Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS FRASA PADA CERPEN “ASAL USUL POHON SALAK”

KARYA : WILLY YANTO WIJAYA

Dosen Pengampu:
Husniyatul Fitriyah, M.Pd

Oleh:

SUKRON
NPM : 1634411042

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) PGRI BANGKALAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

penelitian ini dengan tepat waktu, dengan berjudul” Analisis Frasa Pada Cerpen

“AsalUsul Pohon Salak” karya Willy Yanto Wijaya. Adapun tujuan dari

penyususn penelitian ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sintaksis

Lanjut”

Dalam penulisan penelitian ini, saya menyadari bahwa penelitian ini tidak

akan bisa selesai tepat waktu tanpa adanya usaha, bantuan, dorongan, dan

bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Sintaksis ini. Saya menyadari

bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya

sehingga perlu diperbaiki, maka saya meminta kritikan dan sarannya yang bisa

membangun untuk lebih melakukan penelitian yang lebih baik lagi dalam

penelitian selanjutnya. semoga penelitian ini bisa bermanfaat dan dapat

menambah wawasan bagi kita semua di dalam dunia pendidikan. Dan semoga

mampu menjadi pendidik yang bisa ditauladani oleh anak didik nantinya.

Bangakalan, 05 Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................2
1.3 tujuan penelitian...............................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian...........................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Penelitian sebelumnya yang relevan................................................................4
2.2 Hakikat sintaksis..............................................................................................4
2.3 Pengertian frasa................................................................................................5
2.4 Jenis-Jenis frasa...............................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................10
3.1 Jenis penelitian...............................................................................................10
3.2 Sumber data dan data penelitian....................................................................10
1. Sumber data.................................................................................................10
2. Data penelitian.............................................................................................11
3.3 Metode teknik pengumpulan data..................................................................11
1. teknik pengumpulan data.............................................................................11
2. prosedur pengumpulan data.........................................................................12
3. Instrumen pengumpulan data.......................................................................12
3.4 metode dan teknik analisis.............................................................................12
1. Teknik analisis data......................................................................................12
2. Prosedur penganalisis data...........................................................................13
3. Instrumen penganalisis data.........................................................................13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................14
4.1 Hasil penelitian..............................................................................................14
4.1.1 Berdasarkan distribusi dengan unsurnya................................................14
1. Frasa eksosentrik........................................................................................14
ii
2. Frasa endosentrik yang koordinatif............................................................16
3. Frasa endosentrik yang atributif................................................................17
4.1.2 Berdasarkan distribusi dengan kategori kata..........................................18
1. Frasa nomina..............................................................................................18
2. Frasa ferba..................................................................................................19
3. Frasa keterangan........................................................................................19
4.2 Pembahasan...................................................................................................20
BAB V PENUTUP..............................................................................................21
5.1 SIMPULAN...................................................................................................21
5.2 SARAN..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
LAMPIRAN.........................................................................................................24

iii
ANALISIS FRASA PADA PADA CERPEN YANG BERJUDUL”ASAL USUL

POHON SALAK” KARYA: WILLY YANTO WIJAYA

SUKRON

STKIP PGRI BANGKALAN


faqir_a@yahoo.com

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, STKIP PGRI BANGKALAN


2018

ABSTRAK

Masalah dalam analisis ini adalah bagaimana bentuk-bentuk frasa pada cerpen “Asal
Usul Pohon Salak” karya: Willy Yanto Wijaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dan mendeskripsikan penggunaan, bentuk-bentuk frasa seperti frasa endosentrik yang
atributif, frasa endosentrik yang apositif, frasa nominal, frasa verbal, frasa bilangan, dan
frasa keterangan pada cerpen “Asal Usul Pohon Salak” karya Willy yanto wijaya metode
yang diogunakandalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian
kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis frasa ini dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan
bentuk-bentu frasa yang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan distribusi
dengan unsurnya dan berdasarkan distribusi dengan kategori kata, frasa nominal, frasa
verbal, frasa bilangan, dan frasa keterangan.

Kata Kunci: Cerpen, Frasa

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat

disebut sebagai induk ilmu bahasa. Secara umum ilmu linguistik dibagi menjadi

empat bagian, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam kajian

ini, ilmu linguistik yang diteliti ialah ilmu kajian sintaksis. Secara umum kajian

ilmu sintaksis dapat diartikan sebagai ilmu bahasa yang mengkaji tentang kata,

frase, klausa, dan kalimat.

Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas hubungan

antarkata dalam tuturan. Sintaksis secara etimologi berarti menempatkan bersama-

sama kata-kata menjadi kelompok kata, kelompok kata menjadi kalimat. Ramlan

(1986:21) menyatakan bahwa istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda yaitu

syntaxis, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut synta.Sintaksis merupakan

bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kalimat, klausa, dan

frasa. Selain itu sintaksis mempelajari hubungan gramatika di luar batas kata,

tetapi di dalam satuan yang kita sebut kalimat.

Dalam berbagai batasan para ahli, farsa selalu didefinisikan sebagai aturan

bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.

Membuat rumusan bahwa frasa itu merupakan satuan ketatabahasaan; terdiri atas

dua kata atau lebih; unsur kalimat yang tidak melewati batas fungsi, sebuah

konstruksi frasa bisa terdiri atas frasa-frasa yang lebih kecil, hubungan

antarkomponen frasa itu tidak bersifat predikatif dan tidak bersifat majemuk,

hubungan pembangun frasa bisa kata dan kata, kata dan frasa, dan bisa juga frasa

1
2

dan frasa. Frasa terdiri atas frasa ekosentris dan frasa endosentris. Menurut

Sulistyowati (2012:25) struktur frasa terdiri atas, struktur frasa nominal, struktur

frasa verbal, struktur frasa ajektival, struktur frasa preposisional, dan struktur

frasa numeral. Selain itu, berdasarkan persamaan distribusi dengan golongan atau

kategori kata, frase dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu frase

nominal, frase verbal, frase bilangan dan frase keterangan.

. Banyak permasalahan yang sering kita temui dalam sintaksis. Misalnya

banyak yang sering mempermasalhkan antara frasa dengan kata, ada yang

membedakan dan ada yang mengatakan keduanya itu sama. Berdasarkan latar

belakang di atas penulis bermaksud menganalisis frasa-frasa apa saja yang

digunakan dalam cerpen yang berjudul “Asal Usul Pohon salak”.

Dalam penelitian ini menjadikan frasa objek analis, dan pada penelitian ini

sasaran utamanya adalah analisis frasa dalam cerpen “Asal Usul Pohon Salak”.

Untuk memperjelas dan memahami tentang frasa pada cerpen “Asal Usul Pohon

Salak”, akan dilakukan analisis pada cerpen agar bisa lebih dipahami dan menjadi

tahu bagaimana bentuk frasa pada cerpen tersebut.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
a. Bagaimana bentuk frasa dalam cerpen “Asal Usul Pohon Salak”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang kami

lakukan adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan bentuk frasa dalam cerpen “Asal Usul Pohon Salak”


1.4. Manfaat penelitian
3

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manffat baik secara teoritis

atau pun secara praktis.


a. Manfaat secara teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan

sebagai sumber informasi bagi semua kalangan masyarakat ataupun

mahasiswa, dalam teori ini kami akan membahas tentang bentuk-bentuk frasa

yang terdapat dalam sebuah novel “Asal Usul Pohon Salak”.


b. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan baik

masyarakat ataupun mahasiswa.

c. Definisi operasional

Frasa merupakan gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk

dari dua kata atau lebih yang memiliki satu makna.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan

merefensi dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang bekaitan dengan latar

belakang masalah pada penelitian, adapun penelitian yang berhubungan dengan

penelitian ini sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hadijah, yang berjudul Analisis Frasa

Pada Cerpen “ Pelangi Di Langit Senja” Penelitian ini bertujuan menganalisis

frasa-frasa apa saja yang digunakan dalam cerpen, dengan judul “Analisis

Penggunaan Frasa Pada Cerpen Pelangi di Langit Senja Karya Mia Rahmawati”.

Dari penelitian yang sudah ada, penelitian ini sangat dekat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Siti Hadijah, yakni mencari bentuk frasa pada

erpen, dengan metode mencatat yang bertujuan untuk mengetahaui frasa apa saja

yang terdapat pada sebuah cerpen., dengan menggunakan metode kualitatif,

menganalilis data dan menggunakan teknik catat.

2.2. Hakikat Sintaksis

Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan”

dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi secara etimologis sintaksis

berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau

kalimat.Salah satu hakikat bahasa yang sudah kita pahami dalam studi bahasa

adalah bahwa bahasa itu sistematis dan sistemis.

Ada tiga subsistem bahasa yang cukup mendasar yaitu fonologi,

gramatika, dan leksikon. Subsistem sintaksis mencakup satuan-satuan yang lebih

besar dari kata, serta hubungan antara satuan-satuan itu. Pemahaman akan seluk

beluk sintaksis dalam topik studi sintaksis itu membantu kita memahami salah

4
5

satu bentuk bahasa yang secara lengkap mengungkapkan gagasan, pikiran, dan

perasaan seseorang.

Sebagai suatu subsistem bahasa sintaksis mempersoalkan hubungan antara

kata dan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu kontruksi yang disebut

kalimat. Hubungan antara satuan-satuan itu memperlihatkan adanya semacam

hierarki atau tata urut tingkatan. Dalam uraian mengenai hakikat bahasa telah

dijelaskan bahwa tata urut tingkatan bahasa tertera dari urutan yang paling besar

atau paling tinggi (wacana) ke yang paling kecil (rendah) adalah bunyi (fonem).

Dalam subsistem gramatika tataran yang paling kecil adalah morfem.

Sintaksis sebagai subsistem bahasa mencakup kata dan satuan-satuan yang

lebih besar serta hubungan-hubungan diantaranya. Pada umumnya pembicaraan

yang lebih meluas dan mendalam dalam studi sintaksis selain alat-alat sintaksis

adalah satuan-satuan sintaksis. Satuan yang lebih besar dari kata yang umum

dibicarakan dalam sintaksis, berturut-turut ialah frase, klausa dan kalimat.

2.3. Pengertian frasa


Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensional merupakan

gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa, menurut

Cook, Elson, dan Pickett (dalam Bagus, 2008: 2). Ramlan (dalam Bagus, 2008: 2)

mengatakan, bahwa frase adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau

lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Kelompok kata yang

menduduki sesuatu fungsi di dalam kalimat disebut frase, walaupun tidak semua

frase terdiri atas kelompok kata menurut Putrayasa (dalam Bagus, 2008: 3). Frasa

adalah suatu konstruksi yang terdiri atas dua konstituen atau lebih yang dapat

mengisi fungsi sintaksis tertentu dalam kalimat tetapi tidak melampaui batas

fungsi klausa atau dapat dikatakan frasa itu nonpredikatif (Tarmini, 11: 2012).
6

Menurut beberapa ahli, frasa dapat disimpulkan bahwa, Frasa

merupakan satuan sintaksis yang terdapat satu tingkat di bawah klausa dan satu

tingkat di atas kata. Secara sederhana penngertian frasa adalah satuan

gramatika yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi

klausa, atau satuan gramatika yang tidak berpredikat (nonpredikatif).

2.4. Jenis-Jenis Frasa


1) Berdasrkan tipe strukturnya, frase dibedakan atas:
a) Frase eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang tidak berhulu, tidak berpusat atau

non-headed (White-hall, 1956:9). Berdasarkan posisi penghubung yang

mungkin terdapat di dalamnya, frase eksosentris dibagi atas:


(1) Frase preposisi
Frase preposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi di

bagian depan.
(2) Frase posposisi
Frase posposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi

di bagian belakang. Frase posposisi tidak terdapat di dalam bahasa

Indonesia. Salah satu bahasa yang menggunakan bahasa ini adalah bahasa

Jepang.
(3) Frase preposposisi

Frase preposposisi adalah frase yang penghubungnya menduduk

posisi di bagian depan dan di bagian belakang. Frase ini tidak terdapat

di dalam bahasa Indonesia. Salah satu bahasa yang menggunakan

bahasa ini adalah bahasa Karo.

b) Frase endosentris
Frase endosentris adalah frase yang berrhulu, yang berpusat atau

headed phrase (Whitehall, 1956:9), yaitu frase yang yang mempunyai

fungsi yang sama dengan hulunya. Berdasarkan tipe strukturnya, frase

endosentris dibagi atas:


7

(1) Frase beranaka hulu (multiple head)


Frase beraneka hulu adalah frase yang mengandung lebih dari satu

hulu. Berdasarkan struktur internalnya, frase ini dibagi atas:


(a) Frase koordinatif
Frase koordinatif adalah frase yang hulu-hulunya mempunyai

referensi yang berbeda-bada. Frase koordinatif dibagi lagi atas:


 Frase koordinatif nominal
Frase koordinatif nominal adalah gabungan dua atau lebih frase

yang bertipe nominal.


 Frase koordinatif verbal
Frase koordinatif verbal adalah gabungan dua atau lebih frase yang

bertipe verba.
 Frase koordinatif ajektival
Frase koordinatif ajektival adalah gabungan dua atau lebih frase

yang bertipe ajektif.


 Frase koordinatif adverbial
Frase koordinatif adverbial adalah gabungan dua atau lebih frase

yang bertipe adverbia.


(b) Frase apositif
Frase apositif adalah frase yang hulu-hulunya mempunyai referensi

yang sama.
(c) Frase modifikaif (modifer head)
Frase modifikatif adalah frase yang hanya mengandung satu hulu.

Berdasarkan strukturnya internalnya, maka dabagi atas:


 Frase modifikasi nominal
Frase modifikatif nominal adalah frase modifikatif yang hulunya

berupa kata benda.


 Frase modifikatif verbal
Frase modifikatif verbal adalah frase modifikatif yang hulunya

berupa kata kerja.


 Frase modifikatif ajektival
Frase modifikatif ajektival adalah frase modifikatif yang hulunya

berupa kata keadaan.


 Frase modifikatif adverbial
Frase modifikatif adverbial adalah frase modifikatif yang hulunya

berupa kata keterangan.


BAB III

METODE PENEITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pada dasarnya penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh

seseorang penulis untuk memecahkan suatu permasalahan-permasalahan yang

ada, agar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian merupakan

suatu usaha atau cara untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

suatu pengetahuan yang dilakukan dengan cara metode ilmiah sehingga hasilnya

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah pula. Oleh sebab itu dalam suatu

penelitian, metode penelitian memiliki faktor yang sangat penting yang

keberadaannya akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian tersebut.

Penelitian juga sangat penting untuk memperoleh suatu petunjuk tata kerja

dengan cara-cara pemecahan masalah secara sistematis dalam melaksanakan

penelitian tersebut. Penelitian inilah pada akhirnya akan mendapatkan hasil yang

benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara prosedur ilmiah. Seorang peneliti

juga harus menggunakan metode yang tepat, karena dengan menggunakan metode

penelitian yang tepat akan dapat menekan seminimal mungkin kesalahan langkah

yang diambil. Penelitian ilmiah inilah harus dilakukan dengan mnggunnakan cara

yang sistematis,berencana dan mengikuti konsep serta alur yang imiah.

3.2. Sumber Data dan Data Penelitian


1.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah adalah cerpen yang berjudul

“Asal Usul Pohon salak”. Di dalam cerpen tersebut kami akan menganalisis

bagaimana bentuk frasa yang tertdapat dalam cerpen tersebut. dari cerpen yang

sudah dibaca tersebut peneliti akan mendapatkan data yang akan di analisis.

8
9

2. Data Penelitian

Data penelitian yaitu: hasil pencatatan penelitian baik itu berupa fakta

maupun angka. Data adalah fakta dari suatu objek yang diamati, yang dapat

berupa angka-angka maupun kata-kata. Data juga bagian dari fakta yang diperoleh

dari suatu pengukuran. Suatu pengambilan keputusan yang baik merupakan hasil

dari penarikan kesimpulan yang didasarkan pada fakta yang akurat. Data juga

berupa isi dari hasil pengamatan yang didalamnya menjelaskan objek apa saja

yang akan dijadikan dalam sebuah penelitian. Hakikat objek penelitian itu sendiri

adalah sesuatu yang dijadikan sebagai bahan kajian dalam suatu penelitian. Objek

penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Dari

objek yang dipilihlah muncul sebuah kajian yang akan dijadikan sebagai bahan

dalam penelitian. ditegaskan oleh Aditya Dodit (2013:1)

Berdasarkan penelitian di atas objek yang diangkat dalam penelitian ini

adalah bagaimana bentuk-bentuk frasa yang terdapat pada cerpen karya Wily

yanto wijaya yang berjudul “Asal Usul Pohon Salak”.

3.3. MetodeTeknik Pengumpulan Data


1. TeknikPengumpulan Data
1. Dokumentasi : data yang kami dapatkan berasal dari sebuah cerpen karya

dari Wily yanto wijaya.


2. Baca : kami mendapatkan data analisis dari sebuah cerpen karya dari Wily

yanto wijaya kemudian kami membacanya.


3. Mencatat : Setelah membacanya, kemudian kami mencatat kalimat-kalimat

yang sesuai dengan objek penelitian kami.


2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membaca teks cerpen karya Wily yanto wijaya yang berjudul “Asal Usul

Pohon Salak”.
10

2. Mencatat bentuk bentuk frasa yang terdapat pada cerpen tersebut.


3. Menetapkan data penelitian, yaitu data-data yang terdapat pada cerpen

yang berjudul “Asal Usul Pohon Salak”.


3. Instrumen pengumpulan data

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini memakai tabel data atau

kartu data sebagai berikut:

Pengumpulan data
No Kata

1. “Ayo, cepat tangkap! Jangan biarkan kabur!”

2. Mengendalikan jumlah tikus.

3.4. Metode dan Teknik Analisis Data


1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah: suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah

data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk

dipahami dan juga bermanfaat terutama tentang masalah penelitian. Teknik

analisis data yang peneliti ambil adalah:

a. Mereduksi adalah: suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak di perlukan

sehingga menjadi kesimpulan yang final.


b. Menganalisis adalah: upaya atau cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data bisa dipahami dan bermanfaat.


c. Menyimpulkan adalah: pernyataan singkat tentang hasil analisis yang

sudah dilakukan.
2. Prosedur Penganalisis Data

Prosedur penganalisis data yang digunakan untuk menganalisis data

penelitian adalah:
11

1. Mereduksi: mengelompokkan data berdasarkan rumusan masalah

tentang bentuk frasa dalam cerpen tersebut.


2. Menganalisis: data yang sudah di dapat kemudian dianalisis sesuai

dengan metode yang digunakan untuk menjelaskan semua masalah yang

telah di rumuskan dalam rumusan masalah.


3. Menyimpulkan: data yang sudah di analisis kemudian di simpulkan.
3. InstrumenPenganalisis Data

Penganalisisan Data
No Kata Analisis
1. “Ayo, cepat tangkap! Jangan biarkan kabur!” Frasa
verbal
2. Mengendalikan jumlah tikus. Frasa
nominal
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian ini adalah tentang bentuk-bentuk

frasa yang terdapat pada cerpen yang berjudul “Asal Usul Pohon Salak”. Dalam

hasil analisis ini peneliti menemukan bentuk-bentuk frasa yang dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan distribusi dengan unsurnya dan

berdasarkan distribusi dengan kategori kata.

4.1.1 Berdasarkan distribusi dengan unsurnya

Berdasarkan distribusi dengan unsurnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu

frasa eksosentrik dan frasa endosentrik. Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak

mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya. Frasa endosentrik

adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua

unsurnya maupun salah satu dari unsurnya, dengan kata lain frasa yang salah satu

unsurnya dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya. Atau, bila salah satu

unsurnya ditanggalkan kedudukannya sebagai pengisi fungsi sintaksis masih bisa

diterima.

Frasa endosentrik dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu, frasa

endosentrik yang koordinatif, frasa endosentrik yang atributif, dan frasa

endosentrik yang apositif. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Frasa Eksosentrik

Frasa eksosentrik tidak mempunyai distribusi yang sama dengan

semua unsurnya. Karena hubungan kedua unsurnya sangat erat, sehingga kedua

12
13

unsurnya tidak bisa dipisahkan sebagai pengisi fungsi sintaksis. Berikut beberapa

hasil analisis.

(1.a) kakek tua sedang membersihkan rumput di sela-sela pohon salak.

kakek tua sedang membersihkan rumput di .

kakek tua sedang membersihkan rumput sela-sela pohon salak.

(1.b) terdengar teriakan beberapa bocah dari kejauhan.

Terdengar teriakan beberapa bocah dari .

Terdengar teriakan beberapa bocah kejauhan.

(1.c) Anak ular akan mengikuti dari belakang.

Anak ular akan mengikuti dari

Anak ular akan mengikuti belakang

(1.d) Tiba di sebuah padang ilalang.

Tiba di

Tiba sebuah padang ilalang

(1.e) Menuju hutan rimbun menyebrangi sungai di tepian padang

Menuju huutan rimbun menyebrangi sungai di

Menuju hutan rimbun menyebrangi sungai tepian padang

(1.f) rajawali terbang melesat di ketinggian angkasa

Rajawali terbang melesat di

Rajawali terbang melesat ketinggian angkasa

(1.g) Ponijan pun melepaskan kembali ke alam bebas

Ponijan pun melepaskan kembali ke

Ponijan pun melepaskan kembali alam bebas

(1.h) ular kecil akhirnya berhasil kembali ke sarangnya


14

Ular kecil akhirnya berhasil kembali ke

Ular kecil akhirnya berhasil kembali sarangnya

Berdasarkan hasil analisis frasa eksosentrik yang terdapat dalam cerpen

yang berjudul “asal Usul Pohon Salak” karya: Willy yanto wijaya.

2. Frasa Endosentrik yang Koordinatif

Frasa endosentrik yang koordinatif terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini

dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata

penghubung dan atau atau. Berikut beberapa hasil analisis.


(2.a) ampun baginda kami berusaha kabur secepatnya tidak bisa mengingat
ampun baginda kami berusaha kabur secepatnya (dan) tidak bisa mengingat
(2.b) tidak semua bocah manusia bersalah terlibat pembunuhan ini
tidak semua bocah manusia bersalah(dan) terlibat pembunuhan ini
tidak semua bocah manusia bersalah(atau) terlibat pembunuhan ini
(2.c) pasukan elit ular adalah pasukan terlatih memiliki kecepatan merayap

yang sangat tiunggi.


pasukan elit ular adalah pasukan terlatih (dan) memiliki kecepatan

merayap yang sangat tiunggi

pasukan elit ular adalah pasukan terlatih (atau) memiliki kecepatan

merayap yang sangat tiunggi

(2.d) bocah-bocah desa mati keracunan dipatuk ular


bocah-bocah desa mati(dan) keracunan dipatuk ular
bocah-bocah desa mati(atau) keracunan dipatuk ular
(2.e) ratap tangis terdengar di berbagai penjuru sudut desa
ratap tangis terdengar di berbagai penjuru (dan) sudut desa
ratap tangis terdengar di berbagai penjuru (atau) sudut desa
(2.f) kematian disinyalir akibat bisa racun ular
kematian disinyalir akibat bisa (dan) racun ular
kematian disinyalir akibat bisa (atau) racun ular
(2.g) para warga menyiapkan peralatan pembasmi ular
para warga menyiapkan peralatan (dan) pembasmi ular
para warga menyiapkan peralatan (atau) pembasmi ular
(2.h) semua tikus-tikus seakan panik kabur meninggalkan desa
semua tikus-tikus seakan panik (dan) kabur meninggalkan desa

semua tikus-tikus seakan panik (atau) kabur meninggalkan desa


15

Berdasarkan hasil analisis Endosentrik yang Koordinatif yang terdapat dalam

cerpen yang berjudul “asal Usul Pohon Salak” karya: Willy yanto wijaya.

3. Frasa Endosentrik yang Atributif

Frasa endosentrik yang atributif terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara.

Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung

dan atau atau. Berikut beberapa hasil analisis.

(3.a) bencana demi bencana seakan tiada akhir

bencana demi bencana seakan(dan) tiada akhir

bencana demi bencana seakan (atau)tiada akhir

(3.b) gunung nan indah yang selama ini sangat dikagumi

gunung nan indah yang selama ini sangat (dan) dikagumi

gunung nan indah yang selama ini sangat (atau) dikagumi

(3.c) kebencian yang dibalas dengan kebencian

kebencian yang dibalas dengan (dan )kebencian

kebencian yang dibalas dengan (atau) kebencian

(3.d) tubuh anak ular pun mengalami perubahan aneh

tubuh anak ular pun mengalami perubahan (dan) aneh

tubuh anak ular pun mengalami perubahan (atau) aneh

4.1.2 Berdasarkan distribusi dengan kategori kata

Berdasarkan distribusi dengan kategori kata dapat dibagi menjadi

empat, yaitu frasa nominal, frasa verbal, frasa bilangan, dan frasa keterangan. Di

samping itu ada frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan

kategori kata yaitu frasa depan. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Frasa Nominal
16

Frasa nominal atau frasa golongan N memiliki distribusi yang sama dengan

kata nominal atau golongan N. Berikut beberapa hasil analisis.

(4.a) keluar langsung dari mata air

(4.b) merupakan kebun salak yang lumayan luas

(4.c) membuang tangkai kayu yang layu

(4.d) menangkap seekor ular kecil

(4.e) di sebuah kaki gunung

(4.f) ibu ular pergi mencari mangsa

(4.g) di ketinggian angkasa tampak seekor rajawali

(4.h) cakar tajam rajawali sudah melesat menyambar

(4.i) terjatuh di dekat semak belukar di dekat perumahan penduduk desa

(4.j) di suatu ilalang yang lembab, tampak seekor ular betina

2. Frasa Verbal

Frasa verbal atau frasa golongan V mempunyai distribusi yang sama

dengan kata golongan V. Berikut beberapa hasil analisis.

(5.a) ibu ular berusaha melindungi anaknya, mendesis marah dan siap

menggigit rajawali

(5.b) rajawali terbang melesat ke angkasa, tampak darah segar mengalir dari

sela-sela cakarnya

(5.c) rajawali kelaparan tersebut pun menyambar dan terjadilah duel di

angkasa

(5.d) ponijan pun membawa masuk ular kecil tersebut

(5.e) ponijan pun melepaskan kembali ke alam bebas


17

(5.f) di suatu ilalang yang lembab, tampak seekor ular betina yang sedang

bermuram

(5.g) sduah beberapa hari ular ini teus mencari anaknya yang hilang

c. Frasa Keterangan

Frasa keterangan atau frasa golongan Ket mempunyai distribusi yang sama

dengan kata keterangan, ialah kata yang mempunyai kecenderungan menduduki

fungsi KET dalam klausa. Sejumlah kata keterangan, antara lain: kemarin, tadi,

nanti, besok, sekarang. Jumlah frasa keterangan tidak banyak karena jumlah kata

keterangan juga terbatas. Dari pengamatan terhadap bahasa Indonesia hanya

diperoleh enam kata keterangan, ialah kemarin, tadi, nanti, besok, lusa, dan

sekarang. Berikut beberapa hasil analisis.

(6.a) ayo sekarang siapkan perangkap besar, mungkin ada banyak ular di

sana

(6.b) wah, paling tidak ada belasan ekor ular yang kita tangkap hari ini

(6.c) hingga detik ini, tidak pernah sekalipun kita mengusik kehidupan

manusia

(6.d) sekarang saatnya kita membalas tindakan biadab mereka!

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah di lakukan pada cerpen yang

berjudul “Asal Usul Pohon salak” peneliti menemukan bentuk-bentuk frasa yang

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan distribusi dengan unsurnya

dan berdasarkan distribusi dengan kategori kata.


18

Dari bentuk frasa berdasaekan distribusi dengan unsurnya terbagi menjadi

dua, yaitu frasa eksosentrik dan frasa endosentrik. Dari frasa endosentrik sendiri

dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu, frasa endosentrik yang

koordinatif, frasa endosentrik yang atributif, dan frasa endosentrik yang apositif.

Untuk frasa berdasarkan distribusi dengan kategori kata dapat dibagi menjadi

empat, yaitu frasa nominal, frasa verbal, frasa bilangan, dan frasa keterangan.
BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah disajikan

oleh peneliti mengenai bentuk-bentuk frasa pada cerpen “Asal Usul Pohon

Salak”, maka peneliti beberapa bentuk frasa. kesimpulan diantaranya sebagai

berikut.
Pertama, frasa eksosentrik frasa yang tidak mempunyai distribusi yang

sama dengan semua unsurnya, frasa endosentrik sendiri dapat digolongkan

menjadi tiga golongan yaitu, frasa endosentrik yang koordinatif, frasa

endosentrik yang atributif, dan frasa endosentrik yang apositif.


Kedua, frasa endosentrik, yaitu frasa yang mempunyai distribusi yang

sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari

unsurnya, dengan kata lain frasa yang salah satu unsurnya dapat

menggantikan kedudukan keseluruhannya. Frasa endosentrik sendiri dapat

digolongkan menjadi tiga golongan yaitu, frasa endosentrik yang koordinatif,

frasa endosentrik yang atributif, dan frasa endosentrik yang apositif.


Ketiga, Berdasarkan distribusi dengan kategori kata yang dibagi

menjadi empat, yaitu frasa nominal, frasa verbal, frasa bilangan, dan frasa

keterangan
5.2 SARAN

Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa penelitian ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami

untuk memperbaiki atau memperdalam kajian ini.

19
20
DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul. 2015. “Sintaksis Bahasa Indonesia”. PT Rineka Cipta.
Jakarta
Hadijah Siti. 2014. “Analisis Frasa Pada Cerpen Pelangi di langit Senja”.Prodi

Bahasa Indonesia FKIP UIR.


Yuliantomo Aris. 2013. Analisis frasa nomina, frasa verba, frasa bilangan, frasa

keterangan, dan frasa depan pada rubrik artis “isi soundtrack sekuel laskar

pelangi” dalam majalah gaul edisi 41 tahun XII-11-17.

21
LAMPIRAN

Pengumupulan Data

NO FRASA EKSOSENTRIK
1. kakek tua sedang membersihkan rumput di sela-sela pohon salak.
2. terdengar teriakan beberapa bocah dari kejauhan.
3. Anak ular akan mengikuti dari belakang.
4. Tiba di sebuah padang ilalang.
5. Menuju hutan rimbun menyebrangi sungai di tepian padang
6 rajawali terbang melesat di ketinggian angkasa
7. Ponijan pun melepaskan kembali ke alam bebas
8. ular kecil akhirnya berhasil kembali ke sarangnya

NO FRASA ENDOSENTRIK YANG KOORDINATIF


1. ampun baginda kami berusaha kabur secepatnya tidak bisa mengingat
2. tidak semua bocah manusia bersalah terlibat pembunuhan ini
3. pasukan elit ular adalah pasukan terlatih memiliki kecepatan merayap yang

sangat tiunggi.
4. bocah-bocah desa mati keracunan dipatuk ular
5. ratap tangis terdengar di berbagai penjuru sudut desa
6 kematian disinyalir akibat bisa racun ular
7. para warga menyiapkan peralatan pembasmi ular
8.
semua tikus-tikus seakan panik kabur meninggalkan desa
NO FRASA ENDOSENTRIK YANG ATRIBUTIF
1. bencana demi bencana seakan tiada akhir
2. gunung nan indah yang selama ini sangat dikagumi
3. kebencian yang dibalas dengan kebencian
4. tubuh anak ular pun mengalami perubahan aneh

NO FRASA NOMINAL
1. keluar langsung dari mata air
2. merupakan kebun salak yang lumayan luas
3. membuang tangkai kayu yang layu

22
23

4. menangkap seekor ular kecil


5. di sebuah kaki gunung
6 ibu ular pergi mencari mangsa
7. di ketinggian angkasa tampak seekor rajawali
8. cakar tajam rajawali sudah melesat menyambar

9. terjatuh di dekat semak belukar di dekat perumahan penduduk desa

NO FRASA VERBAL
1. ibu ular berusaha melindungi anaknya, mendesis marah dan siap

menggigit rajawali
2. rajawali terbang melesat ke angkasa, tampak darah segar mengalir dari

sela-sela cakarnya
3. rajawali kelaparan tersebut pun menyambar dan terjadilah duel di angkasa
4. ponijan pun membawa masuk ular kecil tersebut
5. ponijan pun melepaskan kembali ke alam bebas
6 di suatu ilalang yang lembab, tampak seekor ular betina yang sedang

NO FRASA KETERANGAN
1. ayo sekarang siapkan perangkap besar, mungkin ada banyak ular di

sana
2. wah, paling tidak ada belasan ekor ular yang kita tangkap hari ini
3. hingga detik ini, tidak pernah sekalipun kita mengusik kehidupan manusia
4. sekarang saatnya kita membalas tindakan biadab mereka!

Anda mungkin juga menyukai