MAKALAH
Oleh
Niswatul Karomah (42010421040)
Kelas : D3 Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt., atas perkenan-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi satu di antara syarat untuk lulus mata kuliah
Dasar Umum Bahasa Indonesia.
Kami menyadari tanpa adanya dukungan serta motivasi yang telah diberikan
dari berbagai pihak, mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Deden Sutrisna,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah umum dasar bahasa Indonesia, serta teman-
teman yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Walaupun demikian, kami
berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional?
2. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa nasional ?
3. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional?
4. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional?
5. Bagaimana fungsi bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu serta alat
penghubung antar daerah dan antar budaya?
dan faktor yang menjadi pertimbangan, maka maklah ini hanya mengarah pada:
1. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
2. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
3. Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional.
4. Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional.
2
5. Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu serta alat penghubung
antar daerah dan antar budaya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum
Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan
atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa
Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa
Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
Dari sejarah bahasa Indonesia terlihat dengan jelas bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional mempersatukan bangsa yang demikian
bhinneka karena memungkinkan komunikasi yang lancar antara anggota
masyarakat, sekalipun berasal dari beraneka ragam suku bangsa. Betapa hebat
peranan bahasa Indonesia untuk membawa kawan-kawan kita di daerah untuk
dapat cepat turut dalam kehidupan nasional bangsa Indonesia. Persatuan nasional
tersebut merupakan tonggak utama untuk terpeliharanya kemerdekaan bangsa
(Suryohadiprodjo, 1980: 40).
5
kebanggaan kita sekaligus ungkapan perwujudan sikap kita terhadap bahasa
Indonesia dan dalam berbahasa Indonesia. Yang menjadi pertanyaan bagaimana
sikap kita terhadap bahasa Indonesia dan bagaimana kebanggaan kita
terhadap bahasa Indonesia. Positif atau negatifnya sikap kita, atau kebanggaan
kita terhadap bahasa Indonesia tergambar pada perilaku kita dalam berbahasa
Indonesia.
Kalau kita masih sering mengeluhkan penggunaan bahasa Indonesia oleh
masyarakat karena masih seringnya kekurangtepatan penggunaan bahasa
Indonesia tersebut, baik masyarakat umum, aparatur pemerintah, pejabat
negara, atau para elite partai politik dan masyarakat. Hal tersebut merupakan
gambaran sikap dan rasa kebanggaan tersebut atas bahasa Indonesia. Kepedulian,
rasa memiliki, dan rasa bertangung jawab merupakan faktor penentu atas sikap dan
kebanggaan terhadap bahasa Indonesia tersebut. Dengan demikian, kembali kita
bertanya apakah kita peduli, merasa memiliki, dan merasa bertanggung jawab
terhadap bahasa Indonesia dan dalam berbahasa Indonesia (Halim, 1975).
2.5 Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu serta Alat Penghubung
antardaerah dan antarbudaya
Bahasa Indonesia sebagai wahana persatuan nasional. Bahasa Indonesia
juga harus mampu sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa yang
6
memiliki latar belakang kebudayaan dan bahasa yang berbeda-beda. bahasa
Indonesia tidak hanya sebagai lambang persatuan nasonal, tetapi bahasa
Indonesia adalah darah persatuan nasional kita. Bahasa Indonesialah yang menjalin
dan menyatukan masyarakat yang mendiami beribu-ribu pulau di nusantara ini.
Bahasa Indonesia yang menyatukan masyarakat yang berbeda-beda bahasa dan
budaya senasib sepenanggungan mulai zaman penjajahan, masa perjuangan
kemerdekaan, sampai sekarang terjalin karena bahasa Indonesia (Halim, 1975).
Bahasa Indonesia adalah media perhubungan antarbudaya dan antardaerah
yang berbeda-beda bahasa. Fungsi ini penekanan lebih jauh dari fungsi ketiga di
atas pada aspek perhubungan antarbudaya dan antardaerah. Bahasa-bahasa
daerah dan budaya-budaya daerah merupakan kekayaan dan kekuatan nasional
kita. Karena itu diperlukan perekat sebagai budaya nasional, yaitu dengan bahasa
Indonesia, sehingga semua bentuk budaya nasional dari berbagai daerah bisa
tampil dengan menggunakan bahasa Indonesia agar dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat Indonesia (Halim, 1975).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sesuai dengan
sumpah pemuda 1928. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
yaitulambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, bahasa persatuan
nasional dari masyarakat yang berbeda-beda bahasa daerah, bahasa perhubungan
antarbahasa dan antarbudaya. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan
nasional artinya bahasa Indonesia mampu mencerminkan nilai-nilai sosial budaya
yang mendasari rasa kebanggaan kita sekaligus ungkapan perwujudan sikap kita
terhadap bahasa Indonesia dan dalam berbahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional merupakan fungsi
yang melekat pada masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, setiap anggota
masyarakat kita harus bisa dan mampu berbahasa Indonesia baik secara lisan
maupun tertulis. Bahasa Indonesia adalah media perhubungan antar budaya
dan antar daerah yang berbeda-beda bahasa.
3.2 Saran
Masyarakat sebaiknya harus lebih bangga dalam menggunakan bahasa
Indonesia dari pada menggunakan bahasa asing. Anak-anak muda dan mahasiswa-
mahasiswa hendaknya meminimalisir menggunakan bahasa alay, bahasa gaul dan
bahasa sejenisnya sejenisnya yang dapat mengancam eksistensi bahasa indonesia.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10