Anda di halaman 1dari 16

Wawasan Budaya

BUDAYA-BUDAYA YANG ADA DI GORONTALO

(Rumah Adat Gorontalo)

DI SUSUN

Oleh

SINDRI ABDULLAH 811420168

KELAS C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Budaya Budaya yang ada di Daerah Gorontalo tepat
waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen/guru pada bidang studi/mata kuliah di
Universitas Negri Gorontalo. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang budaya-budaya yang ada di daerah gorontalo.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo,7 Oktober 2020


penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Perencanaan Obat......................................................................................
2.2 Pengadaan Obat.........................................................................................
2.3 Penerimaan Obat........................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................…
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya dalam suatu masyarakat etnis tertentu merupakan akal budi, pikiran manusia,
cipta karsa, dan hasil karya yang diciptakan oleh kelompok masyarakat etnis tersebut. Dengan
adanya budaya, masyarakat dapat menetukan hukum-hukum yang berlaku di suatu kelompok
yang merupakan nilai moral suatu entnis tertentu yang akhirnya menjadi kebiasaan-kebiasaan
entis atau suku tertentu, termasuk juga budaya adat istiadat daerah Gorontalo. Gorontalo adalah
ibu kota dari sebuah provinsi di bagian utara Sulawesi dengan nama yang sama, Provinsi
Gorontalo. Ini adalah sebuah kota yang mewarisi keindahan budaya nenek moyang yang begitu
mempesona

Rumah tinggal yang dibangun oleh masyarakat tradisional dengan keputusan desainnya
dipengaruhi oleh tradisi dalambudaya masyarakat tersebut yang memiliki kecerdikan pada
proses pembangun secara lokal serta memiliki pengetahuan khusus terhadap lingkungan
tersebut. Pada sudut pandang tersebut, maka penelitian ini berupaya untuk mengkaji kegiatan
proses tradisi membangun rumah tinggalpada masyarakat tradisional Gorontalo yang dikenal
dengan istilah Momayango sebagai cara berarsitektur asli masyarakat Gorontalo yang
merupakan kekayaan arsitektural yang harus tetap dilestarikan dan diperkenalkan di Nusantara.
Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia yang
memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi yang terdiri dari 1 (satu)
wilayah kotamadya dan 5 (lima) wilayah kabupaten. Wilayah kota Gorontalo merupakan salah
satu kota tua di Sulawesi selain kota Makassar, Parepare dan Manado serta menjadi salah satu
dari 19 daerah adat di nusantara. Gorontalo sebagai daerah adat memiliki berbagai macam
tradisi dan budaya, salah satunya adalah proses tradisi pembangunan rumah tinggal (Payango)
di Gorontalo yang mengandung kekayaan budaya sehingga sangat menarik nilainya seperti
pada suku-suku yang ada di Indonesia. Kekayaan budaya Gorontalo yang terkandung dalam
proses tradisi pembangunan rumah tinggal tersebut dalam bahaya kepunahan yang disebabkan
adanya pergeseran wujudwujud kebudayaan yang terkandung dalam arsitektur tradisional,
sementara pelestarian dari generasi ke generasi mengalami keterputusan sistemik dikarenakan
masyarakat Gorontalo sudah terpengaruh akan adanya ilmu kemajuan teknologi dan
menganggap Payango ini hanyalah tradisi yang tidak layak lagi di pergunakan untuk jaman
sekarang. Akibatnya, pola dan sistem pelestarian kearifan lokal secara genetis hilang atau
mati, sehingga masa depan kekayaanbudaya ini musnah secara perlahan-lahan.Kajian
terhadap proses tradisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Budaya Gorontalo?
2. Sebutkan Macam-macam budaya gorontalo?
3. Jelaskan Rumah Adat di Gorontalo?
4. Apa Jenis-jenis Rumah Adat Gorontalo?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Budaya Gorontalo !
2. Untuk Mengetahui macam-macam Budaya Gorontalo !
3. Untuk Mengetahui Rumah adat di Gorontalo!
4. Untuk mengetaahui Jenis-jenis Rumah Adat Gorontalo!

BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa itu budaya Gorontalo

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk


jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa
Latin cultura.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
peristiwa itu membuktikan bahwa budaya dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di  Amerika,
"keselarasan individu dengan  alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Tiongkok.

2. Macam-Macam Budaya Gorontalo

Kebudayaan daerah itu antara lain tari, lagu daerah, alat musik tradisional, adat-istiadat,
upacara keagamaan, rumah adat, dan pakaian adat.

a. Bahasa Daerah Gorontalo


Provinsi Gorontalo sebenarnya memiliki banyak bahasa daerah. Namun, hanya tiga
bahasa yang dominan, yaitu bahasa Gorontalo, bahasa Suwawa, dan bahasa
Atinggola. Bahasa Gorontalo saat ini telah banyak dipengaruhi oleh bahasa
Indonesia. Saat ini sangat sulit mencari kemurnian bahasa daerah Gorontalo.

b. Rumah Adat Gorontalo


Rumah adat Gorontalo disebut Bandayo Pomboide dan Dulohupa. Bandayo
Poboide memiliki arti rumah musyawarah adat. Bangunan yang menggunakan bentuk
rumah adat ini terdapat di kantor bupati Gorontalo di Limboto. Sedangkan Doluhupa
merupakan rumah adat Gorontalo berbentuk rumah panggung dari papan kayu, dengan
bentuk atap khas Gorontalo. Bangunan rumah adat ini terdapat di Kecamatan Kota
Selatan, Kota Gorontalo. Pada zaman kerajaan, rumah adat ini digunakan sebagai
ruang pengadilan kerajaan.

ruang pengadilan kerajaan.

c. Pakaian adat Gorontalo

Pakaian khas daerah untuk upacara perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan


wanita), penyambutan tamu, maupun yang lainnya berbeda. Untuk upacara perkawinan
disebut Bili’u atau Paluawala. Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga warna,
yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.

d. Kesenian Tradisional Gorontalo

Tarian Tradisional Gorontalo

Provinsi Gorontalo yang dihuni oleh berbagai suku bangsa memiliki beraneka
ragam jenis tarian. Tarian tersebut biasanya ditampilkan dalam berbagai
acara, upacara adat, atau penyambutan tamu. Berikut ini beberapa jenis tari
yang dapat ditemukan di wilayah Gorontalo. 
1) Tari Dana-Dana adalah tari pergaulan remaja yang sampai saat ini masih
berkembang di Provinsi Gorontalo. 
2) Dungan Tanali adalah petikan gambus dan gendang marwas. Syair
pantunnya berisi pesan-pesan pembangunan yang dapat disimak oleh
penonton. 
3) Tari Saronde adalah tari pergaulan keakraban dalam acara resmi. Tari
Saronde diangkat dari tarian adat malam pertunangan yang dipentaskan
pada upacara perkawinan adat Gorontalo.
4) Tari Tanam Padi merupakan tarian perayaan panen padi yang dilakukan oleh
para petani. Tarian ini juga ditarikan pada saat acara panen hasil bumi
lainnya. Tarian ini merupakan bentuk wujud syukur dan suka cita
keberhasilan petani atas hasil panennya.
5) Tari Sabe adalah atraksi alami berupa tarian di atas bara api dengan
kekuatan magis. Tarian ini biasa ditarikan oleh warga Desa Ayuhulalo,
Kecamatan Tilamuta 
6) Tari lainnya adalah Tari Sapu Tangan, Petik Cengkih, Beteya, Tidi, dan
Burung Pisok. 

e. Alat Musik Tradisional Gorontalo

Setiap daerah biasanya mempunyai alat musik daerah atau yang lebih dikenal
dengan sebutan alat musik tradisional. Alat musik tradisional Provinsi Gorontalo terdapat
beberapa macam. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi berbagai
kesenian daerah yang ada di Gorontalo. Alat musik tradisional yang terdapat di
Gorontalo diantaranya adalah marwas, gambus, dan ganda.

f. Lagu Daerah Gorontalo

Provinsi Gorontalo juga terdapat beberapa macam lagu daerah yang dikenal
masyarakatnya. Lagu-lagu daerah tersebut antara lain seperti "Hulandalo Lipuu”
(Gorontalo Tempat Kelahiranku), ”Mayiledungga” (Telah Tiba), ”Ambikoko”, ”Tobulalo Lo
Limuto” (Di Danau Limboto), ”Mokarawo” (Membuat Kerawang), dan ”Binde Biluhuta”
(Sup jagung). 

g. Upacara Tradisional Gorontalo

Upacara adat atau upacara tradisional adalah upacara yang


diselenggarakan menurut adat-istiadat yang berlaku di daerah setempat.
Upacara tradisional Gerontalo tidak dapat dipisahkan dari agama dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Provinsi Gorontalo. Upacara adat ini
dibedakan menjadi dua, yaitu upacara adat yang berhubungan dengan daur
hidup (misalnya perkawinan, kematian) dan upacara adat yang berhubungan
dengan aktivitas hidup masyarakat serta lingkungan. beberapa upacara adat
yang terdapat di Provinsi ini yaitu:

 Upacara Adat Perkawinan

 Upacara Molonthalo 

 Tumbilotohe 

3. Rumah Adat Gorontalo

Rumah adat Gorontalo disebut Bandayo Pomboide dan Dulohupa. Bandayo Poboide


memiliki arti rumah musyawarah adat. Bangunan yang menggunakan bentuk rumah
adat ini terdapat di kantor bupati Gorontalo di Limboto. Sedangkan Doluhupa
merupakan rumah adat Gorontalo berbentuk rumah panggung dari papan kayu, dengan
bentuk atap khas Gorontalo. Bangunan rumah adat ini terdapat di Kecamatan Kota
Selatan, Kota Gorontalo. Pada zaman kerajaan, rumah adat ini digunakan sebagai
ruang pengadilan kerajaan.

Rumah adat Gorontalo berbentuk rumah panggung. Rumah panggung adalah


analogi dari tubuh manusia karena terdiri dari kaki rumah, badan dan kepala/bagian atap
rumah. Selain itu, rumah juga harus dibuat dengan ukuran yang proporsional secara
horizontal dan vertikal. Pengukuran rumah ini menggunakan satuan yang disebut dengan
depa.Ukurannya yaitu 1 depa di kurangi 1 jengkal kemudian hasilnya di bagi 8.

Angka 8 ini memiliki arti 8 keadaan yang terjadi pada manusia. 8 hal tersebut
adalah rahmat, celaka, beruntung, kerugian, beranak, kematian, umur dan hangus.Tiang
rumah ada 3 jenis, yaitu:

1.Tiang utama/wolihi yaitu dua tiang yang ditancapkan diatas tanah ke rangka
atas. Tiang ini adalah perlambangan dari janji persatua dan kesatuan yang abadi diantara
dua bersaudara Gorontalo-Lomboto (janji lou dulowo mohutato-hulantalo-Limutu).

2.Tiang depan yaitu 6 tiang yang diletakan dibagian. Angka 6 menandakan 6 sifat
utama masyarakat lou dulowo limo lopahala antara lain sifat tenggang rasa (tinepo),
hormat (tombulao), bakti kepada penguwasa (tombulu), kewajaran (wuudu), patuh pada
peraturan (adati), dan taat kepada keputusan hakim(butoo).

3.Tiang dasar/potu yaitu tiang khusus untuk golongan raja,berjumlah 32 buah


yang menendakan 32 penjuru mata angin

Pada bagian serambi yang berbentuk persegi ada 4, 6 atau 8 tiang yang
menandakan jumlah budak masing-masing raja.Tradisi ini kemudian diterapkan tidak
hanya di rumah bangsawan. Bagian tangga berjumlah 5 hingga 7. Angka 5
melambangkan rukun Islam dan 7 adalah tingkatan nafsu manusia antara lain amarah,
lauwamah, mulhimah, muthmainnah, rathiah, mardhiah, dan kamilan. Bagian atap ada 2
susun yang menandakan adat dan syariat. Pada masa silam, di bagian puncak terdapat
Talapua. Talapua merupakan 2 batang kayu yang di letakan bersilang pada puncak atau
sebagai pengangkal dari roh jahat. Namun sekarang tidak digunakan lagi. Pada dinding
bagian depan rumah di sebelah pintu utama digantung tange lobu’ulu sebagai pelambang
kesejahteraan masyarakat Gorontalo.

Tata Ruang Rumah Adat Gorontalo


Ruang rumah adat Gorontalo berbentuk segi empat yang menandakan 4 kekuatan alam
antara lain air, api, angin dan tanah. Untuk penataan ruang tak ada aturan khusus.Pada awal
pembuatan rumah, kamar tidak boleh lebih dari 3 karena angka 3 tersebut melambangkan 3 alam
yang dilalui manusia yaitu dari yang tiada (alam rahim), ada (alam dunia), dan berakhir (alam
akhirat). Penambahan kamar baru boleh dilakukan setelah rumah itu ditempati.Kamar tidur
dibuat berjejer ke belakang atau dibuat bersilang. Kamar tidur anak laki-laki ada di bagian depan
dan untuk anak perempuan di bagian belakang. Tamu laki-laki dilarang masuk ke rumah jadi
hanya di teras.

Aturan ini berkenaan dengan ajaran Islam yaitu yang bukan muhrim tidak diperkenankan
masuk rumah. Untuk pembeda fungsi ruang menggunakan balok yang menonjol di atas lantai
yang disebut dengan Pihito berfungsi sebagai pembatas ruang. Dapur dipisahkan dengan
bangunan utama karena dapur dianggap sebagai tempat rahasia. Tamu pun tidak diperkenankan
masuk ke dapur oleh sebab itu ada jembatan yang memisahan dapur dan ruang utama di mana
jembatan itu tidak boleh dilewati oleh tamu. Di dapur pun peralatan masak tidak boleh
diletakkan menghadap kiblat karena dipercaya akan membuat rumah mudah terbakar.

4. Jenis Rumah Adat Gorontalo

Ada empat jenis rumah adat Gorontalo yaitu rumah adat Dulohupa, rumah adat Bantayo
Poboide, rumah adat Ma’lihe dan rumah adat Gobel

a) Rumah Adat Dulohupa


contoh rumah adat Dulohupa  terletak di Kecamatan Kota Selatan, Kota
Gorontalo. Pada masa lampau kerabat kerajaan menggunakan rumah ini untuk
bermusyawarah. Dulohupa merupakan rumah panggung yang terbuat dari papan,
dengan bentuk atap khas daerah Gorontalo. Pada bagian belakang ada ajungan,
tempat para raja dan kerabat istana beristirahat atau bersantai sambil melihat kegiatan
remaja istana bermain sepak raga.Dulohupa memiliki arti mufakat dalam bahasa
Gorontalo.

Sesuai dengan namanya, rumah adat ini adalah tempat yang digunakan
bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Tempat ini juga merupakan pengadilan
untuk mengadili seseorang atau memutuskan perkara-perkara di masa pemerintahan
kerajaan Gorontalo silam. 3 hukum yang digunakan di tempat ini antara lain
Buwatulo Bala yaitu hukum pertahanan atau keamanan untuk mengadili para prajurit,
Buwatulo Syara yaitu hukum agama Islam dan Buwatulo Adati yakni hukum adat.

Saat ini rumah adat ini digunakan untuk pagelaran upacara adat seperti
upacara adat pernikahan, pagelaran budaya atau upacara adat lain di Gorontalo.
Rumah adat ini berbentuk rumah panggung yang terbuat dari papan dengan dihiasi
ornamen khas Gorontalo. Rumah panggung ini disokong dengan 2 pilar utama yang
dinamakan Wolihi, 6 pilar di bagian depan, dan 32 pilar dasar yang disebut potu.
Tangga berada di samping kanan dan kiri rumah yang menjadi simbol tangga adat
yang disebut dengan tolitihu. Bagian atap dibuat dari jerami terbaik yang dianyam.
Bentuk atapnya seperti pelana dengan segitiga susun 2 yang melambangkan syariat
dan adat masyarakat Gorontalo.

Atap yang paling tinggi menandakan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha
Esa sedangkan atap yang bawah menggambarkan kepercayaan terhadap adat istiadat.
Bagian rumah yang lain seperti lantai, dinding, pagar, dan tangga terbuat dari papan
kayu. Rumah bagian dalam hanya ada 1 ruangan yang besar, tidak ada ruangan yang
lain. Di dalam rumah terdapat anjungan yang merupakan tempat peristirahatan raja
dan keluarga kerajaan di masa silam. Rumah adat Dulohupa yang masih terjaga bisa
Anda temui di Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.

b) Rumah Adat Bantayo Poboide


Salah satu rumah adat Bantayo Poboide terdapat di depan kantor bupati
Gorontalo di Limboto. Bantayo Poboide mengandung pengertian rumah musyawarah
adat. Berbagai upacara adat, penerimaan tamu kenegaraan, pesta perkawinan adat,
sampai kegiatan sosial dan keagamaan kerap dilangsungkan di tempat itu. Bantayo
poboide menjadi sebuah tempat ideal bagi beragam kegiatan masyarakat.

Secara bahasa Bantayo berarti gedung atau bangunan sedangkan Poboide


memiliki arti tempat bermusyawarah. Jadi bila digabungkan keduanya berarti gedung
tempat bermusyawarah. Fungsi rumah adat Bantayo hampir serupa dengan Dulohupa
namun di sini tidak digunakan untuk tempat mengadili perkara, hanya digunakan
untuk bermusyawarah. Rumah adat ini digunakan untuk beragam upacara adat,
penerimaan tamu kenegaraan, upacara adat perkawinan dan berbagai acara adat
lainnya. Secara keseluruhan rumah ini terbuat dari kayu.

Jenis kayu yang digunakan adalah kayu hitam dan kayu cokelat kemerahan.
Kayu hitam digunakan untuk kusen, pegangan tangga, pagar balkon dan ukiran pada
ventilasi. Kayu cokelat kemerahan digunakan untuk bagian dinding, pintu, jendela
dan lantai rumah. Rumah adat ini memiliki banyak sekat di bagian dalamnya. Ada 4
bagian yaitu ruang tamu, ruang tengah, ruang dalam dan ruang belakang. Ruang tamu
adalah ruang yang memanjang dengan kamar di tiap ujung kanan dan kiri.

Ruang tengah merupakan ruangan yang paling luas di rumah ini, ada dua
kamar di sisi kiri ruangan. Ruang dalam bentuk dan ukurannya serupa dengan ruang
tamu namun di ruangan ini ada pintu yang menuju ke serambi samping. Ruang
belakang adalah tempat untuk dapur dan kamar mandi dengan letak yang berderet
memanjang. Rumah adat Bantayo yang masih terjaga berada di depan rumah dinas
Bupati Gorontalo.

c) Rumah Adat Ma’lihe

Rumah adat Ma’lihe atau disebut juga rumah adat Potiwoluya adalah rumah


yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat Gorontalo. Rumah ini adalah
rumah panggung yang berbentuk bujur sangkar. Atap rumah ini berbentuk persegi
panjang yang dibuat dengan daun rumbia. Bagian dinding terbuat dari bambu yang
dianyam.

Rumah ini memiliki serambi, ruang tamu, kamar tidur dan dapur. Saat
pertama kali dibangun rumah hanya boleh memiliki 3 kamar dan penambahan kamar
baru boleh dibuat ketika rumah sudah ditinggali. Kamar anak laki-laki berada di
bagian depan sedangkan kamar anak perempuan berada di bagian belakang.
d) Rumah Adat Gobel
Rumah Gobel merupakan rumah yang ditempati oleh keluarga kerajaan pada
masa silam. Namun kini rumah ini hanya digunakan untuk acara-acara resmi
pemerintah setempat. Acara tersebut seperti musyawarah besar rakyat Gorontalo,
upacara adat atau acara resmi lain. Rumah adat Gobel yang masih terjaga berada di
Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Secara keseluruhan
rumah-rumah adat Gorontalo banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.

Hal ini dikarenakan Gorontalo merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Islam


yang cukup besar pada masanya sehingga kebudayaan Islam pun mengakar kuat di
wilayah Gorontalo.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai