Anda di halaman 1dari 9

Aliran Linguistik

Kristin Mars Hutabarat

(1805112848)

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
yang berjudul “Aliran Linguistik” ini disusun demi memenuhi tugas pertama
semester kedua untuk mata kuliah Aliran Linguistik. Dengan adannya makalah
ini, saya berharap setiap pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai Aliran-
aliran Linguistik secara baik.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mangatur Sinaga, M.Hum
selaku dosen pengampu yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan saya
dan teman-teman saya sekelas dalam penulisan sekaligus penyusunan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada saudari Delvi selaku teman
sekelas saya yang telah bersedia menemani saya ke perpustakaan untuk mencari
buku-buku materi tugas kuliah ini.

Demikian, makalah ini saya perbuat dengan segala kelebihan dan kekurangan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat
sekaligus menginspirasi bagi setiap pembaca.

Terima kasih.

Pekanbaru, Februari 2019

Penulis

Kristin Mars Hutabarat


Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar........................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................ii

BAB I Aliran Tradisional........................................................................

1.1 Pengertian Aliran Tradisional.......................................................................

1.2 Ciri-ciri Aliran Tradisional...........................................................................

1.3 Tokoh Aliran Tradisional.............................................................................

1.3.1 Tokoh Aliran Tradisional Zaman Yunani..................................................................

1.3.1.1 Plato (429-347 SM)...............................................................................................

1.3.1.2 Aristoteles (384-322 SM)......................................................................................

1.3.1.3 Dionysius Thrax..................................................................................................

1.3.2 Tokoh Aliran Tradisional Zaman Romawi.................................................

1.3.2.1 Priscia......................................................................................................................

1.3.3 Tokoh Aliran Tradisional Zaman Pertengahan..........................................

1.3.3.1 Modiastae...........................................................................................................
BAB I

Aliran Tradisional
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Aliran Linguistik Tradisional. Hal ini
bertujuan memberikan suatu pemahaman dasar mengenai aliran linguistik
tradisional. Hal-hal yang akan dibahas disini ialah (1) Pengertian Aliran
Tradisional, (2) Ciri-ciri Aliran Tradisional, (3) Tokoh Aliran Tradisional

1.1 Pengertian Aliran Tradisional

Aliran Tradisional merupakan suatu aliran yang paling tua dan merupakan
dasar dari perkembangan aliran-aliran linguistik yang lain. Tata bahasa tradisional
menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa
struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa
tertentu. Dalam merumuskan kata kerja, misalnya, tata bahasa tradisional
mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian,
sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat
berdistribusi dengan frase (Chaer, 2003:333).

Menurut pendapat Pateda (dalam Sinaga, 2014:20) Aliran tradisional adalah


aliran yang didasarkan pada makna.

Alwasilah (dalam Sinaga, 2014:44)

TAHUN PENDAPAT AHLI DARI TAHUN YANG PALING LAMA

1.2 Ciri-ciri Aliran Tradisional

Aliran Tradisional memiliki ciri-ciri yang membedakan aliran ini dengan


aliran-aliran lainnya.. Beberapa ahli yang telah menentukan ciri-ciri aliran
tradisional ini ialah A. Chaedar Alwasilah dan Jos Daniel Parera. Berikut ciri-ciri
Aliran Tradisional yang dikemukakan Alwasilah (1993:33) antara lain :
1. Tidak ada pengenalan akan perbedaan-perbedaan antara bahasa ujaran dan
bahasa tulisan.
2. Para tata Bahasawan memerikan bahasa (Inggris) dengan memakai
patokan-patokan bahasa lain, tepatnya bahasa Latin.
3. Para tata bahasawan menghakimi penggunaan bahasa dengan vonis benar-
salah.
4. Para tata bahasawan seringkali melibatkan logika dalam memberikan
pemerian atau memutuskan persoalan kebahasaan.
5. Para tata bahasawan cendrung menggandrungi atau bahkan
mempertahankan penemuan-penemuan terdahulu.
6. Para tata bahasawan memberikan pemerian bahasa dengan berdasarkan
pada satu bentuk bahasa yang sangat disukainya, yaitu bahasa tulisan
baku.
7. Tata bahasa tradisional menurunkan banyak definisi yang mengaburkan.
(Alwasilah 1983:14-15)

Selanjutnya berikut merupakan pendapat seorang ahli yakni Parera (1991:9-10)


mengenai ciri-ciri Aliran tadisional :

Pertama: teori-teori kebahasaan yang bersifat tradisional mengambil asumsi-


asumsi dan hipotesis tentang bahasa pada filsafat dan logika.

Kedua: data bahasa yang diteliti pada mulanya adalah data bahasa yang tertulis
dan bahasa yang telah mengenal ejaan.

Ketiga: data bahasa tertulis itu terbatas pada data bahasa Yunani dan Latin.

Keempat: bahasa tidak merupakan suatu produk kebudayaan tetapi lebih utama
bahasa dalam satu sarana dan alat komunikasi dan berpikir.

Kelima: pengelompokan, pembedaan, pengendalian, dan peramalan tentang


bahasa selalu dikaitkan dengan dan didasarkan pada pengelompokan, pembedaan,
pengendalian, dan peramalan filsafat dan logika.

Keenam: fakta dan data bahasa yang tidak sesuai dengan teori-teori filsafat dan
logika dianggap kecualian atau kesalahan atau perlu pula diperbaiki sesuai dengan
teori-teori filsafat dan logika.

Ketujuh: data dan fakta bahasa yang terlalu sering tidak akan sesuai dengan teori-
teori filsafat dan logika tentang bahasa
Kedelapan: penjelasan tentang bahasa tidak lain merupakan penjelasan filsafat
dan logika tentang bahasa.

Dari kedua pendapat ahli diatas, secara umum penulis dapat menyimpulkan
ciri aliran tradisional yang paling jelas terlihat yakni Aliran tradisional tidak dapat
lepas dari fisafat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia filsafat merupakan
pengetahuan dan penyelidikan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.

1.3 Tokoh Aliran Tradisional

Layaknya sebuah perjuangan para tokoh pahlawan meraih tujuan utama yaitu
kemerdakaan, begitu pula lah halnya dengan Tokoh Aliran Tradisional yang
berusaha mengeluarkan dan meneliti pendapat-pendapatnya mengenai
perkembangan suatu Aliran Tradisional. Disini penulis akan mengenalkan siapa
saja tokoh-tokoh tersebut beserta hasil pemikirannya secara singkat dan jelas.

1.3.1 Tokoh Aliran Linguistik Zaman Yunani

1.3.1.1 Plato (429-347 SM)

Plato dalam karangannya Dialog menyuruh Cratylus dan Hermogenes yang


merupakan muridnya berdebat tentang bahasa analogi dan anomali, tentang
bahasa alamiah dan konvensional. Platolah yang pertama kali membedakan kata
dalam onoma dan rhema.Onama dan rhema merupakan anggota logos, yang
berarti kalimat atau frasa, atau klausa.

1.3.1.2 Aristoteles (384-322)

Aristoteles mengembangkan hasil pemikiran Plato dari Onoma dan Rhema


menjadi Onoma, Rhema, dan Syndesmoi. Syndesmoi ini kemudian digolongkan
dengan “penghubung artikel” atau kita mengenalnya dengan istilah “konjungsi”.
Selain itu Aristoteles juga mengenalkan Jenis Kelamin Kata (Gender). Ia
membedakan jenis kelamin kata atas maskulin, feminin, dan bentuk antara
(intermediate) atau netral.

1.3.1.3 Dionysius Thrax

Dionysius hanya membicarakan fonologi dan Morfologi, sedangkan Sintaks


sama sekali tidak dibicarakan dalam tata bahasa ini. Grammatike berarti huruf
atau belajar mengenal huruf-huruf Yunani. Dionysius membagi delapan jenis kata
yaitu anoma, rhema, metoche, arthron, antonymia, prothesis, epirrhema, dan
syndesmoi.

1.3.2 Tokoh Aliran Tradisional Zaman Romawi

1.3.2.1 Priscia (500 Mesehi)

Tata bahasa Latin yang paling lengkap dan paling berpengaruh yang sampai
ke tangan generasi-generasi sesudahnya ialah Tata bahasa Priscia. Tata bahasa
Priscia penting karena teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak
utama pembicaraan bahasa secara tradisional. Adapun hasil pemikiran Priscia
yakni pengenalan atas delapan jenis kata yaitu Nomen(+adjektif), Verbum,
Partisipium, Pronomen, Adverbium, Praepositif, Interjectio, dan Coniuntio.

1.3.3 Tokoh Aliran Tradisional Zaman Pertengahan

1.3.3.1 Modistae

Kaum modistae menaruh perhatian kepada tata bahasa. Dalam konsep Kaum
Modistae ini Unsur Semantik mendapatkan perhatian penuh dan dipergunakan
pula dalam penyebutan definisi-definisi bentuk-bentuk bahasa.

1. Kata grammar berasal dari bahasa Grik yang artinya menulis dalam bahasa
aslinya, grammatike techne yaitu seni menulis. Makna kamus (denotasi) grammar
begitu sangat berpengaruh kuat, berakar hingga dampaknya pun begitu tertanam
mendalam, tapi sumbang. Ini terbukti dengan lahirnya batasan-batasan grammar
yang dihimpun Frank Palmer dalam bukunya yang berjudul Grammar halaman
11-12

1. A grammar of a language is a book written about it.

(= Tata bahasaa suatu bahasa adalah suatu buku yang ditulis tentang bahasa itu).

Contoh dari pengertian ini seperti seorang mahasiswa berkata:

`Saya lihat grammarmu tertinggal di kursi`, maksudnya buku yang isinya tentang
grammar. Walaupun kenyataan ini sudah mentradisi dan tersepakati, disini ada
bahaya pengaburan makna yang sebenarnya.
2. The grammar of language is found only in the written language, spoken
languages have no grammar or at least fluctuate so much that they are only
partially grammatical.

(= Tata bahasa suatu bahasa hanya ditemukan hanya dalam bahasa tulisan , bahasa
ucapan tidak memiliki tata bahasa atau setidak-tidaknya begitu banya bercampur
aduk hingga sebagian saja yang bertata bahasa. Terlalu!

3. Some languages have grammar, other do not: Chinese, for instance, has no
grammar, and English has precious little.

(= Beberapa bahasa memiliki tata bahasa, bahasa-bahasa lain tidak: bahasa Cina,
umpamanya, tidak memiliki tata bahasa, dan bahasa Inggris memiliki sedikit
sekali).

4. Grammar is something that can be good or bad, correct or incorret. It is bad


(incorret) grammar to say ‘It`s me’, for instance

(= Tata bahasa ialah sesuatu yang bisa baik atau jelek, benar atau tidak benar.
Adalah tata bahasa jelek (tidak benar) bila mengatakan ‘It`s me’ Umpamnya)

5. Some people know the grammar of their language, others do not

(=Beberapa orang mengetahui tata bahasa mereka, yang lainnya tidak)

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 1993, Beberapa Madhab & Dikotomi Teori Linguistik.


Bandung: Angkasa

Chaer, Abdul. 2003,Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Parera, J. Daniel. 1991, Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif


Dan Tipologi Struktural. Jakarta: Erlangga
Sinaga, Mangatur. 2014, Aliran Linguistik Suatu Pengantar
Pemahaman. Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai