Anda di halaman 1dari 16

Resume 3

Pembelajaran Tematik Terpadu


Tentang :
Model-Model PT Model PT yang dikembangkan di SD, Connected, Webbing, Integrated
Kriteria Dan Prosedur Pemilihan Tema Jaringan Tema/Topik dalam mata pelajaran
di SD kelas rendah dan kelas tinggi

Disusun Oleh :
Indah Fajri Hilmi

NIM:
18129061

Seksi :
18 BB 05

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Yarisda Ningsih, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Pengertian Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan


digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Berikut beberapa pengertian pembelajaran tematik terpadu menurut para ahli
yaitu :
1. Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehinggga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. (Depdiknas, 2006: 5).
2. Menurut Trianto (2009: 79) Istilah model pembelajaran terpadu sebagai konsep
sering dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated
curriculum approach, a coherent curriculum approach. Jadi berdasarkan istilah
tersebut, maka pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir dari pola pendekatan
kurikulum yang terpadu (integrated curriculum approach).
3. Menurut Joni, T. R (dalam Trianto (2010:56)) Pembelajaran terpadu merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran terpadu adalah suatu model pembelajaran yang dalam kegiatan
pembelajarannya menggabungkan berbagai materi pelajaran dalam suatu topik
tertentu, baik intra studi ataupun antar bidang studi.

B. Model-Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Nama Model Deskripsi Kelebihan Kelemahan


Terpisah Berbagai disiplin ilmu Adanya kejelasan dan Keterhubungan menjadi
(Fragmented ) yang berbeda dan pandangan yang tidak jelas; lebih sedikit
saling terpisah terpisah dalam suatu transfer pembelajaran
mata pelajaran

Keterkaitan / Topik-topik dalam Konsep–konsep Disiplin-disiplin ilmu


Keterhubungan satu disiplin ilmu utama saling tidak berkaitan; kontent
( Connected ) berhubungan satu terhubung, mengarah tetap terfokus pada satu
sama lain. pada pengulangan disiplin ilmu
(review),
rekonseptualisasi, dan
asimilasi gagasan-
gagasan dalam suatu
disiplin
Berbentuk Sarang/ Keterampilan- Memberi perhatian Pelajar dapat menjadi
kumpulan ( Nested ) keterampilan sosial, pada berbagai mata bingung dan kehilangan
berpikir, dan kontent pelajaran yang arah mengenai konsep-
(c ontents skill ) berbeda dalam waktu konsep utama dari suatu
dicapai di dalam satu yang bersamaan, kegiatan atau pelajaran
mata pelajaran memperkaya dan
( subject area ) memperluas
pembelajaran
Dalam satu rangkaian Persamaan-persamaan Memfasilitasi transfer Membutuhkan kolaborasi
( Sequence ) yang ada diajarkan pembelajaran yang terus menerus dan
secara bersamaan, melintasi beberapa kelenturan (fleksibilitas)
meskipun termasuk ke mata pelajaran yang tinggi karena guru-
dalam mata pelajaran guru memilki lebih sedikit
yang berbeda otonomi untuk
mengurutkan (merancang)
kurikula
Terbagi ( Shared ) Perencanaan tim dan Terdapat pengalaman- Membutuhkan waktu,
atau pengajaran yang pengalaman kelenturan, komitmen, dan
melibatkan dua instruksional kompromi
disiplin difokuskan bersama; dengan dua
pada konsep, orang guru di dalam
keterampilan, dan satu tim, akan lebih
sikap-sikap mudah untuk
( attitudes ) yang sama berkolaborasi
Bentuk jaring laba- Pengajaran tematis, Dapat memotivasi Tema yang digunakan
laba menggunakan suatu murid-murid: harus dipilih baik-baik
( Webbed ) tema sebagai dasar membantu murid- secara selektif agar
pembelajaran dalam murid untuk melihat menjadi berarti, juga
berbagai disiplin mata keterhubungan antar relevan dengan kontent
pelajaran gagasan
Dalam satu alur Keterampilan- Murid-murid Disiplin-disiplin ilmu
( Threaded ) keterampilan sosial, mempelajari cara yang bersangkutan tetap
berpikir, berbagai jenis mereka belajar; terpisah satu sama lain
kecerdasan, dan memfasilitas transfer
keterampilan belajar pembelajaran
‘direntangkan’ melalui selanjutnya
berbagai disiplin
Terpadu ( Integrated )Dalam berbagai Mendorong murid- Membutuhkan tim antar
prioritas yang saling murid untuk melihat departemen yang memiliki
tumpang tindih dalam keterkaitan dan perencanaan dan waktu
berbagai disiplin ilmu, kesalingterhubungan pengajaran yang sama
dicari keterampilan, di antara disiplin-
konsep, dan sikap- disiplin ilmu; murid-
sikap yang sama murid termotivasi
dengan melihat
berbagai keterkaitan
tersebut
Immersed Pelajar memadukan Keterpaduan Dapat mempersempit
apa yang dipelajari berlangsung di dalam fokus pelajar tersebut
dengan cara pelajar itu sendiri
memandang seluruh
pengajaran melalui
perspektif bidang yang
disukai ( area of
interest )
Membentuk jejaring Pelajar melakukan Bersifat proaktif; Dapat memecah perhatian
( Networked ) proses pemaduan topik pelajar terstimulasi pelajar; upaya-upaya
yang dipelajari melalui oleh informasi, menjadi tidak efektif
pemilihan jejaring keterampilan, atau
pakar dan sumber daya konsep-konsep baru

