Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini terwujud berkat partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Tak ada gading yang tak retak begitu juga kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun agar kami menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga
makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Gorontalo, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 Definisi Infeksi Menular Seksual (IMS) ....................................................... 5
2.2 Penyebab Infeksi Menular Seksual ............................................................... 5
2.3 Penularan Infeksi Menular Seksual .............................................................. 11
2.4 Pencegahan IMS ........................................................................................... 13
2.5 Hubungan IMS dan HIV .............................................................................. 14
BAB III ....................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................. 16
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Infeksi
Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual
baik secara vaginal, anal dan oral. IMS yang populer di Indonesia antara lain
gonore dan sifilis. Salah satu penyakit dari IMS yang belum dapat disembuhkan
adalah HIV/AIDS. Faktor terjadinya penyebaran HIV/AIDS disebabkan karena
perilaku seks bebas, merosotnya nilai agama, gaya hidup, pekerjaan, dan gagalnya
membina rumah tangga. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya,
karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selaluada di alat
kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan,
hati,otak dan bagian tubuh lainnya. (Naully, P., & Nursidika, P. 2019)
Dalam makalah kami harap kami dapat member sedikit pembukaan
pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas,
keprihatinan kami pada kalangan mahasiswa yang merupakan kaum terpelajar
namun tidak sedikit pula yang tidak meggubris adanya penyakit ini dan
kebanyakan pula dari mereka dengan sukarela melakukan seks (oral) yang
menurut mereka seks aman. (Naully, P., & Nursidika, P. 2019)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi infeksi menular seksual (IMS) ?
2. Apa saja infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur
dan parasit ?
3. Bagaimana penularan IMS ?
4. Bagaimana pencegahan IMS ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari infeksi menular seksual.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja infeksi menular seksual yang
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan parasit.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penularan IMS.
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pencegahan IMS.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Infeksi Menular Seksual (IMS)

Menurut WHO penyakit menular seksual adalah infeksi yang ditularkan


melalui hubungan intim/seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Tidak
hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan
berbagi jarum suntik dengan penderita, infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu
hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan. (Diniarti F,Dkk.
2019).

Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri
diarea kelamin. Penyakit menular seksual dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan penyembuhannyan yaitu yang dapat disembuhkan seperti sifilis,
gonore, Chlamydia dan trikomoniasis.serta yang tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat diringankan melalui pengobatan seperti human papillomavirus (HPV),
human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis dan herpes genital. (Diniarti
F,Dkk. 2019).

2.2 Penyebab Infeksi Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,


jamur dan parasit. Berikut ini macam-macam penyakit yang dapat disebabkan
tersebut, yaitu (Arjani, I. A. M. S. 2015) :

1. Bakteri Penyebab IMS


Neisseria gonorrhoeae adalah salah satu jenis bakteri penyebab IMS
merupakan kuman gram negative berbentuk diplokokus yang merupakan
penyebab infeksi saluran urogenitalis. Penularan umumnya terjadi secara
kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari, dengan gejala dan
tanda pada laki-lakidapat muncul 2 hari setelah pajanan dan mulai dengan
uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih serta melese.
Pada perempuan gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan
secret vagina. Keluhan pada perempuan sebagian besar tidak menimbulkan
keluhan, kadang-kadang ada keluhan keputihan, nyeri pada daerah rongga
panggul, perdarahan setelah berhubungan seksual. Komplikasi pada laki-laki
adalah adanya interaksi saluran air mani/kemandulan, sakit buang air kecil.
Sedangkan komplikasi pada perempuan adalah infeksi saluran telur/
kemandulan, radang saluran kencing, ketuban pecah dini/bayi premature
(kehamilan).
1) Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini juga dikenal dengan
sebutan “raja singa” dimana dapat menimbulkan gejala seperti
luka atau chancre yang berkembang pada alat kelamin, anus,
atau mulut yang tidak menyakitkan tetapi beresiko tinggi
menular, terutama oleh aktivitas seksual (termasuk seks oral
dan anal). Kadang-kadang penyakit ini dapat ditularkan ke
orang lain melaui ciuman atau kontak tubuh terlalu dekat.
Tanda dan gejalanya berupa :
-Muncul 6-8 minggu setelah terpapar,
- Muncul bercak-bercak kemerahan pada seluruh tubuh,
- Luka lecet dikemaluan, kelainan kulit, kelainan saraf, jantung
dan kematian , menular pada bayi yang dikandung.
2) Gonore
Gonore atau yang dikenal dengan “kencing nanah” adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya
cairan berwarna putih, kuning, krem, atau hijau dari penis atau
vagina yang disertai rasa nyeri ketika buang air kecil dan saat
berhubungan seks serta gatal disekitar alat kelamin. Bakteri ini
juga dapat menimbulkan infeksi dibagian tubuh lain jika terjadi
kontak dengan sperma atau cairan vagina. Tanda dan gejalanya
berupa :
- Muncul 2-5 hari setelah terpapar,
- Keluar nanah dari lubang kencing ,dubur dan vagina,
- Sakit terasa nyeri pada perut bagian bawah,
-Tanda infeksi di alat kelamin,.
-Menular pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena
kencing nanah.
3) Chlamydia
Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Chlamydia Trachomatis. Gejalanya termasuk nyeri
nyeri pada perut bagian bawah, tidak nyaman saat
berhubungan seksual dan saat buang air kecil serta terdapat
cairan berwarna hijau atau kuning dari penis dan vagina. Pada
wanita Chlamydia menyerangleher rahim sedangkan pada pria
menyerang salurang keluarnya urin pada penis. Penularan
bakteri ini dapat terjadi melalui luka pada area kelamin. Tanda
dan gejalanya berupa :
-Muncul 7-21 hari setelah terpapar,
-Keluar cairan berwarna putih bening pada pria dan keputihan
pada wanita,
-Muncul bercak-bercak darah setelah senggama,
-nyeri perut bagian bawah,

2. Virus Penyebab IMS


Salah satu golongan virus penyebab IMS adalah herpes. Saat ini
dikenal dua macam herpes yaitu herpes zoster dan herpes simplek. Kedua
herpes ini berasal dari virus berbeda. Herpes zoster disebabkan oleh virus
varicella, sedangkan herpes simpleks disebabkan oleh herper simplex virus
(HSV). Herpes genitalis ialah infeksi pada genital yang disebabkan oleh
herpes simplex virus (HSV), terutama HSV tipe 2, yang sering bersifat
berulang. Keluhan seperti sensasi terbakar dan gatal, beberapa jam sebelum
timbul lesi, terkadang disertai gejala umum, misalnya lemas, demam dan
nyeri otot. Timbul gelembung-gelembung yang berkelompok dengan mudah
pecah. Gejala lesi awal dapat lebih berat dan lama. Komplikasi herpes
genitalis adalah kanker leher rahim, kehamilan lahir muda, kelainan
congenital dan kematian.
1) Human Papillomavirus (HPV)
HPV adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
virus dengan nama yang sama yaitu Human Papillomavirus.
Virus ini dapat menyebabkan terjadinya kutil kelamin hingga
kanker serviks pada perempuan. Penularan virus HPV ini dapt
terjadi melalui kontak langsung atau melakukan hubungan
seksual dengan penderita.
2) HIV/AIDS
HIV adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
virus dengan nama yang sama yaitu Human Immunodeficiency
Virus yang menyerang sistem kekeblan tubuh. Penyebaran
virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa
menggunakan kondom, berbagi penggunaan alat suntik,
transfuse darah, atau saat persalinan. Virus HIV dapat
merusak sistem kekebalan dan meningkatkan resiko tertular
virus atau bakteri lain dan kanker tertentu. HIV ditemukan
diseluruh jaringan tubuh, tetapi ditularkan melalui cairan tubuh
orang yang terinfeksi (air mani, cairan vagina, darah dan ASI).
Jika tidak ditangani, bisa mengarah ke tahap 3 HIV yang
dikenal sebagai AIDS.
AIDS adalah sindrom yang disebabkan oleh virus HIV.
Dimana penyakit ini mengubah sistem kekebalan tubuh, dan
membuat orang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
3) Hepatitis B dan Hepatitis C
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis yang dapat
menyebabkan gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus
ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita. Selain
melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum
suntik yang dipakai bersama dan transplantasi organ. Tanda
dan gejalanya berupa :
- Muncul 6-7 minggu setelah terpapar,
- Gejala badan lemas kurang bergairah terkadang demam,
- Kulit dan selaput mata berwarna kuning,
- Hepatitis B dan C menular melalui hubungan seks dan darah
penderita,
- Jenis IMS ini tidak dapat di sembuhkan.
4) Herpes Genital
Herpes genital adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh virus Herpes Simplex (HSV) yang
mempengaruhi kulit, leher rahim, alat kelamin, dan beberapa
bagian lain dari tubuh. Virus herpes ini akan menimbulkan
gejala seperti melepuh pada bibir dan mulut, nyeri, gatal, luka
serta lecet pada area yang terkena virus sehingga
mengakibatkan luka terbuka dan mengeluarkan cairan. HSV
mudah ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui
kontak langsung. Paling umum, transmisi tipe 2 HSV terjadi
melalui seks vaginal, oral, dan anal. Sementara itu, tipe 1 lebih
sering menular dari sedotan atau peralatan yang digunakan
bersama. Tanda dan gejalanya berupa :
- Muncul 3-7 hari setelah terpapar,
- Bintil berkelompok , rasa panas , gatal , demam , nyeri otot
lesu , resiko cacat dan kematian pada janin bayi,
- Bersifat kambuhan,
- Tidak dapat disembuhkan.

3. Jamur Penyebab IMS


Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida,
terutama Candida albicans (C.albicans). Candidiasis juga dikenal dengan
nama moniliasis, thrush atau infeksi yeast disebabkan oleh jamur Candida
albicans. Candidiasis biasanya menimbulkan gejala peradangan, gatal, dan
perih didaerah kemaluan. Juga terdapat keluarnya cairan vagina yang
menyerupai bubur. Walaupun fungus selalu terdapat sampai taraf tertentu,
biasanya tidak menimbulkan gejala selama lingkungan vagina terjaga normal.
1) Tinea Crusis
Tine cruris atau yang biasa disebut dengan jock it adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Penyakit ini menyerang kulit disekitar alat kelamin, paha
bagian dalam, dan bokong yang ditandai dengan munculnya
ruam yang berwarna kemerahan yang biasanya berbentu
lingkaran dan terasa sangat gatal. Jamur ini bisa menyebar
melalui pemakaian handuk atau pakaian yang terkontaminasi
dan melalui kontak langsung dengan penderita serta dapat
terjadi saat seseorang memakai pakaian ketat yang
memerangkap kelembapan sehingga memudahkan proses
berkembangnya jamur tersebut.
2) Candidiasis
Candidiasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh jamur Candida yang ditandai dengan adanya ruam atau
lepuhan hingga nanah yang muncul pada kulit yang
menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, dan kering. Jamur ini
biasanya timbul pada area lipatan kulit, seperti ketiak,
selangkangan, sela jari, bawah payudara, tepian kuku, dan
disudut mulut. Candidiasis dapat terjadi akibat kulit yang
lembab, pakaian yang ketat, kebersihan pribadi yang buruk,
obesitas, dan jarang mengganti pakaian dalam.
4. Parasit Penyebab IMS
Ektoparasit jarang menyebabkan infeksi saluran kelamin, tetapi
ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan erat, khususnya hubungan
seksual. Ordo Anaplura mencakup lebih dari 400 spesies kutu penghisap yang
merupakan ektoparasit mammalia dan dari tiga spesies kutu pada manusia
yaitu Phtirius pubis (kutu pubis), Pediculus humanis capitis (kutukepala) dan
P. humanushumanus (kutu badan) spesies yang sering ditularkan melalui
hubungan seksual adalah kutu pubis atau crabs.
1) Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh parasit trikomonas vaginalis. Penyakit ini bisa
menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak
menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara
tidak sadar menularkan penyakit ini pada pasangan seksualnya.
2.3 Penularan Infeksi Menular Seksual

Kita bias terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang
dimaksudkan tidak aman adalah :

1. Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina
atau liang senggama)
2. Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
3. Seks oral (zakar dimasukkan kemulut tanpa zakar ditutupi kondom)
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu melalui darah :
1. Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
2. Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
3. Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
4. Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
5. Penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan
menyisakan darah pada alat).
Dari ibu hamil kepada bayi :
1. Saat hamil,
2. Saat melahirkan,
3. Saat menyusui.

IMS tidak dapat dicegah dengan cara – cara sebagai berikut:

1. Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain.


2. Meminum antibiotic seperti supertetra, penisilin dan lain-lain, sebelum atau
sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk
membunuh semua jenis kuman IMS secara bersamaan (kita tidak tahu jenis
IMS mana yang masuk ke tubuh kita). Semakin sering meminumo bat-obatan
secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan penyembuhan IMS
karena kumannya menjadi kebal atau resisten terhadap obat.
3. Mendapatkan suntikan antibiotic secara teratur, pencegahan penyakit hanya
dapat dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita.
4. Memilih pasangan seksberdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit
putih bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masih muda), anakkecil
pun dapat terkena dan mengidap bibit IMS, karena penyakit tidak membeda-
bedakan usia dan tidak pandang bulu.
5. Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, air soda,
alkohol, air jahe, dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu)
segera setelah berhubungan seks.
2.4 Pencegahan IMS

Infeksi menular seksual dapat dicegah. CDC (Centres for Disease Control and
Prevention) merekomendasikan 5 strategi sebagai dasar untuk program pencegahan
yang efektif (Abrori dan Mahwar Qurbaniah. 2019):

1. Pendidikan dan konseling bagi orang yang beresiko untuk memotivasi adopsi
perilaku seksual yang lebih aman.
2. Identifikasi orang yang terinfeksi baik tanpa gejala atau dengan gejala untuk
mencari layanan diagnostik dan pengobatan.
3. Diagnosis dan pengobatan orang yang terinfeksi dengan cepat dan efektif
4. Evaluasi, pengobatan, dan konseling pasangan seksual terkena.
5. Vaksinasi orang yang berisiko untuk terkena infeksi menular seksual yang
dapat dicegah dengan vaksin.

Beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, antara lain:

1. Berhubungan seks hanya dengan satu orang


Hindari berganti-ganti pasangan, semakin banyak jumlah pasangan
seksual maka semakin besar risiko terkena penyakit menular seksual.
Sebaiknya juga tidak berhubungan seksual dengan seseorang yang sering
berganti pasangan, atau tidak diketahui riwayat seksualnya. Pada beberapa
kondisi, tidak berhubungan seksual sama sekali (abstinensia) bisa dianggap
sebagai cara paling efektif dalam mencegah terkena penyakit menular seksual.
Langkah ini bisa diterapkan, terutama saat pasangan sedang menderita infeksi
menular seksual.
2. Gunakan kondom
Gunakan kondom lateks tiap kali berhubungan seks. Kondom memang
tidak dapat mencegah penularan penyakit sepenuhnya, tetapi akan sangat
efektif jika pemakaiannya benar. Gunakan kondom lateks. Jika Anda alergi,
pilih kondom sintetis, meski jenis ini lebih sering bocor dibandingkan
kondom yang berjenis lateks.
3. Vaksinasi
Beberapa penyakit menular seksual dapat dicegah dengan pemberian
vaksinasi dewasa. Misalnya hepatitis B, dan kutil kelamin serta kanker serviks
yang disebabkan oleh human papilomavirus (HPV). Vaksinasi HPV ini
direkomendasikan bagi anak perempuan berusia 9-13 tahun. Namun, wanita
dewasa berusia di bawah 26 tahun yang belum mendapatkan vaksinasi juga
disarankan untuk melakukannya segera, mengingat kanker serviks merupakan
pembunuh nomor 2 pada wanita. Vaksin hepatitis B diberikan tiga kali,
dengan jadwal pada bulan 0, 1 dan 6 (untuk bivalen) atau bulan 0, 2 dan 6
(untuk kuadrivalen). Anak dan remaja yang belum mendapatkannya,
dianjurkan untuk melakukan rangkaian vaksinasi hepatitis B.
4. Sunat pada laki-laki
Sunat pada laki-laki terbukti dapat mengurangi risiko laki-laki terkena
penyakit HIV dari hubungan seksual sebanyak 60 persen. Dampak positif
lainnya adalah dapat membantu mencegah penularan herpes dan infeksi HPV.
5. Hindari narkoba dan alcohol
Saat berada di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, perilaku seksual
seseorang menjadi lebih sulit dikendalikan. Dampaknya, risiko melakukan
hubungan seksual yang berisko juga lebih tinggi. Penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan narkoba, terutama narkoba suntik, erat kaitannya dengan
peningkatan risiko terkena penyakit menular seksual.
2.5 Hubungan IMS dan HIV
Hubungan antara infeksi menular seksual dengan HIV yaitu (GWL muda.
2017) :
1. IMS merupakan pintu masuknya HIV
2. HIV termasuk salah satu IMS karena dapat ditularkan melalui hubungan
seksual
3. Berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom merupakan
perilaku beresiko tertular IMS termasuk HIV
4. Luka basah atau terbuka akibat IMS menjadi pintu masuk HIV langsung
kepembuluh darah Sehingga mempermudah penularan HIV
5. Tertular IMS memperbesar resiko tertular HIV 1-9 kali lipat
6. Orang yang tertular HIV mempunyai system kekebalan tubuh yang lemah
akibat diserang oleh HIV
7. IMS dapat menjadi Infeksi Oportunistik sehingga mempercepat masuk ke fase
AIDS.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Menurut WHO penyakit menular seksual adalah infeksi yang ditularkan


melalui hubungan intim/seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Tidak
hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan
berbagi jarum suntik dengan penderita, infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu
hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan. (Diniarti F,Dkk.
2019).

Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri
diarea kelamin. Penyakit menular seksual dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan penyembuhannyan yaitu yang dapat disembuhkan seperti sifilis,
gonore, Chlamydia dan trikomoniasis.serta yang tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat diringankan melalui pengobatan seperti human papillomavirus (HPV),
human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis dan herpes genital. (Diniarti
F,Dkk. 2019).

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan dapat mempelajari berbagai macam penyakit


menular seksual sehingga nantinya dapat mengidentifikasi adanya penularan
IMS serta memberi informasi agar perluasan penyakit menular seksual dapat
dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Arjani, I. A. M. S. (2015). Identifikasi agen penyebab infeksi menular seksual 1 Ida


Ayu Made Sri Arjani 1. Jurnal Skala Husada, 12(1), 15–21.

Abrori dan Mahwar Qurbaniah. (2019). Treatment Seeking Transmited Infections


(STI’s) On In Indirect Female Sex Workers, 5(1), 8-15.

Diniarti F,Dkk. (2019). Hubungan pengetahuan dengan kejadian infeksi menular


seksual di puskesmas penurunan kota Bengkulu. Journal of Nursing and
Public Health, Vol (7)1, 52-58

GWL muda. (2017). Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWL
muda.Yogyakarta: Graha Ilmu

Naully, P., & Nursidika, P. (2019). Pendidikan Kesehatan : Upaya Mereduksi Angka
Infeksi Menular Seksual pada Komunitas Homo seksual di Kota
Bandung. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 53-59.

Anda mungkin juga menyukai