Pengertian Koreografi
Koreografi (atau "rancangan tari", berasal dari bahasa Yunani "χορεία", "tari" dan "γραφή", "menulis")
disebut juga sebagai komposisi tari merupakan seni membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga
menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur itu disebut pula sebagai
koreografi. Orang yang merancang koreografi disebut sebagai koreografer.
Dasar-dasar Koreografi
Dalam menata tari, sangat banyak istilah yang perlu diketahui. Diantaranya yang sering
kita dengar adalah:
A. Eksplorasi
Proses pencarian, termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan meresponsikan segala
sesuatu yang telah terkonsep sebelumnya. Di dalam koreografi, proses eksplorasi
biasanya digunakan untuk menyebut kegiatan pencarian gerak.
B. Improvisasi
Ditandai dengan adanya spontanitas. Gerakan yang dihasilkan mengalir begitu saja
terjadi dengan mudah. Dan setiap gerakan baru dapat menimbulkan gerakan lain yang
dapat memperluas dan mengembangkan pengalaman. Gerakan yang dihasilkan dari
improvisasi biasanya tidak dapat diulang kembali.
C. Komposisi
Proses pemilihan, pengintegrasian, serta penyatuan dari gerak-gerak yang telah
dihasilkan menjadi sebuah bentuk. Kesatuan yang terbentuk ini disebut Tari.
D. Penyusunan
Merupakan kegiatan untuk merangkai seluruh aspek komposisi yang telah dihasilkan dari
kegiatan eksplorasi dan improvisasi. Kegiatan pada tahap ini bias dilakukan di dalam atau
di luar studio, biasanya disesuaikan dengan keinginan koreografer dan karakteristik
kegiatan.
Unsur-unsur Tari
Unsur dasar gerak seni tari juga mengandung unsur dasar lain seperti irama (ritme), iringan, tata
busana dan tata rias, tempat serta tema.
1. Gerak
Gerak dapat diungkapkan dengan bermacam-macam. Diantara berbagai macam gerak itu, salah
satu diantaranya ada yang mengandung unsur keindahan (sedap dipandang mata).
Angin bertiup dari tengah sasmudra mendesak air laut bergerak menuju ke pantai berupa
gelombang samudra, menimbulkan suatu gerakan yang indah dipandang mata. Daun nyiur di
pantai meliuk-liuk atas tiupan angin indah dalam pandangan mata.
2. Ritme
Di dalam kehidupan dunia sebagai makroskosmos, ritme ini selalu ada dan bersifat tetap. Contoh
yang paling dekat bahwa matahari selalu terbit dari sebelah timur. Selanjutnya naik dan berjalan
berpindah tempat sampai tenggelam di sebelah barat pada waktu sore hari. Ritme itu sendiri
sebenarnya merupakan jarak yang tetap. Untuk memberikan suatu kehidupan maka perjalanan
sepanjang jarak ini dilaksanakan dengan adanya daya naik dan turun. Dalam dunia karawitan
atau musik daya tersebut sangat jalas. Daya ini bisa disebut padang-ulihan atau these-antithese.
Dari inilah maka sebenarnya ritme itu merupakan pola waktu yang memberikan kehidupan.
3. Iringan
Di atas telah disebutkan bahwa tari adalah suatu gerak ritmis. Untuk memperkuat dan
memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat dilaksanakan dengan iringan. Iringan
tersebut pada umumnya berupa suara atau bunyi-bunyian. Sumber bunyi sebagai iringan tari
yang pertama adalah suara manusia sendiri.
Pada mulanya para penari memakai pakaian sesuai dengan apa yang pada saat itu sedang
dipakai. Perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kedudukannya seagai salah satu unsur, maka
pakaian atau busananya diatur dan ditata sesui dengan kebutuhan tari tersebut. Yang paling
utama mendapat perhatian haruslah terlebih dahulu diketahui dan disadari bahwa yang terpenting
adalah pakaian atau busana tersebut harus enak dipakai, tidak mengganggu gerak tari, menarik
dan sedap dipandang. Bila perlu murah harganya dan mudah didapat.
5. Tema
Pada mulanya, orang menari bukan semata-mata untuk ditonton. Namun dalam perkembangan
terakhir ini tari sengaja disusun untuk dipertontonkan. Untuk mendekati tercapainya tujuan maka
perlu adanya unsur tema. Tema itu dapat diangkat dari bermacam-macam sumber. Hal ini dapat
berasal dari manusia sendiri, dapat berupa pengalaman hidupnya seperti kegiatan sehari-hari,
kisah ataupun pengalaman hidupnya sejak dalam kandungan ibu sampai pada masa penguburan
junazah. Serta dapat pula dari hasil budidaya yang antara lain dapat berbentuk cerita-cerita baik
yang bersifat legende, mitos ataupun sejarah.