Tabel ragam model pembelajaran terpadu menurut Trianto (2010:42-45)


C. Model Pembelajaran Tematik Terpadu yang dikembangkan di SD

ada beberapa model pembelajaran terpadu antara lain the fragmented model,


the connected model, the nested model, the webbed model. Sedangkan Fogarty
(2009:10), ada 10 model pembelajaran terpadu antara lain cellular, connected, nested,
sequence, shared, webbed, threated, integrated, immersed, networked. (Trianto, 2011)

1. Pembelajaran Terpadu Tipe Connected

Fogarty (dalam Trianto, 2010:39-40), mengemukakan bahwa midel terhubung


(connected) merupakan model integrasi interbidang studi. Model ini secara nyata
mengorganisaasikan atau mengintegrasikan satu konsep, keterampilan, atau
kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang terkait dengan konsep, ketrampilan atau kemampuan pada pokok
bahasan atau sub pokok bahasan lain, dalam satu bidang studi. Dengan kata lain,
bahwa pembelajaran terpadu tipe Connected adalah pembelajaran yang dilakukan
dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya,
mengaitkan satu konsep dengan konsep lain, mengaitkan satu ketrampilan dengan
ketrampilan lain, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain
atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi.
Sedangkan menurut Shobirin (2016:96) pada pembelajaran ini ciri uitamanya
adanya upaya untuk menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu
disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan, materi satu dengan
materi lain. Menghubungankan tugas/keterampilan yang satu dengan
tugas/keterampilan tugas yang lain.  Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
terpaadu model connected adalah pembelajaran yang menghubungkan, materi satu
dengan materi lain dalam suatu bidang studi.

2. Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed

Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran terpadu yang


menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan
menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi antara guru dan
siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesame guru. Setelah tema tersebut
disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus
dilakukan siswa.
Sedangkan menurut Shobirin (2016:97) model pembelajaran ini diawali
dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan, dilanjutkan dengan pemilihan sub-
sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas
belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran
yang  diawali dengan pemilihan tema kemudian, dilanjutkan dengan pemilihan sub-
sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran.

3. Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated

Menurut Trianto (2010:43) model ini merupakan pembelajaran terpadu yang


menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan
menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih merupakan
hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.
Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang diajarkan
dalam satu semester dari beberapa bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih
di antara berbagai bidang studi.
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan antarbidang studi, menggabungkan bidang
studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan,
konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi
(Fogarty(dalam Trianto, 210:43)). Pada tipe ini tema yang berkaitan dan saling
tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam
tahap perencanaan program.
Pada tahap awal guru hendaknya membentuk tim antar bidang studi untuk
menyeleksi konsep-konsep, keterampilan-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang akan
dibelajarkan dalam satu semester tertentu untuk beberapa bidang studi, Langkah
berikutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang mernpunyai
keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa bidang studi. Bidang
studi yang diintegrasikan misal matematika seni dan bahasa, dan pelajaran sosial.
Fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin
dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content). Menurut Fogarty (1991) (dalam, Trianto,
2010:43) keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir
(thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir
(organizing skill). Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Integrated adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi,
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam
beberapa bidang studi.

D. Kriteria dan Prosedur Pemilihan Tema

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang


pengembangannya dimulai dengan menentukan topic tertentu sebagai tema atau topic
sentral. Setelah tema ditetapkann, selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk
menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait.  “Tema”, sudah
menjadi titik poin dalam pembelajaran tematik, karena tema memiliki fungsi untuk
memadukan beberapa mata pelajaran. Maka dari itu dalam menentukan tema harus
benar-benar dilakukan secara hati-hati agar tema tersebut mampu memadukan
beberapa mata pelajaran maupun kompetensi dasar.
Menurut Kunandar (dalam Abdul Majid (2014:99)) Tema merupakan alat atau
wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak secara utuh. Sedangkan
menurut Depdiknas (2007) tema adalah pokok pikiran atau gaagsan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan.

1. Cara penentuan tema. Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema
konseptual yang cukup umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan
negosiasi antara guru dengan siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa.
Alwasilah (2005) (dalam Abdul MAjid (2014:100)  menyebutkan bahwa tema
dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar lingkungan
siswa, karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan
siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa dan selanjutnya beranjak ke
lingkungan terjauh siswa. Berikut ini ilustrasi yang diberikan dalam penentuan
tema.

2. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub tema dengan


memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Menutur BSNP (2006),
setelah ditemukan tema yang berfungsi sebagai pemersatu atau paying antar
bidang studi yang dipadukan, dilakukan pemetaan dengan membagi habis semua
kompetensi dasar dan indicator berdasarkan hasil analisis terhadap kompetensi
dasar yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian dibuat diagram kaitan
(jaringan) antara tema dengan kompetensi dasar dan indicator dari setiap mata
pelajaran. Jaringan tema ini selanjutnya dijabarkan dalam satuan pembelajaran
yang memuat aktivitas belajar siswa.

Menurut Abdul Majid (2014: 101-103) dalam menentukan tema yang


bermakna, kita harus memperhatikan dan mempertimbangkan pemikiran
konseptual, pengembangan keterampilan dan sikap, sumber belajar, hasil belajar
yang terukur dan terbukti, kesinambungan tema, kebutuhan siswa, keseimbangan
pemilihan tema, serta aksi nyata, antara lain :

a. Pemikiran konseptual, tema yang baik tidak hanya memberikan fakta-fakta


kepada siswa.  Tema yang baik bisa mengajak siswa untuk menggunakan
keterampilan berpikir yang lebih tinggi.
b. Pengembangan keterampilan dan sikap, apakah tema yang sudah disepakati
bisa mengembangkan keterampilan siswa. Misalnya, keterampilan berfikir,
berkomunikasi, sosial, eksplorasi, mengorganisasi, dan pengembangan diri.
Pembentukan sikap juga harus bisa di akomodasi dalam pilihan tema, seperti
sikap menghargai, percaya diri, kerja sama, komitmen, kreativitas, rasa ingin
tahu, berempati, antusias, mandiri, jujur, menghormati dan toleransi.
c. Kesinambungan Tema, Kath Murdock (1998) dalam bukunya Clasroom
Connection-Strategies for Integrated Learning menjelaskan bahwa tema yang
baik bisa mengakomodasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum
belajar tentang sesuatu yang baru. Pengetahuan awal itu tentu sudah dipelajari
siswa sebelumnya.
d. Materi Belajar Utama dan Tambahan, Materi dan sumber pembelajaran
tematik biasa kita bagi menjadi dua sumber dan materi, yaitu utama dan
tambahan. Contoh sumber atau materi belajar utama adalah para ahli atau
orang-orang yang mempunyai profesi atau kompetensi dasar dalam bidang
terentu, tempat-tempat yang bisa dipelajari, suasana belajar didalam kelas,
lingkungan, komunitas, dan kesenian. Sedangkan musik, materi audio visual,
literature, progam computer, dan internet adalah sumber materi pembelajaran
tambahan bagi siswa. Dengan demikian, pemlihan tema harus juga
memperhatikan kesediaan kedua sumber belajar itu.
e. Terukur dan Terbukti, Guru juga perlu memperhatikan hasil pembelajaran apa
yang akan siswa capai dalam pembelajaran tematik. Apa yang bisa siswa
kerjakan dalam proses pembelajaran tematik. Perlu juga menunujukkan bukti-
bukti itulah yang dinilai guru dan dicatat sebagai bukti bagaimana siswa
menguasai tema yang diajarkan. Yang pada akhirnya akan dijadikan bahan
evaluasi dan laporan kepada orang tua siswa.
f. Kebutuhan Siswa, dalam memilih tema, guru perlu memperhatikan kebutuhan
siswa. Apakah tema yang kita pilih bisa menjawab kebutuhan siswa. secara
kognitif, Gardner (2007 ) dalam bukunya Five Minds For The Future
menyebutkan bahwa manusia pada era informasi ini harus dibekali lima cara
berfikir, yaitu : pikiran yang terlatih, terampil, dan disiplin, pikir mensintesis;
pikiran mencipta; pikiran merespek, dan pikiran etis. Apakah tema yang
dipilih sudah bisa membekali siswa dengan lima cara berfikir untuk masa
depan. Kebutuhan siswa yang lain bisa juga dilihat melalui perkembangan
psikologi (imajinasi), perkembangan motorik, dan perkembangan kebahasaan
siswa.
g. Keseimbangan Pemilihan Tema, seperti telah dijelaskan diatas bahwa
pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran
tematik. Dalam satu tahun pembelajaran biasanya siswa bisa mempelajari 5-6
tema. Para guru hendaknya bisa memilih tema yang bisa mengakomodasi mata
pelajaran bahasa, ilmu sosial, lingkungan, kesehatan, dan sains saja, tetapi
tema-tema lain yang bervariasi.
h. Aksi Nyata, pembelajaran tematik hendaknya tidak hanya mengembangkan
pengetahuhan dan sikap siswa, namun juga bisa membimbing siswa untuk
melakukan aksi yang bermanfaat. Aksi yang dilakukan siswa akan
memperkaya siswa dengan pengetahuan lain serta memberikan dampak bagi
kehidupan orang lain dan lingkungan dimana siswa hidup.

E. Prinsip penentuan tema

Menurut Abdul Majid (2014:103) dalam menetapkan tema perlu


memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
1. memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa
2. dari yang termudah menuju ke yang sulit
3. dari yang sederhana menuju ke yang sulit
a. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak
b. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri
siswa
c. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa,
termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.

Sedangkan menurut Trianto (2011: 154-156) prinsip-prinsip pembelajaran


tematik dapat diklasifikasikan menjadi beberapa prinsip yakni prinsip penggalian
tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi yang
secara rinci akan diuraikan seperti berikut :
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
dan mewadahi sebagian besar minat anak.
3. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik
yang terjadi dalam rentang waktu belajar, ketersediaan sumber belajar dan
kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
4. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan
dalam pembelajaran.
5. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self
evaluation) disamping bentuk evaluasi lainnya.
7. Guru harus mampu bereaksi terhadap aksi siswa dalam setiap peristiwa dan  tidak
mengarahkan aspek yang sempit, tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan
bermakna

F. Jaringan Tema/Topik Dalam Mata Pelajaran Di Sd Kelas Rendah Dan Kelas


Tinggi

Setelah melakukan pemetaan, dapat dibuat jaringan tema, yaitu


menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu, dan mengembangkan
indicator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Dengan jaringan
tema tersebut, akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indicator dari
setiap mata pelajaran. Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar
dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara
tema, kompetensi dasar dan indicator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini
dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

Menurut Abdul Majid (2014:106) secara umum dalam merencanakan


pembelajaran terpadu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya profil
siswa yang akan diharapkan, kebijakan-kebijakan kurikulum, kerangka kerja dan
silabus. Lonning menggungkapkan mengungkapkan bahwa untuk merancang
pembelajaran terpadu model webbed hendaknya memerhatikan langkah-langkah
berikut:
1. Menentukan atau memilih tema sentral.
2. Mengidentifikasi konsep-konsep yang akan dibahas,
3. Memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai,
4. Menyusun jadwal kegiatan secara sistematis.

Menetapkan tema sentral hendaknya berorientasi pada kondisi fisik


lingkungan siswa dan masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya (Kovalik, 1994).
Siswa diharapkan dapat mengenal dan mencintai masyarakatnya sehingga dia tidak
terisolasi dari kehidupan asalnya. Untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran terpadu,
guru merencanakan penjelajahan tema dengan memberi kesempatan kepada siswa
untuk berbicara, bertanya, membaca, dan menulis sehingga mereka dapat
mengembangkan kreativitasnya.
Berikut diberikan contoh langkah-langkah membuat jaringan tema
keterhubungan menurut Rusman (2015: 156-161)
1. Menetapkan Mata Pelajaran yang akan dipadukan.
Tahap ini sebaiknya dilakukan setelah membuat pemetaan kompetensi dasar
secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dengan
maksud supaya terjadi pemerataan keterpaduan. Pada saat menetapkan beberapa mata
pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional
yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi dasar oleh siswa dan kebermaknaan
belajar.
2. Mempelajari kompetensi dasar dan indicator dari muatan mata pelajaran yang akan
dipadukan.
Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas kompetensi dasar pada jenjang dan
kelas yang sama dari beberapa muatan mata pelajaran yang memungkinkan untuk
diajarkan dengan menggunakan paying sebuah tema oemersatu. Sebelumnya perlu
ditetapkan terlebih dahulu aspek-aspek dari setiap muatan mata pelajaran yang dapat
dipadukan.

Perhatikan contoh berikut :


Bahasa Indonesia Matematika IPA Seni Bidaya dan
Prakarya
Mendengarkan Bilangan cacahMakhluk hidup danRupa: Gambar
sampai dengan tigaproses kehidupan ekspresi
angka
Berbicara Pengukuran: Panjang,Benda dan sifatnya Gambar imajinatif
berat
Membaca Energi danObjek imajinatif
perubahannya
Menulis Ritme (warna, garis)

Berdasarkan pemetaan aspek dalam setiap muatan mata pelajaran,


sebagaimana yang tercetak tebal dan dilingkar di atas, maka selanjutnya dapat
ditetapkan kompetensi dasar dan indikator dari setiap muatan mata pelajaran
sebagaimana terlihat dalam contoh berikut:
Bahasa Indonesia Matematika IPA Seni Budaya dan
Prakarya
Mendeskripsikan Memahami konsepMendeskripsikan Menanggapi berbagai
binatang di sekitar urutan bilangan cacah bagian-bagian yangunsur rupa: bintik,
(secara lisan) tampak pada hewangaris, bidang, warna
di sekitar rumah dandan bentuk
sekolah

G.  Memilih dan Menetapkan Tema/Topik Pemersatu

Tahap berikutnya yaitu memilih dan menetapkan tema yang dapat


mempersatukan kompetensi-kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata
pelajaran yang akan dipadukan pada kelas dan semester yang sama. Dalam memilih
dan menetapkan tema terdapat beberapa hal yang perlu pertimbangan, di antaranya: a)
Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
serta terkait dengan cara dan kebiasaan belajarnya, b) Ruang lingkup tema
disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan
kemampuannya, dan c) Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dan
dikenali oleh siswa.
Tema-tema pemersatu yang akan dibahas dalam pembelajaran tematik bisa
ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut. Contoh tema, seperti: ”peristiwa alam”, ”keluarga”,
”kebersihan”, ”kesehatan”, ”rekreasi”, ”alat transportasi”, ”alat komunikasi”,
”pengalaman”, dsb. Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas
atau terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema
atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih kongkret. Anak tema atau subtema
tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pembelajaran.
Bila digambarkan akan tampak seperti di bawah ini.
Sebagai contoh, tema tentang ”PENGALAMAN” dapat dikembangkan
menjadi anak tema: (1) Pengalaman menyenangkan, (2) Pengalaman menyedihkan,
(3) Pengalaman lucu/menggelikan. Tema ”ALAT TRANSPORTASI” dapat
dikembangkan menjadi anak tema seperti contoh berikut: (1) Alat transportasi darat,
(2) Alat transportasi laut, 3) Alat transportasi udara. Tema ”PERISTIWA ALAM”
dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) banjir, (2) gempa bumi, (3) gunung
meletus, (4) tanah longsor, dsb. TEMA Anak Tema 1 Anak Tema 2 Anak Tema 3
Materi 1 Materi 2 Materi 3.

H. Menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu.


Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-
masing matapelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan
tersebut dapat dibuat dalam bentuk bagan dan/atau matriks jaringan tema yang
memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap
mata pelajaran. Tidak hanya itu, dalam pemetaan ini harus tampak juga hubungan
tema pemersatu dengan indikator-indikator pencapaiannya. Contoh pemetaan
keterhubungan kompetensi dasar dengan tema pemersatu ”BINATANG” dalam bagan
dan matriks di bawah ini.

Muatan Mata Pelajaran Kompetensi dasar Indikator


Bahasa Indonesia Menceritakan binatang di·         Menirukan gerak dan
sekitar suara binatang tertentu
·         Menjelaskan ciri-ciri
binatang secara rinci (nama,
ciri khasnya, suaranya, di
mana hidupnya) dengan
pilihan kata dan kalimat yang
runtut
·         Membaca dan
melengkapi teks pendek yang
dilengkapi dengan gambar
IPA Mendeskripsikan bagian-·         Membuat daftar
bagian yang tampak padabagian-bagian utama tubuh
hewan di sekitar rumah danhewan (kucing, burung, ikan)
sekolah dan kegunaannya dari hasil
pengamatan
·         Menirukan berbagai
suara hewan yang ada di
lingkungan sekitar
·         Menggambar
sederhana hewan dan
menamai bagian-bagian
utama tubuh hewan
·         Menceritakan cara
hewan bergerak berdasarkan
pengamatan misalnya:
menggunakan kaki, perut,
sayap dan sirip
Matematika Memahami konsep urutan·         Menyebutkan
bilangan cacah banyaknya benda
·         Membaca dan menulis
lambing bilangan dalam
kata-kata dan angka
·         Menentukan bahwa
kumpulan benda lebih
banyak, lebih sedikit, atau
sama dengan kumpulan lain
Kerajinan Tangan dan Menanggapi berbagai unsur4.      Mengungkapkan
Kesenian rupa: bitnik, garis, bidang,perasaan ketertarikan pada
warna, bentuk objek yang diamati dari
berbagai unsur rupa dan
perpaduannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Shobiri. 2016. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar.  Yogyakarta:Deepublish.

Rusman.2015. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada


Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi
Pustakarya.

Trianto..2010. Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak usia dini TK/RA &
anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta. Kencana.

Anda mungkin juga menyukai