Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi
kelahiran karya-karya sastra - puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. Bahkan, penyair-
penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri,
Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan
media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-
sajak sosial-politik mereka. Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi: Widji Thukul
dengan buah karyanya: Puisi Pelo, Darman.
Pada masa ini karya sastra berperan untuk membentuk pemikiran tentang
keindonesiaan setelah mengalami kombinasi dengan pemikiran lain, seperti budaya. Ide,
filsafat, dan gebrakan-gebrakan baru muncul di era ini, beberapa karya keluar dari paten
dengan memperbincangkan agama dan mulai bermunculan kubu-kubu sastra populer dan
sastra majalah. Pada masa ini pula karya yang bersifat absurd mulai tampak.
- Sastra bersanding dengan Seni Lainnya, banyak terjadi alih wahana pada jaman
sekarang
- Karya yang dilarang terbit pada masa 70-an diterbitkan di tahun 2000-an, banyak
karya Pram yang diterbitkan, karya Hersri Setiawan, Remy Sylado, dsb.