Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RAGAM BAHASA DAN ANGKA LAMPUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“BAHASA LAMPUNG”
Dosen Pengampu : AFIDATUL UMROH, M.Pd

Disusun oleh :

MUFTIH AHYANA (17020024)


HIDAYATUS SHOLIHAH (17020019)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
PRINGSEWU
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Maha Suci Allah SWT pemilik segala ilmu


pengetahuan yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga
penulis menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan Salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul penuntun umat islam
yang sampai pada saat ini masih di yakini sebagai satu-satunya agama yang
benar .
Berkat Rahmat dan Taufik Allah serta usaha dan jerih payah penulis,
juga uluran tangan dari semua pihak sehingga makalah yang berjudul
“Ragam Bahasa Dan Angka Lampung” dapat di selesaikan meskipun di
rasakan kurang dari kriteria kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya atas bantuan
semua pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Purwosari 10 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I ENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ragam Bahasa ....................................................................................... 3
2.2 Status, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa ................................................ 4
2.3 Tingkat-tingkat Pekaian Bahasa ............................................................ 6
2.4 Angka Lampung .................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang sosial budaya bahasa daerah di Lampung adalah sebagai
berikut. Pada umumnya bahasa daerah di Lampung dipakai antarkeluarga pada
suasana tidak resmi. Dalam pertemuan sosial seperti upacara adat,
perkawinan, doa selamat, dan penguburan jenazah, bahasa itu sering
digunakan, disamping bahasa Indonesia. Di dusun yang jauh dari kota besar
kadang-kadang bahasa itu dipakai sebagai bahasa resmi, dalam pertemuan
antara penduduk dengan bupati, pasirah, atau carnat.
Di daerah Lampung bahasa pengantar pada sekolah dasar adalah bahasa
Indonesia ragam dan dialek bahasa di Lampung dengan bahasa daerah yang
ada di Lampung, bahasa Indonesia (termasuk pengajarannya). Dan teori
linguistik Nusantara pada upmanya adalah Bahasa daerah yang ada di
Lampung sebagai Jambang identitas kebudayaan daerah pemakainya perlu
dibina dan dikembangkan. Dalam kaitannya dengan usaha ini, perlu adanya
data kebahasaan yang jelas, seperti nama bahasa daerah dan dialeknya,
wilayah pemakaiannya dan jumlah penutur setiap bahasa daerah dan
dialeknya, dan nama suku bangsa penutur bahasa-bahasa daerah itu. Oleh
karena itu, peneliti ragam dan dialek bahasa di Lampung perlu dilaksanakan.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Nusantara, semua
aspek kebahasaan yang tidak dimilikinya perlu dilengkapi dengan aspek
kebahasaan yang mungkin dimiliki oleh bahasa-bahasa daerah, termasuk
kesusastraaannya. Penelitian ragam bahasa di lampung ini diharapkan
merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam
berkomunikasi, berinteraksi maupun bekerja sama di dalam kehidupan sehari-
hari. Bahasa merupakan wahana yang berfungsi sebagai alat komunikasi
sosial. Melalui bahasa, seseorang dapat berkomunikasi atau saling
berhubungan antaranggota masyarakat. Bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai fungsi utama yaitu sebagai alat penyampaian pikiran, ide, konsep,
dan juga perasaan (Chaer dan Agustina, 2010:14). Bahasa akan sangat
berfungsi apabila pikiran, ide, konsep, dan juga perasaan diungkapkan melalui
interaksi yang bervariasi. Selain itu, Keraf (1984:3) berpendapat bahwa fungsi
bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, melainkan sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi
sosial, dan sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial.Meskipun sebuah
bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa
itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang
sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam (Chaer
dan Agustina, 2010:14). Bahasa pasti digunakan oleh sekelompok orang yang
termasuk dalam suatu masyarakat bahasa dimana mereka merasa
menggunakan satu bahasa yang sama. Anggota masyarakat bahasa tersebut
terdiri dari berbagai orang dengan status sosial dan latar belakang budaya yang
tidak sama. Anggota masyarakat tersebut ada yang berpendidikan ada juga
yang tidak, ada yang tinggal di kota ada yang tinggal di desa, ada orang
dewasa ada pula kanak-kanak, ada yang berprofesi sebagai dokter, petani,
pegawai kantor, atau guru. Oleh karena latar belakang dan lingkungan yang
tidak sama, bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau beragam,
mulai dari bahasa Sunda, Jawa, Lampung, dan lain-lain, bergantung tempat,
lawan bicara dan situasi lainnya. Antara variasi atau ragam yang satu dan yang
lain sering mempunyai perbedaan yang besar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni:
1. Apa Ragam Bahasa Lampung?
2. Apa saja angka lampung?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan Ragam Bahasa Lampung
2. Menjelaskan Angka Lampung

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ragam Bahasa


Yang dimaksud dengan ragam bahasa ialah ''variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda yang menurut topik yang dibicarakan”.
Menurut hubungan pembicara, kawan bicara dan orang yang dibicarakan.
Dan menurut medium pembicaraa (Kridalaksana, 1982: 142)1. Ragam bahasa
itu menurut Dittmar yang dikutip Halim (1979) ada empat, yaitu”
1. Ragam baku
Ragam buku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai kerangka rujukan
norma bahasa dan penggunaannya. Dengan demikian, ragam baku berisi
rujukan yang menentukan besar atau tidaknya penggunaan bahasa. baik
pemakaian bahasa secara lisan maupun pemakaian bahasa secara tertulis.
Selain itu.ragam baku diajarkan di dalam lembaga-lembaga pendidikan.
Penggunaannya pada umumnya membawa prestise dan dipandang
sebagai lembaga sosial yang tinggi
2. Ragam daerah
Ragam daerah ialah ragam bahasa yang norma dan kaidahnya
berlaku secara terbatas dalam hubungan dengan daerah yang
bersangkutan. Ragam Lisan bahasa Indonesia seperti yang dipergunakan
di Jakarta misalnya, dapat dikatakan merupakan ragam daerah.
3. Ragam sosial
Ragarn Sosial adalah ragam yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih
kecil dalam suatu masyarakat. Lingkungan sosial yang terkecil itu adalah
lingkungan keluarga yang terdiri dari suami dan isteri atau lingkungan
persabatan antara dua warga masyarakat yang bersangkutan. Ragam

1
Harimurti Kridalaksana, 2011, Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, Hal 78

3
bahasa yang dipergunakan dalam Ungkungan seperti itu dapat merupakan
ragam sosial tersendiri. Selanjutnya, ragarn sosial tidak jarang
dihubungkan dengan tinggi rendahnya status kemasyarakatan Lingkungan
sosial yang bersangkutan. ragam daerah atau ragam sosial yang lain
merupakan ragam sosial dengan nilai dan prestise yang lebih rendah.
4. Ragam fungsional.
Ragam fungsional yang kadang-adang disebut juga ragam
professional adalah ragam bahasa yang dikaitan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, dan kegiatan lain. Ragam fungsional dikaitkan dengan
keadaan resmi atau tidak resmi. Dalam kenyataannya, ragam fungsional
menjelma sebagai bahasa teknis keprofesian, bahasa niaga dan bahasa
khusus lain. Oleh karena ragam fungsional dapat merupakan ragam teknis
keprofesian, termasuk keprofesian dalam hubungan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, ragam fungsional dapat pula merupakan
ragam baku yang khusus.

2.2 Status, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa


William A. Stewart dan Prawiatmaja, 1979: 12 mengemukakan tipologi
sosiolinguistik dalaw menggambarkan keanekabahasaan nasional. Menurut
Williom A. Stewart, suatu bahasa dianggap baku jika memiliki empat hal,
yaitu pembakuan, otonomi, kesejarahan, dan daya hidup. Bahasa Lampung
mampu menjadi bahasa baku karena memiliki keempat hal di atas. Bagi para
penutumya· bahasa Lampung mempunyai status yang tidak rendah. Hal ini
dapat diketahui dari lingkungan pemakaian bahasa atau daerah sentuh bahasa.
Daerah sentuh bahasa itu dapat terjadi di rumah,di dalarn masyarakat, dan
dalam media massa. Jawaban yang diberikan para informan terhadap
instrumen yang disampaikan menunjukkan kecenderungan-kecenderungan
daerah sentuh bahasa itu.Apabila di dalam sebuah keluarga semuanya adalah
penutur bahasa Lampung,
Maka bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antar keluarga
adalah bahasa Lampung, seperti bila berbicara dengan orang tua, saudara

4
laki-laki atau perempuan, anak, suami atau isteri, ayah atau ibu mertua,
pembatu rumah tangga, paman atau bibi, dan kakek atau nenek. Walaupun
demikian, ada juga kecenderungan menggunakan bahasa Indonesia pada
waktu orang tua berbicara kepada anaknya. Jika berbicara dengan orang
Lampung yang berkunjung ke rumah mereka, bahasa yang digunakan adalah
bahasa Lampung, bukan bahasa lain.
Dalam hal seperti itu, Bahasa Lampung selalu dipergunakan. Akan
tetapi, apabila tamu itu bukan orang Lampung, bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia atau bahasa tamu itu sendiri (kalau tuan rumah dapat
berbahasa itu). Bahasa Lampung digunakan apabila mereka berkunjung ke
rumah tetangga atau kenalan orang Lampung. Akan tetapi, apabila tetangga
atau kenalan itu bukan orang Lampung, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia, atau bahasa tetangga atau kenalan itu (kalau mereka dapat).
Kecenderungan pemakaian bahasa Lampung tampak pada pertemuan
keluarga di rumah untuk membicarakan hal-hal seperti perkawinan,
pengangkatan penghulu, atau upacara doa selamat.
Bahasa uang dipergunakan pada waktu berbicara dengan para undangan
yang bukan orang Lampung yang hadir pada upacara doa selamatan, akad
nikah, dan lain-lain adalah bahasa Indonesia. Pada pertemuan seperti itu,
bahasa Indonesia juga dipakai sebagai pengantar untuk menjelaskan maksud
undangan kepada yang hadir dan kemudian mempersilahkan para undangan
untuk menyantap makanan yang telah tersedia. Bahasa Lampung tampaknya
tidak dipakai oleh kadi. waktu membacakan, akad nikah dihadapan wali anak
dara dan mempelai laki-laki. Bahasa yang dipergunakan oleh kadi itu adalah
bahasa Indonesia. Begitu juga pada waktu kadi memberikan nasihat kepada
mempelai laki-laki sesudah acara pembacaan akad nikah selesai, bahasa yang
dipergunakan bukan bahasa Lampung, tetapi bahasa Indonesia.
Bahasa Lampung dipergunakan pada "Waktu berbicara dengan ketua
rukun tetangga, Iurah, atau camat yang berasal dari Lampung yang
berkunjung ke rumah mereka”. Akan tetapi, apabila ketua rukun tetangga,
lurah, camat itu bukan orang Lampung, bahasa yang dipergunakan adalah

5
bahasa Indonesia. Bahasa Lampung akan dipergunakan apabila mereka
berkunjung ke rumah ketua rukun tetangga, lurah, atau camat (jika ketua
rukun tetangga, lurah, atau camat itu adalah orang Lampung), sebaliknya jika
ketua rukun tetangga, lurah, atau camat itu bukan orang Lampung, bahasa
yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia. Kecenderungan pilihan
pemakaian bahasa Lampung, atau bahasa Indonesia seperti dikemukakan di
atas tampaknya terbatas pada pembicaraan dalam suasana tidak resmi.
Apabila pembicaraan itu berlangsung dalam suasana resmi, misalnya
mengenai urusan dinas, bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia.
Bahasa lampung tidak dipergunakan masyarakat dalam pembicaraan di
tempat-tempat tertentu, seperti di klinik, di puskesmas, di dinas kesehatan
pada saat meminta pertolongan kepada mantri, perawat, bidan dan dokter;
demikian pula pada petugas-petugas di Badan Usaha Unit Desa, Koperasi
Unit desa dan Bank Rakyat Indonesia, serta komandan sektor atau komandan
rayon dan pembantu-pembantu komandan pada pos polisi atau koramil.
Bahasa Lampung dan bahasa daerah pemilik warung biasanya
dipergunakan oleh masyarakat pada saat berbelanja di warung-warung di
kampung. Kepada pemilik toko, orang Lampung yang tinggl di kota, pembeli
menggunakan bahasa Indonesia di samping bahasa Larnpung; sedangkan
kepada pemilik toko yang bukan orang Lampung digunakan bahasa
Indonesia. Bahasa Lampung pun digunakan antar sahabat orang Larnpung
yang berjumpa di pasar, dan tempat-tempat lain, seperti di warung. restoran,
dan rumah makan. Akan tetapi di tempat-tempat ini mereka mempergunakan
bahasa Larnpung apabila berbicara dengan pejabat, yang mereka pergunakan
ialah bahasa Indonesia

2.3 Tingkat-tingkat Pekaian Bahasa


Bahasa Lampung tidak mengenal tingkat-tingkat bahasa seperti
bahasa tinggi, bahasa sedang atau bahasa kasar Bentuk-bentuk yang
membedakan tingkat-tingkat pemakaian bahasa hanya. terbatas pada kata
ganti orang dan beberapa jenis kata lainnya. Contoh~ontoh berikut ini

6
memperlihatkan bentuk kasar dan bentuk halus . dalam kata ganti orang
dan kata lainnya.

BENTUK HALUS BENTUK KASAR INDONESIA


Ikam/sikam/sikam dua Nyank Saya
Pusekam/keti rumpok Niku Kamu
Tian umpok tilln/ Iyono Dia
Neramumpok Neram Kita
Keti umpok Keti Kalian
Manyan Klamo Paman
Inani tamo Inai Menantu
Tuah Umpu Cucu
Rangok Lawang Pintu
Rah Gitoh Darah
Mena mulang Mati/Pegat Ma ti
Solang sori Pari Padi

2.4 Angka Lampung

Angka Arab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0

Angka Lampung

Contoh

 Wat pira sai ratong jeno? - ada berapa yang datang tadi?
 Nyak itung ne pai yo - saya hitungnya dulu ya
 1 ( sai ) - satu
 2 ( rua ) - dua
 3 ( telu ) - tiga
 4 ( pak ) - empat
 5 ( lima ) - lima
 6 ( enom ) - enam
 7 ( pitu ) - tujuh
 8 ( walu ) - delapan
 9 ( siwa ) - sembilan
 10 ( puluh ) - sepuluh
 11. ( sebelas ) - sebelas

7
 12 ( rua belas ) - dua belas
 20 ( rua pulu ) - dua puluh
 21 ( selikor ) - dua puluh satu
 22 ( rua puluh rua ) - dua puluh dua
 unyine wat rua puluh rua - semuanya ada dua puluh rua

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Ragam bahasa ialah ''variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda yang menurut topik yang dibicarakan”. Ragam bahasa itu menurut
Dittmar yang dikutip Halim (1979) ada empat, yaitu
1. Ragam baku
Ragam buku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai kerangka rujukan
norma bahasa dan penggunaannya. Dengan demikian, ragam baku berisi
rujukan yang menentukan besar atau tidaknya penggunaan bahasa.
2. Ragam daerah
Ragam daerah ialah ragam bahasa yang norma dan kaidahnya berlaku secara
terbatas dalam hubungan dengan daerah yang bersangkutan.
3. Ragam sosial
Ragarn Sosial adalah ragam yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih
kecil dalam suatu masyarakat
4. Ragam fungsional.
Ragam fungsional yang kadang~adang disebut juga ragam
professional adalah ragam bahasa yang dikaitan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, dan kegiatan lain. Ragam fungsional dikaitkan dengan
keadaan resmi atau tidak resmi.

Angka lampung terderi dari :


Angka Arab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0

Angka Lampung

9
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan
keterbatasan kami. Maka dari itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi
perbaikan. Dan semoga makalah ini mudah difahami dan bermanfaat di masa
yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sigit Winarto, dkk. 2011. Buku Panduan Museum Negeri.


Lampung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung

Eko Wahyuningsih, dkk. 1993/1994. Koleksi Pilihan Museum Negeri


Provinsi Lampung. Lampung : Direktorat Jenderal Kebudayaan Provinsi
Lampung

Harimurti Kridalaksana, 2011. Kamus Linguistik Edisi Keempat Jakarta:


Gramedia Pustaka

Sanusi, Effendi. 2009. Bahasa Lampung: Kedudukan, Fungsi, Dialek, dan


Subdialek. http://effendisanusi.blogspot.com/2009/08/bahasa-lampung-
kedudukan-fungsi-dialek.htm. (8 Oktober 2019).

11

Anda mungkin juga menyukai