Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : HENDRIKUS LAIAN

NPM : 202285201079

KELAS :C

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatNya akhrinya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Judul makalah yang akan dibahas adalah “kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia”, dan penulis sangat berharap semoga dengan adanya makalah   ini penulis
dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis
miliki.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk biasa memperbaikinya.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami, dan umumnya bagi
siapa saja yang membacanya Amin.

Merauke, 16 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................


2.1 Rumusan Masalah.................................................................................
3.1 Maksud dan Tujuan..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

1.1 Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia............................................


2.1 Kedudukan bahasa indonesia...............................................................
3.1 Fungsi Bahasa......................................................................................
4.1 EKSISTENSI BAHASA INDONESIA..............................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

1.1 Kesimpulan..............................................................................................
2.1 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara
terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan
status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di
dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status. Bahasa tidak dapat ditinggalkan, ia selalu
mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun
anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’
secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah yang
bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu kebijaksanaan
nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat
dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan masalah bahasa.

1.2  Perumusan Masalah


a.       Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional?
b.      Apakah Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus?
c.       Bagaimana Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi?
d.      Bagaimana Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi?

1.3  Maksud dan Tujuan


a.       Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional.
b.      Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus.
c.       Mengetahui Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.
d.      Mengetahui Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN

1.1  kedudukan Dan fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional


Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai
bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan.
Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. (Untuk
meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah Perkembangan
Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara,
dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo
dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi
persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep
aslinya berbunyi:

Kami poetera dan poeteri Indonesia


mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.

Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:
sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa.
Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat hal yang
sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh
pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah
mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi kepada
mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu
dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudah
berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat kita
sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah
menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat
perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah
tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan
mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan
dan tetap berkembang.Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-
pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem, maupun
kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan
jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih
bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat
dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah,
bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.

2.1 Kedudukan Bahasa Indonesia


Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan Seminar
Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari
1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a.      Lambang kebanggaan nasional.
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai-
nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan
bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai
realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa
rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
b.      Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu
sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan
sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa
Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c.       Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa
Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan
tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan
bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial
budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan
fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah
diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
d.      Alat penghubung antar budaya antar daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah
diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti
akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang
meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
3.1 Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara
umum dan secara khusus.

a.      Fungsi bahasa secara umum.


Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1.      Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa
kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan
pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:

a)      Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.


b)      Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2.      Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan
memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang
lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti
memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian
seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk
sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua
cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat atau media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol,
isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas atau sirene setelah itu diterjemahkan
kedalam bahasa manusia.
3.      Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan
bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman dan menggunakan
bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan
menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan
menyesuaikan diri dengan bangsa.
4.      Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-buku
pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan
masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial
yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis
merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.

b.      Fungsi bahasa secara khusus:


Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1.       Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi
dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa
formal dan non formal.
2.      Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni,
seperti syair, puisi, prosa dan lain-lain. Terkadang bahasa yang digunakan yang
memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan
pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3.      Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau
kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat
terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa
keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal
dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-
prasasti.
4.      Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu
mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan
yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga
dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

4.1  Eksistensi Bahasa Indonesia


Eksistensi Bahasa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa
Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi
yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan
berbahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa
Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini,
peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.

2.3  Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi


Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah
pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996),
globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara,
semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke berbagai negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat,
perkembangan di luar negeripun sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan
setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian
Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat setelah terbentuk
Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999.
Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain
peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang
bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari
berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat
dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantangan
internal berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata,
dan struktur kalimat. Tantangan eksternal datang dari pengaruh negatif bahasa asing
(terutama bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah
dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
Mencermati berbagai peluang dan tantang tersebut, memunculkan serangkaian
pertanyaan berikut.
1)      Mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah arus tarik-
menarik dari dua tantangan tersebut?
2)      Apakah peluang-peluang yang mendukung pembinaan bahasa Indonesia dalam
mempertahankan jati diri bahasa Indonesia?
3)      Apa saja tantangan-tantangan masa depan terhadap perkembangan bahasa Indonesia
dalam arus tarik-menarik tersebut?
4)      Bagaimana upaya penanggulangan terhadap tantangan-tantangan tersebut?
Berbagai fenomena dan kenyataan itu akan semakin mendukung ke arah
terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara globalisasi dan
lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan
jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini,
marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih
disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa
asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak
kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap
sebagai kosakata bahasa Melayu atau Indonesia.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1.      Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar. Ikar tersebut
diberi nama ‘Sumpah Pemuda’.

2.      Fungsi Bahasa Indonesia Dalam Kedudukan Sebagai Bahasa Nasional Meliputi 4
Aspek yaitu : Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional, Bahasa
Indonesia sebagai lambang identitas nasional, Bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu seluruh bangsa Indonesia, dan Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung
antar Budaya dan antar Daerah.

3.      Fungsi Bahasa Indonesia Dalam Kedudukan Sebagai Bahasa Negara juga Meliputi 4
aspek yaitu : Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia
sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan, Bahasa Indonesia sebagai alat
penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan tata-cara perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta pemerintahan., dan Bahasa Indonesia
Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi (iptek).

4.      Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia dalam pembangunan bangsa yakni sebagai
perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat
pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku daerah.

Saran

Marilah kita bersama-sama menjaga bahasa Indonesia agar menjadi bahasa yang
dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat dengan melakukan pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia agar tercapai pemakaian yang cermat, tepat, dan
efisien.

DAFTAR PUSTAKA

https://beladwins.blogspot.com/2017/02/makalah-kedudukan-dan-fungsi-
bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai