Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

MENGGIRING REKAN SEJATI


Karya: Soenjono Dardjowidjojo

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Prgamatik Bahasa Indonesia


Dosen: Noibe Halawa, M.Pd.

Oleh:
Fine Gulo
NIM.182124027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pragmatik Bahasa Indonesia, yang telah memberikan bimbingan serta masukan dalam
proses pembuatan laporan bacaan buku. Rasa terimakasih juga penulis mengucapkan
kepada rekan-rekan yang telah ikut membantu, sehingga laporan bacaan ini dapat
terselesaikan.

Penulis berharap semoga laporan bacaan ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa laporan bacaan ini
masih banyak kekurangan atau jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan bacaan ini kedepan dan
bermanfaat bagi kita semua.

Gunungsitoli, Februari 2020

Fine Gulo
A. Pendahuluan

Salah satu buku yang membahas tentang pragmatik yaitu “ Menggiring Rekan Sejati”
yang ditulis oleh Soenjono Dardjowidjojo. Beliau lahir di Kajen, 24 Juli 1928. Kariernya
dimulai sebagai pengajar kajian bahasa Indonesia di Universitas Victoria., Welington,
Selandia Baru selama tiga tahun, hingga tahin 1970.
Selanjutnya ia memimpin jurusan bahasa-bahasa Indo-Pasifik di
Universitas Hawaii dan mengajar bahasa Indonesia (1978-1983).
Disana ia menjadi professor untuk bidang linguistik dan bahasa
Indonesia. Dalam kariernya ini ia terlibat dalam banyak penelitian
kerja sama untuk bahasa-bahasa lokal Indonesia. Beliau juga pernah
menjadi ilmuwan senior pada Institut Max Planck untuk Antropologi
Evolusionar di Leipzig, Jerman.
Sekembalinya di Hawaii ke Indonesia, ia mengajar di Indonesia, tetapi gelar
profesornya tidak diakui oleh pemerintah. Hal ini tidak mematahkan semangatnya, dan ia
membuktikan dengan tiga gelar professor yang diterima dari tiga unversitas penting:
Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, dan Universitas Katolik Atma Jaya,
semua di Jakarta.
Buku Menggiring Rekan Sejati diterbitkan oleh Lembaga Bahasa, Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya, kota terbit Jakarta pada tahun 1994. Tebal isi buku 22 lembar. Pada
cover buku, dan lembaran kedua setelah cover tidak diberi nomor, sedangkan daftar
pustaka 2 lembar.
Buku Menggiring Rekan Sejati teridiri dari atas beberapa bagian garis besar, antara
lain: Pengantar, Pengertian Pragmatik, Pokok-pokok Bahasan Dasar Pragmatik, dan
terakhir Penutup.

B. Bagian Buku (bab/sub bab yang dilaporkan)

Bagian buku terdiri dari 4 bagian. Masing-masing membahas tentang materi yang
sesuai judul setiap bagian. Setiap bagian diberikan nomor, jadi untuk lebih jelasnya,
dibawah ini akan dibahas satu persatu.
Bagian Satu
Pengantar

Pada pengantar, menjelaskan tentang Pragmatik. Namun, tidak dibahas secara


mendalam, hanya diuraikan sebatas pokok-pokok pembahasannya saja. Dengan tujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang linguistik, sehingga setelah mengetahui maka akan juga
mengetahui perbedaan tentang pragmatik dan semantik.

Bagian Dua
Beberapa Pengertian Dasar

Didalam linguistik terdapat dua aliran utama, yaitu formalisme dan fungsionalisme.
Yang pertama mengacu ke pandangan bahwa kajian linguistik adalah kajian tentang bentuk
(form) bahasa dan bahan (substance) bahasa. Yang kedua merujuk ke pendapat bahwa kajian
linguistik adalah kajian fungsi kajian. Sebagaimana yang terjadi jika ada dua aliran, para
pengkaji bahasa lalu dapat digolongkan menjadi yang ekstrem, yang moderat dan
fungsionalis ekstrem.
Berdasarkan kajian-kajian pragmatik, tampaknya dapat dikatakan bahwa seorang
pragmatis adalah seorang fungsionalis yang formalis, artinya ia mengkaji ujaran disamping
bentuk (struktur) bahasa, terutama hubungan diantara keduanya. Pragmatik dapat
didefinisikan sebagai bidang linguistik yang mengkaji hubungan (dtimbal balik) fungsi ujaran
dan bentuk (struktur) kalimat yang mengungkapkan ujraran itu.
Istilah fungsionalisme tidak sama dengan fungsionalisme yang berasal dari Aliran
Praha. Fungsionalisme Aliran Praha, menelaah fungsi, tetapi yang ditelaah terbatas pada
fungsi bentuk-bentuk bahasa didalam kalimat, bukan fungsi ujaran.
Makna didalam semantik ditentukan oleh koteks (co-text), sedangkan makna didalam
pragmatik ditentukan oleh konteks. Batasan pragmatik adalah bahwa bidang kajian ini adalah
bidang didalam linguistik yang mengkaji maksud ujaran, bukan semata-mata makna kalimat
yang diujarkan.
Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapat tentang pragmatik. Namun,
dalam hal ini, dua pendapat para ahli saja yang diambil yaitu Parker dan Richards. Menurut
Parker (1986:11) pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk
berkomunikasi (dan tata bahasa adalah kajian mengenai struktur internal bahasa. Sedangkan
menurut Ricards dll (1985) pragmatik adalah kajian tentang penggunaan bahasa didalam
komunikasi, terutama hubungan diantara kalimat dan konteks dan situasi penggunaannya.

Bagian Tiga
Pokok-pokok Bahasan Dasar Pragmatik

Pokok-pokok bahasan dasar yang perlu diketahui untuk mempelajari pragmatik yaitu
tindak tutur, implikatur, kesantunan, dan isu-isu didalam pragmatik.
1. Tindak Tutur
a.Performatif
Tindak tutur atau tindak ujaran mempunyai kedudukan penting didalam
pragmatik karena ia adalah salah satu satuan analisisnya. Ada dua ujaran yang
kalimatnya bermodus yaitu konstatif dan performatif. Konstatif adalah ujaran yang
menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji, yaitu benar atau salah dengan
menggunakan pengetahuan kita tentang dunia. Sedangkan performatif adalah ujaran
yang merupakan tindakan melakukan sesuatu dengan membuat ujaran itu.
b. Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi
Austin (1962) membedakan tiga jenis tindakan yang berkaitan dengan ujaran.
Ketiganya tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi. Yang pertama itu semata-mata
adalah tindak berbicara atau tindak bertutur, yaitu tidak mengucapkan sesuatu
dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu, dan makna sintaskis
kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya. Tindak ilokusi adalah tindak melakukan
sesuatu. Tindak Perlokusi menurut Austin, mengacu pada efek yang dihasilkan
penutur dengan mengatakan sesuatu.
c.Jenis-jenis Tindak Tutur
Ada lima jenis tindak tutur yang diutarakan oleh Searle (1975) antara lain:
 Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran
atas apa yang dikatakannya.
 Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maskud agar
sipendengar melakukan tindakan yang disebutkan didalam ujaran itu.
 Ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya
diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan didalam ujaran itu.
 Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa
yang disebutkan didalam ujarannya.
 Deklarasi adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk
mencipratakan hal yang baru.

Untuk itu, tindak tutur adalah bahwa satu bentuk ujaran dapat mempunyai lebih dari
satu fungsi.

d. Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung


Derajat kelangsungan tindak tutur dapat diukur berdasarkan kejelasan
pragmatisnya. Alih-alih tindak tutur langsung dan tidak langsung, penutur dapat
memilih tindak tutur yang harfiah atau tidak harfiah didalam mengutarakan
maksudnya.

2. Implikatur
Didalam artikelnya yang berjudul “Logic anda Conversion” Paul Grice (1975)
menunjukkan bahwa sebuah ujaran dapat mempunyai implikasi yang berupa proposisi
yang sebenarnya bukan bagian dari ujaran tersebut dan bukan pula merupakan
konsekuensi yang harus ada dari ujaran itu.
Grice menjabarkan prinsip kerjasamanya menjadi empat maksim. Tiga
diantaranya dijabarkan lagi menjadi submaksim-submaksim:
a. Maksim Kuantitas
b. Maksim Kualitas
c. Maksim Relevansi
d. Maksim Cara

3. Isu-isu di dalam Pragmatik


Sebagai kajian yang berkembang lebih kemudian, pragmatik mempunyai isu-
isu yang belum terjawab. Salah satunya adalah bahwa batas-batas kajian ini belum
jelas benar. Sejalan dengan isu ini adalah pertanyaan apakah diantara pragmatik dan
semantik dapat ditarik garis pemisah yang jelas dan tegas.
Bagian Empat
Penutup

Pada bagian penutup, dijelaskan bahwa isi atau tulisan buku dibuat oleh peminat
pragmatik bukan pakar pragmatik.

C. Komentar Penulis Laporan tentang Isi Bacaan yang Dilaporkan


Buku Menggiring Rekan Sejati karya Soenjono Dardjowidjojo, telah memberikan
sedikit penjelasan tentang pragmatik. Namun, tidak membahas pragmatik terlalu
mendalam atau mendetail, jadi isi buku dimaksudkan untuk orang yang belum pernah
belajar pragmatik, sehingga buku ini dapat digunakan sebagai dasar mempelajari
pragmatik. Isi buku tersebut alangkah baiknya dibaca dengan seksama agar mudah
dipahami.
Untuk itu, untuk menambah pengetahuan dan wawasan maka, penulis menggunakan
satu buku perbandingan, khsusunya pragmatik yaitu:
1. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia
Buku ini, ditulis oleh Dr. R. Kunjana Rahardi M. Hum. Diterbitkan oleh PT.
Erlangga di Jakarta 13740 dan disetting oleh Tim Perti Departemen Setting, desain
sampulnya adalah Farid Sabilach Rosyad dan dicetak oleh PT. Gelora Aksara
Pratama. Pada buku ini terdapat beberapa bagian yaitu pendahuluan, landasan teori,
Pragmatik sebagai Ancangan Analisis, Bentuk dan Nilai Komunikatif dalam Bahasa
Indonesia, Wujud Formal dan Wujud Pragmatik Imperatif, Kesatuan Linguistik dan
Kesatuan Pragmatik Imperatif, Persepsi Peringkat Kesantunan Imperatif, dan terakhir
Penutup.
D. Penutup, pandangan penulis tentang buku yang dilaporkan
Buku Menggiring Rekan Sejati karya Soenjono Dardjowidjojo menjelaskan sedikit
tentang apa itu pragmatik. Tidak dibahas secara mendetail, hanya garis besarnnya saja.
Buku ini digunakan sebagai dasar seseorang dalam mempelajari pragmatik. Didalam
buku tersebut terdiri dari empat bagian, yaitu Pengantar, Pengertian Pragmatik, Pokok-
pokok Bahasan Dasar Pragmatik dan Penutup. Maka, untuk menambah pengetahuan dan
wawasan, penulis menggunakan satu buku perbandingan yaitu buku Pragmatik
Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jadi, pada buku perbandingan tersebut dibahas
lebih mendalam tentang pragmatik, dari pada buku utama yang dilaporkan.
E. DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo, Soenjono.1994. “Menggiring Rekan Sejati”. Jakarta: Lembaga Bahasa.


Rahardi, Kunjana. “Pragmatik”. Jakarta: PT. Erlangga.

(diamana anda mengambil riwayat penulis?)

Anda mungkin juga menyukai