Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DIALEKTOLOGI

DASAR-DASAR LINGUISTIK

DOSEN PEMBIMBING DR. WAGIRAN, M.HUM

KELOMPOK 9

ANGGOTA :

1. DWI NOVIKASARI 2101420115


2. SEFTI DWI OKTAVIYANTI 2101420111
3. AUDINA SALSABILLA 2101420113
4. DWI IRFANTI 2101420112
5. LAILATUL INSIYAH 2101420116

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2020
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul dialektologi ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Wagiran, M.Hum. selaku dosen pembimbing
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata baik dan sempurna
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semarang, 26 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul No
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................. 2
D. Manfaat .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Dialektologi .............................................................................. 3
B. Bidang Kajian Dialektologi .............................................................................. 3
C. Pengertian Dan Ragam Dialek .............................................................................. 4
D. Pengertian Dan Contoh Lek, .............................................................................. 5
Dialek, Idiolek
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 8
B. Saran .............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang
Bahasa selalu terkait dengan komunikasi karena bahasa merupakan alat
komunikasi. Secara umum peristiwa komunikasi bahasa itu dapat dibedakan sebagai
berikut: (1) penyampaian fakta, yaitu peristiwa menyampaikan apa yang diserap oleh
panca indra apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang dicium,apa yang diucap,
dan apa yang diraba, (2) penyampaian gagasan yaitu penyampaian pendapat,
komentar (tanggapan), kesimpulan, masalah (persoalan),pemecahan masalah, pesan,
dan sebagainya. Sebagai anggota masyarakat, manusia selalu menggunakan bahasa
dalam kehidupan sehari-hari, hubungan manusia dengan bahasa sangat erat dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Bahasa senantiasa bersama dengan pertumbuhan
dan perkembangan peradaban budaya manusia.
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Kegunaan bahasa
yang paling mendasar adalah untuk berkomunikasi, yaitu sebagai alat pergaulan dan
perhubungan sesama manusia. Dengan demikian, komunikasi merupakan suatu alat
yang dapat memungkinkan terjadinya suatu sistem sosial atau masyarakat. Jadi, tanpa
komunikasi tidak ada masyarakat. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat
berkomunikasi sehingga memungkinkan terbentuknya suatu sistem sosial atau
masyarakat. Tanpa bahasa tidak ada sistem kemasyarakatan dan akan lenyaplah
kemanusiaan. Suatu proses komunikasi memang sering kali tidak dapat berjalan
dengan mulus karena adanya gangguan atau hambatan.
Faktor keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditentukan oleh
adanya kemampuan dalam menggunakan bahasa. Selain itu, tiadanya kesadaran dari
salah satu pihak partisipan dapat menjadikan hambatan dalam berkomunikasi, atau
juga kemampuan penggunaan bahasa yang kurang. Dengan mengetahui latar belakang
dari permasalahan tentang dialektologi, maka kita dapat memahami sebenarnya apa
yang dimaksudkan dengan dialektologi, jenis-jenisnya, ragam, dan ruang lingkupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dialektologi ?

1
2. Bagaimana bidang kajian dialektologi ?
3. Apa pengertian dan ragam dialek?
4. Apa pengertian dan contoh dari lek, diolek, dan idiolek ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dialektologi
2. Untuk mengetahui bidang kajian dialektologi
3. Untuk mengetahui pengertian dan ragam dialek
4. Untuk mengetahui pengertian dan contoh lek, dialek, dan idiolek

D. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberi manfaat secara teoritis, dimana mampu memberikan
sumbangsih atau tambahan dalam pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya
pada mata kuliah dasar dasar linguistik
b. Manfaat Praktis
Bagi peneliti manfaat penelitian ini menjadi sarana melatih dan menambah
pengetahuan tentang Dialektologi yang telah diulas pada beberapa penjelasan
pada matakuliah dasar dasar linguistik. dan bagi pembaca dapat memberi manfaat
yang diharapkan dapat memberikan penjelasan yang terkait dengan Dialektologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Dialektologi


Dialektologi adalah bidang kajian linguistik interdisipliner. Dialektologi
disebut juga kajian variasi bahasa. Mengingat variasi bahasa merupakan representasi
perubahan bahasa, dialektologi juga merupakan kajian perubahan bahasa. Objek
dialektologi adalah variasi bahasa. Membahas variasi bahasa berarti membahas
sejarah bahasa. Pembahasan sejarah bersifat diakronis. Hanya mengingat kemudian
adanya penyempitan makna pada konsep dialektologi itu sendiri, variasi bahasa yang
dimaksud lebih tertuju pada varisi geografis. Mengingat hal itu, dalam dialektologi
juga dibahas geografi dialek, Geografi dialek adalah kajian yang berobjek dialek
geografis. Di samping istilah geografi dialek, dikenal pula geolinguistik. Dalam
dialektologi atau geografi dialek data bukan hanya diseskripsikan, tetapi juga
divisualkan dalam bentuk peta.

B. Bidang Kajian Dialektologi


Dialektologi adalah bidang kajian linguistik interdisipliner. Dialektologi
disebut juga kajian variasi bahasa. Mengingat variasi bahasa merupakan representasi
perubahan bahasa, dialektologi juga merupakan kajian perubahan bahasa. Kata kunci:
dialektologi, geografi dialek, geolinguistik. Dialektologi dalam Kajian Linguistik
Linguistik adalah kajian ilmiah tentang bahasa dalam pengertian khusus (langue).
Linguistik merupakan ilmu empiris. Dikatakan empiris karena data yang dianalisis
merupakan fakta bahasa yang dapat diamati di lapangan dan kebenarannya dapat
diverifikasi.
Linguistik memprioritaskan objek kajiannya pada bahasa keseharian alamiah
manusia yang tidak dibuatbuat, yang lahir apa adanya untuk memenuhi fungsi-fungsi
sosial penuturnya. Oleh para linguis, bahasa dipandang sebagi sistem simbol atau
lambang. Bidang linguistik yang memandang bahasa dalam sistem internalnya
semata-mata disebut mikrolinguistik. Sistem internal ini terdiri atas bunyi (fon), yang
dikaji oleh fonologi; morfem, yang dikaji oleh morfologi; satuan lingual yang berupa
frasa, klausa, dan kalimat yang dikaji oleh sisntaksis. Kajian-kajian ini merupakan

3
linguistik deskriptif. Termasuk ke dalam mikrolinguistik ini kajian linguistik
diakronis atau linguisti histories atau linguistik historis komparatif.

C. Pengetian dan Ragam Dialek

1. PENGERTIAN
Adapun beberapa pengertian dialek menurut para ahli, yaitu :
 Meillet (1967:69)
Istilah dialek yang berasal dari kata Yunani dialektos pada muIanya
dipergunakan di sana dalam hubungannya dengan keadaan bahasanya. Di
Yunani terdapat perbedaan-perbedaan kecil di dalam bahasa yang
dipergunakan oleh pendukun-nya masing-masing, tetapi sedemikian jauh hal
tersebut tidak sampai menyebabkan mereka merasa mempunyai bahasa yang
berbeda.
 O’grady (1997: 712)
Dialektologi merupakan kajian variasi bahasa yang berkaitan dengan distribusi
geografis penutur.
 Petyt
Dialek merupakan suatu variasi bahasa dalam suatu komunitas bahasa yang
mengacu pada karakteristik variasi berdasarkan asal geografis dan asal sosial
penutur.
 Dhanawaty
Dialek merupakan variasi bahasa berdasarkan faktor geografis penutur.
 Keraf (1984. 43)
Bahasa yang dipakai pada wilayah yang luas sering diucapkan agak berbeda
atau sangat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Perbedaan
tersebut mungkin berkenaan dengan fonologi, leksikon dan gramatika. Variasi
geografis ini sesungguhnya sudah lama menjadi perhatian para ahli
kebahasaan. Oleh karena itu dalam menerapkan hukum bunyi tersebut, para
pemuka Junggrammatiker mengatakan bahwa hukum-hukum itu berlaku
dalam batas-batas tertentu. Bila ada penyimpangan maka penyimpangan itu
akan dirumuskan kembali dalam hukum tertentu yang lain. Bila tidak dapat
dijelaskan maka hal itu merupakan akibat dari analogi. Hal ini ditopang oleh
penemuan K. Verner dalam tahun 1876, yang kemudian terkenal dengan nama

4
Hukum-Verner. Rumusan Hukum Verner tersebut berbunyi sebagai berikut:
'Frikatif tak bersuara bahasa German akan berubah menjadi frikatif bersuara
dalam lingkungan bersuara bila aksen utamanya tidak terdapat pada vokal
sebelumnya dalam bahasa Proto Indo-Eropa
Jadi dapat di simpulkan dari pendapat para ahli diatas, bahwa dialek adalah
suatu variasi bahasa yang digunakan masyarakat dalam pengucapan dan dialek
bisa dihasilkan karena adanya faktor waktu, tempat, sosiobudaya, situasi, dan
sarana pengucapan.

2. RAGAM
Ragam-ragam dialek bihasa ditentukan oleh faktor waktu, tempat,
sosiobudaya, situasi, dan sarana pengungkapan (Kridalak.sana, 1970:8). Pada
kenyataannya, faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi seringkali saling
melengkapi. Faktor waktu, misalnya, mengakibatkan bahasa yang sama, pada
masa lampau dan sekarang berlainan, sedangkan bersama-sama dengan faktor
tempat, kelainan itu berkembang sampai saat sekarang. Berdasarkan hal-hal
tersebut, pada umumnya dialek dapat digoiongkan menjadi tiga kelompok, yaitu
lek, dialek, dan ideolek.

D. Pengertian dan Contoh Lek, Dialek, Ideolek


1. Lek
Istilah isolek atau lek mengacu pada suatu bentuk tanpa memperhatikan
statusnya, baik sebagai bahasa atau sebagai dialek (Hudson, 1970 : 302-303).
Dari pengertian ini, isolek/lek merupakan istilah yang digunakan untuk sesuatu
yang belum jelas statusnya, apakah sebagai tingkatan bahasa, dialek, subdialek,
atau pun wicara. Dengan kata lain, istilah isolek merupakan istilah netral yang
dapat digunakan untuk menunjuk pada bahasa, dialek, subdialek, atau wicara.
Penggunaan istilah isolek karena adanya perbedaan pendapat para peneliti
sebelumnya tentang status variasi bahasa Wakatobi yang terdiri atas Wanci,
Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa keempat
variasi tersebut berada pada tataran dialek, sedangkan peneliti lainnya
menyebutkannya pada tataranbahasa, dan bahkan subdialek. Oleh karena itu,
ketika disebutkan isolek-isolek bahasa Wakatobi, hal itu memiliki beberapa

5
makna, yaitu bahasa Wakatobi,dialek-dialek bahasa Wakatobi, termasuk
subdialek-subdialeknya atau wicara-wicaranya.
Contoh : tuturan masyarakat di wilayah Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan
Pringkuku merupakan fenomena kebahasaan yang belum ditetapkan sebagai
bahasa, dialek, atau subdialek. Penelitian ini menjadikan isolek yang belum
diketahui statusnya menjadi berstatus jelas dalam bentuk peta isoglos.
2. Dialek
Dialek (bahasa Yunani: διάλεκτος, dialektos) atau logat adalah varietas bahasa
yang melingkupi suatu kelompok penutur. Dialek berkontras dengan ragam
bahasa, yaitu bentuk bahasa yang diperbedakan menurut konteks pemakaian.
Variasi ini memiliki perbedaan satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan
kemiripan linguistik sehingga belum pantas disebut bahasa yang berbeda.
Walaupun begitu, pembedaan konsep dialek dan bahasa tersendiri sering kali
dilatarbelakangi oleh faktor simbolis dan sosiopolitik, bukan ilmu bahasa.
Menurut definisi yang lebih terbatas, dialek merupakan varietas bahasa yang
berkontras dengan bahasa baku.Dalam pengertian populer, istilah dialek juga
digunakan untuk merujuk kepada bahasa yang tidak digunakan dalam bentuk
tulis. Definisi ini umumnya tidak diterima dalam ilmu linguistik. Biasanya
pemerian dialek dilakukan berdasarkan geografi, namun bisa berdasarkan faktor
lain, misalkan faktor sosial.
Sebuah dialek bisa dibedakan berdasarkan kosakata, tata bahasa, dan
pengucapan (fonologi, termasuk prosodi). Jika pembedaannya hanya berdasarkan
pengucapan, istilah yang tepat menurut terminologi linguistik ialah aksen dan
bukan dialek.
Contoh: Dialek Banyumas dapat kita katakan dialek karena pada dasarnya
variasi ini merupakan bagian dari bahasa jawa, tetapi memilki variasi dalam
pengucapkan kata atau frasa tertentu. Misal orang Banyumas akan mengatakan
“langka” untuk “ora ono” artinya “tidak ada”, “gutul” untuk “teko” artinya “tiba”,
“rika” untuk “kowe” artinya “kamu”.

3. Idiolek
Idiolek adalah varitas bahasa yang bersifat peseorangan. Menurut konsep
idiolek, setiap orang mempunyai varitas bahasanya, atau idioleknya masing-
masing. Idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa,

6
susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna
suara, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar
suara bicaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat mengenalinya.
Contoh : si A mempunyai suara yang berat saat berbicara dan si B mempunyai
suara yang halus saat berbicara. Ini dikarenakan mereka mempunyai warna suara
yang berbeda.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa dialektologi merupakan ilmu yang memepelajari suatu


dialek saja dari suatu bahasa dan dapat pula mempelajari variasi yang ada dalam suatu
bahasa. Selain itu dialektologi memiliki ragam yaitu lek, diolek dan idiolek. Ragam-
ragam dialek bisa ditentukan oleh faktor waktu, tempat, sosiobudaya, situasi, dan
sarana pengucapan.

B. Saran
Makalah ini diharapkan nantinya dapat menjadi penambah wawasan para pembaca.
Terima kasih telah membaca serta mengkaji isi makalah yang telah kami tulis, kami
sangat memberikan apresiasi yang tinggi, namun kami sangat meminta maaf bila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini, kiranya para pembaca semua bisa
memberikan maaf kepada kami selaku penulis, dan kami sangat meminta agar
pembaca dapat memberikan kritik atau pendapat maupun masukan dalam makalah ini,
dan kami harap, serta meminta kepada semua pembaca agar memberikan kritik yang
membangun. Materi dialektologi harus benar-benar dipahami, karena ilmu
dialektologi ini memiliki berbagai ragam bahasa yang sulit untuk dipahami.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Maulana,Ridwan,2009.”Bahasa-bahasa DiKepulauan”, dapat diakses pada


http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127325-RB01R184b-Bahasa-bahasa%20di
%20kepulauan-Pendahuluan.pdf
 Ayatrohaedi. 1979. Dialektologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
https://docplayer.info/56797693-Dialeklologi-sebuah-pengantar.html
file:///E:/Dialeklologi.%20sebuah%20pengantar.pdf
 https://id.wikipedia.org/wiki/Dialektologi
 http://grifenbinilang.blogspot.com/2016/02/bab-i-pendahuluan-a.html?m=1
 http://vickcipotramathan.blogspot.com/2015/11/makalah-konsep-dialek.html?m=1
 http://eprints.uny.ac.id
 https://www.researchgate.net/publication/331319619_Sekilas_tentang_Lingkup_Kajia
n_Dialektologi

Anda mungkin juga menyukai