Anda di halaman 1dari 12

Mewujudkan Kedamaian Hidup Melalui Kumpulan Puisi Religi Emha Ainun

Nadjib
Nurul Hidayat/118104007

A. Pendahuluan

Pada dasarnya manusia diciptakan ke alam ini dengan tanpa adanya proses perundingan terlebih
dahulu antara manusia itu sendiri dengan sang pencipta. Kesadaran yang dirasakan pertama kali
oleh manusia adalah bahwa alam yang ia tempati saat ini penuh duka dan derita, seperti
tanggungjawab saat masih anak-anak untuk patuh terhadap orang tua dan aturan yang berlaku di
lingkungan dimana ia tinggal, tanggungjawab mencari ilmu pada saat menginjak masa remaja,
tanggungjawab bekerja pada saat dewasa, tanggungjawab saat berumur tua untuk megurus
keluarga, dan tanggungjawab rumit lainnya. Ia harus berjuang agar duka dan derita tadi dapat
diantisipasi dan diatasi agar tidak semakin parah. Maka hal yang harus manusia peroleh dalam
hidup yang tidak disengaja ini adalah sebuah kedamaian sekalipun hanya sesaat, syukur-syukur
dapat bertahan sedikit lama.

Kedamaian merupakan kondisi dimana semua persoalan hidup yang menimpa manusia dapat
direspon dengan penuh ketenangan. Kedamaian berada pada wilayah batiniah bukan lahiriah.
Maka agar sampai pada wilayah tersebut diperlukan sebuah media batiniah pula (Schumacer,
guide for the perplexed). Salah satu media atau alat batiniah yang dapat mengantarkan manusia
sampai pada kedamaian sebagaimana di atas tadi adalah religiusitas. Religius menunjuk pada
aspek yang ada dalam lubuk hati manusia, riak getaran hati pribadi manusia, sikap personal yang
bersifat misteri bagi orang lain, karena menafaskan intimitas jiwa. Religiusitas memperlihatkan
nafas intensitas jiwa, yaitu cita rasa yang merupakan kesatuan rasio dan rasa manusiawi ke
dalam pribadi manusia. Kesatuan rasa dan rasio itu selanjutnya dipakai manusia untuk
berhubungan dengan Tuhan.

Puisi sering memuat nilai-nilai religius. Hal demikian terjadi karena pada awalnya semua sastra
adalah religious. Pendapat tersebut memiliki maksud bahwa semula puisi lahir untuk acara-acara
kebaktian manusia kepada Tuhan, sehingga puisi hadir bersamaan dengan upacara keagamaan
tertentu. Melalui puisi, manusia ingin mendekat dan menyatu dengan Tuhan lewat seni. Penyair
bermodalkan kepekaan batin tinggi juga memanfaatkan kemampuannya itu untuk menjalin
hubungan dengan sang pencipta.

Pada awal pertumbuhannya, puisi sangat erat hubungannya dengan agama. Manusia selain
sebagai makhluk sosial, sekaligus sebagai makhluk religius. Religiusitas tidak bisa dilepaskan
dari kehidupan manusia. Ketentraman batin dan kebahagiaan adalah tujuan hidup yang tidak
terlepas dari hubungan manusia dengan Tuhan. Kesadaran religiusitas pula yang menuntun
penyair untuk menghayati kehidupan spiritualnya dan dituangkan dalam bait-bait puisi dengan
tema-tema ketuhanan.

Kerinduan pada Tuhan, keikhlasan menjalankan ibadah, tafsir terhadap perintah Tuhan, dan lain
sebagainya diabadikan penyair lewat puisi. Puisi menjadi jalan bagi penyair untuk terus
menghayati sisi religius sebagai bagian penting kehidupan. Pengalaman batin dari puisi yang
sangat pribadi adalah pengalaman diri tentang religious.

Senada dengan pendapat di atas, bahwa sisi religiusitas berkenaan dengan keyakinan yang ada di
lubuk hati manusia. Getaran hati nurani manusia dalam menyikapi beragam masalah kehidupan
yang ditemui. Penyair sebagai bagian dari masyarakat pasti menemui beragam masalah tersebut.
Penyair lewat perenungan bermodal kepekaan batin menanggapi lewat puisi.

Penyair yang tidak diragukan lagi mengenai hal tersebut adalah Emha Ainun Nadjib. Kepekaan
batin yang tinggi terhadap masalah-masalah religius menjadikan puisi-puisi Emha Ainun Nadjib
selalu enak dibaca, didengar, dan direnungkan. Muhammad Ainun Nadjib atau yang biasa di
kenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun adalah salah satu penyair yang mengusung puisi
bernafas religius di Indonesia.

Emha Ainun Nadjib adalah sosok penyair ‘liar’ (meminjam istilah Prof. Dr. Noeng Muhadjir)
dan sekaligus sosok yang tegar dalam menempuh kodrat kesenimanan dengan berbagai resiko.
Akan tetapi dilihat dari karyanya, di balik keliaran dan ketegaran itu, Emha mempunyai
kepekaan yang luar biasa dalam mengungkapkan puisi sebagai alat kritik sosial dan perhitungan
kerinduan terhadap Sang Pencipta.
Emha Ainun Nadjib adalah seorang peziarah yang senantiasa terus mencari dan menggugat.
Seorang pengelana dan peziarah kehidupan. Emha menyikapi segala kegiatan sebagai
pengelanaan untuk memuliakan kehidupan, memuliakan kebenaran, dan memuliakan Tuhan.
Sikap Emha memang telah terbentuk sejak dini. Peristiwa dan pengalaman ternyata ikut
memproses sikap religius Emha. Keadilan dan kebenaran selalu menjadi titik pusat nilai dalam
setiap aktualisasi peran sosial Emha. Emha dengan mikroskop batinnya meneropong sistem dan
kemanusiaan, kekuasaan yang korup dan menindas, kemapanan yang melahirkan dekadensi, dan
sisi religius manusia.

Puisi Emha Ainun Nadjib menggali tema-tema religius Islam. Emha, lewat puisi-puisinya,
berupaya melakukan ‘ibadah’. Ibadah dalam artian mendekatkan hati dan pikiran kepada Tuhan,
bukan ibadah ritual yang diatur oleh fiqh ubudiyah. Kedekatan dengan Sang Pencipta umum
disimbolkan dengan ketaatan beribadah sesuai aturan masing-masing agama. Orang yang taat
beribadah dianggap sebagai orang yang memiliki kelebihan berhubungan dengan Tuhan. Emha
memposisikan bahwa mendekat kepada Tuhan bisa dilakukan dengan beragam cara, khusus
untuk kasus Emha ialah lewat larik-larik puisi.

Menurut Kuntowijoyo (harian Jawa Pos, 10 September 1991) dalam diri Emha terwakili
kepekaan seorang penyair. Emha merupakan penyair yang berpikiran kritis, cenderung
memprotes, tetapi sekaligus religius. Puisi-puisi Emha mencerminkan kepekaan ini. Membaca
karya-karyanya kita akan menemukan Emha sebagai aktivis yang cenderung religius.

B. Sekilas Tentang Emha Ainun Nadjib

Emha Ainun Nadjib yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Nun atau Mbah Nun lahir di desa
Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur. Ia lahir pada hari Rabu Legi, 27 Mei 1953 dan
merupakan anak ke-4 dari 15 bersaudara. Ayahnya adalah seorang kyai terpandang di desanya. 1

1
Emha Ainun Nadjib, Sedang Tuhan Pun Cemburu, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2015). hlm. 440
Sebahagian masa kecil Emha Ainun Nadjib dihabiskan di desanya. Ia bersekolah disalah satu
sekolah dasar di desanya. Setelah lulus sekolah dasar ia melanjutkan pendidikan di Pondok
Modern Gontor Ponorogo. Namun pada pertengahan tahun ketiganya bersekolah di Gontor ia
dikeluarkan dari sekolah karena demo melawan dept. keamanan. Kemudian dia pindah ke
Yogyakarta dan bersekolah di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.2

Setelah lulus SMA, Emha Ainun Nadjib melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas
UGM, namun dia tak sampai lulus. Emha merasa tidak betah dan kemudian memilih bergabung
dengan kelompok penulis muda, Persada Studi Klub (PSK). Di (PSK) Emha Muda menemukan
bakat kepenyairan dan kepenulisan. Tulisan-tulisan hasil karya Emha banyak dimuat di media
massa. Inilah titik penting dari hadirnya pengakuan masyarakat atas eksistensinya.

Sebagai seorang penyair dan penulis karir Emha terbilang cukup bagus. Ia pernah mengikuti
kegiatan kesenian internasional seperti, Lokakarya Teater di Filipina (1980); International
Writing Program di Universitas Lowa, Lowa City, AS (1984); Festival Penyair Internasional di
Rotterdam, Belanda (1984); serta Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman Barat (1985).

Karya-karya bidang kepenulisan Emha cukup banyak diterbitkan, baik berupa sajak maupun
esai. Diantara sajaknya yang telah terbit adalah: M. Frustasi, Sajak-Sajak Sepanjang Jalan, Sajak-
Sajak Cinta, Nyanyian Gelandangan, 99 Untuk Tuhanku, Suluk Pesisiran, Syair Asmaul, dll.
Sedangkan buku esainya yang telah diterbitkan adalah: Dari Pojok Sejarah, Sastra Yang
Membebaskan, Secangkir Kopi Jon Pakir, Markesot Bertutur, Markesot Bertutur Lagi, Slilit
Sang Kyai, 2,5 Jam Bersama Soeharto, Jogja Indonesia Pulang Pergi, Gelandangan Di Kampung
Sendiri, Sedang Tuhan Pun Cemburu, Indonesia Bagian Dari Desa Saya, Anggukan Ritmis Kaki
Pak Kiai, dan masih banyak lagi.

Ringkasan dari beberapa karya Emha Ainun Nadjib diatas merupakan gambaran tentang
pemikiran-pemikiran Emha Ainun Nadjib. Pemikiran yang dituangkan oleh Emha memalui
tulisan tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan sosial masyarakat. Sebagai seorang pekerja
sosial, kehidupan Emha lebih banyak dijadwal oleh masyarakat yang selalu setia disapanya lewat

2
http://docs.google.com/file/d/0B3UxDd4duYHuaDYzaE5sdmJUTTg/edit
pelbagai acara.dan pertemuan. Setidaknya ada empat acara rutin yang diasuhnya,diantaranya:
Padhang Mbulan (Jombang), Mocopat Syafaat (Yogyakarta), Kenduri Cinta (Jakarta) dan
Gambang Syafaat (Semarang), Acara-acara tersebut masih eksis hingga sekarang. Padhang
mbulan adalah salah satu acara rutin yang diadakan oleh Emha Ainun Nadjib di desa Menturo,
Jombang, Jawa Timur. Acara tersebut merupakan acara maiyahan yang pertama kali diadakan
oleh Emha Ainun Nadjib. Padhang mbulan sudah berlangsung selama 23 tahun dan masih
berlangsung hingga saat ini.3

Acara maiyahan yang rutin diadakan oleh Emha Ainun Nadjib di Yogyakarta adalah Mocopat
Syafaat. Mocopat Syafaat pertama kali diadakan oleh Emha Ainun Nadjib pada tahun 1999.
Acara tersebut masih berlangsung hingga saat ini menginjak tahun ke-18.

Beberapa posisi penting organisasi juga pernah ditempati oleh Emha. Ia pernah dipilih menjadi
redaktur harian Masa kini, menjadi dewan kesenian Yogyakarta dan menjadi fungsionaris Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia. Namun seluruh posisi itu ia tinggalkan dengan alasan
kemapanan yang Ia dapatkan dirasa menjepit kebebasannya.

Selain dalam bidang kepenulisan dan jurnalistik Emha Ainun Nadjib juga banyak berperan untuk
negara. salah satunya adalah ketika proses peralihan kekuasaan dari Soeharto ke Habibie. Emha
Ainun NAdjib merupakan orang yang menggagas adanya dewan reformasi dan komite reformasi

C. Fenomena Sosial dan Problematika Hidup Masyarakat

Manusia hidup di dunia tidak akan pernah lepas dari suatu permasalahan. Tidak peduli ia
menyandang status apapun, menjabat apapun, jumlah harta sebanyak apapun, masing-masing
akan menemui masalahnya tersendiri. Setiap akan menghindar dari satu masalah, secara tidak
langsung akan menjumpai masalah baru. Masalah-masalah ini yang nantinya akan memunculkan
masalah dengan skala lebih besar lagi dan daya kerusakannya tentu akan lebih luas dari
sebelumnya. Factor dasar pemicu terjadinya permasalahan besar yag terjadi adalah dsebabkan
dengan adanya persoalan kecil yang ada dalam diri manusia, seperti keresahan, kegelisahan,

3
https://www.caknun.com/tag/padhangmbulan/
tekanan, dan lain sebagainya. Hal tersebut sebenarnya merupakan bagian dari kondisi fitrah
manusia , namun jika tidak diantisipasi, maka kegelisahan, keresahan, tekanan tadi akan
berdampak pada permasalahan lebih besar lagi.

Kepala koordinator komunitas Into the Light Indonesia, Benny Prawira Siauw mengungkapkan,
hingga tahun 2012, diketahui ada 9.106 orang di Indonesia yang meninggal dunia akibat bunuh
diri. Sebelumnya, pada periode 1990-2016, jumlahnya sebanyak 8.580 jiwa. Jumlah kematian
akibat bunuh diri di Indonesia, diprediksi merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Meski
demikian, Benny meyakini jumlah yang sesungguhnya malah lebih tinggi. Sebab, Indonesia
sampai saat ini belum memiliki sistem pencatatan kematian akibat bunuh diri (suicide death
registrysystem).

Benny mengungkapkan, setidaknya ada 3 kondisi yang menjadi pemicu. Perasaan kesepian
Remaja berusia 13-15 tahun, bahkan sudah bisa merasakan kesepian. Namun, masyarakat masih
sering menganggap remeh kondisi tersebut. Benny menjelaskan, remaja tetap berisiko
mengalami kesepian, saat memiliki geng sekalipun. Sebab, apabila kebutuhan sosialnya belum
terpenuhi, remaja bisa tetap kesepian. Perisakan (bullying) Permasalahan lain yang memicu
tindakan bunuh diri adalah perisakan atau bullying. Benny menilai, masyarakat masih cenderung
menganggap bullying sebagai hal yang lumrah. Padahal, bullying memberikan dampak
signifikan terhadap tindakan bunuh diri. Pelecehan seksual di masa kecil Menjadi korban
pelecehan seksual di masa kanak-kanak, bisa berdampak hingga ke masa kuliah. Korban terus
merasakan luka batin dan emosional. Kondisi ini pun berisiko menimbulkan pemikiran untuk
bunuh diri. 4
Selain bunuh diri, dampak dari keresahan, kegeisahan sebagaimana disebut di atas akan
berpengaruh terhdap meningkatnya angka kriminalitas lain. Kepala Biro Penerangan Masyarakat
Mabes Polri, Brigadir Jenderal Awi Setiono mengatakan, terjadi peningkatan kasus kriminalitas
sebanyak 1.632 kasus atau 38,45% pada pekan ke-24 dibandingkan Minggu ke-23 pada 2020.

Beberapa jenis kejahatan yang meningkat adalah pencurian dengan pemberatan (curat),
pencurian dengan kekerasan, penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, penggelapan dan

4
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/22/194548020/depresi-dan-bunuh-diri-di-indonesia-diprediksi-
meningkat-mengapa?page=all
pencurian kendaraan bermotor. Awi menyebut, terdapat lima kasus besar yang termasuk dalam
jenis kejahatan konvensional. Yang pertama, kasus pencurian dengan pemberatan pada pekan ke
23 sebanyak 411 kasus. Jumlah ini meningkat sebanyak 68,61% atau 282 kasus pada Minggu
berikutnya. Yang kedua, kasus penggelapan pada minggu ke 23 terjadi sebanyak 295 kasus dan
pada minggu ke 24 naik menjadi 421 kasus penggelapan. “Kemudian ada kasus curanmor roda
dua pada Minggu ke 23 sebanyak 114 kasus, pada Minggu ke 24 226 kasus sehingga naik 112
kasus atau 98.25%,”paparnya. Yang keempat, polisi menangani sebanyak 649 kasus peredaran
narkotika pada Minggu ke-23. Di Minggu berikutnya, terjadi kenaikan sebanyak 743 kasus,
sehingga ada kenaikan 94 kasus atau 14,48 persen. Terakhir, perjudian pada Minggu ke-23
sebanyak 52 kasus, lalu pada Minggu ke-24 melonjak 104 kasus sehingga naik 52 kasus atau 100
persen.5

Baru-baru ini kita dihebohkan dengan beberapa aksi-aksi terorisme yang terjadi di berbagai
belahan tanah air, baik yang dilakukan perorangan ataupun secara kelompok, baik yang
menewaskan banyak korban, maupun yang hanya menewaskan pelaku seorang diri. Fenomena
semacam ini sebenarnya terjadi karena dipicu oleh permasalahan primordial manusia yang
dibiarkan begitu saja. Oleh karenanya, hanya manusia yang dapat mengendalikan dirinya
sendiri. Kondisi kesepian, keresahan, kegelisahan dan lain sebagainya yang menempati wilayah
kebatinan idealnya dapatt diatasi dengan media kebatinan pula, seperti religiusitas dan keyakinan
terhadap entitas sang tunggal nan kuasa. Jika manusia sampai pad tahapan tersebut, maka ia akan
memperoleh ketenangan dan kedamaian batin. Dengan begitu , permasalahan-permasalahan
besar seperti kriminalitas dan bunuh diri seperti di atas dapat terhindari.
Kedamaian dan ketenanngan batin dapat dicapai dengan banyak metode. Salah satunya
beribadah, berdoa, dan lain sebagainya yang merupakan bentuk pendekatan diri terhadap sang
kuasa. Metode mendekatkan diri terhadap sang kuasa, juga bisa dilakukan dengan puisi. Puisi
identic dengan kesucian teks sebagaimana kondisi sesorang yang mengarangnya. Dan di dalam
puisi terdapat magic yang mampu mempengaruhi orang-orang lain agar dapat menyelam dalam
makna yang terkandung dalam puisi tersebut.

5
https://mediaindonesia.com/megapolitan/321027/polri-sebut-angka-kriminalitas-naik-3845
Cak Nun, dengan puisi religinya akan kita bedah dan kita serap intisari yang terkadnung di
dalamnya, dengan tujuan endekatkan diri dengan sang kuasa dan agar dapat mengendalikan diri
supaya meminimalisir terjadinya kondisi kesepian, keresahan, dan keputusasaan.

D. Prinsip Kebatinan Dalam Puisi-Puisi Emha Ainun Nadjib

Emha Ainun Nadjib atau disapa Cak Nun merupakan seorang sastrawan, budayawan dan
intelektual muslim yang menyiarkan karya kesustraannya untuk kemaslahatan orang banyak.
Cak Nun, terutama melalui puisi-puisinya berhasil menyihir perhatian public dari semua
kalangan. Puisi-puisi Cak Nun dominan dengan ajakan untuk menebar kebaikan dan cinta
kebenaran. Nilai-nilai yang terdapat dalam sebagian besar puisi cak Nun mengandung
ketentraman dan ketenangan. Teks-teks dan kalimat yang digunakan menyiratkan semangat
keiliahian yang tinggi dan mengandung unsur ajakan untuk mendekatkan diri dengan sang ilahi.
Dengan begitu, manusia dapat mencpai kebahagaiaan dan kebijaksannan dimana hal itu
merupakan tujuan utama hidup mereka.

Berikut beberapa Puisi Cak Nun yang mengandung prinsip kebatinan, dimana nantinya akan
mengeluarkan manusia dari kondisi fitrah mereka yang resah, gelisah, dan putus asa sehingga
dapat mengantisipasi lahirnya masalah baru yang lebih besar:

Pertama, Memecah mengutuhkan (Emha Ainun Najib) 1987

Kerja dan fungsi memecah manusia


Sujud sembahyang mengutuhkannya
Ego dan nafsu menumpas kehidupan
Oleh cinta nyawa dikembalikan

Lengan tanganmu tanggal sebelah


Karena siang hari politik yang gerah
Deru mesin ekonomi membekukan tubuhmu
Cambuk impian membuat jiwamu jadi hantu

Suami dan istri tak saling mengabdi


Tak mengalahkan atau memenangi
Keduanya adalah sahabat bergandengan tangan
Bersama-sama mengarungi jejeak Tuhan

Kalau berpcu mempersaingkan hari esok


Jangan lupakan cinta di kandungan cakrawala
Kalau cemas karena diiming-imingi tetangga
Berkacalah pada sunyi di gua garba rahasia.

Dalam Puisi ini menurut penulis, Cak Nun ingin menyampaikan bahwa kebahagiaan dan
keharmonisan hidup dapat tercapai dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dan
dengan mengurusi dunia dengan berlebihan, maka kerusakan dan kesedihan akan menimpa.
Keutuhan dan kesatuan persaudaraan umat manusia dapat terujud dan lestari pada saat ego dan
hawa nafsu dapat dikendalikan.

Kedua, Ketika Engkau Bersembahyang (Emha Ainun Najib) 1987

Ketika engkau bersembahyang


Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar

Bacaan Al-Fatihah dan surah


Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya

Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi


Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup


Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali

Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri


Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya
Sembahyang di atas sajadah cahaya
Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun

Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah


Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas arasy sembilan puluh Sembilan

Disini kita bisa memetik hikmah sebanyak mungkin. Bahwa dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan, maka segala kesulitan akan terbuka jalan keluarnya dan semua persoalan dapat teraratsi
dengan begitu mudah. Sembahyang meupakan symbol dari ketundukan terhadap sang kuasa dan
memasrahkan semua persoalan kepadaNya semata. Jika hubungan dengan Tuhan semakin dekat,
maka kemudahan akan mengikuti.

Ketiga, Ikrar (Emha Ainun Najib) Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO, 1997

Di dalam sinar-Mu
Segala soal dan wajah dunia
Tak menyebabkan apa-apa
Aku sendirilah yang menggerakkan laku
Atas nama-Mu

Kuambil sikap, total dan tuntas


maka getaranku
Adalah getaran-Mu
lenyap segala dimensi
baik dan buruk, kuat dan lemah
Keutuhan yang ada
Terpelihara dalam pasrah dan setia

Menangis dalam tertawa


Bersedih dalam gembira
Atau sebaliknya
tak ada kekaguman, kebanggaan, segala belenggu
Mulus dalam nilai satu

Kesadaran yang lebih tinggi


Mengatasi pikiran dan emosi
menetaplah, berbahagialah
Demi para tetangga
tetapi di dalam kamu kosong
Ialah wujud yang tak terucapkan, tak tertuliskan

Kugenggam kamu
Kau genggam aku
Jangan sentuh apapun
Yang menyebabkan noda
Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya
Berangkat ulang jengkal pertama 6

Puisi ini ingin memberitahukan bahwa sifat dasar manusia adalah menangis dan tertawa, sedih
dan bahagia. Namun, kita masih mempunyai pilihan untuk mengendalikan pikiran kita untuk
tidak sampai pada kondisi yang tidak diinginkan dan berusaha meningkatkan kesadaran setinngi
mungkin tentang fungsi diciptakan di dunia ini. Kalaupun manusia masih merasa kesepian,
kegelisahan dan keresahan maka mesti berbahagia agar dapat membuat orang lain juga ikut
bahagia.

Masih banyak puisi-puisi Cak Nun yag memiliki spirit kebatinan dan keruhanian yang dapat
mengelaurkan manusia dari kondisi resah, gelisah, dan putus asa. Namun,barangkali tiga puisi di
atas dapat mewakili bagaimana seharusnya manusia menyikapi persoalan hidup mereka dengan
kedewasaan yang tinggi dan tetap berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan.

E. Penutup

Sejatinya fitrah manusia memiliki sifat yang sangat kompleks, seperti sedih, duka, menderita,
dan lain sebagainya. Hal itu sangat wajar dirasakan oleh manusia mengingat dunia ini merupkan
persinggahan awal sebelum kematian. Akan tetapi bilamana sifat-sifat tersebut dibiarkan berlarut
begitu saja, maka justru yang akan timbul adalah kerusakan yang lebih besar lagi seperti bunuh
diri, dan tindak kriminalitas lainnya. Manusia sebagai mahkluk yang memiliki kesadaran akan
keberadaan dirinya seyogyanya dapat berusaha mengantisipasi kondisi-kondisi yang tidak
diinginkan sebagaimana di atas dengan mencari tahu asal suatu masalah muncul lalu mencarikan
jalan keluar atas permasalahan itu.

6
https://irwinday.web.id/puisi-emha-ainun-najib-cak-nun/
Tentang masalah diri seperti kesedihan, penderitaan, dan keputusasaan menemapati wilayah
batiniyah. Maka untuk mengantisipasi sifat-sifat tersebut agar tidak berdampak pada kerusakan
lebih besa lagi, maka diperlukan sebuah metode batiniah pula, seperti beribadah dan perbuatan
yang berbau religiusitas lainnya.

Puisi juga bisa dijadikan medium untuk sampai pada tahap batiniah bilamana teks-teks dalam
puisi tersebut mengandung magic yang menyihir sesorang untuk semakin dekat dengan
penciptanya, seperti halnya puisi-puisi cak Nun yang berjudul memecah mengutuhkan, ketika
engkau bersembahyang, dan ikrar sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

F. Bibliografi

Emha Ainun Nadjib, Sedang Tuhan Pun Cemburu, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2015).

http://docs.google.com/file/d/0B3UxDd4duYHuaDYzaE5sdmJUTTg/edit

https://www.caknun.com/tag/padhangmbulan/

https://mediaindonesia.com/megapolitan/321027/polri-sebut-angka-kriminalitas-naik-3845

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/22/194548020/depresi-dan-bunuh-diri-di-indonesia-
diprediksi-meningkat-mengapa?page=all

https://irwinday.web.id/puisi-emha-ainun-najib-cak-nun/

Anda mungkin juga menyukai