DI SUSUN
Oleh
KELAS C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Budaya Budaya yang ada di Daerah Gorontalo tepat
waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen/guru pada bidang studi/mata kuliah di
Universitas Negri Gorontalo. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang budaya-budaya yang ada di daerah gorontalo.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Perencanaan Obat......................................................................................
2.2 Pengadaan Obat.........................................................................................
2.3 Penerimaan Obat........................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................…
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya dalam suatu masyarakat etnis tertentu merupakan akal budi, pikiran manusia,
cipta karsa, dan hasil karya yang diciptakan oleh kelompok masyarakat etnis tersebut. Dengan
adanya budaya, masyarakat dapat menetukan hukum-hukum yang berlaku di suatu kelompok
yang merupakan nilai moral suatu entnis tertentu yang akhirnya menjadi kebiasaan-kebiasaan
entis atau suku tertentu, termasuk juga budaya adat istiadat daerah Gorontalo. Gorontalo adalah
ibu kota dari sebuah provinsi di bagian utara Sulawesi dengan nama yang sama, Provinsi
Gorontalo. Ini adalah sebuah kota yang mewarisi keindahan budaya nenek moyang yang begitu
mempesona
Rumah tinggal yang dibangun oleh masyarakat tradisional dengan keputusan desainnya
dipengaruhi oleh tradisi dalambudaya masyarakat tersebut yang memiliki kecerdikan pada
proses pembangun secara lokal serta memiliki pengetahuan khusus terhadap lingkungan
tersebut. Pada sudut pandang tersebut, maka penelitian ini berupaya untuk mengkaji kegiatan
proses tradisi membangun rumah tinggalpada masyarakat tradisional Gorontalo yang dikenal
dengan istilah Momayango sebagai cara berarsitektur asli masyarakat Gorontalo yang
merupakan kekayaan arsitektural yang harus tetap dilestarikan dan diperkenalkan di Nusantara.
Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia yang
memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi yang terdiri dari 1 (satu)
wilayah kotamadya dan 5 (lima) wilayah kabupaten. Wilayah kota Gorontalo merupakan salah
satu kota tua di Sulawesi selain kota Makassar, Parepare dan Manado serta menjadi salah satu
dari 19 daerah adat di nusantara. Gorontalo sebagai daerah adat memiliki berbagai macam
tradisi dan budaya, salah satunya adalah proses tradisi pembangunan rumah tinggal (Payango)
di Gorontalo yang mengandung kekayaan budaya sehingga sangat menarik nilainya seperti
pada suku-suku yang ada di Indonesia. Kekayaan budaya Gorontalo yang terkandung dalam
proses tradisi pembangunan rumah tinggal tersebut dalam bahaya kepunahan yang disebabkan
adanya pergeseran wujudwujud kebudayaan yang terkandung dalam arsitektur tradisional,
sementara pelestarian dari generasi ke generasi mengalami keterputusan sistemik dikarenakan
masyarakat Gorontalo sudah terpengaruh akan adanya ilmu kemajuan teknologi dan
menganggap Payango ini hanyalah tradisi yang tidak layak lagi di pergunakan untuk jaman
sekarang. Akibatnya, pola dan sistem pelestarian kearifan lokal secara genetis hilang atau
mati, sehingga masa depan kekayaanbudaya ini musnah secara perlahan-lahan.Kajian
terhadap proses tradisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Budaya Gorontalo?
2. Sebutkan Macam-macam budaya gorontalo?
3. Jelaskan Rumah Adat di Gorontalo?
4. Apa Jenis-jenis Rumah Adat Gorontalo?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Budaya Gorontalo !
2. Untuk Mengetahui macam-macam Budaya Gorontalo !
3. Untuk Mengetahui Rumah adat di Gorontalo!
4. Untuk mengetaahui Jenis-jenis Rumah Adat Gorontalo!
BAB II
PEMBAHASAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
peristiwa itu membuktikan bahwa budaya dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Tiongkok.
Kebudayaan daerah itu antara lain tari, lagu daerah, alat musik tradisional, adat-istiadat,
upacara keagamaan, rumah adat, dan pakaian adat.
d. Kesenian Tradisional Gorontalo
Provinsi Gorontalo yang dihuni oleh berbagai suku bangsa memiliki beraneka
ragam jenis tarian. Tarian tersebut biasanya ditampilkan dalam berbagai
acara, upacara adat, atau penyambutan tamu. Berikut ini beberapa jenis tari
yang dapat ditemukan di wilayah Gorontalo.
1) Tari Dana-Dana adalah tari pergaulan remaja yang sampai saat ini masih
berkembang di Provinsi Gorontalo.
2) Dungan Tanali adalah petikan gambus dan gendang marwas. Syair
pantunnya berisi pesan-pesan pembangunan yang dapat disimak oleh
penonton.
3) Tari Saronde adalah tari pergaulan keakraban dalam acara resmi. Tari
Saronde diangkat dari tarian adat malam pertunangan yang dipentaskan
pada upacara perkawinan adat Gorontalo.
4) Tari Tanam Padi merupakan tarian perayaan panen padi yang dilakukan oleh
para petani. Tarian ini juga ditarikan pada saat acara panen hasil bumi
lainnya. Tarian ini merupakan bentuk wujud syukur dan suka cita
keberhasilan petani atas hasil panennya.
5) Tari Sabe adalah atraksi alami berupa tarian di atas bara api dengan
kekuatan magis. Tarian ini biasa ditarikan oleh warga Desa Ayuhulalo,
Kecamatan Tilamuta
6) Tari lainnya adalah Tari Sapu Tangan, Petik Cengkih, Beteya, Tidi, dan
Burung Pisok.
Setiap daerah biasanya mempunyai alat musik daerah atau yang lebih dikenal
dengan sebutan alat musik tradisional. Alat musik tradisional Provinsi Gorontalo terdapat
beberapa macam. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi berbagai
kesenian daerah yang ada di Gorontalo. Alat musik tradisional yang terdapat di
Gorontalo diantaranya adalah marwas, gambus, dan ganda.
f. Lagu Daerah Gorontalo
Provinsi Gorontalo juga terdapat beberapa macam lagu daerah yang dikenal
masyarakatnya. Lagu-lagu daerah tersebut antara lain seperti "Hulandalo Lipuu”
(Gorontalo Tempat Kelahiranku), ”Mayiledungga” (Telah Tiba), ”Ambikoko”, ”Tobulalo Lo
Limuto” (Di Danau Limboto), ”Mokarawo” (Membuat Kerawang), dan ”Binde Biluhuta”
(Sup jagung).
Upacara Molonthalo
Tumbilotohe
Angka 8 ini memiliki arti 8 keadaan yang terjadi pada manusia. 8 hal tersebut
adalah rahmat, celaka, beruntung, kerugian, beranak, kematian, umur dan hangus.Tiang
rumah ada 3 jenis, yaitu:
1.Tiang utama/wolihi yaitu dua tiang yang ditancapkan diatas tanah ke rangka
atas. Tiang ini adalah perlambangan dari janji persatua dan kesatuan yang abadi diantara
dua bersaudara Gorontalo-Lomboto (janji lou dulowo mohutato-hulantalo-Limutu).
2.Tiang depan yaitu 6 tiang yang diletakan dibagian. Angka 6 menandakan 6 sifat
utama masyarakat lou dulowo limo lopahala antara lain sifat tenggang rasa (tinepo),
hormat (tombulao), bakti kepada penguwasa (tombulu), kewajaran (wuudu), patuh pada
peraturan (adati), dan taat kepada keputusan hakim(butoo).
Pada bagian serambi yang berbentuk persegi ada 4, 6 atau 8 tiang yang
menandakan jumlah budak masing-masing raja.Tradisi ini kemudian diterapkan tidak
hanya di rumah bangsawan. Bagian tangga berjumlah 5 hingga 7. Angka 5
melambangkan rukun Islam dan 7 adalah tingkatan nafsu manusia antara lain amarah,
lauwamah, mulhimah, muthmainnah, rathiah, mardhiah, dan kamilan. Bagian atap ada 2
susun yang menandakan adat dan syariat. Pada masa silam, di bagian puncak terdapat
Talapua. Talapua merupakan 2 batang kayu yang di letakan bersilang pada puncak atau
sebagai pengangkal dari roh jahat. Namun sekarang tidak digunakan lagi. Pada dinding
bagian depan rumah di sebelah pintu utama digantung tange lobu’ulu sebagai pelambang
kesejahteraan masyarakat Gorontalo.
Aturan ini berkenaan dengan ajaran Islam yaitu yang bukan muhrim tidak diperkenankan
masuk rumah. Untuk pembeda fungsi ruang menggunakan balok yang menonjol di atas lantai
yang disebut dengan Pihito berfungsi sebagai pembatas ruang. Dapur dipisahkan dengan
bangunan utama karena dapur dianggap sebagai tempat rahasia. Tamu pun tidak diperkenankan
masuk ke dapur oleh sebab itu ada jembatan yang memisahan dapur dan ruang utama di mana
jembatan itu tidak boleh dilewati oleh tamu. Di dapur pun peralatan masak tidak boleh
diletakkan menghadap kiblat karena dipercaya akan membuat rumah mudah terbakar.
Ada empat jenis rumah adat Gorontalo yaitu rumah adat Dulohupa, rumah adat Bantayo
Poboide, rumah adat Ma’lihe dan rumah adat Gobel
Sesuai dengan namanya, rumah adat ini adalah tempat yang digunakan
bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Tempat ini juga merupakan pengadilan
untuk mengadili seseorang atau memutuskan perkara-perkara di masa pemerintahan
kerajaan Gorontalo silam. 3 hukum yang digunakan di tempat ini antara lain
Buwatulo Bala yaitu hukum pertahanan atau keamanan untuk mengadili para prajurit,
Buwatulo Syara yaitu hukum agama Islam dan Buwatulo Adati yakni hukum adat.
Saat ini rumah adat ini digunakan untuk pagelaran upacara adat seperti
upacara adat pernikahan, pagelaran budaya atau upacara adat lain di Gorontalo.
Rumah adat ini berbentuk rumah panggung yang terbuat dari papan dengan dihiasi
ornamen khas Gorontalo. Rumah panggung ini disokong dengan 2 pilar utama yang
dinamakan Wolihi, 6 pilar di bagian depan, dan 32 pilar dasar yang disebut potu.
Tangga berada di samping kanan dan kiri rumah yang menjadi simbol tangga adat
yang disebut dengan tolitihu. Bagian atap dibuat dari jerami terbaik yang dianyam.
Bentuk atapnya seperti pelana dengan segitiga susun 2 yang melambangkan syariat
dan adat masyarakat Gorontalo.
Atap yang paling tinggi menandakan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha
Esa sedangkan atap yang bawah menggambarkan kepercayaan terhadap adat istiadat.
Bagian rumah yang lain seperti lantai, dinding, pagar, dan tangga terbuat dari papan
kayu. Rumah bagian dalam hanya ada 1 ruangan yang besar, tidak ada ruangan yang
lain. Di dalam rumah terdapat anjungan yang merupakan tempat peristirahatan raja
dan keluarga kerajaan di masa silam. Rumah adat Dulohupa yang masih terjaga bisa
Anda temui di Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.
Jenis kayu yang digunakan adalah kayu hitam dan kayu cokelat kemerahan.
Kayu hitam digunakan untuk kusen, pegangan tangga, pagar balkon dan ukiran pada
ventilasi. Kayu cokelat kemerahan digunakan untuk bagian dinding, pintu, jendela
dan lantai rumah. Rumah adat ini memiliki banyak sekat di bagian dalamnya. Ada 4
bagian yaitu ruang tamu, ruang tengah, ruang dalam dan ruang belakang. Ruang tamu
adalah ruang yang memanjang dengan kamar di tiap ujung kanan dan kiri.
Ruang tengah merupakan ruangan yang paling luas di rumah ini, ada dua
kamar di sisi kiri ruangan. Ruang dalam bentuk dan ukurannya serupa dengan ruang
tamu namun di ruangan ini ada pintu yang menuju ke serambi samping. Ruang
belakang adalah tempat untuk dapur dan kamar mandi dengan letak yang berderet
memanjang. Rumah adat Bantayo yang masih terjaga berada di depan rumah dinas
Bupati Gorontalo.
Rumah ini memiliki serambi, ruang tamu, kamar tidur dan dapur. Saat
pertama kali dibangun rumah hanya boleh memiliki 3 kamar dan penambahan kamar
baru boleh dibuat ketika rumah sudah ditinggali. Kamar anak laki-laki berada di
bagian depan sedangkan kamar anak perempuan berada di bagian belakang.
d) Rumah Adat Gobel
Rumah Gobel merupakan rumah yang ditempati oleh keluarga kerajaan pada
masa silam. Namun kini rumah ini hanya digunakan untuk acara-acara resmi
pemerintah setempat. Acara tersebut seperti musyawarah besar rakyat Gorontalo,
upacara adat atau acara resmi lain. Rumah adat Gobel yang masih terjaga berada di
Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Secara keseluruhan
rumah-rumah adat Gorontalo banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA