Anda di halaman 1dari 17

ALIRAN SASTRA BANDING

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

MATA KULIAH : SASTRA BANDING

NAMA DOSEN PENGAMPU : EVA MIZKAT, S.S., M.Pd.

KELOMPOK :1

NAMA MAHASISWA : SELLA NOVITA (20053119)


FITRIA (20053117)

RIZKI RAHMA WANTI (20053113)

NURHAFIZA (20053011)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Aliran Sastra Banding. Sholawat beriring salam penulis hadiahkan
kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW semoga dengan memperbanyak sholawat kita
mendapatkan syafaatnya di yaumil mahsyar kelak, aamiin ya rabbal „alamin. Hormat penulis
kepada ibu Eva Mizkat, S.S,. M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah Sastra Banding yang
selalu membimbing dalam penulisan makalah ini hingga selesai.

Dalam makalah ini secara terperinci akan membahas mengenai Aliran Sastra Banding,
yang dibagi pada sub bab pembahasan yaitu Aliran Sastra Perancis Serta Pelopornya dan Aliran
Sastra Amerika Serta Pelopornya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sastra Banding”. Selain itu juga untuk menambah wawasan serta ilmu bagi para pembaca dan
juga penulis sendiri. Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi para
pembaca yang membutuhkan informasi mengenai materi atau pembahasan yang tertera didalam
makalah ini.

Karena minimnya pengalaman dan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan
saran pembaca agar dapat memperbaiki kekurangan pada makalah ini dan bisa jauh lebih baik
lagi. Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada ibu Eva Mizkat, S.S,. M.Pd yang telah
membimbing dalam menyusun makalah ini dan teman-teman kelompok yang sudah membantu
baik dari segi waktu dan materi dalam pembuatan makalah ini hingga selesai. Penulis ucapkan
banyak ribuan terima kasih.

Kisaran, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Sastra Banding ..................................................................................................... 3


B. Tujuan sastra bandingan ....................................................................................... 5
C. Aliran sastra banding ............................................................................................ 7
1. Aliran Sastra Perancis Serta Pelopornya ....................................................... 7
2. Aliran Sastra Amerika Serta Pelopornya ....................................................... 19
D. Perbedaan Wawasan Kedua Aliran ...................................................................... 10
E. Kesusastraan Indonesia ........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13

A. Simpulan .............................................................................................................. 13

B. Saran ..................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sastra bandingan merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan yang ada dalam
ilmu sastra. Pendekatan sastra bandingan pertama kali muncul di Eropa awal abad ke-19. Ide
tentang sastra bandingan dikemukan oleh Sante-Beuve dalam sebuah artikelnya yang terbit tahun
1868 (Damono, 2005: 14). Dalam artikel tersebut dijelaskanya bahwa pada awal abad ke-19
telah muncul studi sastra bandingan di Prancis. Sedangkan pengukuhan terhadap pendekatan
perbandingan terjadi ketika jurnal Revue Litterature Comparee diterbitkan pertama kali pada
tahun 1921. Semua sastra memiliki persamaan dan perbedaan-perbedaan. Adanya persamaan dan
perbedaan-perbedaan itu memunculkan studi untuk membandingkan dan mencari sebab-sebab
timbulnya persamaan dan perbedaan. Penelitian sastra bandingan berangkat dari asumsi bahwa
karya sastra tidak mungkin terlepas dari karya-karya yang telah ditulis sebelumnya. Bisa
dikatakan penelitian sastra bandingan tak mungkin dilepaskan dari unsur kesejarahannya. Karya
sastra lahir pada masyarakat yang memiliki konvensi, tradisi, pandangan tentang estetika, dan
tujuan berseni yang kemungkinan justru merupakan rekaman terhadap pandangan masyarakat
tentang seni. Yang lebih penting lagi, sastra amat mungkin berasal dari karya sebelumnya yang
dianggap mainstream.

Hingga kini kajian ini dikenal ada dua mazhab utama yakni mazhab Perancis dan
Amerika. Sastra Bandingan versi mazhab Perancis hanya membolehkan pengkajian karya sastra
dengan jenis karya yang sama dan setara. Sejenis dan setara yang dimaksud misalnya puisi
dengan puisi, cerpen dengan cerpen, naskah drama dengan naskah drama, dan seterusnya.
Meskipun pada akhirnya hal ini juga mengalami perkembangan melalui berbagai terobosan,
misalnya puisi dengan novel, drama dengan roman dan seterusnya. Sedangkan versi mazhab
Amerika menganggap pengkajian Sastra Bandingan seharusnya tidak sebatas itu saja, Kajian
Sastra Bandingan tidak disempitkan. Dengan alasan itu, mazhab ini pun memperkenalkan
pengkajian perbandingan karya sastra dengan disiplin seni lain, misalnya puisi dengan lukisan,
puisi dengan patung, cerpen dengan lagu, atau puisi dengan seni arsitek. Penelitian Sastra
Bandingan di Indonesia belum terlalu populer dibandingkan bentuk penelitian sastra lainnya.
Kajian akademik juga belum terlalu diminati. Kalau pun ada, masih terbatas pada kajian
bandingan terhadap dua karya secara intrinsik, Ia berkutak-katik pada masalah struktur karya.
Kajian Sastra Bandingan seharusnya menjangkau dan megerjakan lebih dari itu.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan sastra banding?


2. Apa tujuan dari sastra bandingan?
3. Jelaskan kedua aliran dari sastra banding yaitu sastra Perancis serta pelopornya dan aliran
sastra Amerika serta pelopornya?
4. Apa perbedaan wawasan dari aliran Perancis dan aliran Amerika?
5. Jelaskan sejarah kesusastraan di Indonesia!

C. Tujuan

Adapun penyusunan dari makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi dari sastra banding


2. Untuk mengetahui tujuan dari sastra bandingan
3. Untuk mengetahui kedua aliran dari sastra banding yaitu sastra Perancis serta pelopornya
dan aliran sastra Amerika serta pelopornya
4. Untuk mengetahui perbedaan wawasan dari aliran Perancis dan aliran Amerika
5. Untuk mengetahui sejarah kesusastraan di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sastra Banding

Sastra bandingan adalah salah satu dari bagian dari sekian banyak pendekatan yang
dibahas dalam ilmu sastra. Dijelaskan Dalam kamus Webster bahwa sastra bandingan adalah
teknik analisis yang mempelajari hubungan timbal balik karya sastra dari dua atau lebih
kebudayaan nasional yang biasanya berlainan atau berbeda bahasa, dan terutama pengaruh karya
sastra yang satu terhadap karya sastra yang lain akan diketahui dampak dan nilai sastra
budayanya. Sementara itu, Rene Wellek dan Austin Warren menyebutkan ada tiga pengertian
Sastra Bandingan, yaitu:

1. Penelitian sastra lisan, terutama tema cerita rakyat dan penyebarannya,


2. Penyelidikan mengenai hubungan antara dua atau lebih karya sastra, yang menjadi bahan
dan objek penyelidikannya, di antaranya, soal reputasi dan penetrasi, pengaruh dan
kemasyhuran karya besar,
3. Penelitian sastra dalam keseluruhan sastra dunia, sastra umum dan sastra universal (1956).

Sejalan dengan pendapat Wellek dan Warren, Holman (1984) mengungkapkan, bahwa
sastra bandingan adalah studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara dengan
suatu tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara karya yang
satu terhadap karya yang lain, serta ciri-ciri yang dimilikinya. Hal senada dikemukakan Remak
(1971) yang mengungkapkan bahwa, Sastra Bandingan adalah studi sastra yang melewati batas-
batas suatu negara serta hubungan antara sastra dan bidang pengetahuan dan kepercayaan lain.
Menurut Wellek dan Warren, istilah sastra bandingan pertama dipakai untuk kajian studi sastra
lisan, cerita rakyat dan migrasinya, bagaimana dan kapan cerita rakyat masuk ke dalam penulisan
sastra yang lebih artistik. Istilah sastra bandingan dalam hal ini, mencakup studi hubungan antara
dua kesusastraan atau lebih. Sastra bandingan disamakan dengan studi sastra menyeluruh. Darma
mengatakan bahwa sastra bandingan lahir dari kesadaran bahwa sastra tidak tunggal, namun
sastra itu plural, serta semua sastra ada kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya.
Kesamaan dapat terjadi karena masalah manusia, sebagaimana yang terekam dalam sastra, pada
hakikatnya universal, dan perbedaan-perbedaan terjadi karena mau tidak mau sastra di dominasi
oleh situasi dan kondisi tempatan.

Menurut Damono, sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak dapat
menghasilkan teori sendiri. Boleh dikatakan teori apapun bisa dimanfaatkan dalam penelitian

3
sastra bandingan, sesuai dengan objek dan tujuan penelitiannya. Dalam beberapa tulisan, sastra
bandingan juga disebut sebagai studi atau kajian. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya,
metode perbandingan adalah yang utama. Sastra bandingan bukan hanya sekedar
mempertentangkan dua sastra dari dua negara atau bangsa. Sastra bandingan juga tidak terpatok
pada karya-karya besar walaupun kajian sastra bandingan sering kali berkenaan dengan penulis-
penulis ternama yang mewakili suatu zaman. Kajian penulis baru yang belum mendapat
pengakuan dunia pun dapat digolongkan dalam sastra bandingan. Batasan sastra bandingan
tersebut menunjukkan bahwa perbandingan tidak hanya terbatas pada sastra antar bangsa, tetapi
juga sesama bangsa sendiri, misalnya antar pengarang, antargenetik, antar zaman, antar bentuk,
dan antar tema.

Menurut Endraswara (2011) sastra bandingan adalah sebuah studi teks across cultural.
Studi ini merupakan upaya interdisipliner, yakni lebih banyak memperhatikan hubungan sastra
menurut aspek waktu dan tempat. Dari aspek waktu, sastra bandingan dapat membandingkan dua
atau lebih periode yang berbeda. Sedangkan konteks tempat, akan mengikat sastra bandingan
menurut wilayah geografis sastra. Konsep ini mempresentasikan bahwa sastra bandingan
memang cukup luas. Bahkan, pada perkembangan selanjutnya, konteks sastra bandingan tertuju
pada bandingan sastra dengan bidang lain. Bandingan semacam ini, guna merunut keterkaitan
antar aspek kehidupan.

Hutomo secara ringkas mendefinisikan sastra bandingan sebagai disiplin ilmu yang
mencakup tiga hal, yaitu :

1. Sastra bandingan lama, yakni sastra bandingan yang menyangkut studi naskah. Sastra
bandingan ini, biasanya ditangani oleh ilmu Filologi.
2. Sastra bandingan lisan, yakni sastra bandingan yang menyangkut teks-teks lisan yang
disampaikan dari mulut ke mulut, dari satu generasi ke generasi dan dari satu tempat ke
tempat lain. Teks lisan ini dapat berupa tradisi lisan, tetapi dapat diungkapkan dalam wujud
sastra lisan (tradisi lisan yang berseni).
3. Sastra bandingan modern, yakni sastra bandingan yang menyangkut teks sastra modern.
Walaupun secara garis besar ada tiga hal definisi atau pengelompokan sastra bandingan
tersebut, ternyata terdapat teori dan metode yang dapat dipergunakan oleh ketiganya, atau
ketiganya dapat saling meminjam metode dan teknik penganalisisannya. Dengan begitu, ilmu
sastra bandingan akan menjadi studi yang menarik dan bukan merupakan studi yang terbatas
pada lingkungan tertentu saja.

4
Menurut Bassnett, nama sastra bandingan berasal dari suatu seri antologi Perancis yang
terbit pada tahun 1816 dengan judul Cours de Litterature Comparee. Istilah dalam versi
Jermannya Vergleichende Literaturgeschichte yang muncul pertama kali dalam buku karangan
Moriz Carriere pada tahun 1854, sedangkan dalam bahasa Inggris diperkenalkan oleh Matthew
Arnold pada tahun 1848. Jadi, sastra bandingan dapat dikatakan masih muda. Pada awalnya studi
sastra bandingan berasal dari studi bandingan ilmu pengetahuan, kemudian lahir studi bandingan
agama, baru kemudian lahir sastra bandingan. Basnett menambahkan bahwa istilah “comparative
litterature” baru muncul pada zaman peralihan sewaktu negara-negara terjajah berjuang untuk
mendapatkan kemerdekaan dari kerajaan “Ottoman”, dari kerajaan Austro-Hungaria, dari
Perancis dan Rusia. Negara yang baru terwujud, sehingga jati diri kebangsaannya tidak dapat
dipisahkan dengan budaya nasional. Munculnya sastra bandingan bersamaan dengan munculnya
jiwa nasionalisme pada zaman peralihan, yang pada saat itu negara-negara terjajah sedang
mencari identitas mereka.

B. Tujuan Sastra Bandingan

1. Menghapus pandangan sempit sastra nasional, dan untuk menghilangkan anggapan bahwa
sastra nasional yang satu lebih baik dari sastra nasional yang lain.
2. Untuk melihat perkembangan buah pikiran dalam kehidupan manusia, bagaimana buah
pikiran tersebut muncul dan meluas ke berbagai tempat dan bangsa di dunia ini.
Sifat kajian:
1. Kajian bersifat komparatif
Maksudnya, penelitian ini terutama dititikberatkan pada penelaahan teks karya sastra
yang dibandingkan, misalnya karya sastra Chairil Anwar dengan karya sastra Sapardi Djoko
Damono. Penelitian ini dapat dikatakan merupakan titik awal munculnya sastra bandingan,
karenanya penelitian ini selalu dipandang sebagai bagian terpenting dalam penelitian sastra
bandingan. Sastra dengan perspektif serupa ini sekarang banyak diikuti oleh para ilmuwan yang
bergerak dibidang filologi, baik modern maupun klasik.

Penelitian bersifat kompratif merupakan titik awal munculnya sastra bandingan.


Penelitian ini dipandang sebagai penelitian terpenting dalam sastra bandingan. Penelitian bersifat
kompratif dapat berbentuk kajian pengaruh maupun kajian kesamaan. Penelitian yang bersifat
kompratif juga dapat mencakup kajian mengenai tema maupun kajian genre.

2. Kajian bersifat historis

5
Penelitian yang bersifat historis lebih memusatkan perhatian pada nilai-nilai historis yang
melatarbelakangi kaitan satu karya sastra dengan karya sastra lainnya. Penelitian ini dapat berupa
masuknya satu ide, aliran, teori kritik sastra, ataupun genre dari satu negara ke negara lainnya.
Penelitian semacam ini sering menjadi tumpuan dalam studi sosiologi sastra dan bandingan.
Maksudnya, dua atau lebih karya sastra diteliti melalui sosiologi sastra, baru dibandingan satu
sama lain.

Penelitian bersifat historis memusatkan perhatian pada nilai-nilai historis yang


melatarbelakangi antara karya sastra dengan karya sastra lainnya atau antar satu kesusastraan
lain, atau suatu karya sastra dengan masalah sosial dan filsafat. Penelitian ini dapat berupa
masuknya suatu pemikiran, aliran, teori kritik sastra, ataupun genre masuknya genre sastra dari
suatu negara ke negara lain.

3. Penelitian Teoritis

Penelitian ini menggambarkan konsep, kriteria, batasan, ataupun aturan-aturan dalam


berbagai bidang kesusastraan. Sebagai contoh adalah konsep-konsep mengenai berbagai aliran,
kriteria, genre, teori, pendekatan, serta batasan-batasan yang berkaitan dengan masalah tema.
Penelitian semacam ini biasanya dianut oleh seseorang yang hendak memahami karya sastra
secara struktural, baik struktural murni, dinamik, maupun semiotik. Karya sastra lebih dahulu
dikaji dengan kacamata struktural baru kemudian dibandingkan.

Penelitian bersifat teoritis adalah kajian pada bidang konsep, kriteria, batasan, atau
aturan-aturan dalam berbagai bidang kesusastraan. Misalnya konsep mengenai aliran, genre,
bentuk, teori, ataupun kritik sastra. Penelitian bersifat teoritis tidak menyentuh kajian sastra dari
manapun.

4. Penelitian Antardisiplin

Penelitian ini sering pula disebut sastra interdisiplin. Penelitian ini memang bukanlah
murni penelitian sastra, melainkan berupa penelitian inter dan atau ekstrinsik sastra. Sifat
penelitian ini, sesuai dengan istilahnya, tidak menelaah karya-karya sastra semata, melainkan
membicarakan juga hubungan isi karya sastra dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan,
agama, dan bahkan juga karya-karya seni.

Di dalam penelitian yang bersifat antar disiplin merupakan kajian yang cenderung
berfokus pada aliran Amerika. Penelitian ini membandingkan antara karya sastra dengan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan, agama, dan seni yang lain. Karena luasnya ruang lingkup

6
kajian ini, diperlukan pengetahuan yang luas pula untuk melakukan kajian. Fokus pembicaraan
tetap pada karya sastra. Materi non sastra sebagai pembanding dipakai sebagai bantuan untuk
memperjelas makna dari suatu karya sastra atau untuk mengetahui dasar pemikiran penulisnya.

Dengan demikian perspektif membuka peluang pemilihan metode sastra bandingan yang
tepat. Seorang peneliti sastra bandingan membutuhkan kumpulan pembelajaran yang
membantunya mengkaji karya sastra. Ketika peneliti hendak menekankan pada aspek sejarah,
misalnya, sastra bandingan menjadi studi sejarah sastra. Dalam hal ini sangat penting peneliti
memiliki pengetahuan luas serta memahami perkembangan dan peristiwa sejarah, mengetahui
hubungan sosial antar bangsa yang begitu beragam, serta memahami metologi ilmu sejarah.
Dalam hal ini ilmu sastra bandingan tetap merupakan cabang ilmu sastra, dan sejarah merupakan
bagian terpenting dalam penelitian.

C. Aliran Sastra Banding

Berdasarkan sejarahnya, sastra bandingan mempunyai dua aliran, yaitu aliran Prancis dan
aliran Amerika. Aliran prancis disebut juga aliran lama karena memang sastra bandingan lahir di
negara Prancis dan banyak tokoh-tokoh Prancis yang memplopori kelahirannya tersebut.
Sedangkan aliran Amerika disebut sebagai aliran baru karena aliran Amerika meneruskan dan
mengembangkan aliran Prancis. Menurut Hutomo (1993: 3) aliran amerika disamping
membandingkan secara sistematik karya sastra dari dua negara yang berlainan seperti halnya
aliran Perancis, juga membandingkan sastra dengan ilmu tertentu seperti sejarah, politik,
ekonomi, seni lukis, seni musik, arsitektur, agama dan lain-lain. Dan aliran Amerika lebih luas
jangkauannya dari pada aliran Perancis, karena akiran amerika dapat membandingkan karya
sastra dengan seni dan disiplin ilmu lain. Kedua aliran tersebut memiliki pandangan yang
berbeda, walaupun tidak saling bertentangan.
Oleh karena itu, persamaan kedua aliran tersebut yakni memiliki beberapa tujuan yaitu:
a) Untuk mencari pengaruh karya sastra satu dengan karya sastra lain di berbagai negara;
b) Untuk menentukan mana karya sastra yang orisinil dan mana yang bukan dalam lingkup
perjalanan sastra;
c) Untuk menghilangkan kesan bahwa karya sastra nasional yang satu lebih hebat daripada
karya sastra nasional lainnya.

1. Aliran Sastra Perancis dan Pelopornya


Aliran Prancis yang juga disebut Aliran Lama. Dinamakan demikian karena sastra
bandingan lahir di negara Prancis dan dibidangi oleh para pemikir Prancis. Para pelopor sastra
7
bandingan di Prancis antara lain Fernand Baldensperger, Jean-Marie Carre, Paul van Tieghem,
dan Marius-Francois Guyard. Menurut Endraswara (2011: 25-26) bahwa para pelopor sastra
bandingan di Perancis telah menulis wawasan dan pemikiran mereka dalam buku-buku antara
lain sebagai berikut:

a. La Litterature Comparee (Paris, 1932-1951) karya Paul van Tieghem. Buku ini berisi
uraian mengenai sejarah, teori, masalah, serta hasil kesusastraan umum dan bandingan.
Bahan-bahan yang dipakai terbatas pada penerbitan berbahasa Prancis.
b. La Litterature Comparee (cetakan pertama, Paris, 1951; edisi kelima, 1969) oleh Marius-
Francois Guyard. Buku ini membawa kita pada perkenalan sastra bandingan yang sealiran
dengan Paul van Tieghem.
c. La Litterature Comparee Depuis in Demi Siele dalam Annales du Centre Universitaire
Mediteranean 3 (1951), 69-77, karya Jean-Marie Carre. Karangan ini penting sebagai
sebuah aliran, karena secara nyata mewakili Aliran Prancis dalam sastra bandingan aliran
Guyard. Di sini Jean-Marie Carre melihat sastra bandingan sebagai sesuatu yang berbeda
dengan “bandingan kesusastraan” atau “sastra umum”. Dalam karangan ini juga terdapat
studi mengenai aspek pengaruh, sejarah perkembangan kesusastraan, dan sejarah
interpretasi kesusastraan dari satu negara ke negara lain; selain ditekankan pula pentingnya
kesusastraan itu sendiri.

Para pendukung aliran ini memiliki kesamaan pendapat. Meskipun demikian, secara
individu terdapat perbedaan dalam hal-hal tertentu di antara mereka. Guyard dan Carre,
misalnya, berpendapat bahwa penelitian “pengaruh” kurang meyakinkan. Bagi mereka,
penelitian pengaruh lebih baik diarahkan kepada “penerimaan”, “perantaraan”, sikap seseorang
terhadap sebuah negara pada suatu saat tertentu, perjalanan pengarang, dan sejenisnya.
Sebaliknya Van Tieghem berpendapat bahwa penelitian “pengaruh” perlu.

Dalam praktik, aliran Prancis tidak seketat seperti apa yang dikatakan dalam teorinya.
Hal ini tampak dalam judul karangan seperti Rousseau and the Origin of Literary
Cosmopolitanism karya Joseph Texte; Goethe in France dan The Circulation of Ideas in French
Emigration karya Fernand Baldensperger; Goethe in England karya Jean-Marie Carre; The
European Mind (1680-1715) dan European Thought in the XVIIIth Century karya Paul Hazard.
Karya-karya Paul Hazard tentang peran Eropa, misalnya dapat disimpulkan bahwa sastra
bandingan adalah pembandingan sastra secara sistematis dari dua negara yang berlainan.

Aliran Perancis menurut Clements dikatakan sebagai aliran yang membandingkan hanya
unsur intrinsik dari dua buah karya sastra atau lebih yang segenre. Sedangkan aliran Amerika
8
menurut Remark juga merupakan aliran yang membandingkan dua buah atau lebih yang segenre.
Hanya saja bidang yang dibandingkan tidak hanya unsur intrinsik karya sastra tersbut, tetapi
dikaitkan juga dengan bidang ilmu yang lain seperti filsafat, sosiologi, politik, agama, budaya,
dan sebagainya.

Dalam hal bandingan ini aliran Prancis lebih cenderung kepada hal-hal yang dapat
dibuktikan dengan hal-hal nyata, misalnya dokumen pribadi pengarang, dan menolak kritik
sastra sebagai unsur utama dari penelitian sastra bandingan. Aliran lama mirip dengan penelitian
filologi yang mengajarkan kritik teks dan coba memahami dua teks atau lebih untuk menemukan
kaitan atau variannya, yaitu:

1. varian ortografis, meliputi tulisan dan ejaan;


2. varian tekstual, cenderung perbedaan kata-kata;
3. varian kontekstual, yang menyertai teks.

Sedangkan aliran Amerika berpandangan lebih luas. Aliran Amerika tidak hanya
membandingkan sastra dengan bidang ilmu atau seni tertentu. Oleh aliran Perancis, hal tersebut
tidak disetujui. Namun dalam praktiknya ternyata aliran Perancis juga melaksanakan konsep
aliran Amerika.

2. Aliran Sastra Amerika dan Pelopornya


Aliran Amerika, yang juga disebut Aliran Baru. Dinamakan Aliran Baru karena aliran ini
mengembangkan Aliran Prancis. Antara aliran Prancis dan aliran Amerika memiliki wawasan
yang berbeda, namun tidak saling bertentangan. Aliran Amerika atau Aliran Baru cenderung
lebih longgar dalam membandingkan karya sastra, di samping sepaham dengan aliran Prancis
dalam hal-hal tertentu, mempunyai pandangan lain mengenai konsep pembandingan. aliran
Amerika dipelopori oleh Sekolah Amerika. Aliran Amerika berpandangan bahwa sastra
bandingan bisa membandingkan karya sastra dengan karya bidang ilmu dan seni tertentu, seperti
sastra dengan sejarah, sastra dengan falsafah, sastra dengan politik, sastra dengan ekonomi,
sastra dengan sosiologi, sastra dengan agama, dan sastra dengan seni lukis. Bandingan seperti ini
dapat memperluas peran sastra bagi segmen kehidupan lain.

Aliran Prancis cenderung membandingkan dua karya sastra dari dua negara yang
berbeda, sedang aliran Amerika juga membandingkan karya sastra dengan disiplin ilmu lain.
Bertolak dari dua “master” negara sastra bandingan itu, Endraswara (2011:28) berpandangan
lebih lentur dan luas lagi: sastra bandingan dapat ditinjau dari bermacam-macam segi, yaitu (1)
bandingan sastra antarnegara, misalnya sastra Indonesia dengan Malaysia, sastra Indonesia

9
dengan sastra Mesir, dan seterusnya; (2) sastra bandingan antara sastra daerah dalam suatu
negara, misalnya sastra Jawa dengan Sastra Sunda; (3) sastra bandingan dalam lingkup sastra
daerah yang membanding dari unsur genre, nilai, dan sebagainya; dan (4) bandingan sastra, yaitu
membandingkan sastra dengan bidang agama, politik, budaya, dan sebagainya.

Ada sedikit perbedaan mendasar antara aliran Amerika dan aliran Prancis. Para Pelopor
aliran Prancis seperti Van Tieghem, Guyard, Etiemble, dan Juene tidak menyebutkan atau
membincangkan langsung tentang hubungan sastra dengan bidang lain (misalnya seni lukis,
musik, falsafah, dan politik) namun meletakkan hal demikian dalam seni bandingan bukan
“sastra bandingan” karena alasan sejarah. Aliran Prancis khawatir penelitian antara sastra dan hal
lain dari kehidupan manusia akan mewujudkan penelitian tidak ilmiah, yang pada akhirnya
merusak penerimaan sastra bandingan sebagai bidang ilmu yang disegani. Meskipun begitu
aliran Prancis menganggap bandingan antara sastra dan nonsastra sekedar “seni bandingan” dan
bukan sastra bandingan.

D. Perbedaan Wawasan Kedua Aliran


Perbedaan wawasan kedua aliran tersebut akan dipaparkan singkat di bawah ini :

ALIRAN PERANCIS ALIRAN AMERIKA


Pelopor pertama lahirnya sastra bandingan Mengembangkan pemahaman teori sastra
bandingan dari aliran sebelumnya (aliran
Prancis)
Membandingkan setidaknya dua karya sastra Selain membandingkan dua karya sastra,
dari negara-negara yang berbeda aliran Amerika juga beranggapan sastra
bandingan dapat pula membandingan
sastra dengan bidang ilmu dan seni tertentu
Dalam konsep aliran Perancis hanya dalam aliran ini pengkajian perbandingan
membolehkan pengkajian karya sastra karya sastra tidak hanya sebatas dengan
dengan jenis yang sama. Maksudnya karya sastra saja, tetapi perbandingan dapat
misalnya puisi dengan puisi, cerpen dengan dilakukan dengan disiplin seni lain, seperti
cerpen, naskah drama dengan naskah drama. puisi dengan lagu, cerpen dengan lukisan,
naskah drama dengan seni instalasi, dsb
Sastra dianggap sebagai bagian hidup, sebab Sastra tetap bisa menjadi dirinya sendiri
unsur-unsur kehidupan dalam karya sastra sebagai sebuah karya sastra yang
dapat dimanfaatkan oleh ilmu lain, negara kemudian dapat dibandingkan dengan ilmu

10
lain, atau keseluruhan dunia dapat lain, seperti sastra dengan sejarah, sastra
terangkum dalam satu kebulatan dengan sosiologi, sastra dengan politik,
sastra dengan ekonomi, sastra dengan
agama,dsb. Bandingan ini dapat
memperluas peran sastra bagi segmen
kehidupan lain.
Dalam hal bandingan, aliran Prancis lebih
cenderung kepada hal-hal yang dapat
dibuktikan dengan hal-hal nyata, misalnya
dokumen pribadi pengarang, dan menolak
kritik sastra sebagai unsur utama dari
penelitian sastra bandingan, serta meragukan
kebiasaan membandingkan dua karya sastra
yang hanya memperlihatkan analogi dan
perbedaan saja.

E. Kesusastraan Indonesia

Kesusastraan indanesia, tidak terlepas dari sejarah sastra Indonesia yang merupakan
turunan dari kesusastraan-kesusastraan etnik dari kesusastraan berbagai suku yang ada di Negara
Kesattuan Repubak indonesia, itu semua merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan.
Sejarah kesusastraan Indonesia merupakan bagian dan sejarah Negara Republik Indonesia sejak
17 Agustus 1945 yang bercikal bakal dari sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Oleh karena
itu, terdapat beberapa istilah-istilah yang berkembang terkait sejarah sastra indonesia, yaitu:

1. Sastra daerah atau etnis


Istilah daerah ini digunakan oleh kalangan pemerintahan. Dalam masa orde baru,
kesusastraan daerah ini dimasukkan ke dalam kebudayaan bangsa/ kesenian daerah, dan ada
pembinaan serta pemeliharaan yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman budaya
bangsa Berdasarkan hasil perumusan seminar pengembangan sastra daerah pada tahun 1977,
sastra (kesusastraan) adalah didefinisikan sebagai sastra yang diungkapkan dalam bahasa daerah.
Sedangkan sastra etnis adalah karya-karya yang terdapat pada etnis-etnis di Indonesia, baik lisan
maupun tulisan.

2. Sastra Indonesia lama

11
Menurut Ahmad Zaini Nasution, dkk. (1973), sastra Indonesia lama adalah segala hasil
sastra yang dihasilkan sebelum Abdullah bin Abdul Kadir Munsji (1796-1854) yang merupakan
punjangga Melayu yang hidup di Malaysia, dan ini pulalah yang dianggap sebagai tonggak sastra
serumpun Malaysia.

3. Sastra Nusantara
Istilah ini digunakan antara lain oleh; Partini Sardjono (1986) yang menyebutkannya
dengan istilah Nusantara Kuna yang didefinisikan semua hasil karya sastra yang ditulis dalam
bahasa Kuna (yang kini tidak dipakai lagi) tetapi pengertian Nusantara dapat mencakup sebelum
Indonesia Merdeka; Ajip Rosidi (1978) menjelaskan sastra Nusantara adalah sastra yang ditulis
dalam bahasa-bahasa daerah yang terdapat di seluruh wilayah Nusantara; A. Teeuw (1962)
menyebut sastra Nusantara ini sama dengan sastra se-Indonesia; Bakar Hatta (1984) memahami
sastra Nusantara ini adalah sebagai hasil karya berbahasa Melayu di Nusantara, baik yang
berbeda di Indonesia maupun Malaysia.

4. Sastra Indonesia Klasik


Istilah ini digunakan antara lain oleh Bakri Siregar (1964) yang menganggap bahwa
kesusastraan Melayu (lama) bersama dengan kesusastraan lama daerah-daerah yang ada di
Indonesia merupakan kesusastraan klasik, dalam pengertian kesusastraan daerah atau klasik yang
digunakan secara bersama-sama untuk merujuk maksud yang sama.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Istilah-istilah yang digunakan oleh beberapa
ahli sastra di atas adalah untuk merujuk pada satu hal yang sama, yaitu sastra yang berasal dari
daerah di Nusantara sebelum berkembangnya sastra untuk periode berikutnya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Sastra bandingan adalah cabang keilmuan sastra yang tergolong baru di Indonesia.
Perkembangan sastra bandingan jauh lebih lambat dibanding keilmuan sastra yang lain, seperti
sosiologi sastra dan strukturalisme. Paling tidak ada dua alasan, mengapa sastra bandingan
kurang begitu cerah perkembangannya, (1) sastra bandingan membutuhkan pengetahuan dasar
ilmu sastra lain, sehingga kalau belum terkuasai, tentu kerepotan jika akan membandingankan
karya sastra, (2) sastra bandingan membutuhkan pembacaan sastra yang luas dan banyak dari sisi
kuantitas, bahkan lintas sastra.
Sastra nasional hadir dalam satu lingkungan atau terbatas pada satu Negara, sastra
bandingan hadir diluar lingkungan untuk melibatkan dua sastra yang berlainan. Sedangkan sastra
umum hadir di atas lingkungan sejumlah Negara yang lebih luas yang dikelompokkan kedalam
unit-unit. Adapun tujuan dari sastra banding yaitu yang pertama menghapus pandangan sempit
sastra nasional, dan untuk menghilangkan anggapan bahwa sastra nasional yang satu lebih baik
dari sastra nasional yang lain dan yang kedua yaitu untuk melihat perkembangan buah pikiran
dalam kehidupan manusia, bagaimana buah pikiran tersebut muncul dan meluas ke berbagai
tempat dan bangsa di dunia ini. Dalam sastra banding terdapat dua aliran atau mazhab yaitu
aliran sastra perancis dan aliran sastra amerika
B. Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan adalah agar pembaca dapat memahami dengan
baik paparan yang telah diperjelas dalam makalah ini mengenai satra banding, penulis harap
pembaca dapat mengetahui dengan baik aliran dari sastra banding kemudian memahami sejarah,
persamaan serta perbedaan dari kedua aliran tersebut yaitu antara sastra Perancis dan aliran
sastra Amerika.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ruangwarna.com/2015/10/09/antara-aliran-prancis-dan-aliran-amerika-dalam-sastra-
bandingan/

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2018/01/07/sedikit-pengetahuan-tentang-sastra-
bandingan/

https://www.situsbahasa.com/2012/11/sastra-bandingan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_bandingan

http://dinydinol.blogspot.com/2011/11/sastra-perbandingan.html

14

Anda mungkin juga menyukai