Anda di halaman 1dari 61

 Karya sastra merupakan cerminan, gambaran

atau refleksi kehidupan masyarakat. Melalui


karya sastra, pengarang berusaha
mengungkapkan suka duka kehidupan
masyarakat yang mereka rasakan atau
mereka alami. Sastra adalah hasil seni kreatif
yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai
mediumnya.
 Karya sastra memiliki banyak fungsi, namun
secara umum berfungsi untuk menyenangkan
dan bermanfaat. Kesenangan dalam karya
sastra tentu berbeda dengan karya seni
lainnya. Bukan saja karena memiliki nilai
estetika namun juga memiliki nilai-nilai
kehidupan yang tinggi.
Dalam kehidupan masyarakat sastra mempunyai
beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan


hiburan yang menyenangkan bagi penikmat
atau pembacanya.

2. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu


memberikan pengetahuan kepada pembaca
/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan
buruk, karena sastra yang baik selalu
mengandung moral tinggi.

3. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan
karya-karya yang mengandung ajaran agama
yang dapat diteladani para penikmat/pembaca
sastra

4. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu


mengarahkan atau mendidik pembacanya
karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang
terkandung didalamnya.

5. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan


keindahan bagi penikmat/pembacanya karena
sifat keindahannya.
Karya sastra dibagi atas tiga jenis, yakni :
• Puisi
• prosa dan
• drama.

Berikut ini akan diuraikan ketiga bentuk


tersebut.
1. Pengertian Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang paling
mewakili ekspresi perasaan manusia.

Puisi sesunguhnya merupakan bentuk karya


sastra yang paling kita akrabi. Kerinduan,
kegelisahan, atau pengagungan kepada Sang
Khalik,sering kita ungkapkan dalam bahasa
indah. Hanya saja kita jarang menyadarinya
bahwa itu adalah puisi.
Perhatikan contoh puisi berikut

Hanyut aku Tuhanku


Dalam lautan kasih-Mu
Tuhan, bawalah aku
Meninggi ke langit ruhani.
a. Puisi Naratif
Puisi naratif yakni puisi yang di dalamnya
mengandung suatu cerita, dengan pelaku,
perwatakan, setting, maupun rangkaian
peristiwa tertentu yang menjalin suatu
cerita. Termasuk dalam jenis puisi naratif ini
adalah apa yang biasa disebut dengan
balada
b. Puisi Lirik
Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan
batin individual penyairnya dengan segala
macam endapan pengalaman,
sikap,maupun suasana batin yang
melingkupinya.

Jenis puisi lirik dalam khazanah sastra


modern di Indonesia tampak dalam puisi-
puisi Chairil Anwar, Sapardi Djokodamono,
Goenawan Mohammad, dan lain-lainnya.
c. Puisi Deskriptif
Dalam puisi deskriptif, penyair bertindak
sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana
yang dipandang menarik perhatian penyair.
misalnya: puisi satir, kritik sosial, dan puisi-
puisi impresionistik.
d. Puisi Subyektif
Puisi Subyektif juga disebut puisi personal,
yakni puisi yang mengungkapkan gagasan,
pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri
penyair sendiri.
e. Puisi Obyektif
Puisi Obyektif berarti puisi yang
mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair
itu sendiri. Puisi obyektif disebut juga puisi
impersonal.Puisi naratif dan deskriptif
kebanyakan adalah puisi obyektif, meskipun
juga ada beberapa yang subyektif.
a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi yang disebut juga dengan
metode puisi terdiri dari:
1. diksi;
2. Pengimajian;
3. kata konkret;
4. bahasa figurasi atau majas
5. versifikasi, dan;
6. tata wajah atau tipografi.
b. Struktur Batin Puisi
Struktur batin menurut I.A. Richards
(1997: 180-181) menyebut struktur batin
puisi adalah makna atau dengan istilah
hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat
puisi,yakni: tema (sence), perasaan
penyair (feeling), nada atau sikap penyair
terhadap pembaca (tone), dan amanat
(intention).
a. Puisi Lama
Puisi telah tercipta sejak lama. Namun,
bentuknya tidak sama dengan yang kita
kenal sekarang. Puisi lama terikat oleh
berbagai peraturan, seperti banyaknya baris
tiap bait, dan banyaknya suku kata tiap
baris.
1. Mantra
Mantra adalah bentuk puisi yang berupa
gubahan bahasa, yang diresapi oleh
kepercayaan akan dunia gaib.
2. Pantun Berkait
Pantun berkait, pantun berantai, atau
seloka, adalah pantun yang terdiri atas
beberap bait. Pantun ini terdiri atas
beberapa bait yang sambung-menyambung.
3. Talibun
Talibun adalah pantun yang susunannya
yang terdiri atas enam,delapan, atau
sepuluh baris. Pembagian baitnya sama
dengan pantun biasa, yanki terdiri atas
sampiran dan isi. Jika talibun itu enam
baris,maka tiga baris pertama merupakan
sampiran dan tiga baris berikutnya
merupakan isi.
4. Gurindam
Gurindam seing juga disebut sajak
peribahasa. Gurindam terdiri dari dua baris
yang berirama. Baris pertama umumnya
berupa sebab (hukum, pendirian),
sedangkan baris kedua merupakan jawaban
atau dugaan.
5. Syair
Syair merupakan bentuk puisi klasik yang
merupakan pengaruh kebudayaan Arab.
6. Pantun
Pantun merupakan sastra asli Indonesia
yang memiliki ciri dan kekhasan tersendiri
dibandingkan dengan karya-karya sastra
lainnya di dunia. Pantun dibentuk oleh bait-
bait dan setiap bait terdiri atas baris-baris.
b. Puisi Baru
Puisi baru lebih bebas daripada puisi lama
baik dalam segi jumlah baris, suku kata,
maupun rima. Misalnya soneta, quatrin,
tersina, sektet, oktaf,
Salah satu jenis puisi baru adalah puisi
kontenporer. Kata kontemporer secara umum
bermakna masa kini sesuai dengan
perkembangan zaman atau selalu
menyesuaikan dengan perkembangan keadaan
zaman.
Slamet Mulyana mengemukakan istilah prosa
berasal dari bahasa latin oratio provorsa yang
berarti ucapan langsung bahasa percakapa
sehingga prosa berarti bahasa bebas,bercerita,
dan ucapan langsung.
1. Prosa Lama
Ciri-ciri Prosa Lama
a. Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
b. Ceritanya anonim “tanpa nama”
c. Milik bersama.
d. Bersifat statis, sesuai dengan kondisi
masyarakat waktu itu.
e. Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”
pembaca di bawa ke alam imajinasi
Jenis-Jenis Prosa lama
a. Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang
berkembang di masyarakat, terutama pada
masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang
pada dasarnya disampaikan oleh seseorang
kepada orang lain melalui penuturan lisan,
yakni penciptaan, penyebaran, dan
pewarisannya dilakukan secara lisan melalui
tutur kata dari mulut ke mulut di kalangan
masyarakat.
b. Mite
Mite atau mitos yang berarti cerita tentang
dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang
dipuja-puja. Misalnya Nyi Roro Kidul.
c. Legenda
Legenda adalah cerita yang mengisahkan
asal-usul satu tempatatau peristiwa zaman
silam.
d. Dongeng
Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang
dianggap tidak benar-benar terjadi oleh
yang mempunyai cerita dan dongeng tidak
terikat oleh waktu maupun tempat.
2. prosa Baru
Ciri-ciri Prosa Baru
a. Tertulis.
b. Masyarakat sentris”cerita diambil dari
kehidupan masyarakat sekitar”.
c. Dipengaruhi pengarangnya.
d. Dipengaruhi sastra barat.
e. Bentuk novel,cerpen,drama.
Jenis-Jenis Prosa Baru
a. Cerita pendek
Cerita pendek atau sering disingkat cerpen
adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Cerpen cerita yang selesai dibaca sekali
duduk, kira-kira berkisar antara setengah
jam sampai dua jam. Cerpen cenderung
padat dan langsung pada tujuannya.
b. Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang di sekelilingnya
dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelakunya.
3. Unsur-Unsur Prosa (Cerita Pendek dan
Novel)

1. Unsur Intrinsik Prosa


Unsur intrinsik (intrinsik) adalah unsur-
unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri.
1. Tema
2. Tokoh danPenokohan
3. Plot atau Alur
4. Latar atau setting
5. Sudut pandang
6. Gaya
7. Amanat
2. Unsur Ekstrinsik Prosa (Novel/Cerpen)

a. Latar Belakang Masyarakat


b. Latar Belakang Pengarang
c. Aliran sastra penulis.
Kata drama berasal dari bahasa Yunani
Dramoi yang berarti ‘berbuat, berlaku,
bertindak’
 Drama dapat juga diartikan sebagai ragam
sastra dalam bentuk dialog yang dibuat
untuk dipertunjukkan atau dipentaskan.

 Dalam naskah drama, selain percakapan


pelaku, berisi pula petunjuk gerak atau
penjelasan mengenai gerak-gerik dan
tindakan pelaku, peralatan yang
dibutuhkan, penataan pentas atau
panggung, musik pengiring, dan
sebagainya.
 Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh
drama adalah bahasa lisan yang
komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis
melainkan bahasa tutur. Dialog dalam
sebuah drama harus bersifat estetis, namun
tidak boleh mengganggu makna yang
terkandung dalam naskah drama.
Pembicaraan drama kerap dikaitkan dengan
teater. Tak ayal, terkadang orang menyebut
drama sebagai teater dan sebaliknya, teater
dikatakan dengan drama. Kedua hal ini tetap
berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut.
Drama Teater

 Naskah  Pertunjukan
 Penokohan  Tokoh
 Teks  Interteks
 Peneliti  Sutradara
1. Tragedi
Boulton (1958:147) menjelaskan, drama tragedi
adalah sebuah permainan dengan akhir yang
menyedihkan.

Wijayanto (2002:08) menjelaskan bahwa drama


tragedi adalah drama yang penuh kesedihan.
Pelaku utama dari awal hingga akhir pertunjukan
selalu sia-sia (gagal) dalam memperjuangkan
nasibnya yang jelek.
2. Melodrama
3. Drama Heroik
Drama ini berkaitan dengan tema cinta
dan keberanian yang tinggi.

4. Drama Masalah/Problem Play


5. Komedi (Comedy)

Boulton (1958: 150) menyatakan bahwa


fungsi penting dari komedi adalah untuk
menghibur. Hiburan dapat dimulai dari
senyum tenang lalu kemudian tertawa
terbahak-bahak. Contoh untuk jenis ini
antara lain seperti Yellow Sands and The
Farmer’s Wife karya Eden Philpott, The
Provok’d Wife atau The Way of The
World.
3. Unsur Drama

Unsur-unsur intrinsik drama

Unsur intrinsik drama adalah berbagai


unsur yang secara langsung terdapat
dalam karya sastra yang berwujud teks
drama, seperti: plot, tokoh, karakter,
latar, tema, dan amanat, serta unsur
bahasa yang berbentuk dialog.
a. Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita.
Suatu cerita harus mempunyai tema atau
dasar, dan dasar inilah yang paling
penting dari seluruh cerita. Tema dapat
timbul dari keseluruhan cerita, sehingga
pemahaman antara seorang penikmat
dengan penikmat lain tidak sama. Ada
pula yang berpendapat bahwa tema
merupakan arti dan tujuan cerita (Kenny,
1966: 88).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema
dapat dipandang sebagai gagasan dasar
umum sebuah karya novel. Gagasan
dasar umum inilah yang ditentukan
sebelumnya oleh pengarang dan
dipergunakan untuk mengembangkan
cerita. Dengan kata lain cerita harus
mengikuti gagasan utama dari suatu
karya sastra.
Pendapat di atas dapat menggambarkan
simpulan bahwa:
(1) tema merupakan dasar suatu cerita
rekaan;
(2) tema harus ada sebelum pengarang
mulai dengan ceritanya;
(3) tema dalam cerita atau novel tidak
ditampilkan secara eksplisit, tetapi
tersirat di dalam seluruh cerita; dan
(4) dalam satu cerita atau novel terdapat
tema dominan atau tema sentral dan
tema-tema kecil lainnya.
b. Plot

Plot adalah rangkaian cerita yang


dibentuk dalam tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin suatu cerita
yang utuh. Plot disusun tidak lepas dari
tema.
Menurut Lubis (1981: 18),cara memulai dan
menyusun cerita dibagi menjadi lima tahapan,
yakni :

1. penggambaran situasi awal (exposition),


2. peristiwa mulai bergerak menuju krisis
diwarnai dengan konflik-konflik
(complication),
3. keadaan mulai memuncak (rising action),
4. keadaan mencapai puncak penggawatan
(klimaks),
5. kemudian pengarang memberikan
pemecahan atau jalan keluar permasalahan
sehingga cerita berakhir.
c. Penokohan dan Perwatakan

Esten (dalam Kelan, 2005: 14) menyatakan


bahwa penokohan adalah permasalahan
bagaimana cara menampilkan tokoh;
bagaimana membangun dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh
tersebut dalam sebuah karya fiksi? Jadi
antara pengertian tokoh dan penokohan
memiliki makna yang berbeda. Tokoh
berbentuk suatu individu, sedangkan
penokohan adalah proses menampilkan
individu tersebut dalam cerita.
Untuk menggambarkan karakter seorang
tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik
sebagai berikut.

1. Teknik analitik: karakter tokoh diceritakan


secara langsung oleh pengarang;
2. Teknik dramatik, yaitu teknik karakter tokoh
dikemukakan melalui:
a) penggambaran fisik dan perilaku tokoh;
b) penggambaran lingkungan kehidupan
tokoh;
c) penggambatran ketatabahasaan tokoh;
d) pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan
e) penggambaran oleh tokoh lain.
Pendapat tersebut dikuatkan oleh Waluyo
(2009: 30) yang menuliskan bahwa
penggambaran watak tokoh
mempertimbangkan tiga dimensi
watak,yaitu:

a. dimensi psikis (kejiwaan),


b. dimensi fisik (jasmaniah),
c. dimensi sosiologis (latar belakang
kekayaan pangkat, dan jabatan)
d. Amanat

Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan


erat dengan tema. Amanat akan berarti apabila ada
dalam tema, sedangkan tema akan sempurna apabila
di dalamnya ada amanat .

Sudjiman (dalam Alwi, 1998: 08) menyatakan bahwa


amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang.
Amanat yang terdapat pada sebuah karya sastra dapat
disampaikan secara implisit atau eksplisit.
Dapat disimpulkan bahwa amanat
merupakan pesan yang disampaikan
pengarang, baik secara implisit atau
eksplisit kepada pembaca. Pada umumnya
amanat sengaja disembunyikan secara
tersirat dalam naskah drama yang
bersangkutan. Hanya penonton yang
profesional yang mampu menemukan
amanat implisit tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai