MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu :
Drs. EDY
Disusun Oleh :
2018
A. SINONIM
1. Pengertian
Menurut KBBI, sinonim adalah bentuk bahasa yang makna nya mirip atau sama dengan bentuk
bahasa lain; Muradif.
Menurut Soedjito (1989), sinonim adalah persamaan arti atau makna, atau dua kata atau lebih
yang memiliki makna sama. Sinonim ialah dua kata atau lebih yang maknanya (1) sama atau
(2) hampir sama atau mirip. Misalnya, dua kata atau lebih yang mempunyai makna sama, yaitu
buku – kitab, telinga – kuping, dapat – bisa, ayah – bapak, pintar – cerdas, dan sebagainya.
Adapun dua kata atau lebih yang mempunyai makna hampir sama (mirip) adalah semua –
seluruh – segala; cinta – kasih – sayang, mati – meninggal – wafat – gugur, dan sebagainya.
Dalam hal sinonim yang sama dan sinonim yang mirip, Kridalaksana (1993) berpendapat
bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat salah satu dari dua kata atau lebih yang maknanya
mirip, tetapi bukan sinonim; misalnya kata bantuan dan pertolongan. Beliau menyebut gejala
tersebut sebagai sinonim dekat (near-synonym, homonym, pseudo-synonym). Lain lagi dengan
pendapat Verhaar (1992:394), sering dikatakan bahwa kata-kata yang bersinonim memiliki
makna yang sama, hanya bentuk-bentuknya berbeda. Verhaar menegaskan bahwa sebenarnya
hubungan antarsinonim ialah bahwa ada perbedaan nuansa, dan maknanya dapat dikatakan
‘kurang lebih sama’.
a. Mensubstitusi
Jika suatu kata dapat diganti dengan kata lain dalam konteks kalimat yang sama dan makna
konteks itu tidak berubah, kedua kata itu dapat dikatakan bersinonim.
Contoh: datang bersinonim dengan tiba.
a) (1) Mereka sudah datang. (dapat diterima)
Kata datang dalam kalimat b.1 di atas dapat diterima, sedangkan kata tiba dalam kalimat b.2
tidak dapat diterima. Tidak terdapatnya keparalelan valensi sintaksis dan morfologis antara dua
kata yang dianggap bersinonim menyebabkan kedua kata tersebut tidak bersinonim secara
mutlak (absolut). Hal tersebut disebabkan oleh adanya ciri semantik yang membedakan. Ciri-
ciri ini harus dapat dirumuskan sehingga dapat memperjelas pemakaian.
Pada contoh di atas, morfem (bebas) aku (a), kamu (b), dan dia (c),
2) Sinonim kata
dengan kata
Contoh:
Meskipun capek, saya sudah terima bayaran. Setahun menerima gaji 80%. SK pegnegku
keluar. Gajiku naik.
xxxi
Tampak pada tuturan di atas, kepaduan wacana tersebut antara lain didukung oleh aspek
leksikal yang berupa sinonim antara kata bayaran pada kalimat pertama dengan kata gaji
pada kalimat kedua dan ketiga. Kedua kata tersebut maknanya sepadan.
Contoh:
Kota itu semalam dilanda hujan dan badai. Akibat adanya musibah itu banyak
gedung yang runtuh, rumah-rumah penduduk roboh, dan pohon- pohon pun
tumbang disapu badai.
Kepaduan wacana tersebut didukung oleh aspek leksikal yang berupa sinonim
antara frasa hujan dan badai pada kalimat pertama dengan kata musibah pada
kalimat berikutnya.
Wacana di atas kepaduannya didukung oleh aspek leksikal sinonim antara frasa
pandai bergaul pada kalimat pertama dengan frasa beradaptasi dengan baik
pada kalimat ketiga. Kedua ungkapan itu mempunyai makna yang sepadan.
xxxii
Gunakan landasan teori yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Pendekatan yang
digunakan untuk menyelesaikan persoalan itu pun juga harus akurat.
Kata Kunci
- Leksem : Satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagian
bentuk kata
- Leksikal : Berkaitan dengan kata, berkaitan dengan leksem, berkaitan dengan
kosakata
- Morfem : Satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara
relative stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil
- Morfem bebas : Morfem yang secara potensial dapat berdiri sendiri dalam suatu
bangun kalimat, misalnya saya, duduk, kursi
- Morfem Terikat : Morfem yang tidak punya potensi untuk berdiri sendiri dan selalu
terikat dengan morfem lain membentuk ujaran, misalnya ber-, meng-, -kan
Sumber :
xxxiii