Disusun oleh:
Kelompok 12
Kelas 1A-TKI
D3-TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Tahun 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kemudahan
kepada kami untuk bisa menyelesaikan makalah ini. Solawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tidak bisa dimungkiri dalam menyelesaikan tugas makalah ini kami dihadapkan
dengan berbagai hambatan. Namun dengan kesungguhan kami akhirnya tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam tulisan ini masih banyak kekeliruan sehingga kami menerima
saran dan kritik dari berbagai pihak agar dapat membangun semangat kami dan belajar
kembali untuk menjadi lebih baik lagi. Harapan kami semoga tulisan dalam bentuk
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
PENUTUP ..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya dan bermacam-macam pula
latar belakang penuturnya sehingga akan melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya
bermacam-macam ragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedudukan, lingkungan yang
berbeda-beda.
Bahasa dibentuk oleh kaidah, aturan dan pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak
menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola
yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang
dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai
bahasanya. Oleh karena itu, untuk pegangan dan sekaligus sebagai patokam dalam
berbahasa, dalam makalah ini penulis menyajikan fungsi bahasa, penggunaan bahasa
berdasarkan ragam dan laras bahasa Indonesia, serta bagaimana menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui fungsi dari bahasa
2. Mengetahui dan memahami pengertian ragam bahasa
3. Mengetahui dan memahami pengertian laras bahasa
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa
manusia.
c) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di
lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang
non-formal pada saat berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal
pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati.
d) Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur
kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa, menurut
pemakainya yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan serta menurut medium pembicara (Bachman,
5
1990). Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, laras, aksen, gaya atau berbagai variasi
sosiolungistik lain termasuk variasi bahasa baku itu sendiri.
Ragam bahasa yang kita gunakan untuk berbicara dengan orang lain pun berbeda, seperti
kita berbicara dengan umur setara dan umur yang lebih tua, kita menggunakan ragam
bahasa bisa sedikit akrab namun sopan ketika kita berbicara pada teman setara kita,
namun jika kita ingin berbicara dengan umur yang lebih tua seperti orang tua , guru, dosen
kita menggunakan ragam bahasa yang sopan dan halus.
Sebagai gejala sosial, pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor
kebahasaan, tetapi juga oleh faktor-faktor nonkebahasaan, antara lain faktor lokasi
geografis, waktu, sosiokultural, dan faktor situasi. Faktor-faktor di atas mendorong
timbulnya perbedaan-perbedaan dalam pemakaian bahasa. Perbedaan tersebut akan
tampak dalam segi pelafalan, pemilihan kata, dan penerapan kaidah tata bahasa.
Perbedaan atau varian dalam bahasa, yang masing-masing menyerupai pola umum
bahasa induk, disebut ragam bahasa. Ragam bahasa yang berhubungan dengan faktor
daerah atau letak geografis disebut dialek. Bahasa Melayu dialek Langkat, misalnya,
berbeda dengan bahasa Melayu dialek Batubara, walaupun keduanya satu bahasa.
Demikian pula halnya dengan bahasa Aceh dialek Aceh Besar berbeda dengan bahasa
Aceh dialek Pasai yang digunakan sebagaian besar masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh
Utara, atau berbeda juga dengan bahasa Aceh dialek Pidie di Kabupaten Pidie. Di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), saat ini, sekurangkurangnya hidup 6 dialek,
masing-masing dialek Aceh Besar, Pidie, Peusangan, Pasai, Aceh Timur, dan Aceh Barat
(lihat Sulaiman dkk., 1983:5). Selain ragam di atas, ada lagi ragam bahasa yang berkaitan
dengan perkembangan waktu yang lazim disebut kronolek. Misalnya, bahasa Melayu
masa Kerajaan Sriwijaya berbeda dengan bahasa Melayu masa Abdullah bin Abdul Kadir
Munsji, dan berbeda pula dengan bahasa Melayu Riau sekarang. Ragam bahasa yang
berkaitan dengan golongan sosial para penuturnya disebut dialek sosial. Faktor-faktor
sosial yang memengaruhi pemakaian bahasa, 7 antara lain, adalah tingkat pendidikan,
usia, dan tingkat sosial ekonomi. Bahasa golongan buruh, bahasa golongan atas
(bangsawan dan orang-orang berada), dan bahasa golongan menengah (orang-orang
terpelajar) akan memperlihatkan perbedaan dalam berbagai bidang. Dalam bidang tata
bunyi, misalnya, bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/ sering terdapat dalam ujaran
kaum yang berpendidikan, seperti pada bentuk fadil, fakultas, film, fitnah, dan kompleks.
Bagi orang yang tidak dapat menikmati pendidikan formal, bentuk-bentuk tersebut sering
6
diucapkan padil, pakultas, pilm, pitnah, dan komplek. Demikian pula, ungkapan “apanya,
dong?” dan “trims” yang disebut bahasa prokem sering diidentikkan dengan bahasa anak-
anak muda. Demikianlah ragam-ragam bahasa itu tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat penutur bahasa. Satu hal yang perlu mendapat catatan bahwa semua ragam
bahasa tersebut tetaplah merupakan bahasa yang sama.
Berlangsung cepat;
Hubungan antarpembicara,
Lingkungan, atau
7
2.2.4. Ragam Bahasa berdasarkan Cara Pandang Penutur
Apabila dilihat dari cara pandang penutur atau pembicaranya, ragam bahasa Indonesia
dibedakan menjadi:
1. Ragam dialek
2. Ragam terpelajar
3. Ragam resmi
4. Ragam tak resmi
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Laras bahasa
terkait langsung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga
dikenallah laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-sublarasnya. Pembedaan diantara sub-
sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari penggunaan kosakata
dan bentukan kata, penyusunan frasa, klausa, dan kalimat, penggunaan istilah
pembentukan paragraph, penampilan halteknis, penampilan kekhasan dalam wacana.
Berdasarkan konsepsi laras bahasa tersebut,laras bahasa ekonomi mempunyai sub-
sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi,sublaras asuransi, sublaras perpajakan,
dll.
8
bahasa yang berkaitan dengan penggunaannya, iaitu yang berlainan mengikut
kumpulan sosial yang menggunakannya ialah register atau laras.
7. Naomi S. Baron (1979) mentakrifkan laras sebagai variasi linguistik (linguistic
variation) yang ditentukan oleh keadaan sosial yang wujud pada ketika tertentu.
8. Dwight Bolinger (1981) dan rakannya mendefinisikan laras sebagai bentuk atau
variasi bahasa yang digunakan dalam peristiwa berkomunikasi dan mereka
menambah, laras dengan bentuk bahasa yang digunakan dalam ucapan umum
seperti yang digunakan oleh seseorang pemidato saling berkaitan.
9. A. Wilkins (1982) mentakrifkan laras sebagai satu gaya bahasa yang berhubung
kait dengan pekerjaan.
10. Nik Safiah Karim (1982) bersependapat dengan Halliday kerana setiap anggota
masyarakat akan menggunakan beberapa laras yang berbeza mengikut
keperluannya.
11. Brian Seaton (1982) mengeluarkan pendapat bahawa laras ialah satu variasi
bahasa yang wujud daripada situasi yang berlainan seperti umur, jantina dan tajuk
percakapan.
12. Asmah (1987) pula menyatakan ciri-ciri khusus dalam penggunaan bahasa
menurut bidang penggunaannya.
13. Abdullah Hassan (1989) menyebut pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai
dengan konteksnya itu, adalah sesuatu yang dikatakan laras bahasa.
14. Raminah Hj. Sabran (1989) menjelaskan setiap bahsa mempunyai beberapa laras
yang tersendiri yang digunakan dalam situas atau konteks yang berbeda.
9
Ciri-ciri laras bahasa hukum :
Karena ilmu kedokteran berasal dari sejarah panjang, banyak istilah kedokteran
berawal dari bahasa klasik (Latin atau Greek). Seiring perkembangan, memang tentu
ada adaptasi, perubahan. Tetapi pada dasarnya masih bisa ditarik ke bahasa asalnya.
Ada juga pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-adopsi ke bahasa Indonesia.
Biasanya adopsi ini secara hampir utuh, dan polanya mudah diikuti..
11
2.3.2.4. Laras Bahasa Ekonomi
Berbentuk ilmiah
Istilah-istilah teknikal dan berkaitan dengan urusan perniagaan dan ekonomi
Tidak terlalu mementingkan struktur ayat
Bersifat formal
Mementingkan sususnan maklumat yang disampaikan dengan jelas dan
eksplisit
Setiap fakta dapat dihuraikan berdasarkan bukti dalam bentuk data dan statistik
Contoh:
TEMPO.CO, Jakarta – Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana
Soelistianingsih mengatakan, tantangan terbesar Indonesia dalam investasi adalah
kurangnya minat dan pengetahuan dari rakyat, inilah mengapa pemerintah harus
menyediakan pendidikan intensif.
Saat ini, investor asing memiliki persentase lebih besar dalam investasi saham dengan
51 persen dan obligasi pemerintah dengan 35,8 persen, ini membuat Indonesia terlalu
Fungsi utama laras himbauan ialah untuk mendorong atau menarik perhatian orang
supaya melakukan sesuatu perbuatan yang mungkin berbentuk positif ataupun
negatif.
Laras Himbauan mempunyai ciri-ciri seperti berikut; banyak menggunakan perkataan
yang membawa makna ’ajak’ atau ’tegah’, banyak menggunakan contoh, kes dan
cerita yang selaras dengan tajuk, menampilkan faedah-faedah sesuatu perbuatan,
menampilkan akibat buruk sesuatu perbuatan dan juga bentuk bahasa peribadi yang
menggunakan ganti nama orang pertama menjadi ciri utama laras ini.
Laras Himbauan terdapat dalam bentuk lisan dan tulisan.
12
Contoh: khutbah, kempen, pujukan, rayuan dan doa.
13
2.3.2.6.Laras Bahasa Klasik
Laras Klasik mempunyai ciri-ciri seperti teks asal ditulis dalam tulisan Jawi, tidak
menggunakan tanda bacaan dan tidak menggunakan perenggan.
Banyak menggunakan struktur ayat pasif, terdapat penggunaan kata praklausa atau
kata pembuka ayat yang tidak digunakan lagi dalam bahasa moden seperti arakian,
hatta, kalakian, empunya dan persetua.
Laras Klasik juga mengandungi kosa kata bahasa istana seperti beta, patik,
bersemayam.
Tidak terdapat imbuhan asing untuk pembinaan istilah sains dan teknikal seperti
dalam bahasa Melayu moden, iaitu eka, dwi, mono, bi dan pra.
Contoh Laras Klasik seperti; Hatta berapa antaranya maka rangga dan Raden Aria
pun datanglah dari benua Keling itu. Maka dipersembahkan oranglah kepada Seri
Betara mengatakan Raden Aria dan Rangga sudah datang. Petikan: Kassim Ahmad
(1971) Hikayat Hang Tuah,hlm 106.
14
2.3.2.8.Laras Bahasa Kanak-kanak
Kosa katanya terdiri daripada kata akar, kata nama konkrit, kata kerja dan kata
adjektif.
Kosa katanya kurang berbanding dengan kosa kata untuk orang dewasa
Bilangan imbuhan yang digunakan terhad, dan imbuhan untuk membentuk
kata abstrak tidak terdapat dalam laras ini.
Struktur ayat yang banyak digunakan ialah struktur ayat aktif bentuk tunggal.
Bahasa perlambangan langsung tidak digunakan dan begitu juga dengan
bentuk bahasa yang berbunga-bunga.
Contoh Laras Bahasa Kanak-kanak; Rusa dan Anak Rusa
Seekor anak rusa bertanya kepada ayahnya: “Ayah lebih besar, lebih kuat, dan lebih
lincah daripada seekor anjing, dan ayah memiliki tanduk yang tajam. Tetapi
mengapa Ayah selalu lari menghindar saat mendengar gonggongan anjing?”
“Anakku,” kata sang Rusa, “Sifat amarahku tidak menentu, dan bisa saja saat saya
berdekatan dengan anjing yang ribut menggonggong itu, saya akan kehilangan
kesabaran dan mungkin saja saya akan melukai anjing tersebut.”
Fungsi utama laras ini untuk memperkenalkan dan menjual barangan atau
perkhidmatan yang diiklankan.
Laras Bahasa Iklan mempunyai ciri-ciri seperti; terdapat penggunaan unsur grafik dan
ilustrasi yang sangat ketara pada iklan yang bercetak, terdapat penggunaan gambar
bergerak dan muzik dengan jelas pada laras iklan pandang-dengar iaitu dalam filem
dan televisyen, struktur ayatnya pendek dan banyak menggunakan ayat tunggal,
menggunakan unsur retorik atau manipulasi bahasa secara berkesan, menggunakan
ungkapan istilah dan juga menggunakan pelbagai kaedah untuk memujuk atau
menarik perhatian pengguna seperti kaedah umpan, pujukan, kemesraan, gesaan dan
doa.
15
Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan
laras khusus.
Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang
hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.
Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau
peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).
Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa dengan laras khsus ialah: kosa
kata, tata bahasa, dan gaya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi dari sebuah Bahasa salah satunya adalah sebagai alat komunikasi, menjadikan
Bahasa sebagai factor terpenting dalam hidup adalah benar dan Ragam bahasa
merupakan variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik yang sedang di
bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi resmi. Kadang penggunaan
bahasa yang ragam bahasa yang baik banyak di gunakan oleh kalangan terdidik,
kalangan pejabat, maupun kalangan pengusaha. Sedangkan laras bahasa ialah
penggunaan bahasa atau pemakaian kata-kata yang khusus untuk sesuatu
penggunaan berdasarkan situasi sosial seseorang itu ketika berkomunikasi dengan
orang ramai. Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan antara variasi-
variasi bahasa menjadikan sesuatu komunikasi lebih berkesan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Winaria dan Dadi Waras Suhardjono. 2019. Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Sahabat Pena. ISBN 978-623-7440-11-6
Tarigan Henry Guntur. & Djago Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
http://rohimzoom.blogspot.com/2013/12/ragam-dan-laras-bahasa.html
.
18