Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN MORFEM, KATA, LEKSEM, FRASE, KALIMAT DAN WACANA

A. Morfosintaksis. Prof. DR. H. Abdul Muis Badulu, M.S.dan Herman, S.Ag.,

1) Pengertian morfem

Akmajian dkk. (1984: 58) menyatakan morfem adalah satuan terkecil dari
pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lanjut kedalam
bagian-bagian yang bermakna atau yang dapat dikenal.

O Grady dan Dobrovolsky menyatakan bahwa satuan-satuan bahasa terkecil


yang bermakna adalah morfem yang bersifat arbitrer, yang berarti berhubungan
antara bunyi dari suatu morfem dengan maknanya sama sekali bersifat
konvensional, bukan berakar pada objek yang diwakilinya.

Menurut Baeur (1987: 13-17) satuan-satuan dasar analisis yang dikenal dalam
morfologi adalah morfem.

2) Pengertian kata

Menurut Crystal (1980: 383-385), kata adalah satuan ujaran yang mempunyai
pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun
dalam bahasa tulisan.

Tiga makna utama kata biasanya di bedakan:

a. Kata adalah satuan yang dapat didefinisikan secara fisik yang dijumpai dalam
suatu rentang tulisan (yang dibatasi oleh spasi) atau bicara (di mana identifikasi
lebih sulit lagi, tetapi ada petunjuk-petunjuk fonologis unntuk mengidentifikasi
batas-batas, seperti kesenyapan atau cirri-ciri jeda). Kata dalam makna ini dirujuk
sebagai kata ortografis (untuk tulisan) atau kata fonologis (untuk bicara). Istilah
netral yang sering digunakan bagi keduanya adalah bentuk kata.

b. Ada suatu makna yang lebih abstrak, yang merujuk kepada factor umum
yang mendasari himpunan bentuk yang sama, sperti walk, walks, walking, walked.
Satuan kata mendasar itu sering disebut sebagai suatu leksem. Leksem adalah
satuan kosakata yang didaftarkan didalam kamus.

c. Hal ini me3ngharuskan penetapan penetapan bag suatu satuan yang abstrak
untuk memperhatikan kata-kata beroperrasi dalam tata bahasa suatu bahasa, dan
kata adalah suatu satuan gramatikal dari jenis teoritis yang sama seperti morfem
dan kalimat. Dalam analisis hierarkis, kalimat (klausa dan sebagainya), terdiri atas
kata, dan kata terdiri atas morfem.

OGrady dan Dobrovolsky (1989: 91) menyatakan definisi kata yang paling
umum diterima oleh para linguis adalah bahwa kata merupakan suatu bentuk bebas
yang terkecil, yaitu suatu unsure yang dapat muncul tersendiri dalam berbagai
posisi dalam kalimat.

3) Pengertian leksem

Krida Laksana mendefinisikan leksem sebagai berikut ini:

a. Satuan leksikal dasar yang abstak yang mendasari pelbagai bentuk inflektif
suatu kata.

b. Kata atau frasa yang merupakan satuan bermakna; satuan terkecil dari
leksikon.

4) Pengertian frase

Pengertian frasa dapat dijelaskan dari dua sudut pandangan, yaitu (1) frasa
sebagai suatu fungsi, dan (2) frasa sebagai suatu bentuk. Sebagi suatu fungsi, frasa
adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan ppemadu kalimat ((Samsuri,
1985:93). Sebagai suatu bentuk, frasa merupakan satuan gramatik yang beruoa
gabungan kata yang non predikat.

Keraf (dalam Rusyana dan Samsuri(Ed.) 1978:77) mengatakan bahwa pada


prinsipnya frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang secara
gramatikal bernilai sama dengan sebuah kata yang tidak bisa berfungsi sebagai
subjek atau predikat dalam kontruksi itu.

Ramlan (1981: 121) mengemukakan bahwa frasa adalah satuan gramatikal


yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampui batas fungsi.

5) Pengertian kalimat

Bloomfield (1933: 170), kalimat adalah suatu bentuk linguitik, yang tidak
termasuk kedalam suatu bentuk yang lebih besar karena karena merupakan suatu
bentuk kontruksi gramatikal.

Hockett (11958:199) menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau


bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk
kedalam kontruksi gramatikal lainnya.

Lado (1968: 27) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari
ekspresi lengkap.

Keraf (1978: 156) menyatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang
didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa
bagian ujaran itu sudah lengkap.
Ramlan (1981: 6) kaliamat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh
adanya jeda panjang yang disertai oleh nada akhir turun atau naik.

Parera (1982: 14) mengemukakan bahwa kalimat adalah sebuah bentuk


ketatabahasaan yang maksimal yeng tidak merupakan bagian dari bentuk ketata
bahasaan lain yang lebih besar dan memiliki kesenyapan final yang menunjukkan
bentuk itu berakhir.

Kridalaksana (1984:224), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relative


berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan baik secara actual maupun
potensial terdiri atas klausa.

Samsuri (1985:53)menyatakan bahwa kalimat adalah untaian yang


berstruktuur dari kata.

B. Linguistic umum. Abdul Chaer

1) Pengertian morfem

Morfem merupakan satuan terkecil yang mempunyai makna.

2) Pengertian kata

Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah
deretan hurruf yang di apit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti.

Bloomfield memberi sebuah batasan tentang kata, yaitu kata adalah satuan
bebas terkecil (a minimal free form) tidak pernah diulas atau dikomentari, seolah-
olah batasan itu sudah bersifat final.

Chomsky menyatakan kata adalah dasar analisis kalimat.

3) Pengertian frasa

Frasa lazim didefinisikan sebagaisatuan gramatikal yang berupa gabungan


kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang
mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam kalimat.

4) Pengertian kalimat

Kalimat adalah susunan kata-kata yang yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap.

Dalam pelajaran bahasa Arab di Madrasah atau pesantren, mendefinisikan


Kalimat adalah lafal yang tersusun dari dua buah kata atau lebih yang mengandung
arti, dan disengaja serta berbahasa arab.

5) Pengertian wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki
gramatikal meruppakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

C. Tinjauan kritis teori morfologi dan sintaksis bahasa Indonesia. DRS. Yan
Sehandi Yohanes

1) Pengertian morfem

J.S. Badudu (1982: 66) mendefinisikan morfem sebagai bentuk bahasa yang
terkecil yang tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.

Harimurti Kridalaksana (1982: 110) morfem adalah satuan bahasa terkecil


yang maknanya secara relative stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian-
bagian bermakna yang lebih kecil.

Morfem adalah satuan satuan bentuk bahasa yang paling kecil dan
mengandung arti, baik yang berupa bentuk bebas maupun berupa bentuk terikat.

2). Pengertian kata

M. Ramlan (1980: 12) kata sebagi bentuk bebas yang paling kecil, atau dengan
kata lain, setiap satu bentuk bebas merupakan kata.

Gorys Keraf (1984: 53) kata sebagai kesatuan-kesatuan yang terkecil yang
diperoleh sesudah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya, dan yang mengandung
suatu ide.

Soetarno (1980: 103) kata didefinisikan sebagai bentuk kesatuan yang terkecil
dalam kalimat, yang dapat berdiri sendiri.

Harimurti Kridalaksana (1982: 76) kata adalah morfem atau kombinasi morfem
yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas.

3) Pengertian frase

Gorys Keraf (1984: 138), frasa adalah suatu kontruksi yang terdiri dari dua
kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan.

Jos Daniel Parera (1980: 35), frase sebagai suatu kontruksi yang dapat
dibentuk oleh dua kata atau lebih, tetapi yang tidak mempunyai cirri kontruksi
sebuah klausa.

M. Ramlan (1981; 121) frase sebagai satuan gramatik yang terdiri atas dua
kata atau lebih yang tidak melampui batas fungsi.
Henry Guntur Tarigan (1984: 66) frase yakni satuan liinguistik yang secara
potensial merupakan gabungan dua buah kata atau lebih yang tidak mempunyai
cirri-ciri klausa.

Frasa merupakan gabungan dua buah kata atau lebih yang menduduki salah
satu fungsi atau jabatan dalam klausa.

4). Pengertian kalimat

Gorys Keraf (1984: 141) kalimat sebagai satu bagian ujaran yang didahului
dan diikuti oleh kesennyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian
ujaran itu sudah lengkap.

Jos Daniel Parera (1980; 12) kalimat sebagai sebuah bentuk ketatabahasaan
yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari bentuk ketatabahasaan yang lain
yang lebih besar dan memiliki cirri kesenyapan final yang menunjukkan bentuk itu
berakhir.

M. Ramlan (1981: 6) kalimat sebagai satuan gramatik yang dibatasi oleh


adanya jeda panjang disertai nada akhir turun naik.

Henry Guntur Tarigan (1984: 68) kalimat yaitu satuan bahasa yang secara
relative dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri
dari klaussa.

Anda mungkin juga menyukai