2. Devandra Abi Prasetyo 175110700111007 3. Aulia Novirta 175110700111023 Nama Angkatan 45 pertama kali digunakan oleh Rosihan Anwar dalam majalah Siasat pada 9 Januari 1949. Akan tetapi penggunaan nama ini menimbulkan Pro dan Kontra. Rosihan Anwar menggunakan nama Angkatan 45 dengan alasan bahwa corak pembaharuan telah jelas terlihat pada 1945 dan kemerdekaan adalah syarat mutlak untuk perkembangan kebudayaan sejati suatu bangsa. Kelahiran Angkatan 45 ini ditandai dengan terbitnya kumpulan puisi yang berjudul Tiga Menguak Takdir karya Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani. Roman Puisi Cerpen Kisah Drama Esai Kritik 1. Chairil Anwar (Deru Campur Debu) 2. Idrus (Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma) 3. Asrul Sani (Bola Lampu) 4. Rivai Apin (Tiga Menguak Takdir) 5. Achdiat Kartamiharja (Atheis) 6. Mochtar Lubis (Jalan Tak Ada Ujung) 7. H. B. Yassin (Gema Tanah Air) 8. Sitor Situmorang (Perempuan dan Salju di Paris) 9. Pramoedya Ananta Toer (Tetralogi Pulau Buru) 10. Utuy Tatang Sontani (Awal dan Mira) 11. Maria Amin (Dengar Keluhan Pohon Mangga) 12. Nursyamsu (Terawang) 13. Waluyati (Telaga Remaja) Pada 19 November 1946 Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi seniman yang kemudian dikenal dengan nama "Gelanggang". Organisasi ini kemudian menerbitkan Surat Kepercayaan Gelanggang melalui majalah Siasat pada 22 Oktober 1950. Surat tersebut berisi pesan bahwa sastrawan Indonesia merupakan pewaris kebudayaan Indonesia. Jati diri Indonesia diambil dari nilai- nilai kemanusiaan yang tertinggi, tanpa mempertimbangkan asal-usul nilai-nilai tersebut. TERIMA KASIH