Semester 112
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia dengan
judul “Kedudukan dan Fungsi serta Ragam Bahasa Indonesia”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
3.2 Saran................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
iv
2. Apa fungsi bahasa secara umum ?
3. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi ragam bahasa ?
5. Apa saja macam-macam ragam bahasa Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui fungsi bahasa secara umum
3. Untuk megetahui apa itu ragam bahasa
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ragam bahasa
5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam ragam bahasa
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa
satu”, akan tetapi merupakan pernyatakan tekad kebahasaan, yang
dimana menyatakan bahwa kita, sebagai bangsa Indonesia,
menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Halim
dalam Arifin dan Tasai, 1995: 5).
Hal Ini berarti pula, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional yang dimana kedudukannya ini berada di atas
bahasa-bahasa daerah.
Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
dari “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara
lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaaan Nasional, bahasa
Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari
rasa kebangsaan kita. Dengan keluhhuran nilai yang dicerminkan
bangsa Indonesia, kita harus bangga, memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
2. Lambang identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan lambang bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi
di samping bendera dan lambang negara. Di dalam fungsi ini
bahasa Indonesia dapat membangun kepercayan diri yang kuat,
karena setiap negara memerlukan identitas. Karena itulah kita
harus membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sehingga
bersih dari unsur-unsur bahasa lain terutama bahasa asing.
3. Alat Pemersatu Berbagi Suku Bangsa
Sebuah bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa
dengan budaya dan bahasa yang berbeda-beda seringkali terdapat
percikan masalah yang bisa menjadi besar. Dengan fungsi ini
memungkinkan masyarakat Indonesia menyatu dan bersatu dalam
vii
kebangsaan. Dengan bahasa Indonesia, perpecahan yang terjadi
dapat dihindari karena suku-suku bangsa tersebut merasa satu.
Setiap suku tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’
oleh masyarakat suku lain.
4. Alat Penghubung Antar Budaya, Antar Daerah, dan Antar
Masyarakat
Sejak lama bahasa Indonesia menjadi lingua franca di
wilayah Indonesia. Sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku,
budaya dan bahasa masalah yang dihadapi adalah komunikasi.
Berkat adanya bahasa nasional, kesalahpahaman akibat perbedan
itu dapat diatasi. Kita dapat berhubungan dalam segala aspek
kehidupan, sehingga kita dapat menjelajah negeri ini dengan
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
viii
Sejak saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam pidato-
pidato resmi kenegaraan, dokumen dan surat-surat resmi harus
ditulis dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mutlak
digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan
kenegaraan.
2. Bahasa Pengantar Resmi dalam Dunia Pendidikan
Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa
yang dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia. Untuk memperlancar kegiatan
belajar mengajar, penulisan bahan-bahan ajar hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan dunia pendidikan
memerlukan sebuah bahasa yang seragam supaya
kelangsungan pendidikan tidak terganggu.
3. Bahasa Resmi di dalam Perhubungan di Tingkat Nasional
untuk Kepentingan Pembangunan dan Pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan
antarbadan pemerintah di tingkat nasional. Dalam hal ini,
hendaknya diadakan penyeragaman bahasa demi keefektifan
pembangunan dan pemerintahan. Tujuan penyeragaman
tersebut agar isu atau pesan yang disampaikan dapat dengan
cepat dan tepat tersampaikan pada masyarakat luas.
4. Bahasa Resmi di dalam Pengembangan Kebudayaan dan
Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi
Kebudayaan nasional yang beragam membutuhkan
bahasa Indonesia sebagai alat pengembang kebudayaan.
Dalam membina dan mengembangkan kebudayaan nasional,
bahasa Indonesia menjadi identitas yang dapat membedakan
dari kebudayaan daerah yang beragam. Selain itu, bahasa
Indonesia juga merupakan satu-satunya alat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
penyebarluasan ilmu dan teknologi agar jangkauan
ix
pemakaiannya lebih luas, hendaknya menggunakan bahasa
Indonesia.
x
informasi timbal balik secara langsung maupun tidak langsung kepada
orang lain.
3. Alat Beradaptasi
Sebagai alat untuk beradaptasi, bahasa digunakan manusia untuk
menyesuaikan diri atau berbaur dengan anggota masyarakat di mana
manusia itu berada. Melalui bahasa, manusia mempelajari adat istiadat
kebudayaan, pola hidup, etika, dan perilaku masyarakat sekitarnya.
Manusia dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku dalam
masyarakatnya. Denagn bahsa, manusia saling bertukar pikiran dengan
manusia di sekelilingnya, dapat memanfaatkan pengalam dengan manusia
lainnya.
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita
beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa
yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita
hadappi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang
berbeda.
4. Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif, karena tingkah
laku atau perilaku seseorang terpengaruh oleh budaya dan bahasa. Oleh
sebab itu, bahasa digunakan sebagai wujud tingkah laku dari pemahaman
maksud dan tujuan suatu anggota masyarakat. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat.
Dengan kontrol sosial, bahasa merupakan upaya untuk
mempengaruhi tingkah laku dan tindakan seseorang sesuai dengan aturan
anggota masyarakatnya, sehingga secara langsung bahasa berhubungan
dengan proses sosial.
Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan
disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku intruksi
adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
xi
2.3.1 Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan pembicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa tidak berfungsi
sebagai atribut tetap seorang pembicara, melainkan menyesuaikan
dengan situasi dan tujuan berbahasa.
Dalam pengertian ini, ragam bahasa berkontras dengan
dialek, yaitu varian dari sebuah bahasa yang berbeda-beda menurut
kelompok pemakai atau wilayah penuturan.
xii
Hal ini bisa terlihat pada saat bapak-bapak berkumpul
membicarakan sesuatu dan dibandingkan dengan ibu-ibu yang
sedang berkumpul membicarakan sesuatu.
4. Jabatan atau Profesi
Perbedaan ini bisa kita perhatikan dari cara dan gaya
berbicara antara seorang direktur dengan cara berbicara
seorang tukang bersih-bersih.
5. Bidang yang Ditekuni
Orang yang menekuni bidang penelitian kimia akan
memahami dan mengerti istilah-istilah dalam kimia.
Sedangkan orang awam, tentu tidak memahami istilah-istilah
kimia karena tidak menggeluti bidang kimia.
6. Beragamnya Dialek di Indonesia
Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tersebar di
seluruh pulau-pulau. Terciptanya beragam dialek disebabkan
oleh daerha geografis tempat suku-suku tersebut tertinggal.
Misalnya orang Sumatra cenderung berbicara lantang dan
keras. Hal itu dikarenakan rumah-rumah mereka yang terletak
berjauhan. Berbeda dengan orang Jawa yang cenderung
berbicara lambat dan pelan. Hal itu dikarenakan mereka
memiliki daerah yang cukup padat penduduk dan rumah-
rumahnya berdekatan.
2.3.3 Jenis-Jenis Ragam Bahasa
1. Media Penyampaian
Berdasarkan media atau cara penyampaiannya dapat
dibedakan menjadi ragam lisan dan tulis.
A. Ragam lisan
Ragam lisan disebut juga ragam percakapan, baik
percakapan di lingkungan keluarga, lingkungan jual beli,
lingkungan pekerjaan, maupun lingkungan sekolah.
Ragam lisan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
xiii
1) Unsur Suprasegmental ( aksen, nada, dan tekanan)
dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala)
memberi efek terhadap hasil komunikasi.
2) Komunikasi secara langsung/bersemuka sehingga
terikat oleh kondisi, situasi, dan waktu.
3) Kalimat yang kurang baik strukturnya tidak
menghambat komunikasi
B. Ragam Tulis
Ragam tulis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Sarana suprasegmental dan paralingual tidak ada
sehingga dalam menyusun kalimat perlu lebih hati-
hati dan cermat.
2) Komunikasi terjadi secara tidak langsung sehingga
tidak terikat oleh situasi, kondisi, dan waktu.
3) Kalimat yang berstruktur kurang baik akan
mengganggu komunikasi.
2. Hubungan antarpenutur atau antarpembicara
Berdasarkan hubungan antarpenutur atau antarpembicara,
ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa resmi, tidak
resmi, santai, dan lawak
A. Ragam bahasa resmi
Merupakan ragam bahasa yang digunakan jika lawan
bicara orang yang dihormati atau topic pembicaraannya
bersifat resmi. Ragam bahasa resmi dibedakan menjadi
lisan dan tulis.
Contoh ragam bahasa resmi lisan adalah pidato
kenegaraan yang disampaikan Presiden
Contoh ragam bahasa tulis adalah surat permohonan
kerja dengan relasi kerja.
B. Ragam bahasa tidak resmi
xiv
Merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi
tidak resmi baik secara tulis maupun lisan. Ragam bahasa
tidak resmi menggunakan bahasa sehari-hari.
Contoh ragam bahasa tidak resmi :
1) Ragam bahasa dalam sastra
Ragam bahasa sastra termasuk ragam bahasa tulis
yang bersifat tidak resmi. Ragam bahasa sastra
memiliki fungsi khusus yaitu mengungkapkan
pengalaman jiwa pengarangnya agar dapat dinikmati
oleh pembacanya. Oleh karena itu, ragam bahasa
sastra banyak berkaitan dengan perasaan.
2) Ragam bahasa sastra dalam cerita
Bahasa yang digunakan dalam ceita merupakan
bahasa sehari-hari yang kita pakai. Ceritanya banyak
menggunakan kosakata yang mudah dipahami.
3) Ragam bahasa sastra dalam drama
Pemahaman pembaca drama berbeda dengan
pemahaman penonton pementasan drama.
Pemahaman pembaca drama lebih sulit jika
dibandingkan dengan menonton drama. Menonton
drama, penggambaran suasana dapat dengan jelas
dilihat di atas panggung. Berbeda dengan membaca
drama, pembaca menggambarkan sendiri suasana
yang terdapat pada drama. Pengambaran pembaca
drama satu dengan pembaca drama yang lain
berbeda. Karena setiap orang memiliki nilai rasa dan
interpretasi yang berbeda-beda.
4) Ragam bahasa tulis dalam surat pribadi
Ragam bahasa dalam surat pribadi bersifat santai dan
tidak kaku. Bahasa yang digunakan pun sederhana.
Ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman
dalam memahami isi surat.
xv
5) Ragam bahasa dalam surat kabar
Ragam bahasa yang digunakan pada media cetak
berbeda dengan ragam bahasa pada karya sastra.
6) Ragam bahasa tulis dalam majalah
Ragam bahasa tulis di surat kabar hampir sama
dengan ragam bahasa tulis di majalah.
C. Ragam bahasa santai
3. Berdasarkan penuturnya
A. Ragam regional atau dialek
Bahasa yang menyebar luas selalu mengenal logat yang
masing-masing dapat dipahami secara timbal balik oleh
penuturnya. Ciri utamanya tekanan, naik turun, nada, dan
xvi
panjang pendek bunyi bahasa. Dapat dikatakan bahwa
ragam regional yaitu persamaan yang disebabkan oleh
letak geografi yang saling berdekatan. Letak yang
berdekatan itu memungkinkan komunikasi yang sering
antara penutur-penutur dialek.
B. Ragam idiolek
xvii
3) Bukan rerupakan ragam percakapan.
4) Pemakaian imbuhan secara eksplisit
5) Pemakaian kata yang sesuai dengan konteks kalimat
6) Tidak rancu ( tidak terkontaminasi),
7) Tidak mengandung pleonasme
8) Tidak mengandung Hiperkorek
Contoh :
xviii
mengesampingkan mengenyampingkan
- anggota - anggauta
- teladan - tauladan
- sentosa - sentausa
- Saraf - Syaraf
- Disahkan - Disyahkan
- asas - azas
- hak asasi - hak azazi
- batin - bathin
- hadir - hadlir
- pasal - fatsal
- ijazah - izazah, ijasah
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Bahasa Indonesia sebagai sebuah bahasa, memilki dua kedudukan
yang sangat penting, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa nasional.
Dimana setiap kedudukan itu memilkimfungsi masing-masing. Selain itu,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara juga memilki
ragam bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan pembicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Bahasa Indonesia sendiri, memilki empat jenis ragam
bahasa, yaitu menurut media penyampaian, anatar penutur dan antar
pembicara, berdasarkan penutur dan ragam bahasa baku.
3.2 Saran
Jika pemuda era 1928 telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan, maka tugas kita sebagai warga negara Indonesia saat ini
adalah agar dapat menjaga status bahasa pemersatu tersebut. Karena
dengan menjaga bahasa Indonesia, dapat diartikan juga kita menjaga
persatuan Indonesia.
xix
DAFTAR PUSTAKA
xx