dari program tahunan.
6
3. Program modul (pokok bahasan)
Program ini dikembangkan dari setiap kompetensi dan
pokok bahasan yang akan disampaikan. Program ini merupakan
penjabaran dari program semester.
4. Progran mingguan dan harian
Program ini merupakan penjabaran dari program semester
dan program modul. Dengan program ini, dapat diketahui tujuan
yang telah dicapai dan tujuan yang perlu diulang, bagi setiap peserta
didik.
5. Program pengayaan dan remedial
Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari
program mingguan dan harian. Program ini juga mengidentifikasi
modul yang perlu diulang, peserta didik yamg perlu mengikuti
remedial, dan yang mengikuti program pengayaan.
6. Program bimbingan dan konseling
Sekolah wajib memberikan bimbingan dan konseling
kepada seluruh peserta didik. Selain guru BK, guru mata pelajaran
juga harus memfungsikan diri sebgai guru pembimbing dan
keduanya harus selalu berkoordinasi secara rutin tentang
perkembangan peserta didik.
7
pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan
diri, dan berhasil di masa datang.
8
b. Perluasan kesempatan berimprovisasi dan berkreasi dalam
meningkatkan mutu pendidikan;
c. Penegasan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah,
masyarakat, pemerintahan daerah, dan pemerintahan pusat dalam
meningkatkan mutu pendidikan;
d. Peningkatan pertanggung jawaban kinerja penyelenggaraan
pendidikan;
e. Perwujudan keterbukaan dan kepercayaan dalam pengelolaan
pendidikan sesuai dengan otoritas masing-masing yang dapat
membangun kesatuan dan persatuan bangsa; dan
f. Penyelesaian masalah pendidikan sesuai dengan karakteristik
wilayah yang bersangkutan.
b. Era Globalisasi
Globalisasi membawa dampak terhadap dunia pendidikan,
terutama sebagai suatu wahana untuk mempersiapkan sumber daya
manusia yang mampu mengendalikan dan memanfaatkan
perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh proses globalisasi itu.
Pendidikan menyiapkan peserta didik dengan kompetensi-
kompentensi yang diperlukan bagi kehidupan, seperti kompetensi
keagamaan, akademik, ekonomi, dan sosial pribadi.
9
sejumlah kendala, diantaranya (1) masih rendahnya kesadaran
sehingga anggota masyarakat terhadap pentingnya pendidikan; (2)
tingginya angka putis sekolah pada tingkat SD dan SLTP, serta
masih rendahnya angka melanjutkan ke SLTA; dan (3) masih
rendahnya angka partisipasi baik kasar maupun murni.
10
Dalam kurikulum berbasis kompetensi yang dipersiapkan
oleh Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, salah satu prinsip yang
dikembangkan adalah pengembangan ketrampilan hidup. Beberapa
ketrampilan hidup yang harus dikuasai oleh peserta didik mencakup
(versi Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003) :
1. Keterampilan Kerumahtanggaan
Keterampilan kerumahtanggaan anak TK sangat berbeda dengan
anak SD, SMP, SMA. Anak TK masih harus dilatih cara memasang
sepatu, memakai baju. Tetapi bagi anak Sd , keterampilan
kerumahtanggaan merupakan kelanjutan keterampilan anak TK,
misal anak Sd sudah mampu menyapu lantai, mencuci piring.
Keterampilan anak SMP misalnya mampu mengatur kamar mandi
dan tempat belajar, membantu orang tua mengerjakan pekerjaan
rumah tangga sederhana. Bagi anak SMA, keterampilan
kerumahtanggaan mulai mengarah ke tanggungjawab pribadi dalam
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, misalnya keterampilan
memasak.
2. Keterampilan Pemecahan Masalah
Keterampilan ini akan melatih siswa untuk bersifat tegar, tangguh,
tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap masalah
kehidupan. Kebiasaan ini akan melatih siswa untuk berfikir secara
sistematis dalam menghadapi masalah.
