Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENTINGNYA PERAN BAHASA INDONESIA

DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

OLEH :

Rika

2286233110025

JURUSAN PAUD REGULER B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan  makalah “Pentingnya peran Bahasa Indonesia dalam pendidikan
anak usia dini”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah.

Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak khususnya para teman-teman yang telah membantu dalam

menyelesaikan tugas makalah ini sehingga selesai tepat waktu. Dan tidak lupa

juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun kepada pembaca umumnya.

Banjarmasin, 1 Desember 2022

Penulis

i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2

A. Pentingnya Mempelajari Bahasa Indonesia……………………….…. 2

B. Fungsi Bahasa Indonesia....................................................................... 5

C. Kedudukan Bahasa Indonesia.............................................................. 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10

A. Kesimpulan........................................................................................... 10

B. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik

secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak

dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan

kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa

tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik

sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan

pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya

yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu.

Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang

bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu

kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-

ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah

bahasa.

B.    Tujuan

1. Untuk mengetahui pentingnya mempelajari bahasa Indonesia

2. Mengetahui dan memahami fungsi bahasa Indonesia.

3. Mengetahui  dan memahami kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Nasional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Mempelajari Bahasa Indonesia

Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia

mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng

di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang

panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah

Perkembangan Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk

ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang

didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh,

sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada

tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe bertoempah darah satoe,

Tanah Air Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mengakoe berbangsa satoe,

Bangsa Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia

mendjoendjoeng bahasa persatoean,

Bahasa Indonesia.

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:

sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar
biasa. Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk

membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan

bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan

sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita

patut bersyukur dan angkat topi kepada mereka.

Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa

Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu

terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam

itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi.

Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin

dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi

juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai

sebagai lingua francaini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa

daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang.Kesadaran

masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang

mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.

Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan

bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur,

sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda

adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa

bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah

Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau
jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru

diganti dengan nama bahasa Indonesia.

Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar

utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat

ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

di sekolah, salah satunya adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia

merupakan salah satu identitas Bangsa Indonesia. Karena itu mata pelajaran

Bahasa Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam kurikulum sekolah.

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan bangsa dan negara, Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu

bersumber pada kedudukan bahasa, Indonesia sebagai bahasa nasional dan

sebagai bahasa resmi Negara. Hal ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk

menjalankan admistrasi Negara, sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang

berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan media untuk

mengkomunikasikan kebudayaan nasional.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tentunya bukan hanya

siswa lulusan dalam ujian, melainkan mereka harus mampu berkomunikasi

dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka dibimbing

dalam keterampilan berbahasa agar mampu memahami bahasa yang dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman, agar mampu berkomunikasi dengan

baik dan benar.


B. Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi

bahasa secara umum dan secara khusus.

 Fungsi bahasa secara umum:

Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui

bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam

hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan

diri, yaitu:

a) Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.

b) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

1. Sebagai alat komunikasi.

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan

dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan

akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai

komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi

sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena

bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra

berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non

verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa

(lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan

menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda

lalu lintas/ sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.


2. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.

Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa

yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan

menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman

dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang

dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk

berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

3. Sebagai alat kontrol sosial.

Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.

Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-

buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan

layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat

kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa

marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan

rasa marah kita.

 Fungsi bahasa secara khusus:

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.

Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan

komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung

dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.

2. Mewujudkan seni (sastra).

Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media

seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang
memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini,

diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang

ingin disampaikan.

3. Mempelajari bahasa-bahasa kuno.

Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau

kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin

atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar

memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.

Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri

melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.

4. Mengeksploitasi IPTEK.

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan

pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan

selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih

baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu

didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya

dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

C. Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan

Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal

25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai

bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:


1. Lambang kebanggaan nasional.

Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan

nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang

dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan

mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia,

harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus

bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

2. Lambang identitas nasional.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang

bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang,

yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus

menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya.

Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran

bangsa Indonesia yang sebenarnya.

3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial

budaya dan bahasanya.

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam

latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan

bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa

Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka

tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain.

Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,

identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa
daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan

tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya

khazanah bahasa Indonesia.

4. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.

Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek

kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan

dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan

mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia

meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang.

Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan

cepat tercapai.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehadiran bahasa Indonesia dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi

Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, sampai dengan tercetusnya

inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.

Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi

bahasa secara umum dan secara khusus. Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai

alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat

komunikasi, sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi social, dan sebagain alat

kontrol sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus yaitu mengadakan

hubungan dalam pergaulan sehari- hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari

bahasa-bahasa kuno, dan mengeksploitasi IPTEK.

Kedudukan bahasa Indonesia berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil

Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta

pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam

kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai

lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu

berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan

bahasanya, dan alat perhubungan antarbudaya antardaerah.


B. Saran

1. Kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional,

2. Penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan

kedudukannya, dan

3. Kita harus berbahasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal; Tasai, S. Amran (2012). Bahasa Indonesia sebagai Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri

Finoza, Lamuddin. (2008). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Muslich, Masnur. (2007). http://muslich-m.blogspot.com/2007/04/kedudukan-


dan-fungsi-bahasa-indonesia.html

Putri, Rahma E. (2010). http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-


kedudukan-bahasa-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/

Anda mungkin juga menyukai