Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Prinsip Prinsip Dekonstruksi

2.2.1 Prinsip- prinsip yang terdapat dalam teori dekonstruksi adalah:

1. Melacak unsur-unsur aporia (makna paradoks, makna kontradiktif, dan makna


ironi)

2. Membalikkan atau merubah makna-makna yang sudah dikonvensionalkan

Pada dasarnya dekonstruksi yang sudah dilakukan oleh Nietzsche (Culler,


1983:86-87) dalam kaitannya dengan usaha-usaha untuk memberikan makna baru
terhadap prinsip sebab-akibat. Prinsip sebab-akibat selalu memberikan perhatian
terhadap sebab, sedangkan akibatnya sebagai gejala minor. Nietzsche menjelaskan
bahwa prinsip sebab akibat bukanlah hukum universal melainkan merupakan
retorika bahasa, sebagai gejala metonimi, gejala bahasa dengan cara melekatkan
nama orang atau benda-benda pada pusat objek yang lain.

Saussure menjelaskan bahwa makna yang diperoleh melalui pembagian


lambang-lambang menjadi penanda dan petanda. Dekonstruksi menolak
keputusan tersebut dengan cara terus menerus berusaha melepaskan diri, sekligus
mencoba menemukan pusat-pusat yang baru. Menurut Saussure (Eagleton,
1983:128), hubungan penanda dengan petanda bersifat pasti.

Derrida (Spivak, 1976:xliii) menjelaskan peristiwa diatas dengan


istilahdifferEnce dan differAnce, dua kata yang ucapannya hampir sama tetapi
penulisannya berbeda, dibedakan melalui huruf ke-7. Kedua kata tersebut berasal
dari bahasa latin, differe, yang sekaligus berarti to differ (membedakan) yang
berkonotasi spasial, dan to defer (menuda) yang berkonotasi temporal. Derrida
(Norris, 1983:32) menghubungkan kerangka ruang dan waktu dengan tanda dan
bendanya, tanda sebagai wakil dari bendanya. Tanda sekaligus menunjukkan
kehadiran yang tertunda. Makna kata difference berada dalam posisi yang
mengambang antara to differ dan to defer, keduanya berpengaruh terhadap
kekuatan tekstual, tetapi tidak secara utuh mewakili kata differencetersebut. Oleh
karena tanda-tanda mengimplikasikan makna, maka makna karya pun selalu
berbeda dan tertunda, sesuai dengan ruang dan waktu. Artinya, antara konsep dan
kenyataan selalu mempunyai jarak sekaligus perbedaan. Derrida menjdai terkenal
karena konsep dekonstruksi, logosentrisme,
fonosentrisme, differEnce / differAnce, trace, dan dencentering.

Differance (Derrida, 2002:45,61) adalah istilah yang diciptakan oleh


Derrida tahun 1968 dalam kaitannya dengan pemahamannya mengenai ilmu
bahasa Saussure dan antropologi Levi-Strauss. Menurut Derrida,
perbedaaan difference dan differance, bahasa kamus baik bahasa Inggris maupun
bahasa Perancis dan bahasa dekonstruksi Derrida, tidak dapat diketahui melalui
ucapan, melainkan melalui tulisan. Menurutnya, tulisan lebih utama dibandingkan
dengan ucapan. Menurut Derrida (Eagleton, 1983:127-128) makna tidak dengan
sendirinya hadir dalam suatu lambang. Lambang mempersoalkan sesuatu yang
bukan dirinya, lambang mewakili sesuatu yang lain. Makna hadir dalam rangkaian
penanda.

Konsep Saussure yang juga didekonstruksi oleh Derrida adalah doktrin


hierarki ucapan-tulisan, yang pada dasarnya memandang ucapan sebagai pusat,
sedangkan tulisan sebagai non pusat. Menurut Saussure, ucapan lebih dekat
dengan pikiran dan perasaan sebab ucapan mengimplikasikan subjek yang
berbicara, subjek yang hadir secara serta merta, sedangkan tulisan yang bersifat
sekunder, termediasi, grafis dan mewakili.

Menurut Derrida konsep ucapan-tulisan dapat saja dibalik menjadi tulisan-


ucapan. Ujaran pun adalah sejenis tulisan, ujaran selalu sudah tertulis, dan dengan
demikian bahasa pun sudah tertulis. Menurut Rousseau, ucapan merupakan
bentuk asal, tulisan merupakan pelengkap bahasa lisan. Di pihak yang lain, Levi-
Strauss melukiskan hubungan antara alam dan kebudayaan yang dengan
sendirinya sudah tertulis.

2.2.2 Arsitektur dekonstruksi juga telah menggariskan beberapa prinsip penting


mengenai arsitektur:
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu langgam
yang dianggap terbaik sehingga semuanya memiliki kesempatan yang
sama untuk berkembang.
2. Tidak ada pendewaan tokoh dalam arsitektur sehingga tidak timbul
kecenderungan pengulangan ciri antara arsitek satu dan yang lain hanya
karena arsitek yang satu dianggap dewa yang segala macam karyanya
harus ditiru.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus diakhiri,
sehingga perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah kepada
keragaman pandangan dan tata nilai.
4. Pengutamaan indera pengelihatan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
karya dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi indera lain harus dapat
dimanfaatkan pula secara seimbang.
5. Visiocentrism atau pengutamaan indera penglihatan dalam arsitektur
harus diakhiri. Potensi indera lain harus dimanfaatkan pula secara
seimbang.
6. Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan. Arsitektur
terkandung dalam ide, gambar, model, dan fisik bangunan dengan
jangkauan dan aksentuasi yang berbeda. Prioritas yang diberikan pada ide,
gambar, model, ke bangunan harus setara karena ide, gambar, dan model
tidak hanya berfungsi sebagai simulasi atau representasi gedung,
tetapi bisa menjadi produk atau tujuan akhir arsitektur.

Ideologi dekonstruksi antara lain :

- Pentingnya perbedaan, keterbedaan dari yang lain.

- Bentuk asemantik.

- Memperlihat kedekonstruksiannya dengan kesan tulisan yang didapat


dari bangunan.

- Tiap arsiteknya memiliki hak penuh atas desain bangunannya.


- Menaklukkan suatu kasus perancangan.

- Terpecah-pecah, terbagi-bagi (fragmented), tidak jelas bentuknya


(destructive).

- Arsitek adalah metafisika.

Gaya yang dianut :

- Kontradiksi antar elemen bangunan, ada irama.

- Kompleksitas disjungsi, kecenderungan kaku ; kacau ; bengkok dan


berbeda dari. yang lain.

- Ruang eksplosif dengan lantai mirin ( tilted floors ) ; cocktail sticks ;


penyimpangan/pembengkokan ( warps ) ; distorsi ; anamorfisme.

- Bentuk abstrak yang ekstrim.

- Frenzled cacophony ; violated perfection ; random noise.

- Tidak adanya keterikatan antara bentuk dan ruang yang ada di dalamnya.

- Estetika nol derajat ( degree zero ), kekosongan erotik mesin ( machine


eroticism ).

- Ornamen pokoknya : pemecahan / fractal ; skala ; self similiarity ;


catachresis ; apocalypse.

- Memperlihatkan kode pribadi.

- Pro restricted metaphors : planetary arch ; flying beam/ balok melayang ;


knife blades ; fish bananas.

- Memunculkan kembali sejarah yang ada.

- Kehancuran semu.
- Simbolik pribadi.

Ide desainnya antara lain :

- Non place sprawl ; grid point ; teori chaos/kehancuran.

- Fungsi indeterminan.

- Ahistorikal dan neo constructivist.

- Mengandung banyak kata-kata yang halus ( rhetorically redundant).

- Ruang dan massa yang saling berpenetrasi chora .

- Objek skulptur yang tidak berkesinambungan.

- Patahan, ruang yang terjadi karena ketidaksengajaan .

- Dekomposisi, pemusatan ulang.

- Ketidakharmonisan, random noise .

Anda mungkin juga menyukai