NANO. S
Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK)
Disusun oleh:
Kelas: XI IPS 1 (Kelompok 4)
1. SEPTIAN
2. SANDI
3. RAMA
4. RIPKI H
5. RIPKI S
6. JAJANG
7. SAEPULLOH
Puji syukur patut kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan anugerah kepada penulis sehingga kami diberi
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul NANO.S.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK).
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita
semua. Khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amien.
Terima kasih.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Eksistensi Nano Suratno atau lebih dikenal dengan Nano S, dalam arena
industri musik pop Sunda, telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan
musik pop daerah di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Secara tidak langsung ia
telah membawa warna tersendiri dimana dengan eksistensinya tersebut, sosoknya
menjadi role model bagi seniman-seniman tradisi Sunda lainnya yang bermaksud
untuk masuk ke arena industri musik pop. Keberhasilannya pada tingkat nasional,
tidak hanya menarik minat para seniman tradisi, tetapi juga para produser
rekaman musik lokal untuk mencoba memproduksi musik lokal dengan pencipta
dan penyanyi lokal untuk pasar lokal. Sosok seperti Nano S merupakan sumber
keuntungan bagi perusahaan rekaman musik lokal agar bisa berperan dalam
arena industri musik pop.
3
BAB
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI NANO S.
Nano Suratno
4
Cara ini dibawakannya dalam pergelaran yang disebut Prakpilingkung
(keprak, kacapi, suling, angklung). Hasilnya, pada Festival Komponis Muda
Indonesia 1 yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (1979),
komposisinya, Sang Kuriang mendapat perhatian sebagai komposisi yang
sarat dengan kekuatan akar etnis karawitan Sunda yang penuh inovasi
pengembangan.
5
membuat lagu untuk Gending Karesmen bersama Wahyu Wibisana, Raf,
dll. Gending Karesmen ciptaannya antara lain Deugdeug Pati Jaya Perang,
Raja Kecit, 1 Syawal di Alam Kubur, Perang, dll.
6
B. Musik Pop Sunda Nano S Dalam Konteks Kedaerahan
7
merupakan modifikasi dari dua gaya yang saling melengkapi. Penguatan-
penguatan tersebut berperan sebagai upaya simbolisasi identitas Sunda. Lagu
Kalangkang versi pop Sunda merupakan musik yang tidak hanya bertindak
sebagai musik, tetapi juga sebagai tanda untuk membantu memori masyarakat
Sunda. Musiknya membuka perasaan nostalgia dan retrospeksi (kenangan
kembali) yang pada akhirnya dihubungkan dengan gagasan tentang konteks
jati diri kedaerahan[8].
8
BAB III
KESIMPULAN
Nano S. Lahir di Garut, Jawa Barat, 4 April 1944. Karena minatnya yang
besar kepada musik karawitan, setelah lulus SMP, melanjutkan ke Konservatori
Karawitan (Kokar) di Bandung (1961) . Setelah tamat, ia mengajar di SMP 1
Bandung dan kemudian pindah ke Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI).
Beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah ke Akademi Seni Tari (ASTI)
Bandung dan STSI Jurusan Karawitan Sunda sampai selesai.
Eksistensi Nano Suratno atau lebih dikenal dengan Nano S, dalam arena
industri musik pop Sunda, telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan
musik pop daerah di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Secara tidak langsung ia
telah membawa warna tersendiri dimana dengan eksistensinya tersebut, sosoknya
menjadi role model bagi seniman-seniman tradisi Sunda lainnya yang bermaksud
untuk masuk ke arena industri musik pop.
9
DAFTAR PUSKATA
Nano S. 1995. Antara Karawitan dan Pop Sunda. Dalam Mack, Dieter.
(penyunting). Apresiasi Musik Populer, hlm. 142-146. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusatama.
10