Anda di halaman 1dari 16

KATA BAKU DAN KATA TIDAK BAKU

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : Bp. Risan M.pd

Disusun Oleh :

1. Rizky Putri Yani (180300012)


2. Ai Yuyun (180300005)
3. Annisa Fajriati (180300003)
4. Fitri Amelia (180300008)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL - HIKMAH

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih kepada Bapak Risan M.pd selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi tugas kepada penulis.

Makalah yang ada dihadapan pembaca ini memberikan penjelasan tentang kata baku
dan kata tidak baku.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingatkan tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya, sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Jakarta, 15 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................................................ II

DAFTAR TABLE ................................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 2

B. Rumusan Maslah ........................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku ......................................................... 4

B. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku ......................................................... 4

C. Penyebab Ketidak Bakuan Kalimat .............................................................. 5

D. Kata Baku Dalam Berbagai Segi ..................................................................7

E. Contoh kalimat baku dan tidak baku ............................................................ 9

F. Penulisan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD) .............................................. 9

BABIII PENUTUPAN

A. Kesimpulan .................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
DAFTAR TABLE

A. Table 1 Baku Segi Lafal ..................................................................................................... 8


B. Table 2 Baku Segi Ejaan ..................................................................................................... 8
C. Table 3 Baku Segi Nasional................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah
pemuda. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping
menjadi alat komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daerah masing-masing
sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif
bagi terjalinnya hubungan antar etnis di Indonesia. Oleh karena itu pengetahuan tentang
bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh
yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga
identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya
pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa
Indonesia. Dalam bahasan Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa
baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia.
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan
istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan
makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau
masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita
berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam
situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997
: 30).

Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya


mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika
yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa hal yang menarik
untuk dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku,
pengertian bahasa Indonesia baku, pengertian bahasa Indonesia tidak baku, ciri-ciri
bahasa baku dan bahasa tidak baku.

2
3

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bahasa baku dan tidak baku ?
2. Apa fungsi bahasa baku dan tidak baku ?
3. Apa ciri-ciri bahasa baku dan tidak baku ?
4. Penyebab Ketidak Bakuan Kalimat?
5. Kata Baku Dalam Berbagai Segi?
6. Penulisan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)?
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

1. Kata Baku

Kata baku adalah ragam kata yang cara pengucapan dan penulisannya
sesuai dengan kaidah-kaidah standar. Kaidah standar dapat berupa pedoman
ejaan yang disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum.

2. Kata Tidak Baku

Kata tidak baku adalah ragam kata yang cara Penggunaan ragam kata
baku dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Ragam
kata baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, seperti acara seminar, pidato,
temu karya ilmiah, dan lain-lain. Adapun ragam kata tidak baku umumnya
digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak bersifat resmi

Kata tidak baku adalah kata bahasa yang berkode berbeda dengan kode
bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam kata tidak
baku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan tulisan
pribadi buku harian. Ragam kata tidak baku sama dengan bahasa tutur, yaitu
Kata yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan.

B. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku

1. Kata Baku

Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi


menjadi tiga, yaitu:

a. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa


kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah
setiap saat.

b. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf,


dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.

4
5

c. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan


sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan
penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.

Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:

a. Tidak terpengaruh bahasa daerah.

b. Tidak dipengaruhi bahasa asing.

c. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari.

d. Pemakaian imbuhannya secara eksplisit.

e. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.

f. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.

Syarat kata baku

2. Tidak Baku

1. Walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti


yang sama.

2. Dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman.

3. Dapat terpengaruh oleh bahasa asing.

4. Digunakan pada situasi santai/tidak resmi.

C. Penyebab Ketidak Bakuan Kalimat

Pelesapan imbuhan

Pelesapan awalan

Awalan yang sering dilesapkan mengakibatkan kalimat yang terbentuk


menjadi tidak baku ialah me- , men-, ber-, dan di-.

Contoh :

a. Awalan Me-/Men-

1) Polisi terus mengusut kasus pembunuhan Sumanto. (Baku)


6

2) Polisi usut terus kasus pembunuhan sumanto. (Tidak Baku)

b. Awalan Ber-

1) Andi ingin bertanya tentang sesuatu. (Baku)

2) Andi ingin tanya tenteng sesuatu. (Tidak Baku)

c. Awalan di-

1) Seorang pencuri dihukum satu tahun. (Baku)

2) Seorang pencuri hukum satu tahun. (Tidak Baku)

Pelesapan Akhiran

Ada dua akhiran yang penggunaanya dilesapkan, yaitu akhiran -kan dan -i.
yang bisa mengakibatkan kalimat menjadi tidak baku.

Contoh:

a. Akhiran –kan

1) Mereka memperlihatkan kebaikannya. (Baku)

2) Mereka memperlihat kebaikannya (Tidak baku)

b. Akhiran –i

1) Kami saling mencintai. (Baku)

2) Kami saling mencinta. (Tidak Baku)

4. Pemborosan Penggunaan Kata

Pemborosan kata di mana, daripada, di dalam, dalam, kepada, dari,


maka,

Contoh :

1) Tempat ditemukannya benda itu sudah dicatat. (Baku)

2) Tempat di mana ditemukannya benda itu telah dicatat. (Tidak Baku)

3) Peta itu merupakan bagian kabupaten Gresik. (Baku)

4) Peta itu merupakan bagian daripada kabupaten Gresik. (Tidak Baku)


7

5. Ketidaktepatan pemilihan kata

6. Penggunaan kata bahasa Jawa

7. Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku

Contoh :

1) Ia sedang membuat rak buku. (Baku)

2) Ia sedang membikin rak buku. (Tidak Baku)

8. Kesalahan Pembentukan Kata

9. Ketidaktepatan Penggunaan bentuk – nya

Contoh :

1) Atas bantuan saudara , kami ucapkan terima kasih. (Baku)

2) Atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih. (Tidak Baku)

10. Penggunaan Konjungsi Ganda

Contoh :

1) Karena sakit ia tidak masuk kelas (Baku)

2) Karena sakit . Maka ia tidak masuk kelas (Tidak Baku)

3) Meskipun kita tidak berperang , kita harus waspada. (Baku)

4) Meskipun kita tidak berperang , tetapi kita harus waspada. (Tidak Baku)

11. Kesalahan Ejaan

D. Kata Baku Dalam Berbagai Segi

1. Baku dari Segi Lafal

Lafal baku bahasa Indonesia adalah lafal yang tidak “menampakkan” lagi
ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa asing. Lafal yang tidak baku dalam bahasa lisan
pada gilirannya akan muncul pula dalam bahasa tulis karena penulis terpengaruh
oleh lafal bahasa lisan itu.

Contoh:
8

Tabel 1 Baku dari Segi Lafal

Kata Baku Kata Tidak Baku


Enam Enem
Gubuk Gubug
Duduk Dudu

2. Baku dari Segi Ejaan

Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak 1972. Nama Ejaan
Bahasa Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (disingkat EYD). Oleh karena itu,
semua kata yang tidak ditulis menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang
tidak baku. Yang ditulis sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.

Contoh :

Tabel 2 Baku Segi Ejaan

Kata Baku Kata Tidak Baku


Aktif Aktip, aktive
Alquran Al-Quran, Al-Qur’an, Al Qur’an
Apotek Apotik
Cabai Cabe, cabai

3. Baku dari Segi Gramatikal

Secara gramatikal kata – kata baku ini harus dibentuk menurut kaidah –
kaidah gramatika.

Contoh :

1) Beliau ngontrak rumah di Gresik.

2) Gubernur tinjau daerah longsor.

3) Tolong bikin bersih ruangan ini.

4. Baku dari Segi Nasional

Kata-kata yang masih bersifat kedaerahan, belum bersifat “nasional” hendaknya


jangan digunakan dalam karangan ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu sudah
9

bersifat nasional, artinya, sudah menjadi bagian dari kekayaan kosakata bahasa
Indonesia boleh saja digunakan.

Contoh :

Tabel 3 Baku Segi Nasional

Kata Baku Kata Tidak Baku


Lurus Lempeng
Kacau Semprawut
Turum Mudun
Bicara Ngomong

E. Contoh kalimat baku dan tidak baku

1. Kalimat Baku

1) Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.

2) Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Saudara.

3) Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas.

4) Sebelum mengarang, tentukanlah tema karangan.

5) Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A dan Regu B.

2. Kalimat Tidak Baku

1) Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.

2) Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.

3) Mengenai masalah ketunaan karya perlu segera diselesaikan dengan tuntas.

4) Sebelum mengarang terlebih dahulu tentukanlah tema karangan.

5) Pertandingan itu akan berlangsung antara Regu A melawan Regu B.

F. Penulisan Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)

Ejaan ini merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. Ejaan ini


mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1972 dan bertujuan untuk menyeragamkan
penulisan bahasa Indonesia menuju ke arah pembakuan dan standarisasi ejaan.
10

1. Tanda Titik

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan seruan.

2. Contoh : Ayah pergi ke Surabaya, Dia adalah ibuku.

3. Tanda titik Dipakai pada akhir singkatan nama orang.

4. Contoh : M. H. Azhar, M. Syafi’uddin, Abu Tholib B.T., Mufti A..

5. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar.

6. Contoh : Drs. Humam Azhar, Prof. Syafi’uddin, Dr. Mufti , H. Abu Tholib

7. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sagat
umum.

8. Contoh : a.n. (atas nama) s.d. (sampai dengan) dll. (dan lain-lain).

9. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam menit, dan detik.
Contoh : Pukul 7.29.35 (7 jam lewat 29 menit lewat 35 detik)

10. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

11. Contoh : 35.000 santri, 188.089 jiwa meninggal, dll.

2. Tanda Koma.

1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau


pengembangan.

Contoh : Abu membeli kitab, pulpen, dan penghapus.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang didahului oleh kata
seperti “tetapi” dan “melainkan”.

Contoh : Didin tidak berhenti sekolah, melainkan meneruskan di INKAFA

3. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seru yang terdapat diawal kalimat.

Contoh: Wah, sungguh seru menjadi mahasiswa KPI.

4. Tanda koma dipakai antara kalimat surat, tempat tanggal pembuatan surat, yang
ditulis berurutan.
11

5. Tanda koma dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya,
untuk membedakan dari singkatan nama atau marga.

Contoh: Humam Azhar, S.Kom.I. M.Ag. Mufti Al-Chakim, M.Pd.I

6. Tanda koma dipakai unuk memisahkan kutipan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.

Contoh : Kata Abu,”Kalian harus rajin belajar.”

3. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda
titik.

Contoh : Moh. Syafi’uddin, Bpk. Abu Tholib, M. Sc.

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan, badan atau organisasi, serta


nama dokumen resmi yang terdiri dari huruf kapital tidak diikuti dengan tanda
titik.

Contoh : DPR SMA KTP GBHN

3. Singkatan umum yang terdiri dari 3 huruf kecil diikuti satu tanda titik.

Contoh : Yth. hlm. dst.

4. Singkatan yang bisa dilafalkan seperti kata(Akronim) yang berupa berupa


gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan hurf kapital.
Contoh : ABRI MAN SIM SMEA

5. Akronim yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.

Contoh : Akabri, Depag, Puskesmas.


BABIII
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau
resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar
yang diamaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Kriteria kata baku atau Baku
tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-
nya. Kalimat baku harus logis, subyek jelas, tidak ada unsur sia-sia, dan tidak
terpengaruh bahasa daerah. Definisi baku dibedakan dari segi lafal, ejaan, gramatikal,
dan nasional. Adapun sebab-sebab ketidak bakuan diantaranya adalah kesalahan dalam
pelesapan imbuhan awalan dan akhiran, pemborosan kata, pengunaan bahasa jawa,
kesalahan pembentukan kata, dan ketidaktepatan pemilihan kata.

Kata baku memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan konteks kalmat yang dipakai,
tidak tekontaminasi, tidak rancu, eksplisit, dan tidak termasuk daalam ragam
percakapan

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

https://3mhz.wordpress.com/2013/12/07/makalah-kata-baku-dan-tidak-baku/
15 April 2019 20:12

13

Anda mungkin juga menyukai