Anda di halaman 1dari 13

RESUME

PEMBELAJARAN SENI TARI


Tentang :
Karakteristik Gerak dan Karakteristik Tari Anak Kelas Rendah dan Kelas Tinggi

Disusun Oleh:
Indah Fajri Hilmi

NIM:
18129061

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dra. Desfiani, M.Hum

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Karakteristik Gerak yang Bisa Dilakukan Anak Kelas Rendah dan Tinggi.

Karakteristik gerak pada anak umumnya mereka dapat melakukan dengan


berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan Apabila seorang guru dapat
menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka
anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya dan
dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Bahwa dalam perkembangan
umumnya anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :

a. Menirukan, seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya dalam upaya


pengembangan kreativitas tari bahwa dalam bermain anak senang menirukan sesuatu
yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-gerakan yang dilihat baik dari televisi
ataupun gerakangerakan yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan
tema maupun gerakangerakan binatang yang diamati.
b. Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan berbagai gerak-
gerak dari obyek yang diamatinya. Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak
akan menampilkan sebuah gerakan yang hanya disukainya.
c. keseksamaan (precision). Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang
telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan
tertentu.
d. artikulasi, yang utama disini anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan
action dengan menetapkan urutan/sikuen tepat diantara pada action yang berbeda-beda.
e. naturalisasi, tingkat terakhir dari kemmapuan psikomotorik adalah apabila anak telah
dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Keterampilan
penampilan ini telah sampai pada kemapuan yang paling tinggi dan action tersebut
ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum

Menurut Kamtini dan Husni Wardhi Tanjung dalam bukunya yang berjudul
Bermain Melalui Gerak dan Lagu di bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
karakteristik gerak fisik anak adalah :

a. Sederhana,
b. Bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,
c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada
di sekitarnya,
d. Anak juga menirukan gerak-gerak binatang.

Sedangkan anak pada kelas tinggi dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak


sebagai berikut

1. Keseksamaan (precision)
Disini anak memiliki kemampuan dalam menampilka suatu kegiatan yang lebih
tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan dari kegiatan yang
dilakukannya.
2. Artikulasi (articulation)
Pada tahap ini anak sudah dapat menyusun atau menata susunan gerak dan objek
yang diminatinya. Paling tidak anak mempunyai keberanian untuk mengkoordinasikan
gerak-gerak yang di buatnya sendiri.
3. Naturalisai
Disini anak mempunyai kemampuan psikologis motorik yang lebih tinggi, dan
dapat melakukan keterampilan gerak secara urut dan tersusun dengan baik.

Menurut Kamtini dan Husni Wardhi Tanjung dalam bukunya yang berjudul
Bermain Melalui Gerak dan Lagu di bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
karakteristik gerak fisik anak adalah :
a) Sederhana,
b) Bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,
c) Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada
di sekitarnya,
d) Anak juga menirukan gerak-gerak binatang.
Seorang guru dalam menata sebuah tari-tarian bagi anak TK harus
memperhatikan dua hal yaitu, harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang dapat
dilatih dari karakteristik atau ciri-ciri gerak anak.

B. Karakteristik Tari Anak Kelas Rendah dan Tinggi


a. Karakteristik siswa Sekolah Dasar kelas rendah sebagai berikut :
1. Waktu reaksinya lambat.
2. Koordinasi otot tidak sempurna.
3. Suka berkelahi.
4. Gemar bergerak, bermain, memanjat.
5. Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur/irama.
Karakteristik kecerdasan antara lain :
1. Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian.
2. Kemauan berpikir sangat terbatas.
3. Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan.
Karakteristik sosial antara lain :
1. Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama.
2. Berkhayal dan suka meniru.
3. Gemar akan keadaan alam.
4. Senang akan cerita-cerita.
5. Sifat pemberani.
6. Senang jika mendapat perhatian/pujian orang lain.

b. Karakteristrik anak SD pada tingkat tinggi.


Karakteristik secara umum :
1. Waktu reaksinya cepat.
2. Koordinasi otot sempurna.
3. Gemar bergerak, bermain, memanjat.
Karakteristik kecerdasan antara lain :
1. Mempunyai kemampuan pemusatan perhatian.
2. Kemampuan berpikir lebih banyak.
3. Senang pada cerita-cerita lingkungan sosial.
4. Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan tari yang
sesuai dengan karakteristik anak yaitu ada beberapa butir yang harus diketahui antara
lain :
a. Tema
Bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat.
Dari apa yang dilihatnya secara tidak disadari atau disadari dengan spontan. Anak akan
menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya. Dari gerak-
gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak maka dapat dijadikan suatu tema.
Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh anak-anak TK diantaranya adalah
tingkah laku binatang seperti : kucing, anjing, burung, kupu-kupu, bebek dan lain-lain.
Anak juga menirukan tingkah laku manusia seperti : ayah, ibu, dokter, insinyur dan
lain-lain. Contohnya tingkah laku binatang seperti : kucing,anjing,burung ,dll serta
tingkah laku manusia seperti : ayah,ibu,dokter dll

b. Bentuk Gerak
Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada umumnya
gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat sederhana sekali.
Mengingat pada dasarnya imajinasi anak TK tinggi dan mempunyai daya kreativitas
yang tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak yang biasa dilakukan adalah bentuk gerak-
gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya. Misalkan :
bentuk gerak jalan ditempat dengan tepuk-teuk tangan.

c. Bentuk Iringan
Dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan gembira, anak TK
biasanya menyenangi musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan
kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang mudah diingat, misalnya : lagu kelinciku,
kebunku, kupu-kupuku dan lainlain.
Misalnya : lagu keleinciku,kebunku,kupuku,dll

d. Jenis Tari
Apabila suatu karya cipta gerak tari sudah tersusun dan menjadi satu kesatuan
tari anak, maka dibentuklah menjadi satu bentuk tari dan sebuah jenis tari yang sesuai
dengan karakteristik dan sifat anak TK yang memiliki sifat kegembiraan atau
kesenangan, geraknya yang lincah dan sederhana, dan iringan musiknya pun mudah
dipahami oleh anak.
Misalkan tari gembira, tari kupu-kupu,tari kelinci, dll

C. Kiat Menata Tari Anak

a. Karakteristik Gerak Motorik Anak


Karakteristik gerak motorik anak usia dini terdiri dari dua gerakan yaitu motorik
halus dan motorik kasar.

1. Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Kasar.


Gerakan ini meliputi kegiatan seluruh tubuh atau sebagian tubuh. Ketrampilan
ini meliputi : ketahan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan
kekuatan.

Ketrampilan motorik kasar dapat dibagi dalam 3 kelompok:


a) Ketrampilan lokomotorik : Berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling, behenti,
berjalan setelah berhenti sejenak, menjatuhkan diri dan mengelak.
b) Ketrampilan non lokomotorik : menggerakkan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam
ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, melengkung, memeluk, memutar
dan mendorong.
c) Ketrampilan memproyeksi : menangkap, menerima, menendang, menggiring,
melambung, memukul dan menarik.

2. Keterampilan Koordinasi Gerakan Motorik Halus.


Gerakan ini menyangkut koordinasi gerakan gerakan jari-jari tangan dalam
melakukan berbagai aktivitas.Karakteristik gerak yang biasa dilakukan oleh pada
umumnya adalah menirukan, manipulasi dan bersahaja.
Gerakan–gerakan ini terbentuk dari unsur tenaga, ruang dan waktu (Yuliana,
N.D. 2014.)

a) Tenaga. Penggunaan tenaga dalam gerakan tari meliputi beberapa hal yaitu : intensitas,
aksen/tekanan, kualitas.
b) Waktu (time). Waktu adalah berapa lama penari dalam melakukan suatu gerak :
cepat/lambatnya (tempo), panjang pendek ketukan (ritme), lamanya melakukan
gerakan (durasi).
c) Ruang ( space ). Ruang didalam tari dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Ruang yang
diciptakan oleh penari dan Ruang pentas. Unsur-unsur pokok yang penting yang ada
dalam ruang :

• Garis, kesan garis timbul karena penari menggerakkan tubuhnya sedemikian rupa
hingga membentuk garis tubuh diluar garis tubuh yang dialami.
• Volume, kapasitas gerak atau jangkauan gerak yang tergantung dari besar kecilnya
ruangan yang digunakan untuk menari.
• Arah, yaitu arah hadap penari ketika melakukan gerak arah itu dapat ke depan, ke
belakang, ke samping, dan ke arah lainnya.
• Level, yaitu berhubungan dengan tinggi rendahnya penari pada saat melakukan
gerakan.
• Fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektif penonton yang diperlukan dalam
melakukan tarian.

b. Gerakan alami yang dilakukan anak dalam kehidupan sehari- hari

Pada tahap-tahap tertentu anak akan terus maju ke arah pertumbuhan fisis,
mental, dan estetis. Pada umumnya bergantung pada umur dan minat masing-masing
anak pada pengalaman seni yang berbeda-beda. Akan tetapi kenyataan yang ada
tidaklah selalu demikian.
Dalam pendekatan terhadap seni tari-drama, ada anggapan bahwa anak-anak
terutama dilibatkan ke dalam dan memperoleh penguasaan motoris terhadap bahan
seni. Keterampilan yang dilakukan tanpa “rasa” tidak mempunyai hubungan dengan
pengalaman seni. Akan tetapi bergerak sambil bersuara dengan menggunkan “rasa”
meskipun tanpa keterampilan, sangat penting dalam pengalaman seni. Jadi tidaklah
benar, apabila pertumbuhan mental dan estetis ditinjau dari penguasaan motoris si
anak.
Guru sekolah dasar harus bisa mencari cara dan sikap tertentu demi kemajuan
siswaSekolah Dasar dalam periode yang berbeda satu dengan yang lainnya itu.
Terutama gurulah yang akan terlibat dengan pengalaman seni tari-drama tiap individu
dalam hubungannya dengan minat dan kebutuhan siswa di tingkat Sekolah Dasar.
Beberapa pengalaman seni tari drama anak yang memunculkan keunikan dapat
diuraikan berikut ini.

1. Sikap Menjelajah pada Anak-anak


Sikap menjelajah adalah ingin tahu atau ingin mencoba. Sebelum anak
mengetahui atau mampu menggunakan suatu benda. Ia akan mencoba memukul,
mencoreng, mematahkan, atau merobek-robek sesuatu. Dari kegiatan tersebut, ia akan
menemukan sesuatu/ kemungkinan bahan baru. Misalnya anak diberi plastik, karet,
atau bahan lain yang belum dikenalnya. Pertama kali mungkin anak tersebut akan
mencoba merobek/ menggunakan plastik tersebut serta mencoba mematahkan karet. Di
sinilah guru bisa membimbing ke dalam saluran yang kreatif, sehingga anak tahu bahwa
plastik bisa disobek dan karet bisa digerakkan dengan lentur. Demikian pula jika diberi
motivasi untuk mencipta gerak berdasarkan pengamatan terhadap binatang kesayangan
yang ada di rumahnya, maka pertama kali pasti akanbermunculan gerak-gerak lucu
yang erbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak
bergerak sambil bersuara aatu berteriak untuk mengekpresikan hasil pengmatannya.
Seperti diketahui bahwa anak sekolah berada dalam tingkat perkembangan
mental fisis, emosional, dan estetis. Di dalam pengalaman seni mereka akan bertemu
dengan elemen-elemen seni tari-drama yang sama. Proses penjelajahan terhadap gerak
atau irama inilah yang sangat berarti bagi perkembangan estetis anak.

2. Masa Anak-anak adalah Masa Umur Berkhayal

Masa umur berkhayal anak merupakan masa-masa yang penuh dengan


kesenangan anak-anak akan gerak, kenikmatan akan bersuara, dan mengikuti irama
lagu. Pada waktu menjelajahi gerak, anak akan menemukan image (bayangan) dalam
gerakannya. Khayalan anak akan terus berkembang dalam batas pengalamannya
dimana fakta dan fantasinya makin lama makin mengendap. Perkembangan rasa dan
idea untuk berkhayal ini terus berlangsung, sampai anak amat terlibat pada fakta
pengalamannya. Dalam hal ini guru dapat memusatkan perhatian pada bagian-bagian
kecil, teknik dan prosedur dalam seluruh kegiatan estetik yang dilakukan, jangan
sampai bersifat membahayakan. Image atau bayangan ini makin meningkat menjadi
lebih lengkap, namun tidak perlu lebih nyata.
Untuk mengembangkan imajinasi kreatif, harus diingat tujuan pengalaman seni
dalam pendidikan. Perkembangan imajinasi kreatif yang bebas jauh lebih penting dari
pada hanya sanggup meniru gerak sesuatu yang bisa dikenal, meniru gerak burung, dan
sebagainya. Jika anak didorong, maka dimana-mana merupakan dunia imajinasinya. Ia
juga akan bekerja tanpa melihat kesadaran diri seperti seniman matang. Di sinilah guru
harus berhati-hati, agar anak berkembang dalam patranya sendiri, sebagai seorang yang
ekspresif dan bukan seorang perekam fakta-fakta visual. Karena hal inilah yang justru
akan terikat erat dengan fungsi pendidikan seni tari-drama secara utuh di
tingkat Sekolah Dasar.

3. ProsesPenemuanFakta (fact finding) padaAnak-anak


Suatu saat akan demikian terlibat dengan fakta. Ia menjadi kritis terhadap gerak
atau tari yang ia ciptakan. Ia ingin membuat gerak sesuai dengan kenyataan, serta
menjadi tidak sabar karena tak dapat menggunakan semua fakta yang telah ia temukan
di dalam pengalaman seninya. Mereka sering menjadi kecewa dan kacau karena banyak
kegiatan yang membutuhkan adanya pengetahuan faktual. Misalnya untuk
membuatnya menjadi tokoh raksasa dibutuhkan adanya informasi faktual tentang
bagaimana bentuk dan perkiraan watak raksasa. Atau ingin mengungkapkan gerak
harimau tentu ada keinginan untuk melihat harimau secra sesungguhnya bukan hanya
dari gambar saja.(Putri, dkk.2015)
Guru harus bisa membimbing anak untuk menilai segi kualitas rasa, bukan isi
faktualnya. Mereka bebas berekspresi secara kreatif sesuai dengan batas-batas yang
mereka miliki.

4. Belajar melalui Kegiatan Berekspresi dalam Seni

Kegiatan belajar akan lebih efektif jika anak mengekspresikan idea dan rasa
yang sempurna lebih dari bagian yang terpisah-pisah. Pengalaman seni merupakan
pengalaman menyeluruh yang menjadi tak berarti jika diambil secara terpisah. Sebagai
contoh, guru bisa menganalisa gerak lemah dengan irama lembut, kemudian gerak
tegang dengan irama cepat dan keras. Akan tetapi guru akan mendapatkan watak
keseluruhan apabila gerak tersebut dipadukan. (Yusuf, S dan Sughandi. 2014)
Adapun mempelajari bagaimana anak-anak itu maju di dalam hal ekspresinya
merupakan jalan yang terbaik untuk mengenal anak. Misalnya pada waktu anak bekerja
akan tampak kepribadiannya, halangan emosionalnya, sifat malu, ragu-ragu, sifat
agresif, dan sebagainya. Sehingga guru akan mengetahui bagaimana sebaiknya
membimbing anak.

D. Contoh Bentuk Tari Kelas Rendah dan Kelas Tinggi

1. Kelas Rendah
Untuk memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut. 1 Tema Siswa
SD kelas rendah menyukai apa yang pernah dilihatnya. Dilihat secara tidak disadari
atau spontan menirukan gerak sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya. Tema dapat
diciptakan melalui apa yang pernah dilihat dan diamatinya. Tema yang disenangi siswa
kelas rendah antara lain: tingkah laku binatang, serta tingkah laku manusia seperti ayah,
ibu, dokter, insinyur, dll. 2 Bentuk gerak Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik
tari siswa kelas rendah, adalah gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah sulit dan
sederhana sekali. (Murgiyanto, Sal. 2015)
Karena pada dasarnya imajinasi siswa kelas rendah itu tinggi dan mempunyai
kreativitas yang tinggi pula. Bentuk gerak yang dilakukannya biasanya bentuk gerak-
gerak yang lincah, cepat, dan menggambarkan kegembiraan. Bentuk gerak yang
ditirukan oleh siswa kelas rendah, jika disusun terbentuklah suatu tatanan tari sesuai
dengan karakteristiknya, 3 Bentuk iringan Siswa kelas rendah biasanya menyenangi
musik iringan yang menggambarkan kesenangan atau kegembiraan. Terutama lagu
siswa yang mudah diingat. 4 Jenis tari Jika susunan-susunan gerak yang dibuat tari
sudah menjadi satu kesatuan tari siswa, maka terbentuklah menjadi satu bentuk tari.
Jenis tari pada kelas rendah memiliki sifat kegembiraan atau kesenangan. Gerakannya
lincah dan sederhana, serta iringannya mudah dipahami. Misalnya tari gembira, tari
kupu-kupu, dan tari kelinci. (Heryudita, K. 2016)
2. Kelas Tinggi
Karakteristik tari siswa kelas tinggi tidak jauh berbeda dengan tari siswa kelas
rendah. Karakteristik pada siswa kelas tinggi yang membedakan pada sifatnya, yaitu
memiliki sifat mandiri dan rasa tanggung jawab. Selain itu memiliki perasaan yang
lebih peka dan daya pemikirannya lebih kritis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran tari di SD kelas tinggi, antara lain sebagai berikut.
1. Tema Siswa kelas tinggi mulai memperhatikan hal-hal yang berhubungan
dengan kehidupan sosial atau cerita tentang lingkungan sosial. Misalnya
menengok teman sakit, suka menolong orang lain, memperhatikan di
lingkungan keluarganya, dan sebagainya. Dengan demikian, tema yang
digunakan pada kelas tinggi adalah tema yang berhubungan dengan kehidupan
sosial siswa.
2. Bentuk gerak Siswa kelas tinggi sudah memiliki keberanian dan kemampuan
mengekspresikan kegiatan yang dilakukannya menjadi bentuk-bentuk gerak
tari. Siswa dalam hal tersebut sudah memiliki keterampilan melakukan gerak
yang cukup tinggi kualitasnya. Gerak-gerak yang dilakukan juga sudah mampu
dipahami oleh penonton, dan gerakan juga sudah tidak kaku.
3. Bentuk iringan Kelas tinggi siswa sudah mempunyai kepekaan irama pada
musik pengiringnya. Siswa sudah dapat mengekspresikan gerak tarinya sesuai
dengan susunan garapan atau temanya.
4. Jenis tari Jenis tari pada siswa kelas tinggi antara lain : 1 jenis tari yang
menggambarkan kepahlawanan tari Satria, Eka Prawira, Wirapertiwi, dan lain-
lain, 2 jenis tari yang menggambarkan kehidupan sosial tari Tani, tari Perang,
dan lain-lain. 69 Pembelajaran seni tari harus disesuaikan dengan karakteristik
siswa, agar siswa mampu memahami yang disampaikan guru.

Karakteristik siswa perlu diperhatikan agar mampu mencapai tujuan yang telah
direncanakan Sunaryo 1984 dalam Purwatiningsih dan Harini 2002:69,
menjelaskan karakteristik gerak sebagai berikut.

1. Menirukan Siswa ditunjukkan pada suatu action yang dapat diamati


observable, maka siswa akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai
pada tingkat otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hati untuk
menirukannya. Siswa mulai meniru gerakan-gerakan yang dicontohkan guru.
2. Manipulasi Tingkat menampilkan suatu action seperti diajarkan dan juga tidak
hanya pada apa yang siswa amati. Mulai dapat membedakan antara satu set
action dengan yang lain, mampu memilih action yang diperlukan dan mulai
memiliki keterampilan dalam memanipulasi. Siswa mulai mampu
mengembangkan gerak-gerak yang mereka lihat hanya lewat gambar.
3. Kesaksamaan Precision Meliputi kemampuan dalam penampilan yang telah
sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu
kegiatan tertentu. Siswa sudah mampu menciptakan suatu gerakan tari sesuai
dengan tema yang telah ditentukan.
4. Artikulasi Siswa telah dapat mengkoordinasikan rangkaian action dengan
menetapkan urutan tepat diantara action yang berbeda-beda. Melalui apa 70
yang dilihatnya siswa sudah mampu merangkai suatu gerakan tari yang
bermakna.
5. Naturalisasi Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila
telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut.
Keterampilan ini telah sampai pada kemampuan yang paling tinggi dan
ditampilkan dengan pengeluaran energi yang minimum. Pembelajaran seni tari
di SD dapat dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik seni tari kelas
rendah yaitu tema senang menirukan sesuatu yang dilihat, bentuk iringan tari
dan nyanyian yang mudah diingat oleh siswa. Sedangkan karakteristik tari
kelas tinggi, tema berhubungan dengan kehidupan sosial dan bentuk gerak
lebih bervariasi. Proses pembelajaran tari harus disesuaikan dengan
perkembangan dan karakteristik siswa sesuai tingkatannya, sehingga
pembelajaran dapat diserap dengan baik (Yuliana, N.D. 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Heryudita, K. 2016. Peran Pembelajaran Seni Tari dalam Mengembangkan Kemmapuan


Motorial Siswa di SD. UNM
Murgiyanto, Sal. 2015. Pertunjukan Budaya Dan Akal Sehat. Jakarta:FSP-IKJ.
Putri, Rida Rinanda C. 2015. Peningkatan Kemampuan Motorik Melalui Penerapan Gerak
Dasar Tari Soumpak Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Universitas Pontianak.
Sumantri, M.S. 2015. Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Yuliana, N.D. 2014. Meningkatkan Motorik Kasar Teknik Gerak Tari Imitatif. Skripsi.UPI
Yusuf, S dan Sughandi. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai