Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini terwujud berkat partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Tak ada gading yang tak retak begitu juga kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kami menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga
makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri
diarea kelamin. Penyakit menular seksual dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan penyembuhannyan yaitu yang dapat disembuhkan seperti sifilis,
gonore, Chlamydia dan trikomoniasis.serta yang tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat diringankan melalui pengobatan seperti human papillomavirus (HPV),
human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis dan herpes genital. (Diniarti
F,Dkk. 2019).
Kita bias terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang
dimaksudkan tidak aman adalah :
1. Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina
atau liang senggama)
2. Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
3. Seks oral (zakar dimasukkan kemulut tanpa zakar ditutupi kondom)
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu melalui darah :
1. Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
2. Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
3. Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
4. Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
5. Penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan
menyisakan darah pada alat).
Dari ibu hamil kepada bayi :
1. Saat hamil,
2. Saat melahirkan,
3. Saat menyusui.
Infeksi menular seksual dapat dicegah. CDC (Centres for Disease Control and
Prevention) merekomendasikan 5 strategi sebagai dasar untuk program pencegahan
yang efektif (Abrori dan Mahwar Qurbaniah. 2019):
1. Pendidikan dan konseling bagi orang yang beresiko untuk memotivasi adopsi
perilaku seksual yang lebih aman.
2. Identifikasi orang yang terinfeksi baik tanpa gejala atau dengan gejala untuk
mencari layanan diagnostik dan pengobatan.
3. Diagnosis dan pengobatan orang yang terinfeksi dengan cepat dan efektif
4. Evaluasi, pengobatan, dan konseling pasangan seksual terkena.
5. Vaksinasi orang yang berisiko untuk terkena infeksi menular seksual yang
dapat dicegah dengan vaksin.
Beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, antara lain:
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri
diarea kelamin. Penyakit menular seksual dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan penyembuhannyan yaitu yang dapat disembuhkan seperti sifilis,
gonore, Chlamydia dan trikomoniasis.serta yang tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat diringankan melalui pengobatan seperti human papillomavirus (HPV),
human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis dan herpes genital. (Diniarti
F,Dkk. 2019).
3.2 Saran
GWL muda. (2017). Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWL
muda.Yogyakarta: Graha Ilmu
Naully, P., & Nursidika, P. (2019). Pendidikan Kesehatan : Upaya Mereduksi Angka
Infeksi Menular Seksual pada Komunitas Homo seksual di Kota
Bandung. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 53-59.