Anda di halaman 1dari 15

FAKTA CERITA

Maulfi Syaiful Rizal


FIB UB
Unsur Pembangun Prosa Fiksi

 Pandangan tradisional:
Prosa fiksi dibangun dengan dua unsur, yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik.
 Robert Stanton:
Pembangun prosa fiksi ada 3, yaitu fakta cerita,
sarana cerita, dan tema.
 Pandangan Strukturalisme:
Prosa fiksi di dalamnya terdapat dua unsur
pembangun, yaitu cerita dan wacana.
Fakta Cerita

 Fakta cerita ialah hal-hal yang diceritakan dalam


sebuah prosa fiksi.

 Fakta cerita meliputi alur, karakter, dan latar atau


setting.

 Ketiga unsur tersebut dimasukkan dalam fakta


cerita karena ketiga unsur tersebut secara faktual
dapat dibayangkan peristiwa dan eksistensinya
dalam prosa fiksi.
Alur atau Plot

 Rahmanto dan Hariyanto (1998:2.10) berpendapat


bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa yang
tersusun secara kronologis dalam kaitan sebab
akibat sampai akhir kisah.
 Rusyana (1984:76) menyatakan bahwa plot atau
alur merupakan hubungan sebab akibat peristiwa
yang satu dengan peristiwa yang lainnya di dalam
cerita.
 Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa
dalam sebuah cerita yang berhubungan sebab
akibat (Stanton, 2012:26).
 Apa perbedaan antara alur dengan cerita?
 Aspek cerita atau story dalam sebuah karya fiksi
merupakan suatu hal yang amat esensial, memiliki
peranan sentral.
Cerita Alur

Kejadian atau peristiwa yang disusun Kejadian atau peristiwa yang disusun
berdasarkan urusan waktu berdasarkan hubungan sebab akibat

Tuntutan lebih sederhana karena hanya Tuntutan lebih kompleks karena


menjawab pertanyaan bagaimana permasalahan yang dijawab mengapa
seterusnya atau bagaimana kelanjutan peristiwa itu terjadi dan bagaimana
ceritanya hubungan antar persitiwa
Struktur Alur

 Secara garis besar, alur terbagi menjadi tiga


bagian yaitu:
Awal
• Pemaparan dan ketidakmantapan

Tengah
• konflik, komplikasi atau perumitan atau penggawatan, dan
klimaks
Akhir
• segala sesuatu yangn berawal dari klimaks menuju ke
pemecahan masalah yang disebut denoument atau peleraian.
Hukum-hukum Alur

Kemasukakalan Kejutan Tegangan Keutuhan


• Cerita itu memiliki • Berfungsi • Pemutusan tiba- • Sub-sub alur ini
“kebenaran” bagi memperlambat tiba, dan dapat terjalin
cerita itu sendiri atau bahkan untuk mengalihkannya dengan alur
mempercepat pada tokoh atau utamanya, dalam
tercapainya peristiwa lain arti merupakan
klimaks cerita. analogi terhadap
alur utamanya
Cara Penyusunan bagian cerita

Maju Sorot Balik

 Peristiwa-peristiwa disusun  peristiwa-peristiwa dalam


berdasarkan urutan kronologis. cerita disusun tidak
Peristiwa-peristiwa disusun berurutan. Pengarang
berurutan mulai dari “situation‟
dapat memulainya dari
(melukiskan keadaan),
“generating circumtancer‟
peristiwa terakhir atau
(peristiwa-peristiwa mulai peristiwa yang ada di
bergerak), “rising action‟ tengah, kemudian
(keadaan mulai memuncak), menengok kembali pada
climax (mencapai titik puncak), peristiwa-peristiwa yang
dan “denoument‟ (pemecahan mendahuluinya
sosial, penyelesaian).
Tokoh dan Penokohan

 Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami


peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa
dalam cerita (Sudjiman dalam Rahmanto dan
Hariyanto, 1998:2.13).
 Sedangkan penokohan atau perwatakan ialah
penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh di
dalam karya sastra (Ibid dalam Rahmanto dan
Hariyanto, 1998:2.13).
Jenis-Jenis Tokoh

 Nurgiyantoro (2000: 176) membedakan tokoh dilihat


dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam
cerita sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan.

 Kenney (1966) sebagaimana dikutip Rahmanto dan


Hariyanto (1998:2.13) mengklasifikasikan tokoh dari
segi kualitasnya sebagai the simple or flat characters
(tokoh sederhana atau tokoh yang berwatak datar),
dan the complex or round characters (tokoh kompleks
atau tokoh berwatak bulat).
 Dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam
pengembangan plot, Nurgiyantoro (2000:178)
membaginya ke dalam tokoh protagonis dan tokoh
antagonis.
 Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya
perwatakan tokoh-tokoh, Altenbernd dan Lewis
(dalam Nurgiyantoro, 2000:188) menggolongkan
ke dalam tokoh statis, tidak berkembang dan tokoh
berkembang.
Cara Penggambaran Watak

Diskursif / analitik Dramatik Kontekstual Campuran


• Pengarang secara • Pengarang • Melukiskan watak • Metode kombinasi
langgsung membiarkan para tokoh dengan jalan dengan cara-cara
menceritakan kepada tokohnya untuk memerikan lingkungan yang ada, agar lebih
pembaca tentang menyatakan diri yang mengelilingi efektif.
perwatakan tokoh- mereka sendiri lewat tokoh
tokoh ceritanya. kata-kata, dan
perbuatan mereka
sendiri, misalnya
lewat dialog, jalan
pikiran tokoh,
perasaan tokoh,
perbuatan, sikap
tokoh, lukisan fisik,
dan sebagainya.
Latar atau Setting

 Unsur yang menunjukkan di mana dan kapan peristiwa-


peristiwa dalam kisah itu berlangsung disebut latar
/setting (Rahmanto dan Hariyanto, 1998:2.15).

 Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas


tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan
waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam
Nurgiyantoro, 2000:216).
Jenis-Jenis Latar

Latar tempat
• Hal-hal yang berhubungan denngan masalah
geografis
Latar waktu
• Berkaitan dengan masalah-masalah historis

Latar Sosial
• Berhubungan dengan masalah kehidupan sosial
bermasyarakat
Fungsi Latar

Anda mungkin juga menyukai