3. Keterampilan Berpikir Kritis
Untuk membangun keterampilan ini, siswa perlu adanya dorongan
rasa keingin-tahuan, tidak percaya terhadap pengetahuan yang
diperoleh, memberi tanggapan terhadap materi pembelajaran. Untuk
meningkatkan keterampilan anak berfikir kritis anak dilatih untuk
mengkritik setiap materi yang dipelajari kemudian menemukan
solusi yang seharusnya di lakukan menurut pandangan kritis
mereka.
4. Keterampilan Berkomunikasi
Siswa harus dilatih dalam hal berkomunikasi dalam pembelajaran
sehari-hari. Siswa harus dilatih menghargai orang lain,
menghormati pendapat orang lain, menjunjung tinggi nilai kejujuran
dalam mengemukakan pendapat.
5. Keterampilan Kesadaran Diri
Sejak dini siswa harus dilatih untuk memahami kemampuan yang
ada pada dirinya. Penyadaran diri sendiri menjadi dasar bagi siswa
untuk memilih kegiatan yang sesuai bakat, minat dan
kemampuannya di sekolah dengan cara sekolah menyediakan
aktivitas yang bervariasi melalui kegiatan ekstrakulikuler.
6. Keterampilan Menghindari Stres
Anak didik seharusnya diberikan lingkungan dan situasi belajar
yang menyenangkan, tidak merasa ditekan. Memberikan kesadaran
kepada anak bahwa masalah hidup itu sesuatu yang wajar, sehingga
muncul keyakinan diri untuk mengatasi masalah dengan penuh suka
cita.
7. Keterampilan Membuat Keputusan
11
Siswa dilatih untuk membuat keputusan baik secara individu
maupun kelompok dengan cara memberikan tugas-tugas sederhana
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
8. Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa harus dilatih untuk berfikir kreatif dengan menyajikan materi
yang menantang anak untuk menciptakan hal-hal yang baru.
Dengan begitu anak akan memunculkan hal-hal baru untuk
memecahkan materi pelajaran dengan situasi hidup mereka sehari-
hari.
9. Keterampilan Hubungan Interpersonal
Melakukan kerja kelompok akan melatih keterampilan hubungan
interpersonal dan membantu anak dalam mengembangkan
keterampilan hubungan interpersonal.
10. Pemahaman Bentuk Pekerjaan
Mulai melatih anak untuk mengenal jenis-jenis pekerjaan yang ada
di lapangan/masyarakat.
11. Kemampuan Vokasional dan Sikap Positif terhadap Kerja
Setelah mengenal jenis pekerjaan, anak dilatih secara
sederhanamempraktekkannya di sekolah. Siswa juga harus mulai
diberi kesadaran untuk menghargai setiap jenis pekerjaan apapun
yang ada di masyarakat. (Hendyat Soetopo, 2009:98-99).
12
kehutanan, home-ecomonic, cegah konsumerisme, cegah HIV/AIDS,
perdamaian, demokrasi, nilai-nilai universal.
9. Kurikulum mewadahi alternatif adanya pendidikan non-formal, BJJ, dan
bersifat lentur.
10. Kurikulum berpusat pada anak sebagai pembangunan pengetahuan.
11. Kurikulum mewadahi aspek multikultural dan multibahasa.
12. Kurikulum dilaksanakan dengan penyelenggaraan evaluasi yang kontinyu
dan komprehensif.
13. Kurikulum dilandasi oleh pendidikan sepanjang hayat (Hendyat Soetopo,
2009:102-103).
Sedangkan menurut Widyastono (2013:45) prinsip pengembangan KBK
antara lain:
a. Keimanan, budi pekerti, dan nilai-nilai budaya
b. Penguatan integritas nasioanal
c. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
d. Kesamaan memperoleh kesempatan
e. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
f. Pengembangan kecakapan hidup
g. Belajar sepanjang hayat
h. Berpusat pada anak
i. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
Pengertian
13
Menurut E. Mulyasa (2005: 93) implementasi kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) merupakan suatu proses penerapan ide,
konsep dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat
kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
14
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa
kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk memperbaikan
proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.
2. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan
dalam rangka memperbaiki program pembelajaran.
3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester diselenggarakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh
mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalalm satuan waktu
tertentu.
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur
kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai
suatu keunggulan yang memuaskan. Untuk dapat memperoleh
infomasi tentang pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan
penilaian secara nasional yangdilaksanakan pada akhir satuan
pendidikan.
5. Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan
berkesinambungan. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan tuntutan perkembangan
masyarakat dan kemajuan jaman.
15
b. Memberi kesempatan pada seluruh peserta didik untuk
berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah
c. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar
dan evaluasinya
d. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan
otoriter
e. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan
1. Piloting
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan penyempurnaan terhadap
kurikulum yang ada dengan mengkomodasikan dinamika masyarakat
terhadap kurikulum khususnya dan pendidikan pada umumnya serta
didasarkan pada kebijakan peningkatan mutu pendidikan. Tujuan dari
mini piloting ini untuk menguji-empiriskan kebenaran dan kelemahan
Kurikulum Berbasis Kompetensi secara langsung baik dalam
penyusunan silabus maupun dalam pembelajarannya. Sedangkan
dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi menggunakan
dua pendekatan yaitu: Pendekatan definitive dimana sejumlah sekolah
tertentu ditetapkan untuk melaksanakan kurikulum atas kesepakatan
antara pusat dan daerah. Kedua pendekatan partisipatif dimana daerah
16
di luar mini piloting dapat mengambil inisiatif untuk berpartisipasi
dalam mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di daerah mini piloting
dimulai kelas I dan IV di Sekolah Dasae (SD), kelas I di Sekolah
Menengah Pertama (SMP), serta pada tahun pe;ajaran 2002/2003 kelas
I di Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Sosialisasi dan Diseminasi Nasional
Kegiatan sosialisai ini dilakukan untuk menjelaskan perangkat
dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi ke daerah/sekolah di
provinsi. Kabupaten, kota dan kecamatan. Kegiatan sosialisasi ini
untuk menjelaskan mengenai perangkat dokumen Kurikulum Berbasis
Kompetensi antara lain:
a. Mengapa dilakukan penyempurnaan kurikulum ?
b. Mengapa Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
c. Apakah Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
d. Bagaimana komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
17
Kompetensi rumpun pelajaran adalah kinerja yang harus dicapai
ketika siswa menyelesaikan suatu rumpun pelajaran yang terdiri
dari suatu mata pelajaran atau lebih. Rumpun pelajaran merupakan
kumpulan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik.
d. Kompetensi dasar mata pelajaran
Kompetensi dasar merupakan pernyataan apa yang diharapkan
dapat diketahui, disikapi atau dilaksanakan. Di samping itu,
kompetensi dasar merupakan pernyataan ukuran minimal memadahi
yang ditetapkan tentang pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai
yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
(Shofiyahlu, 2006: 17)
Dalam penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli yang
relevan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, komite
sekolah, dewan pendidikan, instansi swasta, perusahaan, perindustrian dan
sebagainya.
18
c. Memfasilitasi kebutuhan guru-guru dalam menyusun silabus
(Depdiknas, 2003: 14-15)
19
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada para
pembaca setelah membaca, mempelajari serta memahami seluruh isi
makalah ini dapat menerapkan dalam lingkungan masyarakat.
Seorang pemula dalam menulis mengalami berbagai kesulitan
dalam menuangkan fikirannya dalam bentuk coretan, dengan membaca
makalah ini penulis mengharapkan pembaca mudah dalam menuangkan
fikirannya dalam bentuk tulisan.
20
DAFTAR RUJUKAN
21