Anda di halaman 1dari 19

Rangkuman Buku Bahasa Indonesia

Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Diri

Disusun Oleh :
Alvian Rahendra Sutikna
311910783

Teknik Informatika
Universitas Pelita Bangsa
2022
KATA PENGANTAR

Puji Beserta syukur Kita Panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Gofur.
Atasrahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan dengan tanpa
adasuatu halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
darisekolah.Dalam makalah ini saya akan membahas tentang Buku Bahasa Indonesia
Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang di tulis oleh E. Zainal Arifin
dan S. Amran Tasai.

Bahasa Indonesia sendiri merupakan bahasa resmi Bangsa Indonesia. Bahasa


Indonesia juga menjadi bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
diresmikan sebagai bahasa nasional setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 18
Agustus 1945.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Sejarah Bahasa Indonesia ............................................................................... 1
1.2 Fungsi Bahasa Indonesia ................................................................................ 1
BAB II RAGAM BAHASA INDONESIA ................................................................. 3
2.1 Bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu, budaya, dan seni ............................... 3
2.2 Ragam Bahasa Formal .................................................................................... 3
2.3 Ragam Bahasa Non Formal ............................................................................ 4
2.4 Ragam Lisan dan Tulis ................................................................................... 4
1. Ragam Lisan ................................................................................................... 4
2. Ragam Tulisan ................................................................................................ 5
2.5 Ragam Sosial Dan Fungsional ....................................................................... 5
2.6 Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ............................................. 5
BAB III EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ........................................................... 7
3.1 Pengertian Ejaan ............................................................................................. 7
BAB IV PEMILIHAN KATA ( Diksi )........................................................................ 8
4.1 Pengertian Diksi ............................................................................................. 8
4.2 Syarat pemilihan kata ..................................................................................... 8
BAB V KALIMAT EFEKTIF................................................................................... 10
5.1 Pengertian Kalimat Efektif ........................................................................... 10
5.2 Prinsip – Prinsip Kalimat Efektif ................................................................. 10
BAB VI PARAGRAF ................................................................................................. 12
6.1 Pengertian Paragraf ...................................................................................... 12
6.2 Syarat – Syarat Paragraf ............................................................................... 12
6.3 Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya ....................................................... 13
1. Jenis paragraph menurut posisi kalimat topiknya ........................................ 13
2. Menurut sifat isinya antara lain : .................................................................. 13

ii
3. menurut fungsinya dalam sebuah karangan yaitu : ...................................... 13
BAB VII PENULISAN KARYA ILMIAH ................................................................ 14
7.1 Pengertian Karya Ilmiah ............................................................................... 14
7.2 Tahap – Tahap Penulisan Karya Ilmiah ....................................................... 14
BAB VIII KESIMPULAN…………………………………………………………...15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang dari pada
Republik ini sendiri.Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa
nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka.Saat itu Bahasa
Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai perekat Bangsa.Saat itu Bahasa Inonesia menjadi Bahasa
Pergaulan antar etnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di
Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun Bahasa Indonesia
mempunyai posisi yang penting.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri Bangsa bermula dari
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.Disana , pada kongres Nasional
kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa untuk Negara Indonesia pasca kemerdekaan. Bahasa Indonesia
didasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai Bahasa persatuan Negara
Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Jika Bahasa Jawa digunakan , suku suku bangsa atau pulau lain di Republik
Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan Bahasa
Melayu Riau.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih dengan pertimbangan : Pertama suku
Melayu berasal dari Riau Kedua ia sebagai lingua franca.
4. Pengguna Bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia.

1.2 Fungsi Bahasa Indonesia

1
Bahasa Indonesia memiliki dua fungsi utama, yaitu: sebagai bahasa nasional
dan sebagai bahasa Negara.

Sebagai Bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1. Bahasa Indonesia sebagai identitas Nasional.

2. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan bangsa.

3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

4. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang multi etnis

Sebagai Bahasa Negara, Bahasa Indonesia Berfungsi sebagai:

1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi Kenegeraan.

2. Bahasa Indonesia sebagai Alat pengantar dalam dunia pendidikan

3. Bahasa Indonesia sebagai Penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan


perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan nasional, ilmu dan teknologi.

2
BAB II
RAGAM BAHASA INDONESIA

2.1 Bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu, budaya, dan seni


Sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, bahasa indoensia
wajib digunakan sebagai bahasa pengantar diseluruh lembaga pendidikan.
Sebagai konsekuensi logisnya semua jenjang pedidikan di Indonesia wajib
mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia ini dari taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi. Dan untuk itu beberapa payung hukumnya
sudah jelas, mulai dari UUD 1945, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
Permen No. 22 tentang Standar isi sampai dengan SK Dirjen Dikti No. 43 tahun
2006 tentang mata kuliah pengembangan kepribadian.

2.2 Ragam Bahasa Formal


Ragam bahasa formal adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam
lingkungan resmi, formal, dan kedinasan, contohnya adalah lembagalembaga
pemerintahan, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaanperusahaan, dan
sebagiannya.Ragam bahasa formal dibagi menjadi dua bagian, yakni ragam
bahasa lisan, dan ragam bahasa tulis.Ragam lisan formal lebih menitikberatkan
kepada pilihan kata, sikap penutur, serta situasi pembicaraan.Sedangkan ragam
tulis formal lebih menitikberatkan pada pilihan kata dalam (diksi), ejaan, serta
format-format yang resmi.
H. Yacub Nasucha dkk, menyampaikan bahwa ciri-ciri ragam formal adalah
sebagai berikut :
1. menggunakan gramatikal secara eksplisit dan konsisten

2. menggunakan imbuhan secara lengkap

3. menggunakan kata ganti resmi

4. menggunakan kata baku

3
5. menggunakan ejaan yang disempurakan, dan

6. menghindari unsur kedaerahan.

2.3 Ragam Bahasa Non Formal


Ragam bahasa nonformal ini digunakan dalam situasi yang tidak resmi,
dalam situasi yang santai, sehingga menmbulkan keakraban antara para
pemakai bahasa (komunikator dan komunikan).Hal yang paling penting dalam
komunikasi nonformal adalah yang penting komunikatif, saling memahami,
dan tidak terjdi kesalahan komunikasi.
Ragam nonformal lisan dipakai untuk :

7. Berbicara sehari-hari di rumah

8. Bergunjing

9. Bercerita

10. Mengobol

Ragam nonformal ditulis dipakai untuk :

1. Menulis surat kepada kerabat

2. Menulis surat kepada teman

3. Menulis surat kepada pacar

4. Menulis catatan harian

2.4 Ragam Lisan dan Tulis


1. Ragam Lisan

4
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

1. Memerlukan kehadiran ornag lain


2. Unsur gramatikal tidak diungkapkan secara lengkap
3. Terikat ruang dan waktu
4. Dipengaruhi oleh intonasi suara

2. Ragam Tulisan

Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak.


Ciri-ciri ragam bahasa tulis:
1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain
2. Unsur gramatikal dihadirkan secara lengkap
3. Tidak terikat ruang dan waktu
4. Dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan
Bahasa Indonesia dalam ragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaian
tanda baca, dalam pemakaian ejaan, dalam pemilihan kata, frasa, dan klausa,
dalam penulisan kalimat maupun paragraph, dan sebagiannya.

2.5 Ragam Sosial Dan Fungsional


Ragam social membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan
orang, misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta
tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara.
Ragam fungsional sering juga diebut ragam professional merupakan
ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau
kegiatan tertentu lainnya.Contohnya yaitu, adanya ragam keagamaan, ragam
kedokteran, ragam teknologi, dan lain-lain.Kesemuaan ragam ini memiliki
fungsi pada dunia mereka sendiri.

2.6 Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

5
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisi pembicaraan. Sedangkan bahasa Indonesia yang
benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah ketata
bahasaan yang berlaku.
Lima kaidah ketata bahasaan yaitu :

1. Morfologi: tata bentuk


2. Fonologi: tata bunyi
3. Sintaksis : tata kalimat
4. Semantik : kata makna
5. EyD : tata tulis

Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa
yang sesuai dengan peristiwa atau keadaan yang dihadapi.

6
BAB III
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

3.1 Pengertian Ejaan


Dalam Bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam – macam tanda yang
digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atau Bahasa lisan.
Segala tanda tersebut untuk mengambarkan perhentianantara, perhentianakhir,
tekanan,tandatanyadan lain-lain. Tanda – tanda tersebut dinamakan tanda baca. Tanda
baca yang ditenukan dalam Bahasa tulis merupakan bagain dan kaidah ejaan dalam
sutu bahasa. Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf,
penuisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan
dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca.
Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan Van Ophujise. Ejan

Van Ophujise dipakai selama 46 tahun, Ejaan Van Ophujise beru diganti setelah dua
tahun Indonesia merdeka. Mengalami perkembangan, kedudukan Ejaan Van Ophujisen
tergantikan oleh Ejaan Soewandi.

Ejan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1974 untuk menggantikan
Ejaan Van Ophujise. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah peraturan
Bahasa Indonesia yang diberlakukan sejak tahun 1972 pada saat kongres Bahasa
Indonesia sampais saat ini.

Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam sejarah Bahasa Indonesia. Hal ini
memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai
selama 25 tahun yang dikenal dengan nama ejaan Republik atau ejaan Soewandi.

7
BAB IV
PEMILIHAN KATA ( Diksi )

4.1 Pengertian Diksi


Pilihan kata (diksi) adalah kesanggupan sebuah kata untuk meimbulkan
gagasangagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang
dipikikan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca dalam kalimat, alinea, atau wacana.
Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hamper sama
atau bermiripan.

Agar maksud dan tujuan pilihan kata dapat tercapai, diperlukan semacam
indikator bahwa si pendengar atau pembaca dapat memiliki gambaran atau perasaan
yang sama layaknya penulis atau pembicara, yaitu

1. Dapat mengomunikasikan gagasan dan sesuai berdasarkan kaidah suatu bahasa,


dalam hal ini adalah kaidah bahasa Indonesia.
2. Menghasilkan komunikasi puncak ( yang paling efektif) tanpa salah penafsiran
atau salah makna.
3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis
atau pembicara.
4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.

4.2 Syarat pemilihan kata


Syarat pemilihan kata diantaranya :
1. Dapat membedakan denotasi dan konotasi
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak
5. Tidak menafsirkan makna kata secara subjktif berdasarkan pendapat sendiri
jika pemahaman belum dapat dipastikan

8
6. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
7. Dapat membedakan kata umum dan kata khusus dengan benar
8. Jika seorng pengarang/penulis menggunakan imbuhan asing, dia harus
memahami maknanya secara tepat
9. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar
10. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat

9
BAB V
KALIMAT EFEKTIF

5.1 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan mksud petur
atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat di pahami oleh pendegar atau
pembaca secara tepat pula (Finoza, 2010: 172).

5.2 Prinsip – Prinsip Kalimat Efektif


Menurut Arifin (2008:97) sebuah kalimat tergolong efektif jika sedikitnya memenuhi
tujuh syarat kalimat efektif, 1) kesedapan struktur, 2) kesejajaran atau keparalelan,
3)ketegasan, 4)kehematan, 5)kecermatan, 6)kepaduan, dan 7)kelogisan
1. Kesepadanan

Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan


struktur bahasa yang dipakai. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kespadanan
a Kalimat harus memiliki subjek dan predikat

b Kalimat idak memiliki subjek yang ganda

c Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang


2. Keparalelan atau Kesejajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam sebuah kalimat. Jika bentuk petama menggunakan nomina bentu
selanjutnya menggunakan nomina.
3. Ketegasan
Ketegasan adalah memberi penekanan pada ide pokok kalimat. Kalimat
efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol.

4. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan


kata,ungkapan,atau frasa yang dipandang tidak perlu

10
5. Kecermatan

Kecermatan kalimat efktif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata
sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda
(ambigu)
6. Kepaduan

Kepaduan adalah kepaduan peryataan dalam sebuah kalimat sehinga


informasi yang disampaiakan tidak terpecah-pecah
7. Kelogisan

Kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat dapat diterima oleh
akal dan sesuai dengan kaidah EYD.

11
BAB VI
PARAGRAF

6.1 Pengertian Paragraf


Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topic. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik. Paragraf merupakan
unit keterampilan berbahasa pada taraf komposisi, kumpulan beberapa kalimat yang
secara bersama-sama mendukung satu kesatuan pikiran, paragraf itu hanya terdiri atas
dua hal, yaitu isi dan bentuk. Yang dimaksud isi ialah pikiran, sedangkan bentuk adalah
kalimat kalimat yang mendukung pikiran.
Kalimat pertama bertakuk kedalam sebanyak lima ketukan spasi untuk jenis
karangan biasa , misalnya, surat , dan delapan ketukan spasi untuk jenis karangan
ilmiah formal, misalnya, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

6.2 Syarat – Syarat Paragraf


Paragraf yang baik dibutuhkan kesatuan, kepaduan,termasuk kelengkapan
paragraf. Kesatuan,paragraf hanya berisi suatu ide pokok yang dalam pengungkapnnya
harus didukung oleh kalimat - kalimat baik,tidak boleh ada satu kalimat yang tidak
mendukung ide pokok.
Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran :

1. Kebebasan berekpresi berdampak pada pengembangan kreatifitaas baru

2. Dengan kebebsan ini,para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai
dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya
3. Kondisi kebebasan tersebut menjadikan pembeljaran berlangsung secara alami
4. Siswa belajar dalam suasana gembira,aktif,kreatif dan produktif

12
6.3 Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
1. Jenis paragraph menurut posisi kalimat topiknya :

a. paragraf deduktif
b. paragraf induktif,
c. paragraf deduktif-induktif
d. paragraf penuh topik.

2. Menurut sifat isinya antara lain :

a paragraph persuasi
b paragraph argumentasi
c paragraph narasi
d paragraph deskripsi
e paragraph eskposisi

3. menurut fungsinya dalam sebuah karangan yaitu :

a. pargraf pengembangan
b. paragraf penutup.

13
BAB VII
PENULISAN KARYA ILMIAH

7.1 Pengertian Karya Ilmiah


Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Tujuannya untuk memberitahukan suatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca.

Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan
untuk membuktikan kebenaran tentang Sesutu yang terdapat dalam objek tulisan.
Tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum
pernah ditulis oleh orang lain. Meskipun tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan
tema yang sama, namun tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema
terdahulu.
Finoza, (2008) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas tiga jenis,
yaitu karangan ilmiah, karangan semi ilmiah atau popular, karangan non ilmiah. Ketiga
jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki
aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa seangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat
pada karangan baku. Sementara itu, karangan semi ilmiah berada diantara keduanya.

7.2 Tahap – Tahap Penulisan Karya Ilmiah


Dalam penulisan karya ilmiah, kita harus melalui beberapa tahapan, yang
secara umum ada tiga tahapan yang harus kita lakukan dalam menulis karya ilmiah ;

1. Tahap prapenulisan
2. Tahap penulisan
3. Tahap perbaikan
4. Tahap akhir, yakni verifikasi

14
BAB VIII
KESIMPULAN

Buku Bahasa Indonesia Sebagai Mara Kuliah Pengembangan Kepribadian ini


disusun berdasarkan kebijakan pemerintah yang mutakhir, seperti tertuang dalam
Surat Putusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,
Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian ( MPK ). Mata Kuliah Bahasa Indonesia sebagai MPK
menekan keterampilan mahasiswa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar.

Keterampilan berbahasa Mahasiswa dapat dibina melalui kegiatan menyimak,


berbicara, membaca, dan menulis, dengan keterampilan menulis akademik sebagai
fokus. Oleh karena itu buku ini berisi materi yang akan mencapai sasaran tersebut,
seperti yang dimuat dalam Buku Acuan Pembelajaran Bahasa Indonesia, yang di
terbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai