Anda di halaman 1dari 11

Tahap Pemeriksaan/Penyuntigan

&
Tahap Pengetikan/Penyajian
dalam Karya Tulis Ilmiah

Oleh
Rizki Teja Pratama – 1710631080140
Vivi Hikmawati - 1710631080163
Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan merupakan proses pengolahan naskah
agar menjadi tulisan yang siap dimuat pada jurnal atau
layak terbit sesuai dengan pedoman pembakuan yang
digariskan. Penyuntingan naskah merupakan langkah
terakhir dengan melakukan pembacaan kembali naskah
secara menyeluruh untuk melihat apakah ada bagian
naskah yang kurang tepat baik aspek subtansial (isi)
maupun aspek kebahasaan.
Seberapa Penting Tahap Penyuntingan?

Penyuntingan sangat penting mengingat terkadang hal


pertama yang tertangkap oleh Dewan Redaksi adalah masalah
bahasa. Jika bahasanya runtut dan mengesankan logika yang
sistematis, maka akan membuat Dewan Redaksi terkesan positif.
Sebaliknya, jika bahasanya serampangan/amburadul, maka akan
membuat kesan negatif Dewan Redaksi.
Penyuntingan menurut Rifa’i (2004: 105-106), dapat dibagi menjadi dua
tahap, yakni tahap penyuntingan isi naskah dan tahap penyuntingan bahasa naskah.

 Tahap Penyuntingan Isi Naskah


Dalam tahap ini beberapa bagian naskah yang perlu diperiksa dan diperbaiki
meliputi antara lain:
1. Organisasi naskah; menyusun ulang, menambah atau meringkasnya.
2. Perlunya argumentasi atau dasar teori untuk mendukung gagasan.
3. Ilustrasi untuk mempertegas dan memperkuat gagasan.
4. Pengurutan penomoran bab, subbab, dan anak subbab, lampiran, serta gambar.
5. Judul, bab dan subbab.
6. Abstrak.
7. Kesesuaian sumber acuan dalam uraian naskah dengan daftar pustaka, perlu
ditambah atau dikurangi.
 Tahap Penyuntingan Bahasa Naskah
Penyuntingan bahasa naska menyangkut kaidah bahasa sesuai dengan bahasa yang
digunakan dalam tulisan (bahasa Indonesia, Inggris, Arab, Mandarin, dan lain-lain).
Kaidah bahasa meliputi:
1. Struktur (tata bahasa) yang menyangkut bentuk kata dan kalimat.
2. Diksi (pilihan kata).
3. Ejaan yang dipakai (tata tulis sesuai dengan pedoman yang berlaku seperti
singkatan dan akronim, ketepatan tanda baca, pemenggalan kata, penulisan
satuan engan angka, dan sebagainya.
 Hakikat Penyuntingan
Penyuntingan naskah itu pada hakikatnya adalah langkah koreksi dan perbaikan.
1. Langkah koreksi naskah meliputi pembacaan ulang keseluruhan naskah dari
awal hingga akhir dengan mencari dan menemukan bagian mana yang salah
atau kurang teepat, berlebihan, atau kurang jelas baik dari segi isi/subtansi
maupun bahasanya. Bagian yang salah atau kurang tepat tersebut ditandai
untuk selanjutnya diperbaiki.
2. Langkah perbaikan naskah sebagai langkah akhir yakni mencermati
keseluruhan naskah secara intens bagian mana yang terasa salah dan kurang
tepat hasil koreksi naskah yang sudah ditandai tersebut. Selanjutnya bagian
yang sudah ditandai tersebut dapat langsung diperbaiki, baik dengan
menambah, mengurangi, mengubah, memperdalam, mempertajam gagasan,
atau memperhalus bahasanya.
Penyajian

Penyajian merupakan suatu pengaturan penampilan


dalam suatu karya tulis. Dalam mengetik naskah, penyusun
hendaklah memerhatikan segi kerapian dan kebersihan,
dan penyusun memerhatikan tata letak unsur-unsur dalam
karya ilmiah.
Penyajian meliputi dua langkah yakni penggandaan naskah dan
penyajian naskah.

 Penggandaan Naskah
Langkah penggandaan naskah hanya berlaku pada jenis karya ilmiah
tertentu yakni karya ilmiah formal akademik (untuk memenuhi salah satu syarat
meraih gelar kesarjanaan seperti skripsi, tesis dan disetasi serta laporan penelitian).
Pada umumnya skripsi/ tesis/ disertasi digandakan sesuai dengan kebutuhan dan
tiap institusi perguruan tinggi tidak sama. Adapun makalah, artikel, dan resensi
tidak perlu digandakan oleh penulisnya sendiri.
Penggandaan karya ilmiah formal akademik lazimnya
sejumlah sebagai berikut:
1. Dua eksemplar untuk dosen pembimbing
2. Satu eksemplar untuk arsip pada jurusan/program studi
3. Satu eksemplar untuk arsip pada biro skripsi
4. Dua eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan
5. Satu eksemplar untuk perpustakaan (ruang referensi khusus
untuk dibaca)
 Penyajian Naskah
Langkah terahkir dalam penulisan karya ilmiah adalah penyajian hasil
penulisan naskah baik yang berasal dari laporan penelitian maupun eksplorasi
pemikiran ilmiah sesuai dengan format dan jenis karya ilmiah.
Penyajian mencakup tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya,
jika karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan disertasi, penataan unsur-unsur yang
tercantum dalam sampul, perwajahan dan tata letak (lay out), unsur-unsur dalam
halaman judul, halaman pengesahan, unsur-unsur dalam daftar isi, abstrak, dan
unsur-unsur dalam daftar pustaka hendaklah mengacu pada pedoman yang berlaku
di institusi/perguruan tinggi masing-masing.
Sumber Bacaan

Arifin, Zaenal. 2016 (Cetakan ke-4). Metode Penulisan Ilmiah: Buku


Panduan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan Tinggi.
Tanggerang: Pustaka Mandiri.
Nugrahani, Farida dan Ali Imron Al-Ma’ruf. 2016 (Cetakan ke-5).
Metode Penulisan Karya Ilmiah: Panduan bagi Mahasiswa,
Ilmuwan dan Eksekutif. Yogyakarta: Nuansa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai