OLEH :
Rika
2286233110025
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “Pentingnya peran Bahasa Indonesia dalam pendidikan
anak usia dini”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya para teman-teman yang telah membantu dalam
juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
Penulis
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik
secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak
kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa
sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan
pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya
ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah
bahasa.
B. Tujuan
Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng
didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh,
Bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia.
Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:
sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar
biasa. Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk
membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan
bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan
sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa
Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu
itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi.
Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin
dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai
sebagai lingua francaini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan
bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur,
sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda
adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa
bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah
Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau
jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru
merupakan salah satu identitas Bangsa Indonesia. Karena itu mata pelajaran
sebagai bahasa resmi Negara. Hal ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk
berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan media untuk
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka dibimbing
bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam
hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan
diri, yaitu:
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi
bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non
menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman
dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-
buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan
kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa
marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan
seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang
memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini,
ingin disampaikan.
atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar
Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan
25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus
bangsa Indonesia yang sebenarnya.
latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan
bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa
Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka
tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain.
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa
daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan
tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya
khazanah bahasa Indonesia.
cepat tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahasa secara umum dan secara khusus. Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai
komunikasi, sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi social, dan sebagain alat
pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam
bahasa nasional,
kedudukannya, dan
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/