Tari dapat pula diangkat dari tema flora dan fauna. Tema yang diangkat dari flora atau dunia
tumbuh-tumbuhan misalnya tari tani, tari minta hujan, tari kumbang sari. Yang diangkat dari
tema fauna atau dunia binatang misalnya tari kijang, tari burung, tari angsa dan sebagainya. Ada
pula tari yang diangkat dari alam semesta misalnya tari ombak, tari api dan sebagainya. Biasanya
tema tadi diambil dan disesuaikan dengan alam sekitarnya serta taraf kehidupan masyarakat pada
jamannya.
6. Tempat
Tari dilakukan oleh manusia. Manusia sendiri adalah makhluk hidup yang mempunyai ukuran
tiga dimensi, yaitu tinggi, panjang dan lebar. Sedangkan dalam kehidupannya manusia selalu
bergerak berpindah-pindah. Maka untuk melaksanakan suatu kegiatan tari dibutuhkan waktu dan
ruangan atau tempat.
Berbicara tentang program pembelajaran di PAUD, tentunya tidak bisa lepas dari
“kesenian”. Kesenian adalah hal yang paling mendasar dalam pembelajaran PAUD. Seni tari
tidak hanya mengajarkan gerak di lain sisi juga dapat menerapkan nilai-nilai kehidupan kepada
anak sedini mungkin. Setiap gerak tubuh yang diciptakan itu mempunyai makna tertentu.
Seni tari merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang harus kita
kembangkan dan lestarikan dengan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Tari juga
dapat diartikan gerak tubuh dan perpindahan tempat dari satu tempat ketempat lainnya dengan
mengikuti irama musik. Dalam proses mendidik anak usia dini membuat dia nyaman dan bahagia
adalah kunci utama. Hal ini karena dunia anak,adalah dunia yang penuh dengan
kegembiraan,kesenangan dan keceriaan. Sehingga segala aktifitas yang diperuntukkan anak-anak
termasuk proses pembelajaran haruslah yang senantiasa melahirkan kenyamanan.
Pembelajaran seni tari merupakan sebuah rangsangan bagi anak-anak dalam melatih
kemampuan yang ia miliki. Bahwa pembelajaran seni di PAUD, termasuk seni tari bukan untuk
menjadikan anak sebagai seorang yang ahli dalam bidang seni, akan tetapi pendidikan seni
disekolah adalah sebagai salah satu media untuk memenuhi fungsi perkembangan dan
pertumbuhan anak, baik fisik,maupun psikisnya.
Maka tujuan pembelajaran seni tari dilembaga PAUD adalah untuk memenuhi kebutuhan yang
mendasar kepada anak dalam rangka mengaktulisasikan diri dengan lingkungan sekitar.
Contoh implkasi pendidikan seni tari dalam perkembangan sosial-emosional anak usia
dini seperti mempunyai rasa percaya diri,menumbuhkan sifat pemberani,menumbuhkan rasa
mandiri menumbuhkan rasa ingin berbagi, menolong dan membantu teman,menjadi anak yang
kreatif,mentaati aturan,dan mampu mengendalikan emosi .
Gerakan dalam seni tari anak-anak, pada dasarnya mempunyai tujuan agar anak-anak
dapat belajar menari yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan kodrat kejiwaanya. Sehingga
secara kreatif tubuh sebagai alat ekspresi yang mampu mengungkapkan kembali imajinasi dan
fantasi anak. Dalam menari diperlukannya adanya komposisi seperti susunan dari rangkaian-
rangkaian gerak tanpa alat atau menggunakan alat yang dibentuk sedemikian rupa termasuk
susunan ringan, pola lantainya.
Dengan demikian tujuan dari adanya komposisi tari bentuk ini adalah sebagai berikut:
Kata kreatif bukan merupakan hal yang asing dan sering kita dengar. Kata kreatif sering
dikaitkan dengan membuat karya. Tari salah satu bidang yang dapat dijadikan sebagai objek
kreativitas karya seni. Dalam menyusun karya seni sangat dibutuhkan kreativitas yang tinggi
untuk menghasilkan karya seni yang baik. Menyusun karya seni dapat menggunakan
pembendaharaan gerak tradisi yang sudah ada atau melalui pencarian dan pengembangan gerak
yang belum terpola sebelumnya yaitu dengan cara melakukan eksplorasi gerak, improvisasi
gerak dan komposisi gerak yaitu penyusunan gerak menjadi sebuah tarian. Pengalaman dan
kemampuan seseorang baik secara teoritis maupun praktek dapat dijadikan bekal dalam
mewujudkan kreativitas yang diwujudkan dalam karya seni.
Mencipta merupakan dorongan untuk merasakan, menemukan dan menuangkan ide-ide yang ada
untuk dikembangkan. Tari tidak tercipta secara instan, terdapat sebuah proses atau langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam menciptakan tarian. Proses untuk mencipta atau membuat
karya tari dimulai dari mencari ide-ide, yaitu melalui eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan
(komposisi).
Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi kreatif. Meskipun dalam kadar yang berbeda,
karena setiap orang memiliki kemampuan dan intensitas yang berbeda. Namun kreatif dapat
dikembangkan melalui pendidikan dan latihanlatihan. Seperti menggambar jika tidak mencoba
dan melakukan latihan secara rutin maka gambar yang dapat dibuat hanya pemandangan gunung
saja. Kreatif tidak muncul begitu saja, tetapi harus melalui proses terlebih dahulu yaitu dengan
mencoba , melakukan dan berlatih secara berkelanjutan.
Kreativitas seseorang dapat dilihat dari hasil akhir kreatif yaitu karya. Hasil akhir tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti faktor lingkungan, sarana, keterampilan,
identitas, orisionalitas, dan apresiasi.
• Eksplorasi gerak, yaitu proses berfikir, imajinasi merasakan dan merespon dari suatu objek
yang kita jadikan sebagai bahan karya seni.
• Improvisasi yaitu spontanitas karena memiliki kebebasan dalam gerak dapat dilakuakan mulai
gerak yang sederhana kemudian dikembangkan.
• Komposisi atau penciptaan karya seni yaitu menata, mengatur dan menata bagian-bagian
sehingga satu dengan yang lainnya saling menjalin menjadi kesatuan yang utuh.
Dalam menyusun karya tari dapat mempergunakan gerak tradisi yang suadah ada atau melalui
pencarian gerak yang belum terpola sebelumnya. Perlu diperhatikan bahwa tari sebagai ekspresi
seni menuntut kemampuan lebih dari sekedar merangkai gerak menjadi sebuah koreografi,
melainkan harus memiliki nilai estetis. Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, lalu
dirangkai menjadi tarian. Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan
gerak murni, dirangkai sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah
gerak dan arah hadap.
Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari,
yaitu:
1. Arah Hadap,
Menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, menengadah
atau menunduk.
Level Tari
Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.
Desain Tari
Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh
penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari
disebut desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat
oleh penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan,
gerak payung, dan pita. Merangkai gerak agar menarik perlu ada adanya keseimbangan
dasar dengan elemen lainnya, yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
Desain musik merupakan bagian yang terpenting dalam tari, musik merupakan bagian
pendukung dalam seni tari yaitu sebagai pengiring, pemberi suasana dan memberikan ilustrasi
(ekspresi). Musik juga mengatur cepat lambatnya gerak dan membantu mewujudkan dramatik.
Gerak dan Komposisi Tari
5. Desain Dramatik
Hal ini dibutuhkan terutama pada tarian yang memiliki unsur dramatik didalamnya.
Dengan desain dramatik diharapkan struktur dramatik mulai dari pemaparan cerita, hadirnya
klimaks sampai pada penurunan suasana (kesimpulan).
6. Musik/bunyi
Musik menjadi medium pendukung (bantu) yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
garapan tari. Musik/bunyi yang dipergunakan untuk mengiringi tari harus digarap maksimal
sesuai garapan tarinyan, baik itu dengan alat instrumen penunjang atapun bunyi tubuh dan alam.
7. Dinamika
Kekuatan yang menjadika tari lebih menarik. Digambarkan sebagai jiwa emosional
(rasa) pada gerak. Termasuk didalmnya terdapat pergantian tempo dari cepat-medium-lambat
atau sebalaiknya
8. Komposisi Penari
Cara penempatak penari serta gerakannya, yang dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Serempak : gerakan atau pola yang dilakukan secara bersama oleh kesemua penari
b) Berimbang : penari dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana gerakan serta pola dipisah
menjadi bagian kelompok tadi.
c) Terpecah : setiap penari memiliki pola sendiri yang berbeda satu dengan yang lain, baik itu
dilakukan secara bersamaan maupun secara individual terpisah posisi
9. Properti Penunjang
Adapaun properti penunjang dala sebuah garapan tari, yaitu :
a) Kostum : perlu diperhatian warna, model, dan fleksibilitas serta sesuai konsep
b) Tata Rias : menjadi unsur penunjang ekspresi tari baik tradisi, kreasi dan modern
c) Stage : bisa indoor (gedung, pendopo, ruang tertutp dan arena), ataupun bersifat indoor
(lapangan, halaman, taman kota ataupun alam)
d) Handprof (Perlengkapan Tari) : digunakan sesuai dengan konsep tari, seperti peding, meja,
tombak, kursi, selendang, dll
e) Lighting : sebagai penunjang akhir tetapi penentu dari sebuah kesuksesan tari (khususnya yang
berada digedung).